PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

NOMOR : 17 TAHUN 2011

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN PENETAPAN ALOKASI DANA DESA SE-KABUPATEN SERUYAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 3 TAHUN 2014

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG DANA ALOKASI UMUM (DAU) DESA DI KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2010

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 25 TAHUN 2004 T E N T A N G PERATURAN DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA SERTA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 1 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 27 TAHUN 2004 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 1 Tahun : 2015

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 12 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa Alokasi Dana Desa merupakan sumber pembiayaan yang diberikan untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pemberdayaan masyarakat sehingga terwujud pembangunan, pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Murung Raya; b. bahwa penetapan Alokasi Dana Desa yang akan diperoleh Desa dihitung berdasarkan asas pemerataan dan keadilan dengan memperhatikan potensi yang dimiliki setiap Desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4738); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang jenis dan Bentuk Hukum Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Murung Raya (Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 Nomor 58); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Murung Raya (Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 Nomor 61); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 06 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dan Kelurahan Kabupaten Murung Raya (Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 Nomor 62); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA dan BUPATI MURUNG RAYA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah adalah Pemerintah Kabupaten Murung Raya. 2. Daerah adalah Kabupaten Murung Raya. 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Murung Raya. 4. Bupati adalah Bupati Murung Raya. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan Kota. 6. Desa selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa atau Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 10. Pendapatan Asli Desa adalah semua penghasilan yang diperoleh dari sumber pendapatan asli desa di daerah Kabupaten Murung Raya. 11. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disebut ADD adalah semua dana yang dialokasikan Pemerintah Daerah untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan BPD, yang ditetapkan dengan peraturan desa. 13. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah sebagai lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah Desa. 14. Kepala Desa adalah Pejabat Penyelenggara Pemerintahan Desa. 15. Lembaga Kemasyarakatan, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 16. Alokasi Dana Desa Minimal atau disingkat ADDM adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap Desa ( Azas Merata). 17. Alokasi Dana Desa Proporsional atau disingkat ADDP adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara Proporsional untuk setiap Desa berdasarkan kriteria tertentu (Azas Adil). 18. Proporsional--------- BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Alokasi Dana Desa dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah Desa dan pemberdayaan Masyarakat. Pasal 3 Tujuan alokasi dana desa adalah: a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan; b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdyaan masyarakat; c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan; d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; e. Meningkatkan ketentaraman dan ketertiban masyarakat; f. Meningkatkan pelayan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat; g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat; h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui usaha milik desa (BUMDesa).

BAB III PRINSIP DAN KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA Pasal 4 (1) Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonomi agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan Keanekaragaman, Partisipasi, Otonomi Asli, Demokratisasi dan Pemberdayaan Masyarakat; (2) Alokasi Dana Desa mencakup pembagian keuangan Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa secara proporsional, demokratis, adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah; BAB IV SUMBER ALOKASI DANA DESA Pasal 5 Bagian desa dari penerimaan Alokasi Dana Desa bersumber dari: a. Pajak daerah b. Retribusi daerah c. Perimbangan keuangan pusat dan daerah setelah dikurangi belanja pegawai d. Dana perimbangan provinsi. Pasal 6 Sumber pendapatan desa yang berasal dari penerimaan alokasi dana desa sebagaimana pada pasal 5 terdiri dari : a. Bagian dari dana perimbangan. yang diterima oleh kabupaten paling sedikit 10% (sepuluh per seratus); b. Bagi hasil pajak dan retribusi Kabupaten paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa; c. Bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan; d. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. PENETAPAN ALOKASI DANA DESA Pasal 7 (1) Alokasi Dana Desa (ADD) masing-masing desa ditentukan dengan menjumlahkan alokasi dana desa minimal (ADDM) dan Alokasi Dana Desa Proporsioanal (ADDP) berdasarkan porsi desa yang bersangkutan. (2) Porsi desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan porsi bobot desa yang bersangkutan terhadap jumlah bobot seluruh desa dalam wilyah Kabupaten. (3) Bobot desa sebagaimana dimaksud ayat 2 ditetapkan berdasarkan variabel/indikator sebagai berikut: a. Tingkat Kemiskinan b. Tingkat Pendidikan Dasar c. Tingkat Kesehatan d. Tingkat Keterjangkauan e. Jumlah Penduduk f. Luas Wilayah g. Jumlah Dusun

(4) Alokasi dana desa minimal (ADDM) untuk masing-masing desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah sebesar 60% ( Enam Puluh Per Seratus) diterima secara merata oleh seluruh desa dalam wilayah kabupaten. (5) Alokasi dana desa proporsional (ADDP) untuk masing-masing desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar 40 % ( Enam Puluh Per Seratus ) diberikan secara proporsional kepada seluruh desa dalam wilayah Kabupaten. (6) Variabel atau indikator untuk pembobotan dalam perumusan Alokasi Dana Desa dapat ditinjau ulang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. BAB VI PERHITUNGAN ALOKASI DANA DESA Pasal 8 Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan menggunakan rumus yang mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan serta potensi desa dengan rumus-rumus sebagai berikut : 1. Rumus Alokasi Dana Desa (x) Tahun Anggaran (Pemerataan dan Keadilan) : ADDx = ADDM + ADDPx Keterangan : ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x X = Desa 2. Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional : ADDPx = BDx * (ADD- ADDM) Keterangan : ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x BDx = Nilai Bobot Desa untuk Desa x ADD = Total Alokasi Dana Desa ADDM = Total Alokasi Dana Desa Minimal x = Desa 3. Rumus untuk menentukan Bobot Desa BDx = a1 KV1x + a2kv2x +a3 KV3x +...ankvnx Keterangan : BDx = Nilai Bobot Desa untuk desa x KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Varibel pertama, kedua, dan seterusnya A1, a2, a3,...an = Angka Bobot masing-masing variabel KV1,2,...x = V1,2,..x Vn Keterangan : KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x. Misalnya V1,2,...x = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x Vn = Jumlah Angka Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk seluruh desa;

