Monika Rehmalemna Tarigan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE COPY THE MASTER SISWA KELAS XII SMA TAMANSISWA CABANG BINJAI

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

Oleh : Suparti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Pyo.Cute.yahoo.co.id

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGUASAAN KOSAKATA BAKU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR. Oleh Ismawirna*

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kasreman Dengan Metode Investigasi Kelompok

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas pada dasarnya adalah penelitian yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Kata Kunci: Pengaruh STAD Wacana-Menulis Karangan Argumentasi PENDAHULUAN

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Panggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti

[Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas X-1 SMKS Kesehatan Kendari]

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE INQUIRY DI KELAS V MI ISLAMIYAH PAMOYANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Halimah Sa diyah NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Nim Artikel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KORAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BINJAI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Monika Rehmalemna Tarigan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil pembelajaran menulis paragraf eksposisi siswa di kelas X-1 SMA Negeri 6 Binjai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata nilai sebesar 71. Siswa yang mencapai KKM hanya 15 orang siswa atau 37,5% dari jumlah keseluruhan siswa dan 25 siswa atau 62,5% dari jumlah keseluruhan siswa belum mencapai KKM. Penelitian ini telah dilakukan dengan baik pada siklus 1 dan 2 Hal ini terlihat dari kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X-1 SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. Rata-rata persentase peningkatan sebelum siklus sebanyak 71,62 %, sedangkan siklus 1 sebanyak sebanyak 73,52 % dan ke siklus 2 sebanyak 78,32 %. Keterampilan siswa dalam menulis paragraf eksposisi dari hasil nilai ratarata tersebut dapat dikatakan telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni telah melewati level angka 72. Hal itu menunjukkan bahwa keterampilan menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran siswa kelas X-1 SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. Kata kunci: keterampilan menulis, paragraf eksposisi, metode diskusi, media koran PENDAHULUAN Pengungkapan ide, gagasan dan kritikan dapat diungkapkan melalui komunikasi lisan maupun tulisan. Berkomunikasi yang dilakukan secara lisan akan terbatas ruang dan waktu. Sedangkan kegiatan komunikasi melalui tulisan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendapat itu sesuai dengan ungkapan Suherli (2007:2) yang mengatakan kalau seseorang sedang berkomunikasi secara lisan maka komunikasi tersebut hanya berlaku bagi orang yang berada pada satu ruangan saja, dan apabila pembicaraan itu selesai maka selesai pula kegiatan komunikasi itu. Sedangkan kegiatan komunikasi melalui tulisan berlaku bagi semua pembaca yang membaca tulisan dalam waktu yang berbeda. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 21

Komunikasi melalui tulisan menjadi sebuah kemampuan yang harus dimiliki siswa sekolah. Namun, kemampuan menulis hampir di setiap sekolah sangat memprihatinkan. Kurangnya minat siswa dalam menulis merupakan salah satu penyebabnya. Artarti (2005: 9) dalam Gemar membaca dan menulis menyatakan bahwa, menulis dapat diartikan sebagai suatu proses keterampilan menuangkan pikiran dengan bahasa tulis yang tertata. Dalam kelas X SMAN 6 Binjai, siswa ada yang merasa bosan, jenuh dan kurang serius dalam mengikuti pelajaran penulisan paragraf eksposisi. Siswa kurang mempunyai minat dalam menulis paragraf eksposisi. Beberapa siswa mulai kehilangan konsentrasi saat mendengarkan materi yang disampaikan. Selain itu, siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis paragraf eksposisi. Umumnya hal itu disebabkan karena proses pendekatan yang dilakukan oleh guru cenderung monoton. Hal tersebut membuat siswa merasa cepat bosan. Siswa menjadi malas mengikuti pelajaran menulis paragraf eksposisi sehingga hasil belajar siswa tidak memuaskan. Berdasarkan dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kompentensi dasar yang harus siswa kuasai yaitu dapat mendaftarkan topiktopik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi, dalam hal ini hasil KKM siswa kelas X SMAN 6 Binjai belum memuaskan. Berdasarkan nilai hasil KKM tahun pelajaran 2013/2014, nilai KKM siswa harus rata-rata 7,2 bagi setiap siswa. Maka dengan nilai KKM tersebut, hendaknya siswa harus lebih bergiat dalam menjalankan materi yang ditentukan. Selama ini digunakan metode ceramah, diduga metode ini kurang tepat digunakan. Dalam penelitian ini akan dicobakan metode diskusi.di sisi lain, penulis melihat bahwa kehadiran media cetak seperti koran dalam perkembangan teknologi merupakan salah satu dari sekian banyak sarana yang dapat mengungkapkan ide, gagasan, kritikan, dan lain sebagainya. Melalui media koran ini dapat dijadikan suatu contoh dalam meningkatkan penulisan paragraf eksposisi. LANDASAN TEORETIS 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan penting yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 22

