BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Microwave base transceiver station (BTS microwave) merupakan jaringan umum yang dipakai oleh Operator telepon selular di Indonesia, tetapi seringkali terjadi blocking, trafik yang terlalu padat, lost connection, blank spot, cross connectivity noise dsb. Oleh karena itu dinegara-negara tetangga kita sudah menggunakan macro outdoor fiber optic yang bisa mengatasi semua permasalahan yang disebabkan BTS microwave dengan mudah. Kebutuhan network 3G dan 4G biasanya beroperasi pada frekuensi tinggi diatas 2GHz, pada jaringan microwave pada umumnya sering terjadi daerah shadow dimana sinyal tidak dapat sampai ke user karena bangunan menghalangi sinyal dari tower terdekat. Menyebabkan fading terutama pada daerah padat trafik seperti pada bandara, stadium, stasiun kereta api, dsb. Hal tersebut membuat sinyal menjadi lemah pada daerah shadow tersebut, sehingga dibutuhkanlah penambahan perangkat BTS microwave yang sekarang ini perizinannya sudah sangat susah dan keterbatasan tempat yang sudah tidak tersedia lagi. Satu-satunya solusi ialah BTS fiber optic yang tidak memakan tempat dan mudah perizinan. Semua permasalahan fading, free space loss, dan permasalahan noise lainnya dapat diatasi dengan BTS fiber optic dimana mempunyai keuntungan bagi para user antara lain mempunyai kualitas suara yang lebih baik dan dropped calls yang lebih sedikit, punya kecepatan internet akses yang lebih cepat, umur baterai yang lebih panjang, punya handoffs yang lebih mulus dengan macro network, tidak ada blank spot pada perencanaan. Keuntungan bagi wireless carriers
meningkatkan kepuasan pelanggan, didedikasikan untuk kapasitas dan jangkauan, solusi untuk multicarrier, multiband, multitechnology, mengatasi masalah trafik dari BTS microwave. Jaringan macro outdoor fiber optic atau BTS fiber optic ini merupakan jaringan sederhana yang tersusun dari outdoor distributed antenna system yang dirangkai menggunakan jaringan fiber optic, jaringan BTS fiber optic ini menghasilkan blocking yang lebih rendah dari pada BTS microwave, serta memiliki biaya yang lebih murah dan proses yang lebih sederhana daripada pembangunan BTS microwave, sehingga return of investment yang didapat oleh pihak PT.Telkomsel akan semakin cepat. Tidak selamanya teknologi BTS fiber optic ini memiliki kelebihan pasti memiliki kendala dan persoalan. Pada tugas akhir ini akan membahas perbandingan antara media penghantar untuk BTS microwave dan BTS fiber optic serta keuntungan kerugian yang akan diperolehdari PT Telkomsel Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan BTS microwave 2. Apa yang dimaksud dengan BTS fiber optic 3. Apa saja parameter perbandingan dari kedua sistem tersebut 4. Apa keuntungan dan kerugian dari BTS fiber optic dibandingkan dengan BTS microwave berdasarkan kecepatan, kapasitas, kualitas, biaya, perizinan, keindahan kota, perencanaan pembangunan, maintain selanjutnya, segi keamanan, dan konsumsi daya.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Tugas Akhir Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini ialah untuk memperoleh kinerja Mutu Jaringan Komunikasi terutama di daerah perkotaan yang lingkungan nya adalah gedung gedung tinggi dan pengguna Jaringan terlampau banyak ter utama disaat jam kerja. Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi penulis adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan rangkaian macro outdoor BTS fiber optic. Sedangkan bagi para pembaca, diharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut. 1.4 Batasan Masalah Untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini, maka dibuat pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Tidak membahas terlalu dalam rangkaian kontrol microwave BTS. 2. Hanya membahas perbandingan antara BTS fiber optic dengan BTS microwave. 3. Parameter perbandingan yang dibahas adalah: - Parameter ketinggian antena sektor berbanding dengan pathloss. - Parameter frekuensi kerja antena sektor berbanding dengan pathloss. - VSWR (voltage wave standing ratio) - Parameter secara umum
1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam menyusun Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Mempelajari dan memahami buku-buku dan jurnal-jurnal yang telah ada sebelumnya terutama jurnal dan e-book dari pihak Telkomsel untuk dijadikan sebagai acuan dan referensi guna membantu penyelesaian Tugas Akhir ini. 2. Metode Pengambilan Data Metode ini dimulai dengan pengambilan sampel data pendukung dari pihak Telkomsel yang berupa planning serta mapping pembangunan BTS fiber optic, perhitungan biaya pembangunan, dsb. 3. Metode Analsis Metode ini berupa analisis terhadap sampel data yang telah kita ambil, sampel data tersebut akan dibandingkan dalam tugas akhir ini yang nantinya akan mengacu pada penarikan kesimpulan. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka penulis menyusun sitematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang landasan berupa teori antena pada umumnya, teori serat optik pada umumnya, dan teori umum mengenai BTS. BAB III : PERENCANAAN MACRO OUTDOOR BASE TRANSCEIVER STATION DI BATAM Bab ini berisi tentang pengertian BTS FO, konfigurasi jaringan, konsep, perencanaan jaringan BTS FO di Batam, peralatan pendukung dalam BTS, jenis propagasi SUI yang digunakan untuk menganalisa perhitungan. BAB IV : ANALISIS KINERJA JARINGAN BTS FIBER OPTIK TERHADAP BTS MICROWAVE Bab ini berisi tentang analisis kinerja jaringan BTS fiber optic terhadap BTS microwave yang berisi tentang perhitungan perbandingan ketinggian antena terhadap pathloss, perbandingan frekuensi kerja antena sektor terhadap pathloss, faktor voltage standing wave ratio pada kabel feeder dan hasil analisis secara umum. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis.