6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

G. TALANG, SUMATERA BARAT

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

Telepon: , , Faksimili: ,

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

BAB III METODA PENELITIAN

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

G. Raung (Wikipedia,Sep 2005) : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

Pemahaman Masyarakat Pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ijen, Jawa Timur (Imam Santosa)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

Jenis Bahaya Geologi

BADAN GEOLOGI - ESDM

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

G. SUMBING, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beda antara lava dan lahar

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

G. GUNTUR, JAWA BARAT

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

Transkripsi:

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa, Sulawesi Selatan Ketinggian : dml : 1783,7 m Kota Terdekat : Amurang Tipe Gunungapi : Strato Pos Pengamatan Gunungapi : Desa Maliku, Kec. Tombasian, Kab. Minahasa Selatan 95354 Sulawesi Utara. Geografi : 01 o 12 13, LU dan 124 o 40 13,86 BT PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Jalan ke arah puncak dengan mudah kita ketemukan dari beberapa arah lereng gunungapi. Dari Utara yaitu dari Kampung Tombasian Atas Kecamatan Tombasian Dari Kampung Pinebetengan Kecamatan Tompaso. Dalam waktu 2 jam dapat dicapai Kawah Masem, selanjutnya dibutuhkan satu jam lagi untuk mencapai puncak G. Soputan. Dari Timur yaitu dari Kampung Tumaratas atau Kp. Nongan, keduanya di Kecamatan Langoan Dari Selatan atau Barat : Dari Kampung Silian atau Kp. Winorangenan, Kecamatan Tombatu. Perkemahan dapat dilakukan dengan baik dekat hulu sungai Masem, bekas pabrik belerang sebelum perang dunia ke 2. Jarak dari sini ke puncak G. Soputan adalah lk. 5 km. Wisata Gunungapi

Letusan G. Soputan terakhir meletus pada Mei 00 bersifat freatomagmatis, yang ditandai dengan adanya letusan strombolian berupa semburan material pijar di sekitar kawah. Fenomena seperti ini tampak menarik jika dilihat pada malam hari. Maka tidak mengherankan jika banyak wisatawan yang ingin menyaksikan aktifitas letusan ini dari jarah jauh. SEJARAH KEGIATAN TAHUN KEJADIAN 1785, Letusan dari kawah puncak 1786, 1819, 1833, 1838, 1845, 1890, 1901 Letusan samping 1906 17 juni- Sepetember, letusan samping menghasilkan aliran lava. Terbentuk kerucut parasit Aesoput. 1907 5 23 Juni Letusan di Aesoupt 1908 Januari juni, Letusan di Aesoput menghasilkan aliran lava 1909, 1910 1911, 1912 November April, Letusan di Aesoput menghasilkan aliran lava 1913 April Juni, Letusan di Aesoput 1915 April Juni, Terbentuknya kubah lava Aesoput Weru dan aliran lava ke arah tenggara 1917 November, Letusan di Aesoput 1923-27 November 18 Januari, Letusan di Aesoput 1924 1925 Tidak ada keterangan 1947 22 27 Agustus, Letusan di Aesoput 1966 Mei, 1984 Letusan dari kawah puncak 1991, Disertai pertumbuhan kubah lava 1995, 00 Beberapa jam menjelang letusan 13 Mei 00, tremor vulkanik terekam secara menerus dengan amplituda berkisar antara 5-31 mm. Tremor letusan terekam hingga di stasiun seismik G. Lokon (yang berjarak lk. 25 km utara G. Soputan), dengan amplituda maksimum mencapai mm. Tremor tersebut, yang terekam di pos PGA Lokon hingga tanggal 14 Mei 00, pukul 19.00, amplitudanya sekitar 1 mm. Hal serupa terjadi berulang-ulang (letusan pada tanggal 1, 6, 25 dan 30 Juli 00), setiap akan terjadi letusan, selalu didahului oleh tremor vulkanik selama 3-6 jam (Foto, 21 dan 22). Amplitudanya semakin lama semakin besar hingga beberapa menit menjelangletusan amplitudanya mencapai 45 mm (peak to peak). Setelah kubah lava pertama longsor pada Juli 1995, kemudian diisi dengan kubah lava berikutnya, yaitu kubah lava Mei 00. Hasil penyelidikan Solihin A. dkk., Mei 00, pertumbuhan kubah lava (pertambahan volumenya) Mei 00 ini berlangsung sangat cepat. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, ketinggian (elevasinya) meningkat/naik lebih dari 50 m. Hal ini dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan pada bulan Juli 1999, dimana pada saat itu belum terlihat adanya tonjolan kubah lava baru. 07 25 Oktober, menyemburkan abu setinggi lebih dari ±1000 m di atas puncak, disertai dengan guguran lava pijar ke arah barat sejauh ± 1000 m. Kejadian tersebut berlangsung selama ± 2 minggu. Pada pertengahan November 07, aktivitas G. Soputan menurun. 08 5 Juni Terekam 14 kejadian gempa guguran, 9 kejadian gempa vulkanik dalam (VA) dan 2 kejadian gempa tektonik, secara visual gunung tertutup kabut. 6 Juni