kegiatan yang produktif dan begitu ekspresif. Pada kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah terampil mengunakan kata demi kata, struktur bahasa dan juga kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara langsung, melainkan harus melalui latihan. Menurut pendapat Tarigan (2008: 4), menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta- fakta, pesan sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembacanya. Pengertian menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1219) dikemukakan bahwa menulis berarti melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Melalui pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan yang produktif karena melahirkan pikiran dengan tulisan. Kegiatan menulis dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Ketika sebuah gagasan sudah ada maka kegiatan menulis jangan ditunda-tunda. Pendapat tersebut sesuai dengan ungkapan Puji (2009: 2) yang mengatakan bahwa ketika sebuah gagasan sudah ada di pikiran anda maka jangan tunda-tunda lagi karena menunda keinginan untuk menulis merupakan suatu hambatan besar dalam menulis. Berarti secara sederhana dapat disimpulkan bahwa menulis bukan perkerjaan yang mudah. Namun apabila mempunyai kemauan atau keinginan, kegiatan menulis itu akan terasa mudah. Selama ada keinginan untuk menuangkan isi pikiran ke dalam tulisan, maka janganlah menunda kegiatan menulis tersebut. Hal itu merupakan sebuah hambatan karena ide yang dipikirkan akan berkurang. Sehingga semangat untuk menulis akan mengendur. 2. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi merupakan salah satu paragraf yang sangat menarik untuk dibaca. Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang menerangkan suatu objek oleh penulisnya. Penulis akan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan pembaca. Eksposisi adalah karangan yang berusaha memaparkan dengan tujuan menjelaskan. Hal itu diungkapkan Keraf (2008: 3) bahwa eksposisi atau paparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 23

pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Alwasilah (2007: 111) menyatakan eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klarifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras. Sedangkan Keraf (2008:3) juga menambahkan pendapatnya, bahwa paragraf eksposisi berupa tulisan yang memberikan pengertian dan pengetahuan, menjawab pertanyaan tentang uraian-uraian ilmiah populer tidak memihak dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca. 3. Metode Pembelajaran Diskusi dengan Media Koran dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi Penelitian ini akan dicobakan metode diskusi dengan media koran. Metode diskusi merupakan sebuah metode yang sudah banyak dikenal dan dilaksanakan di dalam kelas. Sehingga siswa sudah sering mengenal metode diskusi ini. Metode diskusi sangat erat hubungannya dengan keterampilan menulis. Tarigan (2008: 5) menyatakan bahwa: Bila seorang harus menulis suatu uraian, menjelaskan suatu proses, ataupun melaporkan suatu kejadian sejarah (yang secara pribadi belum pernah dialaminya), maka dia mengambil pembelajaran dari suatu diskusi kelompok pendahuluan. Dengan demikian maka dia dapat mempercerah pikirannya, mengisi kekosongankekosongan, memperbaiki impresi atau kesan-kesan yang ada, serta mengatur ide- idenya sebelum dia mulai menulis sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007 : 238) diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Metode diskusi ialah metode yang membahas suatu masalah berdasarkan pemikiran siswa, kegiatannya membicarakan berbagai kemungkinan pemecahan atau jalan keluar bagi masalah yang dibahas. Jadi metode diskusi, merupakan suatu metode mengajar menyajikan bahanbahan pelajarannya dalam bentuk masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh semua siswa. Berdasarkan langkah-langkah dalam strategi pembelajaran, maka dikembangkanlah langkah-langkah Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 24

