BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru PAI Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di SMP Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membangun Akhlak. aqidah akhlak bertugas menjalankan program-program yang telah

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB VI PENUTUP. Kegiatan Keagamaan terhadap Akhlakul Karimah Siswa di MTsN. Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa. terhadap Allah Swt. di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan karakter di SDIT Hidayatullah Daren Nalumsari Jepara Tahun Ajaran 2016/2017

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB V PEMBAHASAN. yang peneliti harapkan, baik dari hasil observasi, interview maupun dokumentasi,

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB V PEMBAHASAN. Cipta, 2010), hal Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan),

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB V PEMBAHASAN. Kepribadian Muslim Siswa MAN 2 Tulungagung. siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. 1

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM MEWUJUDKAN AKHLAQUL KARIMAH ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) TUNAS BANGSA PATI

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITAN. a. Pendekatan peningkatan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam dalam

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN. teori yang ada diantaranya sebagai berikut: A. Perencanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam membentuk

KBM Aqidah Akhlak Kelas XI IA 1

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang dikaguminya maka dalam pemberian materi saya langsung memberikan contoh-contoh sifat yang terpuji yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang menjadi panutan, dan selalu memberikan contoh-contoh secara langsung kepada siswa misalnya mimik, berbagai gerakan badan dan dramatisasi, suara dan perilaku sehari-hari, dengan demikian siswa akan dengan sendirinya meniru sikap dan tindakan dari guru tersebut. Ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa guru sebagai teladan bagi anak didiknya dalam lingkungan sekolah disamping orang tua dirumah. 145 Guru hendaknya menjaga dengan baik perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh dengan sendirinya selain itu sekolah melakukan pembiasaan kepada siswa ssebagai berikut a. Siswa sebelum bel masuk melakukan kegiatan bersih kelas setelah itu siswa masuk kedalam kelas untuk bertadarus secara bersama sama selama 15 menit. b. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan penuh rasa tanggungjawab dan sungguh sungguh. 145 Ahmad Toha Putra, Al Qur an Terjemahnya, hal. 670. 101 116

117 c. menghormati guru dan menghargai temanya, selain itu siswa juga melaksanakan sholat dhuha setiap hari sesuai jadwal, d. Guru membiasakan anak didiknya apabila bertemu bertutur sapa, mengucap salam dan berjabat tangan. e. Siswa masuk halaman sekolah atau keluar halaman sekolah membiasakan untuk mematikan motor. f. Melaksanakan solat dhuha dengan di pimpin oleh guru, ketika waktu solat duhur maka siswa dan guru melaksanakan solat dengan berjamaah serta guru memberikan kultum kepada siswa. g. kajian keagamaan seperti kajian tentang haid dan nifas sedangkan anak laki laki melaksanakan solat jum at di masjid. h. siswa dan guru melakukan studi keagamaan ke lingkungan pondok pesantren i. Melantunkan asmaaul husna sebelum solat dhuhur dipimpin oleh salah satu siswa. 146 Memahami dari gambaran akhlakul karimah diatas, penulis menyimpulkan bahwa gambaran akhlakul karimah di MAN 1 Tulungagung mencerminkan dalam sikap dan tindakan guru sehari-hari yang baik maka siswa diharapkan mampu meniru tingkah laku gurunya serta dengan pembiasaan akan menjadi karakter bagi siswa dalam berakhlakul karimah. 146 Ibid 88

118 2. Program pembinaan akhlak yang disusun oleh guru di MAN I Tulungagung. Dalam hal pembinaan akhlakul karimah di MAN 1 Tulungagung dilakukan secara bersama sama seluruh keluarga besar yang meliputi Kepala Sekolah, Waka dan seluru guru dengan program yaitu 1) Program Harian Program harian merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa setiap hari sebagai bentuk pembiasaan untuk menciptakan karakter siswa yang berakhlakul karimah diantaranya : a. Baca Al Quran Baca al qur an adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa bersama dengan guru mata pelajaran pada pagi hari sebelum masuk jam pertama sekitar 15 menit kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat Al-Qur an dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isi dari bacaan Al-Quran serta mengamalkannya dalam kehiupan sehari-hari. b. Mengucap salam Hal ini merupakan kegiatan yang dilakukan saat siswa bertemu dengan guru atau dengan siswa agar siswa terbiasa menggunakan dalam kehidupan sehari hari. c. Berjabat tangan