Pukul 00.00 10.00 Terjadi peningkatan jumlah gempa yang mencolok, masing-masing terekam 116 kejadian gempa vulkanik dalam (VA) dan 1 gempa guguran. Pukul 08.53 Mulai terekam tremor menerus dengan ampituda antara 5-30 mm. Pukul 11.07Terjadi letusan yang disertai guguran awan panas hampir kesegala arah dengan jarak luncur lk. 1500 m. Tinggi asap letusan mencapai lebih dari 00 m. Abu letusan tertiup angin ke arah barat, tersebar hingga mencapai Kotamobagu Pukul 17.00 19.00Terlihat sinar api dan kilatan petir di sekitar puncak dengan tinggi lebih dari 250 m. Suara gemuruh dan dentumannya terdengar hingga di Pos Lokon di Tomohon yang berjarak ±30 km 7 Juni Tidak terjadi letusan, namun guguran lava masih terjadi. Pada malam hari terlihat titik titik sinar api di sekitar puncak. Tanggal 26 September 6 Oktober Secara visual aktivitas vulkanik yang tampak dari Pos PGA di Maliku berupa hembusan asap kawah berwarna putih tipis setinggi 25 50 meter dari puncak Tanggal 6 Oktober 08 pukul 00:00 06:00 WITA terekam sebanyak 2 kali gempa Vulkanik-Dalam dengan amplituda antara 5 15 mm dan lama gempa 7,5 10 detik, serta gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 4 mm. Pukul 06:00 12:00 WITA : terdengar suara gemuruh dengan intesitas sedang hingga kuat di Pos PGA Maliku pada pukul 10:10 WITA, kemudian disusul terjadinya letusan abu berwarna kelabu tebal setinggi 1000 meter dari puncak pada pukul 10:45 WITA, letusan ini disertai dengan sinar api setinggi 25 meter. Pada pukul 14:49 WITA terjadi letusan asap berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian antara 1000 1500 meter disertai suara gemuruh sedang kuat. Pada pukul 15:30 WITA kembali terjadi letusan menerus disertai suara gemuruh, warna asap kelabu tebal dengan ketinggian antara 1000 1500 meter dari puncak. Pada pukul 16:45 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda antara 0,5 5 mm. Sedangkan suara gemuruh tidak terdengar. Asap kawah teramati berwarna putih tipis setingi 100 meter dari puncak. Pukul 18:00-24:00 WITA : Pada pukul 19:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 1 mm. Pada pukul 19:33 WITA terjadi letusan yang disertai suara gemuruh sedang hingga kuat secara menerus, pada saat yang sama terekam gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum 40 mm. Ketinggian asap letusan tidak dapat teramati karena saat itu gunung tertutup kabut. Pada pukul 21:08 WITA terjadi letusan abu setinggi 1000 1500 meter dari puncak yang disertai sinar api setinggi 150 meter. Pada pukul 22:02 WITA kembali terjadi letusan yang disertai guguran lava pijar ke arah barat sejauh 1000 meter. Pada pukul 22:37 WITA terjadi letusan strombolian dengan ketinggian antara 100 150 meter dari puncak. Tanggal 7 Oktober 08 : secara visual teramati asap berwarna putih tebal dengan ketinggian antara 500 1500 meter dari puncak. Sinar api teramati dengan ketinggian 50 150 meter. Guguran lava pijar teramati mencapai jarak luncur 500 meter dari pusat kegiatan ke arah barat dan baratlaut. Dari rekaman seismograf menunjukkan terjadi 7 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum antara 7 16 mm dan lama gempa antara 65 detik. Gempa tremor menerus terekam dengan amplituda maksimum berfluktuasi antara 0,5 hingga 40 mm. Perioda Letusan Periode letusan G. Soputan yang terpanjang adalah 47 tahun dan yang terpendek adalah 1 tahun. Sifat letusan G. Soputan umumnya dalam satu periode kegiatan terjadi beberapa kali letusan dengan selang waktu antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Seperti yang terjadi pada tahun 1908, 1913, 1915, 1923, 1982 dan 1984, 00 dan 08 GEOLOGI Morfologi

Geomorfologi G. Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi yang meliputi satuan morfologi tubuh gunungapi, satuan morfologi perbukitan dan morfologi dataran. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi tersebar di bagian timur dan selatan, meliputi tubuh-tubuh Gunung Riendengan, Temboa, Kelelondei dan Manimporok, deretan gunung tersebut membentuk sesar normal di sebelah timur G. Soputan. Tubuh lain yang termasuk morfologi ini adalah G. Soputan-Aeseput, dan G. Kelewung di sebelah selatan. Di puncak G. Soputan terdapat Sub satuan Morfologi Kubah Lava yang termasuk dalam Satuan morfologi Tubuh Gunungapi. Satuan Morfologi Perbukitan merupakan satuan morfologi yang paling luas penyebarannya, menempati bagian sebelah utara, barat, dan baratdaya G. Soputan. Satuan ini umumnya membentuk perbukitan yang memanjang dan bergelombang, umumnya merupakan bagian kaki dari satuan Morfologi Tubuh Gunungapi. Satuan Morfologi Dataran mempunyai penyebaran yang paling kecil yang hanya terletak di daerah dataran Pantai Teluk Amurang dan di daerah Pinabetengan Kecamatan Tompaso, sebelah timurlaut G. Soputan. Satuan ini memperlihatkan morfologi yang datar dengan kemiringan lereng yang rendah sekali (0 5 0 ). GEOFISIKA Seismik Peta geologi G. Soputan