pelajaran untuk peningkatan menulis eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran. Pelajaran ini diawali dengan menulis paragraf eksposisi menurut pemahaman masingmasing siswa. Setelah itu, siswa sudah mulai mengembangkan tulisan yang mereka tulis. Dalam melaksanakan metode diskusi dengan media koran ini, guru menjelaskan materi dengan mengaitkan pengalaman dan pengetahuan siswa sehingga mereka mudah menanggapi dan memusatkan perhatian. Perhatian mereka akan fokus melalui sebuah upaya, salah satu upaya dalam peningkatan menulis paragraf eksposisi adalah media koran yang digunakan sebagai contoh atau bahan yang menjadi konsep yang mereka temukan. Koran dalam perkembangan teknologi merupakan salah satu dari sekian banyak sarana yang dapat mengungkapkan ide, gagasan, kritikan, dan lain sebagainya. Koran merupakan media yang mudah ditemukan oleh siswa. Sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam menemukan media tersebut. Melalui media koran ini, dapat dijadikan suatu contoh dalam meningkatkan penulisan paragraf eksposisi. Koran yang digunakan adalah Koran Harian Republika Edisi Senin 24 Juni 2013 kolom berita, dengan tema ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, metode diskusi dengan media koran diyakini dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi. Penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk berkerja sama secara mandiri. Sehingga siswa yang mempunyai kesulitan dalam menuangkan ide pokok ke dalam sebuah paragraf akan terbantu dengan metode ini. Siswa dapat menulis paragraf eksposisi dengan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut berasal dari media koran. Setelah semua tulisan selesai, kemudian guru menilai hasil tulisan yang mereka kerjakan. 4. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual ini disusun berdasarkan hubungan sejumlah variabel, dan berdasarkan pemikiran teoretis terhadap hasil yang akan dicapai. Kerangka konsep disusun dalam bentuk rumusan varibel-variabel berikut. Variabel pertama adalah peningkatan keterampilan menulis paragraf eksposisi dan variabel kedua adalah metode diskusi dengan media koran. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 25

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan penting yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan produktif karena melahirkan pikiran dan perasaan. Namun menulis bukan perkerjaan yang mudah karena dalam menulis haruslah menggunakan kata demi kata, struktur bahasa dan juga kosa kata. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang mendukung agar tercapai pembelajaran menulis yang efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Salah satu cara atau metode untuk menarik perhatian siswa dalam meningkatkan semangat belajar siswa dapat digunakan metode diskusi dengan media koran. Metode diskusi dengan media koran merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang sudah banyak dikenal dan dilaksanakan di dalam kelas. Sehingga siswa sudah sering mengenal metode diskusi ini. Metode ini membahas suatu masalah berdasarkan pemikiran siswa, kegiatannya membicarakan berbagai kemungkinan pemecahan atau jalan keluar bagi masalah yang dibahas. Metode diskusi sangat erat hubungannya dengan keterampilan menulis eksposisi. Metode ini menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep atau kerangka paragraf eksposisi jika mereka saling mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya. Pada metode diskusi ini akan menggunakan media koran. Koran adalah media cetak yang dapat mempermudah proses belajar dan membuat proses belajar menjadi lebih menarik. Guru menjelaskan materi dengan mengaitkan pengalaman dan pengetahuan siswa sehingga mereka mudah menanggapi dan memusatkan perhatian. Perhatian mereka akan fokus melalui sebuah upaya, salah satu upaya dalam peningkatan menulis paragraf eksposisi adalah media koran yang digunakan sebagai contoh atau bahan yang menjadi konsep yang mereka temukan. 5. Hipotesis Penelitian Strategi pelajaran diskusi ini diyakini dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X-1 SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas, maka Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 26

hipotesis penelitian yang dapat diajukan adalah: Terdapat peningkatan keterampilan menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran siswa kelas X SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di kelas X-1 SMA Negeri 6 Binjai. SMA Negeri 6 Binjai terletak di jalan Arif Rahman Hakim no 66 a Binjai, kelurahan Nangka, kecamatan Binjai Utara. Waktu penelitian adalah kapan dan lamanya penelitian dilakukan. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari minggu ke 3 bulan September 2013 sampai dengan minggu ke 4 bulan September 2013. B. Populasi dan Sampel Berdasarkan pendapat dari Arikunto (2006: 39) bahwa dalam penelitian tindakan kelas menggunakan subjek penelitian sebagai pengganti istilah populasi dan sampel tersebut. Pelaksanaan atau subjek penelitian tindakan kelas melalui metode diskusi pada pelajaran menulis paragraf eksposisi ini, dilaksanakan pada siswa kelas X 1 SMA Negeri 6 Binjai, tempat penulis mengajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas (X-1 s.d X-5) dengan jumlah keseluruhan 200 orang siswa. Dalam penelitian ini akan digunakan sampel acak atau random sampel karena setiap kelas populasi berpeluang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara menentukan sampel acak adalah mempersiapkan gulungan kertas kecil yang berisikan 5 kelas populasi yaitu X- 1, X- 2, X- 3, X- 4, X- 5. Kemudian gulungan kertas yang berisikan nama kelas tersebut dimasukkan ke dalam kotak. Setelah dilakukan langkahlangkah tersebut, maka akan diperoleh satu kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas X- 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari 200 siswa sehingga jumlahnya 40 siswa. Ada beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan mengapa kelas (sepuluh) X 1 SMA ini yang dipilih. Pertama, karena penulis memang masuk di kelas ini, dan yang kedua adalah, karena kelas ini banyak ditemukan kasus ataupun permasalahan, sebagaimana Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 27