119 Berjabat tangan merupakan rangkaian kegiatan setelah salam yang biasa dilakukan antara siswa dengan guru, siswa laki laki dengan guru laki laki dan siswa perempuan dengan guru perempuan. d. Solat berjamaah Merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh siswa bersama guru pada waktu solahh duhur yaitu sebelum 2 jam pelajaran berakhir e. Solat dhuha Merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setelah jam ke empat berakhir yaitu sebelum siswa istirahat f. Kajian keagamaan Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah melaksanakan solat dhuhur berjamaah dengan durasi sekitar 7 menit dan bagi perempuan ditambah hari jumat dengan kajian kewanitaan. g. Membersihkan kelas dan masjid Kegiatan ini dilakukan oleh siswa setiap hari untuk kelas dilakukan setiap pagi sebelum waktu tadarus al qur an sesuai dengan jadwal kelas masing masing begitu pula dengan kebersihan masjid yang membedakan hanyalah waktu yaitu pada siang hari sebelum solat duhur, hal ini dengan slogan bersih adalah sebagian dari iman. h. Membuang sampah pada tempatnya Hal ini untuk melatih siswa agar peduli terhadap lingkungan sekolah dan agar terbiasa siswa buang sampah pada tempatnya. i. Ta ziyah

120 Hal ini dilakukan oleh guru dan sebagian siswa diwaktu ada keluarga khususnya MAN 1 Tulungagung dan umumnya masyarakat, dengan maksud agar siswa peduli dengan lingkungan sekitar serta memiliki ikatan sesame muslim sebagai bentuk social. j. Diskusi didalam kelas Kegiatan ini berlangsung didalam kelas bersama dengan guru mata pelajaraan akidah akhlak dan mata pelajaran lainya dengan tujuan agar siswa lebih aktif, komunikatif dan kerjasama yang baik. 2) Program Bulanan Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah pada bulan bulan tertentu sebagai bentuk pembinaan akhlakul karimah seperti a. Diklat Baca tulis al qur an dan kitab kuning Kegiatan penunjang seperti ini dilakukan pada bulan bulan tertentu sebagai pementapan baik untuk kalangan guru dan siswa dengan tujuan agar lebih menguasai. b. Studi lingkungan pondok pesantren Kegiatan ini dilakukan ke pondok pesantren agar siswa lebih mengenal bentuk bentuk pembelajaran yang dilakukan di dalam pondok 3) Program Tahunan Program ini dilaksanakan satu tahun sekali pada waktu tertentu a. Peringatan Hari besar islam Kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan pada waktu hari besar islam saja seperti isro mi roj, mauled nabi dll. Dengan

121 maksud dan tujuan agar siswa bias mengambil pelajaran pada setiap kejadian sehingga akhlakul karimah siswa menjadi lebih meningkat b. Santunan Santunan merupakan bentuk kegian social yang dilakukan siswa untuk membantu warga sekolah ataupun lingkungan masyarakat, seperti baksos ke panti asuhan,orang tidak mampu dan bencana alam. c. Pondok romadon Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada bulan Ramadan yaitu pada bulan puasa biasanya dilakukan rutin dengan berbagai materi keagamaan d. Anjuran Zakat fitrah Kegiatan ini merupakan rangkaian dari bulan Ramadan yaitu melaksanakan zakat fitrah dan dianjurkan kepada seluruh siswa yang belum melakukan zakat fitrah dilingkungan rumah. e. Idul qurban Idul qurban merupakan hari raya yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim as walau masih belajar siswa diajarkan tentang idul qurban seperti sarat sah dalam berqurban dan manfaat berqurban serta cara penyembelihan hewan qurban. f. Istiqosah Kegiatan keagamaan yang dilakukan secara bersama sama yang dipimpin oleh guru kegiatan ini dilaksanakan pada waktu menjelang ujian nasional.

