EFEK PEG 400 DAN MENTOL PADA FORMULASI PATCH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PELEPASAN SENYAWA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH...

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

PENGARUH PEG 400 DAN MENTOL TERHADAP TRANSPOR SENYAWA POLIFENOL DAUN SIRIH. (Piper betle L.) DARI MATRIKS PATCH BUKAL BERBAHAN PHARMACOAT 615

KATA PENGANTAR. Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat

PENGARUH PENAMBAHAN PEG 400 DAN MENTOL TERHADAP PELEPASAN SENYAWA POLIFENOL EKSTRAK DAUN SIRIH

STUDI PELEPASAN SENYAWA POLIFENOL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L. ) MATRIK PATCH MUKOADESIF METHOCEL A15

PENGARUH KOMBINASI ASAM OLEAT DAN MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (S

PENGARUH KOMBINASI ASAM OLEAT DAN MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (S

OPTIMASI FORMULA MATRIKS PATCH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK METANOL KELOPAK MERAH DAN UNGU BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa, Linn) SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMAKAIAN PEG 400 DAN MENTOL DALAM PATCH MUKOADHESIF EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP TRANSPOR SENYAWA POLIFENOL

Kata Kunci: Ketoprofen, asam oleat, minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba), matriks patch transdermal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENETAPAN KADAR TANIN PADA DAUN SIRIH MERAH [(Piper crocatum Ruiz dan Pav)] SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis. Tikasari Agustina, Sunyoto, Anita Agustina

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe

BAB III METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Hasil Optimasi Pelarut Etanol-Air

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

EKSTRAKSI DAUN GAMBIR MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL-AIR Oleh: Komalasari, ST.,MT., Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Dr. Ahmad Fadli.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

Lampiran A : Komposisi Media MS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

PENGARUH KOMBINASI MENTOL DAN PEG 400 TERHADAP SIFAT FISIK MATRIK PATCH MUKOADHESIF EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH ( Piper betle L. )

39 Universitas Indonesia

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN LEMPUYANG WANGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Penetapan Kadar Flavonoid Total dan Polifenol Total dari Ekstrak Etanol Buah Bisbul (Diospyros blancoi A. DC.) dengan Perbedaan Kematangan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

PENGARUH PENGGUNAAN PROPILENGLIKOL DAN MENTOL TERHADAP MATRIK PATCH TRANSDERMAL EKSTRAK AIR HERBA. SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm. f.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

PENGARUH HPMC DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

KATA PENGANTAR. Dewan editor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana obat menembus ke dalam kulit menghasilkan efek lokal dan efek sistemik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berna Elya, Abdul Mun im, Eva Kurnia Septiana. Departemen Farmasi FMIPA-UI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

Transkripsi:

EFEK PEG 400 DAN MENTOL PADA FORMULASI PATCH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PELEPASAN SENYAWA POLIFENOL Setyawan, E.I. 1, P. O. Samirana 1.,Padmanaba, I.G.P 1., Mahamuni, L.P.K 1. 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Eka Indra Setyawan Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalam Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837 Email: indrasetyawan@ymail.com ABSTRAK Tanaman sirihhijau(piper betle L.) digunakan pada pengobatan penyakit gingivitis secara empiris yang diformulasikan dalam bentuk sediaan patch. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh PEG 400 dan mentol dalam patch ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pelepasan senyawa polifenol serta mengetahui formula optimal yang menghasilkan pelepasan polifenol yang maksimal. Uji pelepasan senyawa polifenol dari patch menggunakan sel difusi Franz tanpa menggunakan membran yang dimodifikasi.untuk mengetahui pelepasan senyawa polifenol menggunakan prinsip Folin-Ciocalteu, kadarnya diukur dengan menggunakan metode Spektrofometri UV-Vis. Hubungan antara PEG 400 dan mentol didalam formula yang berpengaruh dapat meningkatkan pelepasan polifenol dapat digambarkan melalui persamaan quadratik yaitu y=2.39039(a)+4.42733(b)+3.00796(a)(b).hasil disolusi efisiensimemperlihatkan nilai yang bervariasi, berkisar antara 4,44 % hingga 10,16 % selama 360 menit. Diperoleh formula optimum dengan perbandingan PEG 400 dan mentol (0,650:1,350) nilai disolusi efisiensi yang dihasilkan sebesar 10,14% selama 360 menit. Kecepatan pelepasan (fluks)polifenol yang diperoleh sebesar 1,412 mg/jam.cm 2 dengan mekanisme pelepasan polifenol mengikuti persamaan Korsmeyer Peppas dengan difusi non-fickian(1>n> 0,5)yaitu laju difusi dan erosi polimer berjalan seimbang. Kata kunci : Patch, Polifenol, daun sirih (Piper betle L.) 1. PENDAHULUAN Sediaan patch merupakan sediaan obat yang menggunakan polimer untuk mengontrol pelepasan obat. Sediaan patch memiliki kelebihan yang dapat menutupi kekurangan bentuk sediaan obat peroral diantaranya, menghindari kesulitan absorpsi obat melalui saluran cerna akibat interaksi obat dengan makanan ketidaksesuaian ph saluran cerna, aktifitas enzim, sehingga mampu menjaga bioavabilitas obat, dan menghindari first-pass metabolism (Patel et al., 2009). Untuk menjamin bioavabilitas obat yang diberikan secara transmukosa bukal diperlukan bahan tambahanyaitu dengan menambahkan bahan yang berfungsi sebagai plasticizer dan permeation enhancer. Jenis bahan yang berfungsi sebagai plasticizer salah satunya adalah PEG 400 dan mentol sebagai permeation enhancer. Mentol 12

sebagai permeation enhancer memiliki keuntungan diantaranya, mentol mampu memperbesar lubang pori pada lapisan stratum corneum kulit, sehingga dapat meningkatkan transport perkutan obat dan juga akan meningkatkan pelepasan obat dari sediaan serta mampu meningkatkan solubilitas dari bahan obat. PEG 400 memiliki keuntungan sebagai plasticizer yaitu, PEG 400 mampu meningkatkan hidrofilisitas film yang mana dengan bertambahnya hidrofilisitas film, akan berdampak pada peningkatkan fluks dan jumlah obat yang terlepas. (Jinghua et al, 2001). Tanaman sirihhijau (Piper betle L.) digunakan pada pengobatan penyakit gingivitis sebagai antibakteri dan mencegah inflamasi secara empiris. Daun sirih (Piper betle L.) mengandung minyak atsiri dan polifenol seperti flavonoid, tanin, katekin, dan hidroksikavikol (Chakraborty and Shah, 2011). Senyawa polifenol pada ekstrak etanol daun sirih telah dibuktikan memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan anti-inflamasi (Subashkumar et al, 2013 ; Inayanti, 2010). Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemakaian bahan tambahan PEG 400 dan mentol dalam matriks patch ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pelepasan senyawa polifenol dari matriks patch. 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian FeCl 3, Na 2 CO 3, KCl, NaCl, Na 2 HPO 4, KH 2 PO 4, Na 2 CO 3, PEG 400, Mentol diperolehdari PT. Bratachemdenganderajatteknis,Folin Ciocalteau,Asam galat diperolehdari PT. Sigma-Aldrichdenganderajat pro analisis, Pharmacoat 615 (Menjangan Sakti), Daun sirih (Piper betle L.). 2.2 Metode Penelitian 2.2.1 Pembuatan ekstrak etanol daun sirih Daun sirihdikumpulkan dari wilayah Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali dikeringkan dan diserbuk, ditimbang sebanyak 300 gr dan diekstraksi dengan etanol 96% hingga volume 1000 ml. a. Uji senyawa polifenol Sebanyak 5 ml ekstrak dimasukan ke dalam tabung reaksi ditambahkan 3 tetes FeCl 3 1%kemudian didiamkan selama beberapa saat. Terjadinya perubahan warna menjadi hijau kehitaman, menandakan adanya senyawa fenol dan tanin yang terkandung dalam sampel tersebut. (DepKes RI, 1989). 2.2.2 Penetapan Kadar Total Polifenol Metode ini diadaptasi dari penelitian yang dilakukan Alfian dan Susanti (2012) a. Pengukuran panjang gelombang maksimum asam galat Larutan asam galat sebanyak 250 μl dengan konsentrasi 30 μg/ml ditambah reagen Folin Ciocalteau 1,25 ml didiamkan selama 4 menit. Kemudian ditambah 1 ml larutan Na 2 CO 3 7,5% selama 30 menit didiamkan. Diukur absorbansi pada panjang gelombang 700-800 nm. b. Penentuan operating time asam galat Larutan asam galat sebanyak 250 μl dengan konsentrasi 30 μg/ml ditambah reagen Folin Ciocalteau 1,25 ml didiamkan selama 4 menit. Kemudian ditambah 1 ml larutan Na 2 CO 3 7,5% (larutan uji). Diukur absorbansi pada rentang waktu 0-90 menit pada panjang gelombang 765 nm. c. Pembuatan kurva baku polifenol asam galat Dibuat seri kadar asam galat 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40 μg/ml sebanyak 250 µl ditambah reagen Folin Ciocalteau 1,25 ml didiamkan selama 4 menit. Kemudian 1 ml larutan Na 2 CO 3 7,5% ditambahkan, pada operating timedidiamkan dan diukur pada panjang gelombang maksimum hasil pengukuran. Kemudian dibuat kurva 13

kalibrasi sehingga diperoleh persamaan regresi untuk menghitung kadar total polifenol selanjutnya. d. Penetapan polifenol total pada ekstrak etanol daun sirih Dilarutkan 10 mg ekstrak etanol daun sirih sampai volume 10 ml dengan etanol, dipipet sebanyak 250 μl ditambahkan reagen Folin Ciocalteau 1,25 ml didiamkan selama 4 menit. Kemudian ditambah 1 ml larutan Na 2 CO 3 7,5% pada operating timedidiamkan dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum hasil pengukuran dengan spekrofotometer UV-Vis. Penentuan kadar total polifenol ditentukan dengan menggunakan persamaan kurva kalibrasi asam galat. 2.2.3Pembuatan matrik patch Matrikpatch dibuat dengan sistem matrik di dalam cawan petri dengan diameter 6 cm dan dibiarkan mengering pada permukaan yang datar pada suhu ruang. Masingmasing formula dibuat 17 ml. 2.2.4 UjiPelepasan Senyawa Polifenol UjiPelepasan Senyawa Polifenol dilakukan menggunakan sel difusi Franz dengan medium dapar fosfat salin ph 7,4. Uji disolusi dilakukan pada suhu 31 C dengan kecepatan putar pengaduk 65 rpm. Sebanyak 1 ml sampel diambil pada menit ke- 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 240, 300. Kekurangan dari volume kompartemen reseptor digantikan dengan dapar fospat salin ph 7,4 sebanyak 1 ml. Sampel yang telah diambil kemudian ditetapkan kadarnya dengan metode kolorimetri dan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. 5.Penentuan formula optimal Formula optimal ditentukan dengan melihat pada masing-masing formula hasil uji pelepasannya dimana matriks patch yang menghasilkan jumlah kumulatif senyawa fenolik yang terlepas paling besar melalui bantuan software Design Expert versi 7. 6.Verifikasi formula optimal Verifikasi formula optimal dilakukan dengan mebandingkan jumlah kumulatif senyawa fenolik yang terlepas dari formula optimal hasil pecobaan terhadap hasil prediksi dari model yang dihasilkan dengan metode simplex lattice design dan dengan uji T-test. 3. HASIL 3.1 Hasil Disolusi Efisiensi Senyawa Polifenol Dari Matriks Patch Ekstrak Daun Sirih (Piper batle L.) Sampai Menit ke-360 Hasil yang diperoleh untuk uji pelepasan senyawa polifenol dari matriks patch ekstrak daun sirih ( Piper betle L.) dalam bentuk disolusi effisiensi (DE) sampai menit ke-360 tersaji pada tabel 1. 3.2 Hasil Penentuan Mekanisme Pelepasan Senyawa Polifenol Dari Matriks Patch Ekstrak Daun Sirih (Piper batle L.) Hasil nilai koefisien korelasi dalam penentuan mekanisme pelepasan senyawa polifenol dari matriks patch ekstrak daun sirih (Piper batle L.) tersaji pada tabel 2. 14