yang diidentifikasi pada bagian sebelumnya. C. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006: 102) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penelitian yang menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam peningkatan mutu suatu hal. 2. Tindakan berarti menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas adalah sekelompok siawa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut pengertian diatas maka penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan terhadap siswa di kelas. Penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. D. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis paragraf eksposisi dan metode diskusi dengan media koran. E. Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Variabel ini diuraikan secara terperinci sebagai berikut : 1. Peningkatan yaitu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb) 2. Keterampilan yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dalam menyelesaikan pekerjaan. 3. Menulis yaitu membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan alat tulis atau melahirkan pikiran dan perasan dengan tulisan. 4. Paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung suatu ide pokok dan Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 28

dimulai penulisannya dengan garis baru) atau alinea baru. 5. Eksposisi yaitu uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan (misalnya suatu karangan). 6. Peningkatan keterampilan menulis paragraf eksposisi berarti proses terbentuknya kecakapan dalam melahirkan pikiran, dan gagasan yang memberikan kesan tunggal yang dominan atau memusatkan diri pada suatu tokoh dalam situasi. 7. Strategi/ metode merupakan rencana yang cermat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 8. Strategi pembelajaran diskusi yaitu sebuah strategi pembelajaran yang menerapkan suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai masalah. Dalam strategi ini siswa akan dipertemukan atau dikelompokkan menjadi beberapa kelompok atau regu, agar mereka dapat bertukar pikiran dalam membahas suatu masalah. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan/ observasi, dan tes tertulis berupa penulisan paragraf eksposisi. Untuk tes tertulis dilakukan dua kali yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Soal yang disajikan pada kedua tes ini memiliki karakteristik tes sama. Demikian juga dengan observasi, penulis melakukan dua kali observasi. Pertama dilakukan sebelum melaksanakan PTK. Ini dilakukan untuk mengindentifikasi masalah. Dari hasil observasi awal tersebutlah kemudian dapat teridentifikasi permasalahanpermasalahan menulis paragraf eksposisi, sebagaimana yang penulis uraikan pada bagian awal prosedur penelitian. Kemudian observasi juga dilaksanakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, yang dilakukan bersamasama rekan sejawat. Observasi ini untuk melihat bagaimana berlangsungnya pembelajaran, dan bagaimana respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Kepada siswa juga disebar angket untuk mengetahui minat siswa terhadap metode diskusi dengan media koran. G. Teknik Analisis Data Setelah data hasil pengamatan, angket, dan hasil belajar siswa belajar sudah diperoleh, maka tahap berikutnya dianalisis dengan langkah-langkah berikut. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 29

1. Adanya perubahan yang terjadi pada siswa pada saat dilaksanakannya proses pembelajaran maupun sesudah pembelajaran berlangsung. Analisis yang digunakan yaitu mencari presentase, kemudian data dari hasil pengamatan dan angket siswa akan dijadikan sebagai bahan refleksi sebelum dilakukan proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. 2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif persentase seperti dikemukakan Aqip, Dkk (2009:53) P = x 100 % Keterangan: P : persentase peningkatan Posrate : nilai sesudah diberikan tindakan Baserate : nilai sebelum tindakan Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan tugas akhir apabila masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Pada hasil persentase setiap siklus diperbandingkan untuk dilihat tingkat keberhasilan dan peningkatannya. Tingkat keberhasilan/ peningkatan ini dilihat dari KKM (kreteria Ketuntasan Minimal) yang telah tercapai dari pembelajaran menulis eksposisi yaitu 72 (tujuh puluh dua). Bahasan ini diharapkan dapat menjawab kebenaran hipotesis yang diajukan. HASIL PENELITIAN Deskripsi penelitian ini akan disajikan uraian masing-masing siklus dengan data meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang berisi penjelasan tentang keberhasilan dan kelemahan penelitian. 1. Hasil Temuan dan Refleksi Siklus 1 a. Hasil Temuan Siklus 1 Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 ini penulis telah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan target pencapaian kompetensi dasar 4.3 menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf eksposisi. Selanjutnya pelaksanaan tindakan yang dilakukan dimulai dengan apersepsi. Kemudian siswa diberikan pemahaman tentang tulisan eksposisi melalui materi dari buku. Secara umum siswa telah memahami apa yang dimaksud dengan paragraf eksposisi. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 30

