BAB I PENDAHULUAN. saluran pemasaran yang lebih besar. Karena itu, keberhasilan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Impian setiap perusahaan adalah produk perusahaan dapat diterima oleh masyarakat (calon

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hampir seluruh penduduk indonesia hidup dari bidang pertanian meliputi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

Copyright Rani Rumita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

ANALISIS PEMASARAN PUPUK BERSUBSIDI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN SANGGAU LEDO KABUPATEN BENGKAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman kerap kali diikuti dengan beraneka ragamnya aktivitasaktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan

Kemitraan Agribisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian dalam ruang lingkup pertanian. Oleh sebab itu sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah distribusi seringkali menjadi kendala terbesar terutama bagi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

AGRIBISNIS UBI KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA DIANA CHALIL. Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara

AGRIBISNIS UBI KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA DIANA CHALIL. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan...

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul

POLA KEMITRAAN DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PEMASARAN KOPI RAKYAT (Studi Kasus di Kabupaten Malang, Jawa Timur)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SALURAN DISTRIBUSI DALAM USAHA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN DAN LABA PADA CV. ITA DI SURAKARTA SKRIPSI

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH

Pangan merupakan kebutuhan hidup esensial manusia, sesuai dengan. manusia akan berbuat apa saja untuk memperoleh

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR WAWANCARA. Daftar Wawancara Terbuka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Karakteristik Produk Hasil Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian

I. PENDAHULUAN. Agribisnis mencakup ruang lingkup yang sangat luas, meliputi. pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan maupun perkebunan.

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setelah mempelajari bab ini

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat sebagai konsumen utama produk hasil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Sebagai gantinya, sebagian besar perusahaan hanyalah satu mata rantai dalam rantai pasokan dan saluran pemasaran yang lebih besar. Karena itu, keberhasilan perusahaan individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja perusahaan tersebut tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran pemasaran bersaing dengan saluran pesaing. Untuk memiliki manajemen hubungan pelanggan yang baik, perusahaan juga harus mempunyai menejemen hubungan kemitraan yang baik. Menurut Ade Supriatna dan Bambang Drajat (2005) menyatakan Selain terpengaruh oleh tataran persetujuan multilateral, perkopian Indonesia juga tidak terisolasi dari krisis perkopian yang terjadi saat ini, dimana harga kopi menurun drastis dan pasokan kopi di pasar dunia melonjak tajam. Menurut Renton (2003) dalam Hutabarat (2004) bahwa, penyebab utama jatuhnya harga kopi adalah perubahan struktur pasar, tidak adanya keseimbangan pasar antara volume yang diproduksi dan yang dikonsumsi, petani tidak memiliki modal sementara para pengolah akhir (roaster) mengambil keuntungan berlimpah dan rendahnya mutu kopi. Dalam konteks pasar seperti ini, kopi Indonesia harus bersaing ketat dengan sesama negara produsen kopi.

Kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis pada dasarnya ditunjukkan oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen (Saragih,1994) dalam Irawan (2006). Dengan kata lain, sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi, adalah sistem agribisnis yang fleksibel atau mampu merespon setiap perubahan pasar secara efektif dan efisien. Kopi biji, seperti halnya komoditas perkebunan lainnya,. Pada tataran petani di perkebunan rakyat secara umum dihadapkan pada masalah mutu (Priyambodo, 1987; Buana et al., 1990; dan Susila et al.,1995). Suatu negara akan mampu mengekspor produk ke negara lain apabila negara yang bersangkutan memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi. Keunggulan komparatif tidak hanya bersumber dari faktor alamiah saja tetapi dapat pula diciptakan (Anggarwati dan Agmon,1990 dalam Susilowati, 2003) Menurut Yuli Hariyati, Sofia, dan Joko Sumarno (2013) dalam penelitian Perkembangn Agrobisnis Pedesaan Berbasis Kopi Menuju Speciality Kabupaten Jember, menyatakan masalah utama dari lmbannya perkembangan industri hilir kopi Indonesia berturut-turut mulai dari masalah berberat adalah (1) masalah dalam menembus jaringan pasar ekspor produk hilir kopi, (2) kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, (3) adanya hambatan dalam peraturan khususnya keternagakerjaan, perpajakan dan perdagangan, (4) kurangnya motivasi dari pengusaha, (5) kekurangan modal, (6) teknologi pengolahan dan pengemasan yang belum dikuasai sepenuhnya, dan (7) kealitas SDM untuk pemasaran produk hilir yang belum memadai

Hanya sedikit produsen yang menjual barang mereka secara langsung ke pengguna akhir. Sebagai gantinya, kebanyakan produsen menggunakan perantara untuk membawa produk mereka ke pasar. Mereka berusaha membentuk saluran pemasaran (marketing channel). Sekelompok organisasi saling bergantung untuk membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh kensumen atau pegguna bisnis. Produk atau pasar tidak akan terbentuk secara otomatis, tetapi harus ada jalur yang menghubungkannya, yaitu saluran pemarasan. Pasar dan saluran pemasaran adalah komponen-komponen dari sistem pemasaran dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Saluran pemasaran pada dasarnya adalah sekumpulan organisasi yang saling berhubungan yang terlibat dalam proses membuat produk tersedia untuk digunakan atau di konsumsi oleh konsumen. Kapan produk dibutuhkan pada saat itu saluran pemasaran dapat menyediakan, dimana produk dikonsumsi disitu saluran pemasaran dapat menyediakan, berapa produk yang akan dikonsumsi dalam jumlah itu pula saluran pemasaran bisa menyediakan. Kadang untuk membiayai kemampuan ini pemasaran harus memiliki saluran pemasaran yang sangat lengkap, namun kadang pula mereka menumpang pada saluran yang telah ada. Menurut Keegan, (1996 : 123) saluran pemasaran adalah Kegiatan merancang bauran pemasaran melalui saluran dan penjualan yang baik.

Menurut Kotler, (2008 : 40) saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung yang membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Menurut Lamb, (2001 : 8) saluran pemasaran adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan. Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran pemasaran merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat menyalurkan produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat, sehingga segala kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang menyangkut dengan distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditapkan. Produktivitas yang tinggi belum merupakan keberhasilan jika tidak diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik. Kinerja usaha tani yang maju atau komersial mempunyai hubungan yang erat dengan pasar. Peningkatan produksi tanpa diimbangi dengan kemampuan pasar untuk menampung seluruh produksi serta kemampuan pendistribusian yang baik tidak akan bertahan lama. Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah

perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer) maupun sebaliknya. Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan. Lembaga-lembaga independen tersebut sering juga disebut dengan saluran pemasaran dan independen merupakan perusahaan yang bergerak sendiri. Lembaga-lembaga tersebut mempunyai dua perbedaan diantaranya adalah agen dan pedagang perantara, perbedaannya adalah agen sebagai perantara hanya bertugas untuk mencari pembeli dan apabila produk yang diagennya adalah penjual, maka akan dapat komisi, dalam hal ini agen tidak memiliki barang, sedangkan pedagang perantara membeli barang-barang dagangannya dari produsen atau distributor lain dan kemudian menjual barang dagangannya kepada konsumen atau kepada perantara lainnya. Perkembangan industri kopi di kecamatan sidamanik membuat pertambahan minat warganya untuk berkebun kopi sehingga jumlah komuditas kopi di kecamatan sidamanik semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani kopi di kecamatan sidamanik. Yang menjadi usaha sampingan mereka. Bagi pedagang pengumpul kopi itu merupakan peluang besar untuk melakukan bisnis pendistribusian kopi di kecamtan Sidamanik untuk di jual kembali ke pedagang yang lebih besar seperti persahaan di Medan dan menjadi penghasilan utama bagi keluarga mereka.