BAB VII PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA Pasal 9 (1) Penggunaan Alokasi Dana Desa tersebut adalah untuk belanja opertansional Pemerintah Dana sebesar 30% yang dapat digunakan untuk: a. Tunjangan Pemerintah Desa; b. Tunjangan Badan Permusyawaratan Desa; c. Biaya Operasional Sekretariat Desa; d. Biaya Operasional sekretariat BPD; e. Biaya Operasional Lembaga Kemasyarakatan Desa; f. Biaya Perjalanan Dinas ( ke Provinsi, ke Kabupaten ke Kecamatan); g. Pengadaan Alat Tulis Kantor; h. Biaya Makan Minum untuk : 1) Biaya makan dan minum rapat; 2) Biaya makan dan minum tamu; 3) Biaya makan dan minum kegiatan; 4) Biaya makan dan minum gotong royong. i. Pengadaan Perlengkapan Kantor ( mesin tik, computer, kursi, meja, dll); j. Honor pertanggung jawaban operasional kegiatan, Bendaharawan Desa dan Pemegangan kas; k. Honor Kepala Dusun, RT/TW, Mantir Adat. (2) Sedangkan untuk belanja publik sebesar 70% (Tujuh Puluh Per Seratus) digunakan untuk membangun dan pemberdayaan masyarakat Desa dengan kegiatan sebagai berikut : a. Biaya perbaikan publik dalam skala kecil(pembangunan dan pemeliharaan Gedung, Kantor, Desa/ Balai Desa / Pos Kamling/ Pasar Desa/ Gapura/ Tempat Ibadah/ Dermaga) b. Penyertaan modal usaha masyarakat melalui BUM Desa. c. Biaya untuk pengadaan ketahanan pangan. d. Perbaikan lingkungan dan pemukiman. e. Teknologi tepat guna. f. Perbaikan kesehatan dan pendidikan. g. Pembangunan sosial budaya. h. Pembinaan Kelembagaan PKK. i. Pembinaan kepemudaan dan olahraga. j. Biaya peringatan hari-hari besar (HUT RI, dll) k. Bantuan peringatan hari perayaan agama( Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Maulid Nabi, dll ) l. Biaya pemilihan Kepala Desa. m. melaksanakan dan penegasan tempat Batas Desa. (3) Perubahan penggunaan Alokasi Dana Desa yang telah ditetapkan dalam APBDes harus mendapatkan persetujuan Badan Permusyawaratan Desa dan memperoleh pengesahan dari Bupati. (4) Guna kepentingan pengawasan, maka semua penerimaan dan pengeluaran keuangan dicatat dan dibukukan sebagai bahan untuk dipertanggung jawabkan. (5) Alokasi Dana Desa tidak boleh dipergunakan untuk kegiatan politik, melawan hukum dan untuk kepentingan perorangan. BAB VIII MEKANISME PENGELUARAN Pasal 10 (1) Pengajuan Alokasi Dana Desa baru dapat dilakukan oleh Pemerintah Desa apabila Desa sudah ditampung dalam APBDesa yang telah ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Pelaksanaan penyaluran Alokasi Dana kepada masing-masing Desa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

BAB IX LAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN Pasal 11 (1) Pelaporan diperlukan dalam rangka pengendalian dan untuk mengetahui perkembangan proses pengelolaan dan penggunaan Alokasi Dana Desa mencakup : a. Perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana b. Masalah yang dihadapi c. Hasil akhir penggunaan Alokasi Dana Desa. (2) Kepala Desa wajib melaporkan penggunaan Alokasi Dana Desa kepada Bupati paling lambat pada akhir Tahun Anggaran, dengan tembusan kepada Inspektorat Kabupaten, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan Camat masing-masing. Pasal 12 (1) Peraturan Desa yang berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa harus sudah siap sebelum melaksanakan Alokasi Dana Desa berdasarkan Peraturan Daerah ini. (2) Pembangunan Desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa dilaksanakan secara swakelola oleh Lembaga Kemasyarakatan di Desa, yang pertanggung jawabkan secara langsung kepada masyarakat penerima manfaat dan BPD. (3) Pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara partisipasi, transparan dan akuntabel. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa diatur dalam Peraturan Bupati. BAB X PENGAWASAN Pasal 13 (1) Pengawasan terhadap Alokasi Dana Desa beserta kegatan pelaksanaan dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang berwenang dan oleh masyarakat. (2) Jika terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan Alokasi Dana Desa, maka penyelesaiannya dilakukan secara berjenjang dari tingkat Desa, kemudian tingkat Kecamatan dan selanjutnya sampai tingkat Kabupaten sesuai Perundang-undangan yang berlaku. BAB XI KETENTUAN SANKSI Pasal 14 (1) Bupati dengan persetujuan DPRD, berhak mengurangi jumlah Alokasi Dana Desa tertentu pada tahun berikutnya dari jumlah yang seharusnya secara profesional bagi Desa yang terbukti tidak mampu melaksanakan pembangunan skala Desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa secara akuntabel dan transparan serta partisipasif. (2) Bagi pelaksana pembangunan yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pembangunan skala Desa dari dana Alokasi dana Desa akan dilakukan tindakan Hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar semua dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya. Ditetapkan di Puruk Cahu Pada tanggal 26 Juli 2010 BUPATI MURUNG RAYA, ttd WILLY M. YOSEPH Diundangkan di Puruk Cahu Pada tanggal 26 Juli 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA, ttd YURIANSON DJATA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN 2010 NOMOR 81