Namun ketika akan menulis paragraf eksposisi hasil karya sendiri, mereka belum mengerti bagaimana penulisan paragraf eksposisi yang baik dan dapat dimengerti pembacanya. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab membicarakan tentang teknik penulisan paragraf eksposisi. Bagaimana tulisan dapat dibangun berdasarkan topik paragraf. Siswa menentukan satu topik yang menarik untuk dituliskan. Berdasarkan topik tersebut siswa menulis paragraf eksposisi dengan teknik penulisan yang umum. Kegiatan akhir yaitu Guru memberikan penjelasan kembali tentang materi yang telah diajarkan untuk pengembangan penulisan paragraf ekposisi. Secara bersamaan, kolabolator melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dengan pengisian format observasi rekan sejawat terhadap respons siswa pada saat KBM, aktivitas guru saat KBM, dan angket isian siswa saat kegiatan belajar mengajar selesai. Hasil yang diperoleh dari pengamatan terhadap respons siswa pada saat KBM adalah sebagai berikut. Antusiasme siswa dalam mengikuti KBM masuk dalam kategori cukup Demikian juga keaktifan siswa dalam bertanya yang masih terlihat cukup. Sementara itu keaktifan siswa dalam menjawab masih kurang. Kemudian ketertarikan mengikuti pembelajaran sudah baik. Berikutnya Keaktifan siswa mencari tema paragraf eksposisi dalam kategori cukup. Namun pemahaman siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan sudah baik. Padahal Kreativitas siswa dalam mencari fakta dalam tugas tersebut masih cukup. Selanjutnya hasil dari instrument terhadap guru, guru dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario sudah baik. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara komunikatif juga masih cukup. Sementara itu dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah pembelajaran, berbicara dengan bahasa yang mudah dicerna dan memberdayakan media pembelajaran sudah cukup baik. Berbeda dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok, guru memberi kesempatan siswa bertanya, dan guru memberi kesempatan siswa untuk mengomentari dan (bahkan) menjawab Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 31

pertanyaan temannya masih dalam kategori cukup. Berikutnya dari hasil angket siswa dapat diperoleh gambaran sebagai berikut. Apakah metode ceramah dalam keterampilan menulis paragraf eksposisi menyenangkan? Sebagian besar siswa 85% menyatakan ya, sedangkan selebihnya 15% menyatakan tidak menyenangkan. Pada pertanyaan yang kedua apakah dengan metode ceramah kamu dapat mengerti pembelajaran menulis paragraf eksposisi? Jawaban siswa yang menyatakan ya sebanyak 77%, sedangkan jawaban tidak sebanyak 87%. Kemudian apakah dengan metode ceramah menimbulkan kreativitas kamu dalam menulis paragraf eksposisi? Siswa menjawab ya sebanyak 75% dan menjawab tidak sebanyak 25%. Setelah itu, Apakah melalui metode ceramah kamu menjadi lebih terampil dalam menulis paragraf eksposisi? Jawaban ya dijawab siswa sebanyak 72% dan 28% siswa menjawab tidak. Ketika ditanya apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi melalui metode ceramah? Sebanyak 30% menyatakan tidak sulit, dan sebanyak 75% menyatakan ya. Ketika ditanya apakah menulis paragraf eksposisi melalui metode ceramah dapat meningkatkan minatmu dalam menulis paragraf eksposisi? sebanyak 85% menyatakan ya dan 15% menyatakan tidak. Selanjutnya, setelah dilakukan penilaian hasil belajar siswa, maka diperoleh gambaran keterampilan siswa dalam menulis paragraf eksposisi sebagai berikut. Kemampuan dalam bidang koherensi berada dalam kisaran rata-rata 74,90 yang berarti terjadi peningkatan sebesar 2,58% dibandingkan sebelum siklus 1. Sedangkan pada bidang kohesi sebesar 74,22, yang artinya peningkatan sebesar 2,17 %. Kemudian bidang ejaannya 73,15 berarti peningkatannya sebesar 1,83%. Secara umum nilai rata-rata keterampilan siswa pada siklus 1 ini adalah 73,52. Kondisi ini sedikit mengalami peningkatan sekitar 1,9 % dari nilai dari nilai rata- rata sebelum tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis paragraf eksposisi sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan siklus 1 mengalami peningkatan. Perbandingan keterampilan siswa dalam menulis paragraf eksposisi sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan siklus 1 dapat kita lihat seperti grafik di bawah ini. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 32