122 Menurut pendapat Syah Minan Zaini, Strategi pembinaan akhlak yang perlu dilakukan oleh guru agama Islam selain melalui proses pengajaran juga didukung pula dengan adanya program kegiatan yang terkait dengan pembinaan akhlak tersebut. Karena kegiatan tersebut sedikit banyak mempengaruhi keberhasilan proses pembinaan akhlak, akan tetapi sebelum program kegiatan tersebut berjalan, hendaknya seorang guru agama Islam memberiakan proses pembinaan tersebut melalui 2 proses yaitu: a. Proses pendidikan dengan cara memberikan penanaman nilainilai keimanan dan penanaman nilai-nilai Ibadah. b. Proses bimbingan dan penyuluhan dengan cara menanamkan rasa cinta pada Allah dalam diri anak-anak, menanamkan i tiqad yang benar, mendidik untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, mengajarkan hukum-hukum Islam, memberikan teladan contoh dan nasehat. 147 3. Pelaksanaan pembinaan akhlakul karimah oleh guru di MAN I Tulungagung. Guru memberikan uswatun hasanah baik didalam maupun diluar sekolah berupa ucapan maupun perbuatan, atau tingkahlaku yang baik dengan harapan menumbuhkan hasrat bagi peserta didik untuk menirunya yang bersifat 147 Syah Minan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Pembinaan Pendidikan Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986) hlm. 7

123 langsung misalnya : pendidikan memberikan contoh bagaimana sikap membaca al qur an yang baik sikap sholat yang baik dan benar cara berwudlu yang benar da lain sebagainya. pembelajaran yang bersifat tidak langsung misalnya : tampilan fisik dan pribadi pendidik dan tenaga lainnya yang bersifat agamis dan tingkah laku atau tatakrama yang berbudi baik juga penuh sopan santun, disiplin serta selalu menyambut ketika masuk kelas dengan ramah dan penuh senyuman. a) Pembinaan melalui pembelajaran guru yang dilakukan baik didalam kelas maupun diluar kelas, berikut contoh pembelajaran didalam kelas yakni guru menerapkan belajar kelompok dimana siswa bisa mebuat forum diskusi antar teman dan membuat kelompok untuk mengerjakan tugas yang nantinya akan dipresentasikan didepan. b) Pembinaan melalui pembelajaran guru yang dilakukan diluar kelas antara lain mengadakan praktek apa yang telah didiskusikan secara kelompok di dalam kelas antara lain praktek sholat dhuha praktek wudlu, tayamum sholat mayit dan latihan khutbah. c) Guru mengajarkan kemandirian siswa dalam berfikir dan menemukan sebuah solusi jawaban pelajaran yang dikerjakan secara berkelompok dan nantinya guru meluruskan jawaban jawaban dari siswa yang dirasa kurang sempurna. d) Guru menggunakan metode latihan dan pembiasaan yaitu mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap suatu kegiatan kemudian membiasakannya. Di sekolah ini pelaksanaan metode tersebut

124 dimulai dari hal-hal yang ringan seperti mengucapkan salam dan bersalaman ketika bertemu dengan guru maupun teman, berdoa ketika mulai dan selesai belajar, membaca asmaul husna, juz amma dalam kegiatan keagamaan. Dengan mengadakan latihan dan pembiasaan bersama-sama membaca asmaul husna dan dzikir setelah sholat dhuha. e) Guru menggunakan metode ganjaran dan hukuman, dalam pandangan guru siswa yang berperilaku tercela di MAN 1 Tulungagung belum tentu mempunyai sifat kepribadian tercela seutuhnya dikarenakan siswa tersebut hanya saja meniru apa yang dia sukai, contohnya ketika melihat tayangan di tv, siswa tersebut masih bisa berperilaku terpuji bila bergaul dengan teman-temannya. Dari hal tersebut kita belum bisa memfonis anak tersebut berperilaku tercela. Oleh karena itu harus ada pendekatan dan bimbingan akhlak kepada siswa agar terbentuk akhlakul karimah menurut Sanjaya pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu 148 148 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta : Kencana prenada Media Group, 2008), 127.