08-01-01 08-01-16 08-01-31 08-02-15 08-03-01 08-03-16 08-03-31 08-04-15 08-04-30 08-05-15 08-05-30 08-06-14 08-06-29 08-07-14 08-07-29 08-08-13 08-08-28 08-09-12 08-09-27 08-10-12 08-10-27 08-11-11 08-11-26 08-12-11 08-12-26 09-01-10 09-01-25 09-02-09 09-02-24 09-03-11 09-03-26 09-04-10 09-04-25 09-05-10 09-05-25 09-06-09 09-06-24 Jumlah Gempa 08-01-01 08-01-16 08-01-31 08-02-15 08-03-01 08-03-16 08-03-31 08-04-15 08-04-30 08-05-15 08-05-30 08-06-14 08-06-29 08-07-14 08-07-29 08-08-13 08-08-28 08-09-12 08-09-27 08-10-12 08-10-27 08-11-11 08-11-26 08-12-11 08-12-26 09-01-10 09-01-25 09-02-09 09-02-24 09-03-11 09-03-26 09-04-10 09-04-25 09-05-10 09-05-25 09-06-09 09-06-24 Jumlah Gempa 08-01-01 08-01-16 08-01-31 08-02-15 08-03-01 08-03-16 08-03-31 08-04-15 08-04-30 08-05-15 08-05-30 08-06-14 08-06-29 08-07-14 08-07-29 08-08-13 08-08-28 08-09-12 08-09-27 08-10-12 08-10-27 08-11-11 08-11-26 08-12-11 08-12-26 09-01-10 09-01-25 09-02-09 09-02-24 09-03-11 09-03-26 09-04-10 09-04-25 09-05-10 09-05-25 09-06-09 09-06-24 Jumlah Gempa 08-01-26 08-02-21 08-03-18 08-04-13 08-05-09 08-06-04 08-06-30 08-07-26 08-08-21 08-09-16 08-10-12 08-11-07 08-12-03 08-12-29 09-01-24 09-02-19 09-03-17 09-04-12 09-05-08 09-06-03 09-06-29 Jumlah Gempa Amax ( mm ) Kegempaan G. Soputan dari tahun 08 hingga Oktober 09 digambarkan sebagai berikut : Grafik Harian Gempa Tremor Harmonik G. Soputan 08-09 100 80 60 40 0 Jml Amax menerus seismograf rusak 60 50 40 30 10 0 Grafik Harian Gempa Vulkanik B G. Soputan 08-09 15 10 5 seismograf 0 Grafik Harian Gempa Vulkanik A G. Soputan 08-09 108 15 10 seismograf 5 0 150 Grafik Harian Gempa Guguran G. Soputan 08-09 1 90 60 30 seismograf 0 Geomagnet G. Soputan dan sekitarnya memiliki relief magnetik yang bervariasi. Di bagian barat berelief rendah sedangkan relief tinggi menempati bagian tengah - selatan membentuk

Temperatur (Cdeg) Temperature (C Deg) Radial (Mcrad) Radial (Mcrad) Tangesial (Mcrad) Tangensial (Mcrad) lengkungan tapal kuda ke arah utara. Daerah ini adalah komplek G. Manimporok dan G. Riendengan. Puncak G. Soputan mempunyai harga anomali berkisar pada 400 nt, yang merupakan relief rendah juka dibandingkan dengan komplek G. Manimporok dan G. Riendengan yang masing-masing mempunyai harga anomali 1100 nt dan 700 nt. Dilihat dari kenampakan morfologi puncak G. Soputan tinggi akan tetapi harga kemagnetannya rendah. Hal ini erat hubungannya dengan terbentuknya puncak G. soputan dimana material-material baru mempunyai arah remanen magnetik yang berbeda-beda selama proses pembentukan puncak tersebut. DEFORMASI Dari hasil pengukuran Tiltmeter serta hubungannya dengan kejadian letusan, terlihat untuk komponen radial dan tangensial tidak jelas perubahannya baik sebelum maupun sesudah letusan, yang paling terlihat dari komponen temperatur, dari dua kejadian letusan, terjadinya letusan bukan saat temperatur tinggi tetapi setelah temperatur tinggi kemudian turun. Munculnya sinar api pada 12 16 Maret 08 berada pada posisi komponen tangensial dan temperatur tertinggi hal ini setelah temperatur turun tidak diikuti oleh suatu letusan. 32 30 28 26 24 22 18 16 14 10 0-10 - -30 55 50 45 40 35 30 25 4/18/07 18:40 7/31/07 :32 Januari - September 07 Letusan 11-15 Aug 07 Rekaman Tiltmeter Periode Januari September 07 Rekaman Tiltmeter periode Oktober 07 April 08 12/11/07 8:33 2/8/08 21:46 4/4/08 11:01 Dari hasil Tiltmeter nampak pada saat terjadi letusan (Agustus dan Oktober 07), komponen tangensial dan radial tidak memberikan perubahan yang signifikan sebelum, sesudah dan pada saat terjadi letusan, yang terlihat terjadi perubahan yang signifikan adalah komponen temperatur. Letusan terjadi setelah temperatur mencapai maksimal (mendekati angka 50ºC) lalu turun. Kalau melihat posisi tiltmeter di lapangan yang 826 824 822 8 818 816-10 -15 - -25 50 45 40 35 30 25 Let. 25 Okt 07 12-16 Maret 08 Sinar Api Okt 07 - April 08