Tindakan dan setelah pelaksanaan Siklus 1 76 75 74 73 72 71 Sebelum Tindakan Siklus 1 70 69 Koherensi Kohesi Ejaan Rata-rata akhir b.refleksi Siklus 1 Refleksi pada siklus 1 mencakup beberapa tahap. Refeksi tahap perencanaan, refleksi terhadap pelaksanaan pelajaran, dan refleksi terhadap hasil penilaian pelajaran. Pertama, refleksi tahap perancanaan dapat dilihat dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 1 ini perlu dipertahankan pada siklus berikutnya. Namun pada bagian-bagian tertentu yang perlu diperbaiki, seperti pada skenario pembelajaran. Pada siklus 2 skenario pembelajaran akan membuat topik atau tema sebelumnya mengenai paragraf eksposisi yang akan dibuat oleh siswa. Kedua, pada tahap pelaksanaan pada siklus 1 dapat dilihat proses belajar mengajar belum begitu hidup. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan kolaborator yang menyatakan pembelajaran belum begitu komunikatif. Begitu juga dengan aktifitas tanya jawab yang belum maksimal. Oleh sebab itu pada siklus 2 akan dilakukan penambahan metode. Metode yang ditambah yaitu metode diskusi kelompok yang terdiri atas 2 orang dalam satu kelompok. Agar kegiatan diskusi kelompok ini lebih efektif lagi maka diskusi kelompok ini disertai media koran. Ketiga, refleksi tahap hasil pelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut. Sesuai dengan grafik 1 di atas, maka keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa dalam mengelola koherensi, kohesi, dan ejaan tulisan pada siklus 1 sudah mengalami peningkatan Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 33

dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh siswa sebelum tindakan siklus 1. Namun persentase rata-rata akhir menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih sedikit di atas level KKM tersebut. Meskipun keterampilan siswa masih dianggap sudah mencukupi, diharapkan dengan beberapa perbaikan agar keterampilan siswa masih memiliki peluang lebih meningkat dari siklus sebelumnya. 2. Hasil Temuan dan Refleksi Siklus 2 a. Hasil Temuan Siklus 2 Pada siklus 2 ini penulis masih tetap mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pencapaian target kompetensi dasar 4.3,yaitu menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf eksposisi. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dimulai dengan apersepsi. Kemudian Guru memberikan pemahaman tentang paragraf eksposisi melalui sebuah contoh dari koran. Contoh dari koran tersebut bertujuan agar siswa mudah menulis paragraf eksposisi. Siswa telah memahami apa yang dimaksud paragraf eksposisi dan bagaimana penulisan paragraf eksposisi secara umum. Kemudian siswa menentukan tema apa yang menarik untuk dituliskan dalam bentuk paragraf eksposisi. Guru dan siswa bertanya jawab membicarakan tentang teknik penulisan paragraf eksposisi. Bagaimana tulisan dapat dikembangkan berdasarkan topik paragraf tersebut. Berdasarkan topik tersebut kemudian siswa selaku penulis dapat memberi pendapatnya terhadap topik yang ditulis. Siswa memberikan pendapatnya tentang tema yang menarik untuk siswa. Kemudian menentukan materi yang akan dirumuskan sebagai gagasan utama, lalu memilih pola pengembangan yang sesuai. Setelah itu menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih dan mengembangkan kalimat menjadi paragraf lengkap berisi gagasan utama dan gagasan pendukung. Siswa diberi tugas membuat paragraf eksposisi berdasarkan pemahaman teori dan contoh dari koran. Dalam menulis paragraf eksposisi ini menggunakan metode diskusi. Siswa kemudian membuat kelompok diskusi kecil untuk membahas tugas yang dituliskan dalam bentuk paragraf Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 34