125 4. faktor pendukung dan penghambat Guru Akidah akhlak Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Di MAN I Tulungagung Berdasarkan temuan penelitian Adapun faktor pendukung dan penghambatnya adalah sebagai berikut: a. Kebiasaan atau tradisi yang ada di MAN 1 Tulungagung Kebiasaan dalam keseharian berperilaku dalam sekolah juga dapat mempengaruhi pembinaan Akhlakul karimah siswa, sehingga tanpa ada paksaan siswa sudah terbiasa mengerjakannya, Sebagai contoh tradisi adalah sholat berjama ah, dan waktu keluar dari kelas murid dilarang mendahului guru, dari sholat tersebut siswa akan terbiasa untuk melaksanakan sholat berjama ah baik disekolah maupun dirumah, sehingga siswa sendiri akan sadar, dari pembiasaan murid tidak mendahului guru di kelas adalah bertujuan agar para murid menghormati orang yang lebih tua. Kegiatan ini mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan dan pembinaan Akhlakul karimah yang baik. Karena dalam pembiasaan ini menjadi tumbuh dan berkembang dengan baik dan tentunya dengan pembiasaan-pembiasaan yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul suatu rutinitas yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran Islam. Menurut Hamzah Ya.qub salah satu faktor penting di dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan atau adat kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan adalah perbuatan-perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakannya contoh:

126 bangun tengah malam, mengerjakan shalat tahajud. Contoh tersebut di atas dapat memberi kesan bahwa segala pekerjaan jika dilakukan secara berulang-ulang dengan penuh kegemaran akan menjadi kebiasaan 149 Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Adanya kebiasaan atau tradisi yang ada disekolah itu juga sangat mempengaruhi faktor pembinaan akhlak siswa, Karena dalam pembiasaan yang baik maka menjadi tumbuh dan berkembang dengan baik dan tentunya dengan pembiasaan-pembiasaan yang harus dilakukan dalam kehidupan seharihari sehingga muncul suatu rutinitas yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran Islam. b. Kesadaran para siswa Siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh sekolah, apalagi kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa. Ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa Dengan menggunakan kaidah fikih mengemukakan bahwa diri sendiri termasuk orang yang dibebani tanggungjawab pendidikan menurut Islam, apabila manusia telah mencapai tingkat mukallaf maka ia menjadi bertanggung jawab sendiri terhadap mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam. Kalau ditarik dalam istilah pendidikan Islam, orang mukallaf adalah orang yang sudah dewasa sehingga sudah semestinya ia bertanggungjawab terhadap apa yang harus dikerjakan. 149 Hamzah Ya.qub, Ethika Islam, (Bandung: CV. Diponogoro, 1993), Hlm. 18

127 Hal ini sangat erat kaitannya dengan keluarga atau semua anggota keluarga yang mendidik pertama kali. Perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. 150 c. Adanya kebersamaan dalam diri masing-masing guru dalam membina Akhlakul karimah siswa. Kebersamaan dalam sekolah sangat diperlukan sehingga antara guru satu dengan guru yang lain ada kerja samanya dalam menerapkan upaya pembinaan Akhlakul karimah siswa tidak pandang bulu, wujud dari kerja sama tersebut dengan adanya program kegiatan pembinaan Akhlakul karimah siswa yang dibuat oleh para guru, disamping itu komunikasi antar guru dan civitas sekolah juga sangat diperlukan sehingga tidak ada salah persepsi atau miss understanding. d. Motivasi dan dukungan dari kedua orang tua Motivasi pola hidup berakhlak tidak hanya diberikan oleh pihak sekolah saja, melainkan juga dari orang tua, karena setelah sampai di rumahlah siswa dibina oleh orang tua masing-masing dalam berakhlak. Ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Anggota-anggota terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. Bagi anak-anak keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang 150 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, hlm.58