ditempatkan di puncak Aesoput bahwa panas tertinggi yang terekam yaitu pada jarak paling pendek antara sumber panas saat bergerak menuju puncak Gunungapi Soputan. Lokasi Tiltmeter Ilustrasi jarak antara Tiltmeter dengan sumber panas Dari ilustrasi tersebut bisa dijelaskan bahwa sumber panas bergerak dari D1, D2, D3, D4, D5 dan D6. Panas tertinggi terekam pada jarak terpendek yaitu di D4 dan setelah itu sumber panas bergerak mendekati puncak menjauh dari tiltmeter sehingga panas yang terekam seolah-oleh menurun dan pada saat jarak terpendek juga merupakan tekanan tertinggi. Potensial Diri Penyelidikan anomali potensial diri (SP) oleh E. Kusdinar Abdurahman, pada April - Mei 1992 menunjukkan, pada lintasan Tumaratas - Puncak Soputan secara umum di titiktitik yang terletak di bagian kaki G. Soputan sampai ketinggian 1145 meter memperlihatkan pola anomali negatif jika dibanding dengan harga potensial diri (SP) di bagian puncak. Hal ini mungkin akibat adanya resapan air akibat gravitasi karena batuannya terdiri dari batuan piroklastik dan efek resapan panas akibat aktifitas G. Soputan tidak berpengaruh besar terhadap bagian kaki. Pada lintasan Rendengan - Silian, pola profil SP yang dihasilkan variasinya tidak banyak - tidak terlihat pola anomali positif yang menonjol. Hal ini diduga resapan air akibat gravitasi cukup tinggi, mungkin ada struktur yang mengontrolnya. Pada lintasan Puncak Soputan - Silian, anomali posistif terlihat jelas di daerah puncak yang terletak pada ketinggian 1675 meter. Pada Lintasan Puncak Soputan - G. Kedewung, anomali positif terlihat jelas pada ketinggian 1345 meter, dan di bagian puncak menunjukkan pola anomali posistif.

Secara umum pola anomali positif yang extrim hanya terlihat di bagian puncak G. Soputan, kemungkinan besar disebabkan oleh aktifitas G. Soputan itu sendiri. Secara teoritis hal ini akibat adanya proses elektro thermalï dan elektro kimia. GEOKIMIA Kimia Batuan 1. Lava dari ujung aliran lava 1966 di lereng baratlaut G. Soputan basalt porfi (Saefudin, 1970) 2. Lava kubah 1966 puncak Soputan : basalt (Saefudin, 1970) 3. Lava dari ujung lava 1966 di puncak sebelah timur dekat lidah lava lama : olivin basalt (Manalu, 1970) 4. Lava 1966 di lembah antara G. Soputan dengan G. Manimporok basalt porfir (Saefudin, 1970). Tabel Hasil Analisis Kimia Lava 1966 SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 FeO MnO MgO CaO Na 2 O K 2 O H 2 O 100 o C TiO 2 P 2 O 5 SO 3 Hilang dibakar Lava 1 2 3 4 Mei 00 48,42 % 49,74 % 47,70 % 48,79 % 49,06 %,35,43,82 19,73 17,78 4,81 2,96 2,65 3,82 12,07 5,66 9,04 9,95 8,89-0,03 0,03 0,03 0.03 0, 8,18 6,76 7,91 8,11 6, 4,26 3,33 4,41 3,56 10,51 5,00 5,28 4,53 4,89 2,54 0,23 0,21 0, 0,21 0,36 0,15 0,14 0,12 0,19 0,14 1,06 1,06 0,94 1,09 0,94 0,00 0,03 0,00 0,03 0,25 0,01 0,01 0,01 0,01-1,55 1, 0,80 1,40 Pengamatan Visual dan Geokimia Analisis cuplikan dari G. Soputan baik air, gas maupun batuan dilakukan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK). Analisis cuplikan air dan batuan dilakukan dengan metoda spektrofotometri serapan atom terhadap unsurunsur logam (kation), sedangkan anionnya dianalisis dengan metoda spektrometri warna (kolorimetri) ataupun volumetri. Analisis cuplikan gas menggunakan metoda kromatografi gas terhadap unsur-unsur gas yang tidak terlarut dalam larutan NaOH, sedangkan unsurunsur gas yang terlarut dalam larutan NaOH dianalisis secara volumetri.