eksposisi. Berdasarkan contoh dari koran tersebut, siswa mengajukan pertanyaan apabila siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Kegiatan akhir yaitu Guru memberikan penjelasan kembali tentang materi yang telah diajarkan untuk pengembangan penulisan paragraf eksposisi. Secara bersamaan, kolabolator melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dengan pengisian format observasi rekan sejawat terhadap respons siswa pada saat KBM, aktivitas guru saat KBM, dan angket isian siswa saat kegiatan belajar mengajar selesai. Hasil yang diperoleh dari pengamatan terhadap respons siswa pada saat KBM adalah sebagai berikut. Antusiasme siswa dalam mengikuti KBM masuk dalam kategori baik. Demikian juga keaktifan siswa dalam bertanya sudah baik sekali. Sementara itu keaktifan siswa dalam menjawab tetap dalam kategori baik. Kemudian ketertarikan mengikuti pembelajaran sudah baik. Berikutnya Keaktifan siswa mencari tema paragraf eksposisi juga sudah baik. Pemahaman siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan sudah baik. Serta kreativitas siswa dalam mencari informasi dalam tugas tersebut baik sekali. Selanjutnya hasil dari instrument terhadap guru, guru dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario sudah baik sekali. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara komunikatif dan sudah baik sekali. Sementara itu dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah pembelajaran, berbicara dengan bahasa yang mudah dicerna dan memberdayakan media pembelajaran sudah baik. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok, guru memberi kesempatan siswa bertanya, dan guru memberi kesempatan siswa untuk mengomentari dan (bahkan) menjawab pertanyaan temannya masih dalam kategori baik juga. Berikutnya dari hasil angket siswa dapat diperoleh gambaran sebagai berikut. Apakah metode diskusi dengan media koran dalam keterampilan menulis paragraf eksposisi menyenangkan? Sebagian besar siswa 90% menyatakan ya, sedangkan selebihnya 10% menyatakan tidak menyenangkan. Pada pertanyaan yang kedua apakah dengan metode diskusi Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 35

dengan media koran kamu dapat mengerti pembelajaran menulis paragraf eksposisi? Jawaban siswa yang menyatakan ya sebanyak 87%, sedangkan jawaban tidak sebanyak 13%. Kemudian apakah dengan metode diskusi dengan media koran menimbulkan kreativitas kamu dalam menulis paragraf eksposisi? Siswa menjawab ya sebanyak 85% dan menjawab tidak sebanyak 15%. Setelah itu, Apakah melalui metode diskusi dengan media koran kamu menjadi lebih terampil dalam menulis paragraf eksposisi? Jawaban ya dijawab siswa sebanyak 82% dan 18% siswa menjawab tidak. Ketika ditanya apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran? Sebanyak 18% menyatakan tidak sulit, dan sebanyak 82% menyatakan ya. Ketika ditanya apakah menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran dapat meningkatkan minatmu dalam menulis paragraf eksposisi? 90% menyatakan ya dan 10% menyatakan tidak. Selanjutnya, setelah dilakukan penilaian hasil belajar siswa, maka diperoleh gambaran keterampilan siswa dalam menulis artikel sebagai berikut. Kemampuan dalam bidang koherensi berada dalam kisaran rata-rata 78,87 yang berarti terjadi peningkatan sebesar 3,97% dibandingkan sebelum siklus 2. Sedangkan pada bidang kohesi sebesar 78,57 artinya mengalami peningkatan sebesar 4,3%. Kemudian bidang ejaannya 77,77 berarti peningkatannya sebesar 4,62%. Secara umum rata-rata keterampilan siswa pada siklus 2 ini adalah 78,32. Kondisi ini sedikit mengalami peningkatan sekitar 4,8% dari nilai dari sebelum tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa metode pelajaran diskusi dengan media koran dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Binjai. Perbandingan keterampilan siswa dalam menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran antara sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan siklus 2 dapat kita lihat seperti grafik di bawah ini. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 36

Grafik 2: Perbandingan Hasil Belajar Menulis Paragraf Eksposisi Siklus 1 dan setelah pelaksanaan siklus 2. 80 78 76 74 Siklus 1 Siklus 2 72 70 Koherensi Kohesi Ejaan Rata-rat Akhir b. Refleksi Siklus 2 Setelah selesai tahap pengamatan, maka berikutnya dilakukan kembali refleksi pada siklus 2. Refleksi ini mencakup beberapa tahap. Refeksi tahap perencanaan, refleksi terhadap pelaksanaan pelajaran, dan refleksi terhadap hasil penilaian pelajaran. Pertama, refleksi tahap perancanaan dapat dilihat dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 2 ini akan dipertahankan. Namun pada bagian-bagian tertentu yang perlu diperbaiaki, seperti pada skenario pembelajaran. Pada siklus 2 skenario pembelajaran tidak akan membuat topik atau tema baru mengenai paragraf eksposisi yang akan dibuat oleh siswa, melainkan mempertahankan topik sebelumnya. Tetapi ada perubahan pada alur skenario. Selain itu dalam siklus 2 akan ditambahkan kegiatan diskusi kelompok dengan media koran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa yang masih rendah. Kedua, pada tahap pelaksanaan pada siklus 2 dapat dilihat proses belajar mengajar sudah hidup. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan kolaborator yang menyatakan pembelajaran sudah terlihat komunikatif. Begitu juga dengan aktifitas tanya jawab yang sudah maksimal dalam diskusi kelompok. Kegiatan diskusi kelompok ini disertai saling memberi ide, maupun tanggapan mengenai penulisan paragraf eksposisi berdasarkan tema yang telah mereka pilih. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 37

Ketiga, refleksi tahap hasil pelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut. Sesuai dengan grafik 2 di atas, maka keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa dalam mengelola koherensi, kohesi, dan ejaan tulisan pada siklus 1 sudah mengalami peningkatan dari Kriteria Ketuntasan Meinimal (KKM) dan meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh siswa tindakan siklus 1. Persentase rata-rata akhir menunjukkan bahwa kemampuan siswa sudah terjadi peningkatan dari nilai KKM tersebut. Jadi, berdasarkan penjelasan dan gambaran di atas dapat ditemukan bahwa Metode Pembelajaran Diskusi Dengan Media Koran dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X (sepuluh) 1 SMA Negeri 6 Binjai Tahun Pelajaran 2013/2014. A. Kecendrungan Variabel Penelitian Variabel penelitan ini adalah peningkatan keterampilan yang telah dicapai oleh siswa dalam menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran. Pada deskripsi hasil penelitian sebelumnya sudah digambarkan berapa jumlah nilai tersebut. Kemudian mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada tindakan sebelum siklus dan setiap siklus seperti yang terdapat dalam grafik berikut. Grafik 3: Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Siklus 1, dan Siklus 2 dalam Keterampilan Menulis Paragraf eksposisi Siswa 80 78 76 74 72 70 Koherensi Kohesi Penggunaan Ejaan Rata-rata 68 66 Sebelum Tindakan Siklus 1 Siklus 2 Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 38

Berdasarkan penjelasan dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa nilai dari siklus 2 lebih tinggi tingkat kecendrungannya dari pada nilai sebelum tindakan dan nilai siklus 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa Metode Diskusi Dengan Media Koran pada siklus 2 dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X (sepuluh) 1 SMA Negeri 6 Binjai Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Pengujian Hipotesis Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dilakukan pengujian hipotesis tersebut. Peningkatan hasil belajar setiap siklus Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tiap siklus digunakan analisis kuantitatif persentase seperti yang dikemukakan Aqip, Dkk. seperti rumus berikut: P = x 100 Keterangan : P = persentase peningkatan Posrate = nilai sesudah diberikan tindakan Baserate = nilai sebelum tindakan P = x 100 % P = 100% P = 92 % Berdasarkan perhitungan peningkatan hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa nilai sesudah diberikan tindakan lebih tinggi dari pada nilai sebelum tindakan. Sehingga persentase peningkatannya sebesar 92% Jadi dapat disimpulkan bahwa Keterampilan menulis paragraf eksposisi melalui metode diskusi dengan media koran siswa kelas X 1 SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan metode diskusi dengan media koran dapat diterapkan dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014. 2. Penelitian ini telah dilakukan dengan baik pada siklus1 dan 2. Penerapan metode ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X 1 Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 39

SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014. 3. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Binjai tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. Rata-rata persentase peningkatan sebelum siklus sebanyak 71,62 %, sedangkan siklus 1 sebanyak sebanyak 73,52 % dan ke siklus 2 sebanyak 78,32 %. SARAN 1. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberi masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Bagi Siswa, dapat mengasah kemampuan mereka dalam menulis paragraf eksposisi. 3. Bagi Guru, strategi ini dapat dijadikan masukan untuk mengajarkan pembelajaran bahasa Indonesia. 4. Dunia pendidikan, dapat meningkatkan mutu pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzana Alwasilah. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat, 2007. Alwi, Hasan Dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Arikunto, Suharsimi. Dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Artati, Budi. Gemar Membaca dan Menulis. Yogyakarta: CV Kompetensi Terapan Sinergi Pustaka, 2005. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Asrori, Muhammad. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Aqip, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya, 2009. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Kurikulum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006. Juhara, Erwan. Dkk. Cendekia Berbahasa untuk Kelas X. Jakarta: PT.Setia Purna Inves, 2005. Keraf, Gorys. Dr. Komposisi, Ende: Nusa Indah, 1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah, 2008. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia, 2009. Kusnadi. Dkk. Belajar Efektif Bahasa Indonesia untuk siswa SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas, 2009. Kokasih. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yramawidya, 2003. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 40

Puji, Farida. Panduan Menulis Laporan. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2009. Suherli. Dr. Menulis Karangan Ilmiah. Jakarta: Arya Duta, 2007. Suparno dan Yunus. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdikbud, 2007. Tanjung, H. Bahdin. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta Prenada Media, 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. Transmedia, Redaksi. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Transmedia, 2010. Tukan. Mahir Berbahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Yudhitira, 2007. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015 41