128 dikenalnya. Dengan demikian kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh kerena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua diberi beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan yang dianjurkan kepada orang tua, yaitu mengazankan telinga bayi yang baru lahir, mengakikah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca Al- Qur an, membiasakan shalat serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah agama. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh sekali terhadap proses pendidikan akhlak yang selama ini diterima siswa, dalam arti apabila lingkungan keluarga baik maka baik pula kepribadian anak, yang mana hal tersebut merupakan alat penunjang dalam pembinaan akhlak siswa. Begitu juga sebaliknya ketika lingkungan keluarga buruk, maka buruk pula kepribadian anak dan hal tersebut merupakan penghambat dalam pembinaan akhlak. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: a. Latar belakang siswa yang kurang mendukung Karena para siswa berangkat dari latar belakang yang berbeda,

129 maka tingkat agama dan keimanannya juga berbeda-beda. Lingkungan keluarga merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh sekali terhadap proses pendidikan akhlak yang selama ini diterima siswa, dengan kata ain apabila anak berasal dari latar belakang keluarga yang agamis maka kepribadian atau akhlak anak akan baik, akan tetapi lain halnya apabila latar belakang anak buruk maka kepribadian atau akhlak anak juga akan buruk. b. Lingkungan masyarakat (pergaulan) Keberhasilan dan ketidakberhasilan pelaksanaan pembelajaran sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jika keberadaan lingkungan sekitar mampu mencerminkan aktivitas positif bagi proses pembelajaran, maka dia mampu memberikan kontribusi yang baik bagi pelaksanaan pendidikan. Sebaliknya, jika kondisi lingkungan terbukti tidak relevan dengan proses pembelajaran, jelas akan mempengaruhi kekurang maksimalan proses pendidikan itu sendiri. Lingkungan pergaulan menurut Hamzah Ya.qub adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan organisasi, lingkungan kehidupan ekonomi dan lingkungan pergaulan yang bersifat umum dan bebas. Demikian faktor lingkungan yang dipandang cukup menentukan pematangan watak dan tingkah laku seseorang. 151 151 Hamzah Ya.qub, Ethika Islam, (Bandung: CV. Diponogoro, 1993), Hlm. 18

130 Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lingkungan sekolah di MAN I Tulungagung kurang mendukung untuk terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dibuktikan dengan keadaan lingkungan masyarakat yang kurang baik dan kurang mendukung, dan pergaulan siswa yang terlalu bebas dengan masyarakat sekitar. di samping suasana sekitarnya juga kurang tenang karena sekolah terlatak pada pusat keramaian. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan cukup mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Dari uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung unsure tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan terkadang pengaruhnya lebih besar dan perkembangan jiwa keagamaan baik dalam bentuk positif maupun negativ. Misalnya lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi kegamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak, akan tetapi lingkungan masyarakat yang tradisi keagamaannya kurang maka akan membawa pengaruh yang negativ terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak. c. Kurangnya sarana dan prasarana Keberadaan sarana dan fasilitas yang cukup dan berdaya guna biasanya sangat membantu proses pelaksanaan berbagai aktivitas belajar mengajar. Sebaliknya, keberadaan sarana dan fasilitasnya yang kurang biasanya cukup menghambat kegiatan belajar mengajar. Dari penyajian

131 data yang telah dikemukakan, terlihat bahwa keberadaan sarana dan fasilitas MAN 1 Tulungagung, khususnya untuk mata pelajaran agama islam masih kurang. Terbukti dari saat ini sekolah hanya memiliki beberapa buku paket saja, itupun hanya sebagai buku pegangan guru dalam mengajar. Dari uraian ini, dapat dikatakan bahwa faktor sarana dan fasilitas yang tersedia masih kurang mendukung dalam pembinaan akhlakul karimah siswa. d. Waktu yang singkat dalam pembinaan akhlakul karimah Waktu merupakan bagian dari pembinaan akhlakul dengan waktu yang cukup maka siswa juga akan lebih banyak menerima ilmu, sementara karena padatnya kegiatan pembinaan oleh guru secara langsung didalam kelas dimasukan dalam setiap mata pelajarann serta setelah melaksanakan solah duhur. Dari hal tersebut bahwasanya waktu yang cukup sangatlah penting dalam melaksanakan pembinaan akhlakul karimah siswa.