Warga kecamatan Sidamanik sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani. Pemilihan pekerjaan ini dikarenakan adanya warga yang memiliki lahan sendiri maupun warga yang tidak bekerja di perusahaan sekitarnya. Hasil pertanian yang dihasilkan seperti ; kopi, jagung, beras cabai dan tomat. Industri kopi di kecamatan Sidamanik merupakan usaha pengumpulan kopi di kecamatan Sidamanik dengan sebagian besar badan usaha milik sendiri atau sebuah UD (Usaha Dagang). Tempat usaha tersebut berlokasi di kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Usaha tersebut merupakan sebuah usaha pengumpul kopi hasil petani di dengan jenis pengumpulan yang di kelola oleh usaha ini hanya untuk mengumpulkan hasil kopi dari petani. Dengan sistem saluran pemasaran yang di lakukan oleh pedagang kopi di kecamatan Sidamanik usaha ini telah meningkatkan produsi kopi demi memenuhi kebutuhan biji kopi di Indonesia terutama untuk wilayah Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan oleh Accorda Ramadhini, (2005) dengan judul Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Juta Jelita Medan saluran distribusi berpengaruh positif terhadap peningkatan volume penjualan. Biaya saluran distribusi sangat dominan mempengaruhi jumlah volume penjualan. Kebijakan mengalokasi biaya saluran distribusi lebih dari volume penjualan yang akan dicapai ternyata dangat efektif untuk meningkatkan volume penjualan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Dora Florentina Ginting, (2000) Peranan Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Kantor

Pemasaran Wilayah PT. Pusri Medan menunjukkan bahwa dengan memperluas saluran distribusi didaerah pemasaran di dalam maupun di luar kota wilayahnya akan mampu meningkatkan volume penjualan yang sekaligus meningkatkan pendapatan atau keuntungan bagi perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh David K. Hutagaol, (2002) Peranan Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Pertamina UPPDN I Medan menyatakan bahwa sarana fisik dalam saluran distribusi mempunyai peranan penting dalam penyampaian BBM kepada konsumen. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah ada, dapat dihubungkan yaitu saluran pemasaran yang dilakukan perusahaan sangat mempunyai peran penting dalam proses hilir hingga hulu yaitu dari bahan baku sampai sebuah produk jadi yang dapat di pakai oleh konsumen. Penelitian yang telah ada diharapkan menjadi referensi bagi penelti lanjutan yang menyangkut dengan objek atau masalah yang sama terutama saluran pemasaran. Berkenaan dengan hal diatas penulis mencoba meneliti saluran pemasaran yang diterapkan oleh sebuah badan usaha atau pedagang yang bergerak di bidang industri kopi di wilayah kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Dalam pengambilan bahan baku yang di peroleh, pedagang-pedagang tersebut mengalami kesulitan karena biji kopi yang berkualitas tidak sesuai standart, harga kopi yang ditentukan oleh perusahaan yang lebih besar, serta biaya pemeliharaan terhadap kopi agar kualitasnya tetap terjaga.

Pada penelitian ini peneliti memiliki alasan pemilihan judul penelitian yaitu karena badan usaha atau pedangang tersebut bergerak di bidang distributor biji kopi (pengepul kopi), berbeda dengan badan usaha lain yang menghasilkan produk dan melihat bagaimana pendistribusikannya baik dilakukan sendiri atau menggunakan agen perantara. Peneliti ingin melihat saluran pemasaran apa yang selama ini dilakukan para pedagang dan bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjulaan biji kopi pada kecamatan Sidamanik sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha yang dijalankan. Pada penelitian ini penulis mengangkat judul penelitian yaitu Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri kopi kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara) 1.2 Rumusan Masalah Penelitian yang dilakukan di kecamatan Sidamanik, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka pokok yang menjadi penelitian dalam hal ini adalah a Bagaimana Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di kecamatan sidamanik dalam kegiatan bisnisnya? b Bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjualan biji kopi yang diterapkan pada industri kopi di kecamatan Sidamanik?

1.3 Batasan Masalah Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di Kecamatan Sidamanik 2. Faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjualan biji kopi yang diterapka pada industri kopi di kecamatan Sidamanik. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan oleh pedagang dalam melakukan penjualan biji kopi. 2. Untuk menganalisis faktor-fator saluran pemasaran yang diterapkan pedangang kopi jika di bandingkan dengan teori-teori yang dipelajari. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Pelaku Usaha Untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi pihak pedangan di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara mengenai saluran pemasaran yang efektif 2. Bagi Peneliti