Tabel 1. Disolusi Efisiensi Sampai Menit ke-360 Run Komponen 1 PEG 400 (ml) Komponen 2 Mentol 1% (ml) Respon DE % 1 2,0 0,0 4.44 2 2,0 0,0 5.04 3 1,0 1,0 10.16 4 0,5 1,5 9.38 5 1,0 1,0 10.03 6 1,5 0,5 8.02 7 0,0 2,0 8.98 8 0,0 2,0 8.98 Tabel 2. Nilai r 2 Model Persamaan Pelepasan Senyawa Polifenol dari Matriks Patch Daun Keterangan: Sirih (Piper betle L.) Model Persamaan r 2 Orde nol 0,96 Orde satu 0,93 Higuchi 0,95 Korsmeyer Peppas 0,98 Nilai r 2 diperoleh dengan menggunakan Solver 4. PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi daun sirih (Piper betle L.) Dalam proses ekstraksi daun sirih (Piper betle L.) menggunakan metode maserasi dengan cairan penyari etanol 96% yang merupakan campuran hidroalkohol. Diperoleh ekstrak kental sejumlah 6,02 g dari 50 g serbuk daun sirih. Hasil rendemen ekstrak yang diperoleh sebesar 12,04%, memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia dengan total rendemen ekstrak daun sirih lebih dari 5%. 4.2Uji pendahuluan polifenol pada ekstrak daun sirih (Piper betle L.) Pada uji pendahuluan diperoleh hasil terjadi perubahan warna menjadi hijau kehitaman yang menandakan adanya senyawa polifenol pada ekstrak daun sirih (Piper betle L). Warna hijau kehitaman yang terbentuk pada sampeldikarenakan fenol yang terdapat pada sampel dengan ion Fe 3+ akan membentuk senyawa kompleks (Depkes RI, 1989). 4.3 Penetapan kadar total polifenol ekstrak daun sirih (piper betle l.) Penetapan kadar total polifenol dilakukan dengan prinsip reaksi kolorimetri, reagen Folin-Ciocalteau akan mengoksidasi gugus hidroksil pada senyawa fenolikmenjadi senyawa kompleks molibdenum-tungsten berwarna biru yang dapat diukur dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Visibel (Alfian dan Susanti, 2012). 4.3.1 Penentuan panjang gelombang maksimum Panjang gelombang maksimum dari asam galat adalah 742 nm yang memberikan absorbansi yang paling tinggi. 4.3.2 Penentuan operating time Hasil operating time asam galat adalahselama 20 menit yang menunjukan absorbansi yang paling tinggi dan stabil. 4.3.3 Pembuatan kurva baku asam galat Diperoleh kurva baku asam galat dengan persamaan regresi y = 0,015x + 0,099, koefisien korelasi (r 2 ) sebesar 15

0,992. Hasil hubungan antara absorbansi dan konsentrasi asam galat tersebut linier dapat dilihat dari koefisien korelasi yang mendekati 1 yang berarti respon detektor yang baik, apabila terjadi peningkatan nilai konsentrasi maka nilai absorbansi juga meningkat (Harmita,2006). Gambar 1. Kurva baku asam galat 4.3.4 Penetapan kadar total fenolik dalam ekstrak daun sirih (Piper betle L.) Penetapan kadar total fenolik dalam ekstrak digunakan untuk mengetahui kadar senyawa polifenol yang terlepas dari matriks patch. Hasil penetapan kadar total fenolik dalam ekstrak daun sirih (Piper betle L.) diperoleh kadar total senyawa polifenol dalam ekstrak daun sirih (Piper betle L.) adalah sebesar 57,2 mg EAG/g ekstrak. Penelitian yang dilakukan Hamidah, dkk (2013) diperoleh kadar total senywa polifenol pada ekstrak daun sirih adalah sebesar 45,73 mg EAG/g. Perbedaan kadar total polifenol yang diperoleh pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidah, dkk (2013) diduga disebabkan oleh perbedaan daerah tumbuh dari tanamaman sirih (Piper betle L.) karena perbedaan kandungan unsur hara sehingga mempengaruhi kandungan senyawa polifenol dari tanaman sirih (Piper betle L.). 4.4 Uji pelepasan senyawa polifenol pada matriks patch. Pada uji pelepasan senyawa polifenol parameter yang diamati adalah dissolution efficiency (DE). Hasil perhitungan disolusi efisiensi dari data yang diperoleh pada penelitian memperlihatkan nilai yang bervariasi, berkisar antara 4,44 % hingga 10,16 %. hasil jumlah persentase disolusi efisiensi dapat dilihat pada tabel 1. Pengaruh komponen PEG 400 dan Mentol maupun kombinasi keduanya dapat digambarkan melalui persamaan quadratik yaitu y=2.39039(a)+4.42733(b)+3.00796(a)( B). Y adalah Disolusi Efisiensi, A adalah mentol, B adalah polietilenglikol dan AB adalah interaksi keduanya dengan probabilitas 0,0001 (P<0,05) yang diperoleh dari metode simplex lattice design (SLD). Dapat disimpulkan dari persamaan quadratic bahwa komponen terebut baik mentol maupun PEG 400 beserta interaksi keduanya sama-sama memberikan pengaruh dalam peningkatan Disolusi Efisiensi. Pengaruh paling besar terhadap peningkatan disolusi efisiensi adalah komponen Mentol dengan nilai koefisien sebesar 4.42733, kemudian proporsi interaksi komponen PEG 400 dan Mentol dengan nilai koefisien sebesar 3.00796 dan proporsi komponen PEG 400 dengan nilai koefisien sebesar 2.39039 untuk setiap ml penambahan bahan. 4.5Penentuan formula optimal Penentuan formula optimum dari matriks patch yang menghasilkan disolusi efisiensi yang optimal menggunakan metode simplex lattice design (SLD) menunjukkan bahwa terdapat satu formula optimum yaitu run dengan perbandingan PEG 400 dan Mentol (0,650:1,350) dengan nilai desirability sebesar 1 dipredikasikan menghasilkan disolusi efisiensi sebesar 10,17 %. 4.6Verifikasi formula optimal Verifikasi formula optimal dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Diperoleh hasil nilai disolusi efisiensi rata-rata sebesar ±10,14 % dengan nilai SD sebesar 0,097 dan nilai probabilitas respon yang diamati hasil observasi yaitu sebesar 0,711 (P>0,05)tidak ada 16