Analisa Cuplikan Gas Unsur Solfatara K. Masem Solfatara K. Masem Juli 08 Solfatara K. Masem Nov 08 Bubble K. Masem H2 0,04 0,02 0,01 1,34 0,045 O2 + Ar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 N2 0,72 0,19 0,003 6,26 0,057 CO2 1,49 0,71 2,273 74,26 1,121 SO2 0,18 0,02 0,305 6,04 0,160 H2S 0,26 0,15 0,66 6,68 0,173 HCl 0,09 0,02 0,001 5,27 0,001 HF 0,00 0,00-0,00 0,000 NH3 0,09 0,01 2,381 0,15 0,977 H2O 97,95 98,88 94,962 0,00 97,466 Suhu, ºC Hasil analisa cuplikan gas.(dalam satuan %V) Unsur Fumarola Bukit Kasih Fumarola Bukit Kasih Juli 08 Fumarola Bukit Kasih Nov 08 Pinggir Danau Kawah Masem Juli 08 Bubble K. Masem Nov 08 Bualan Bukit Kasih H2 0,00 3,00.E-4 0,001 0,01 0,005 O2 + Ar 0,06 0,80.E-4 0,000 0,00 2,59 N2 0,24 0,02 0,017 0,38 12,51 CO2 1,98 0,84 1,338 1,95 67,90 SO2 0,06 0,002 0,406 0,10 0,00 H2S 0,06 0,04 0,151 0,35 2,75 HCl 0,01 0,01 0,002 0,10 14,18 HF 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 NH3 0,002 0,04 0,725 0,21 0,06 H2O 97,58 99,05 97,360 96,90 0,00 Suhu, ºC Hasil analisa cuplikan gas.(dalam satuan %V) Analisa Cuplikan Air Unsur Kawah Masem Kawah Masem Juli 08 Kawah Masem Nop 08 Kali Masem Kali Masem Juli 08 Kali Masem Nop 08 SiO2 97,92 58,34 51,10 101,96 125,10 123,40 Al 19,43 15,93 10,82 24,96 101, 75, Fe 11,03 7,83 5,87 1,53 59,92 7,92 Ca 43,32 44,83 26,25 40,09 95,65 103, Mg 38, 28,25 13,51 6,44 45,70 25,70 Na 10,40 11,29 15,57 13,86 16,24 91,7 K 0,39 0,41 0,26 0,80 1,11 1,17 Mn 0,70 0,45 0,22 0,25 1,04 0,59 NH3 1,50 0,91 0,002 1,28 1,70 0,002 Cl 7,67 0,00 17,65 57,56 0,00 17,65

SO4 527,37 457, 334,50 454,98 1.966,09 1.116,9 HCO3 - - - - - - CO2 338,95 278,22 27,19 338,95 2.371,26 76,45 H2S 0,00 4,13-3,25 3,44 - B 0,00 0,59-0,34 0,56 2,72 ph lab. 2,87 2,74 2,77 3,01 2,00 2,83 DHL, µmhos/cm. 1400 1000 936 9 3600 1596 Keterangan: (Kecuali ph dan DHL semua unsur/senyawa dalam satuan mg/l) Hasil analisis kima air dari Danau Kawah Masem, Kali Masem di Gunung Soputan dan sekitarnya. Unsur MAP Bukit Kasih MAP. Bukit Kasih Juli 08 MAP. Bukit Kasih Nop 08 Bukit Kasih (bualan) Bualan di Bukit Kasih Juli 08 Bualan di Bukit Kasih Nop 08 SiO2 256,80 242,10 230,90 315,70 270,80 298,90 Al 49,06 52,98 25,72 37,01 35,28 36,51 Fe 15,87 15,21 17,46 27,68 27,63 22,98 Ca 40,90 46,25 67,60 76,25 96,10 78,80 Mg 2,05 3,30 11,98 5,43 9,16 9,76 Na 47,50 118,50 63,25 175,40 199,70 236,60 K 10,46 12,83 6,82 7,71 9,14 7,34 Mn 0,32 0,30 0,60 0,61 0,66 0,64 NH3 1,43 1,62 0,004 2,59 2,94 0,009 Cl 76,75 9,98 46,05 422,13 0,00 314,68 SO4 1277,23 1.506,07 967,03 1283,31 1.500,75 1.616,38 HCO3 - - - - - - CO2 1977,23 1.915,09 127,53 33,72 1.847,29 229,80 H2S 1,95 6,16-0,65 2,28 - B 0,07 3,98 3,32 0,31 12,72 5,54 ph lab. 1,94 2,5 2,19 1,91 3,0 2,01 DHL, µmhos/cm. 4400 3800 4800 5000 4400 8500 Keterangan: (Kecuali ph dan DHL semua unsur/senyawa dalam satuan mg/l) Hasil analisis kima air dari Mata Air Panas (MAP) dan bualan di Bukit Kasih Hasil Analisis Kimia Batuan Hasil analisis kimia batuan dari contoh-contoh batuan lava Gunung Soputan dan sekitarnya ditampilkan pada tabel-tabel berikut ini. Unsur Aesoput - I Lava baru 6 Juni 08 Aesoput - II SiO2 49,29 51,16 Al2O3 18,78 18,22

Fe2O3 10,88 10,74 CaO 8,68 8,71 MgO 6,94 5,87 Na2O 3,17 3,15 K2O 0,39 0,40 MnO 0,19 0,19 TiO2 0,89 084 P2O5 0,51 0,19 H2O 0,16 0, HD 0,00 0,00 Hasil analisis kima batuan lava Gunung Soputan dan sekitarnya, konsentrasi dalam % berat. Hasil Analisis Kimia Batuan Komposisi kimia batuan lava baru hasil letusan Gunung Soputan 6 Juni 08 yang diambil di puncak Aesoput adalah sebagai berikut (dalam satuan % berat): SiO2 : 49,29 %, Al2O3 : 18,78 %, Fe2O3 : 10,88 %, CaO : 8,68 %, MgO: 6,94 %, Na2O : 3,17 %, K2O : 0,39 %, MnO : 0,19 %, TiO2 : 0,89 %, P2O5 : 0,51 %, H2O - : 0,16 %, HD : 0 %. MITIGASI BENCANA GEOLOGI Sistem Pemantauan Pemantauan G. Soputan dilakukan secara menerus baik visual maupun kegempaannnya dari Pos Pengamatan yang terletak di Desa Maliku, lebih kurang. 12,5 km sebelah baratlaut G. Soputan Visual Pengamatan visual dilakukan dengan mengamati cuaca dan aktivitas G. Soputan, meliputi tinggi, warna dan tekanan asap yang keluar dari kawah G. Soputan. Seismik Aktifitas kegempaan G. Soputan dan sekitarnya dipantau secara menerus dari Pos PGA Soputan, dengan menggunakan seismograf Kinnemetrics PS-2. Sensor gempa (seismometer) L4C vertikal, diletakkan di G. Aesoput (01 0 07 21, LU 124 0 44 30,00 BT) dan di bukit Rindengan sekitar 4,5 km sebelah utara puncak. Gempa dari stasiun Rindengan langsung ditransmisikan ke pos G. Lokon (di Kakaskasen - Tomohon) yang berfungsi sebagai Pos Regional Center. Hasil kegempaan dari stasiun di G. Aesoput, selain dapat direkam di Pos PGA Soputan di Maliku juga dapat direkam di Pos PGA Lokon di Tomohon (mulai Mei 02 menjadi regional Center untuk wilayah Sulawesi Utara). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan (terutama kegempaan) dan mempercepat alur komunikasi

pemantauan (aktifitas kegempaan G. Soputan) dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, maupun dengan instansi terkait di sekitar Minahasa, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan mengenai kegiatan G. Soputan, mengingat sarana dan prasarana komunikasi di Pos PGA Lokon lebih lengkap dan yang di luarpun (di Tomohon) mudah dijangkau. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Pendahuluan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan kegiatan gunungapi. Peta ini menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan Pos Penanggulangan Bencana. Peta ini disusun berdasarkan geomorfologi, geologi, sejarah kegiatan, hasil penelitian dan studi lapangan. Berdasarkan tingkat kegiatan, sejarah kegiatan dan frekwensi erupsinya, G Soputan diklasifikasikan sebagai gunungapi yang sering meletus. Berdasarkan Standardisasi Nasional Indonesia nomor SNI 13-4689-1998, Peta Kawasan Rawan Bencana G. Soputan dibagi dalam tiga tingkatan dari rendah ke tinggi yaitu: Kawasan Rawan Bencana I, Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana III. Kawasan Rawan Bencana III Kawasan Rawan Bencana III dibagi dua bagian yaitu kawasan yang berpotensi terlanda: 1. Aliran massa, seperti: aliran lava, guguran lava dan kemungkinan awan panas. 2. Lontaran, seperti: hujan abu lebat, dan bom gunungapi. Kawasan Rawan Bencana II Kawasan Rawan Bencana II dibedakan menjadi dua yaitu kawasan yang berpotensi terlanda: 1. Aliran massa berupa: aliran lava, gas racun, kemungkinan awan panas dan lahar 2. Jatuhan piroklastik termasuk lontaran batu (pijar) dan hasil erupsi freatik. Kawasan Rawan Bencana I Letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu dan kemungkinan lontaran batu (pijar). Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kawasan rawan bencana terhadap lahar. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. 2. Kawasan rawan terhadap hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Soputan

DAFTAR PUSTAKA Abdurahman E.K., Laporan Penyelidikan Metode Potensial Diri (SP) Gunung Soputan, Sulawesi Utara 1992, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung 1992 Djuhara A.,Suganda O.K., Pemetaan Daerah Bahaya G. Soputan Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi, Bandung Juli 1991 Hadisantono, R. D dkk, Pemetaan Kawasan Rawan Bencana G. Soputan, Sulawesi Utara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 06 Kusumadinata, K.,. 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal. 648 656. Solihin A., dkk, Laporan Pengamatan Kegiatan Letusan G. Soputan, Sulawesi Utara, Direktorat Vulkanologi, Bandung Agustus 00 Palgunadi S., Laporan Penyelidikan Magnit Gunung Soputan, Sulawesi Utara 1992, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung 1992 Suganda, O.K., dkk, Laporan Penelitian Deformasi Gunung Soputan, Sulawesi Utara Dengan Metode EDM, 1998 Suganda, O.K., dkk, Laporan Penyelidikan Deformasi G. Soputan (SULUT) dengan metode EDM, Januari 1999 Mawardi R., Wahyuningsih R., Laporan Penyelidikan Petrokimia Gunungapi Soputan, Juni 1994 Solihin A., dkk, Evaluasi Kegiatan G. Soputan, Sulawesi Utara, Bulan Mei 01, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung Juli 01 Yohana T., dkk., Laporan Penyelidikan Gayaberat G. Soputan, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung 1992