perbedaan yang signifikan antara hasil prediksi dengan hasil observasi percobaan. 4.7 Mekanisme pelepasan senyawa polifenol dari matriks patch. Untuk mengetahui mekanisme pelepasan senyawa polifenol dapat menggunakan model persamaan kinetika pelepasan obat seperti, orde nol, orde satu, Higuchi dan Korsmeyer Peppas. Penentuan model persamaan pelepasan senyawa polifenol dari matriks patch dilakukan berdasarkan nilai koefisien korelasi (r 2 ) yang dihasilkan paling mendekati 1, ini menujunjukan kedekatan dengan model persamaan kinetika pelepasan obat(fudholi, 2013). Nilai koefisien korelasi (r 2 ) sebesar 0,98 (paling mendekati 1) (Tabel 2) adalah model persamaan Korsmeyer Peppas sehingga dapat disimpulkan mekanisme pelepasan senyawa polifenol dari matriks patch mengikuti model persamaan kinetika pelepasan obat Korsmeyer Peppas. Persamaan kinetika pelepasan obat Korsmeyer Peppas menggunakan nilai n untuk mengetahui karakterisitik pelepasan obat dan digunakan ketika mekanisme pelepasan obat tersebut tidak diketahui atau memiliki mekanisme pelepasan lebih dari satu mekanisme. Kecepatan pelepasan (fluks) diperoleh sebesar 1,412 mg/jam.cm 2. Sedangkan nilai eksponen difusi (n) yang diperoleh sebesar 0,819 sehingga mekanisme pelepasan senyawa polifenol matriks patch mengikuti difusi non- Fickian (1 > n > 0,5) yaitu laju difusi dan erosi polimer berjalan seimbang. Mekanisme erosi disebabkan oleh karena penetrasi medium disolusi ke dalam pori-pori matriks patch yang dihasilkan oleh Pharmacoat 615 (polimer hidrofilik) sehingga akan meluruhkan matriks patch dan melarutkan senyawa polifenol. Mekanisme difusi disebabkan medium tidak cukup untuk mengembangkan polimer dari matriks patch sehingga tidak terjadi peluruhan pada matriks patch dan pelepasan senyawa polifenol terjadi secara difusi. Pada kondisi percobaan yang dilakukan, mekanisme pelepasan senyawa polifenol secara erosi dan difusi berjalan seimbang. 5. KESIMPULAN Bahan tambahan PEG 400 dan mentol pada formulasi patch ekstrak daun sirih (Piper betle L.) memberikan pengaruh yaitu dapat meningkatkan disolusi efisiensi dan menghasilkan formula optimal dengan perbandingan komposisi PEG 400 dan Mentol (0,637:1,363) yang menghasilkan nilai disolusi efisiensi sebesar 10,14 %, kecepatan pelepasan (fluks) senyawa polifenol dari matriks patch diperoleh sebesar 1,412 mg/jam.cm 2 yang menunjukan kedekatan dengan persamaan Korsmeyer Peppas dengan difusi non-fickian yaitu laju difusi dan erosi polimer berjalan seimbang. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Pasek Budiyadnya, Anggi dan Dwi Ratna selaku laboran atas bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alifian, R. dan Susanti, H.. 2012. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Kelopak Bungan Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Variasi Tempat Tumbuh Secara Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 2 (1): 73-80. Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Fudholi, A.. 2013. Disolusi dan Pelepasan Obat. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 110-112. 17

Hamidah, T., Kumalanigsih S., Dewi I.A. 2013. Pembuatan Ekstrak Oleoresin Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) Sebagai Pengawet Alami (Kajian Suhu Dan Lama Waktu Ekstraksi). Skripsi. Malang : Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Inayanti, A.. 2010. Uji Efek Analagesik dan Antiinflamasi Ekstrak Etanol 70% Daun Sirih (Piper Betle L) Secara In-vivo.Skripsi. Jakarta: Jurusan Farmasi Fakulatas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jinghua, Y., Peter, S., and Stephen, H. 2001. Effect of PolyetilenglycolonMorphology Thermomechanical Properties and Water Vapor and Permeability Cellulose Acetate Film. Pharm.Tech.Vol.25(10): 62-74. Patel, D.P., Setty, C.M., Mistry., G.N., Patel, L.S., Patel, T.J., Mistry, P.C., Rana, A.K., Patel, P.K., dan Mishra, R.S., 2009. Development and Evaluation of Ethyl Cellulose- Based Transdermal Films of Furosemide for Improved In Vitro Skin Permeation. Pharm. Sci. Tech. Vol. 10(2) : 437-442. Subashkumar, R., M. Babu, andthayumanavan. 2013. Antibacterial Effect of Crude Aqueous Extract of Piper betlel. Agaist Pathogenic Bacteria. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Science. Vol.4(1) : 42-46. 18