BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development), yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, dan SMA N 1 Ngemplak Boyolali yang beralamat di Jl. Raya Embarkasi Haji, Donohudan, Ngemplak Kab. Boyolali 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut. a. Tahap persiapan Tahap ini meliputi pengajuan skripsi, pembuatan media yang akan dikembangkan, pembuatan instrument, pengajuan proposal, dan perijinan. b. Tahap penelitian Tahap ini secara umum meliputi pelaksanaan uji coba produk dan revisi produk. c. Tahap penyelesaian Tahap ini meliputi analisis data dari data yang telah terkumpul dan penyusunan laporan. 41

digilib.uns.ac.id 42 Rincian jadwal kegiatan penelitian tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini. Jenis Kegiatan Pengajuan Judul Pembuatan Instrumen Pembuatan media Pengajuan proposal Perijinan Uji coba produk Revisi produk Analisis data Penyusunan laporan 2013 Feb Mar April Mei Juni Juli-februari 2015 B. Model Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sukmadinata (2008: 127) penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Pelaksanaanya dilakukan secara bertahap dengan mengacu pada langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (Sukmadinata, 2013). Terdapat 10 tahap yang harus ditempuh dalam penelitian pengembangan, yaitu (1) Penelitian dan pengumpulan data; (2) Perencanaan; (3) Pengembangan draf produk; (4) Uji coba lapangan awal; (5) Merevisi hasil uji coba; (6) Uji coba lapangan; (7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan; (8) Uji pelaksanaan lapangan; (9) Penyempurnaan produk akhir; (10) Diseminasi dan implementasi. Tahap-tahap yang dijabarkan di atas bukan merupakan tahap baku yang harus diikuti secara lengkap. Penelitian R & D dapat menggunakan sampel yang tidak terlalu besar dan diperbolehkan mengembangkan sampai tahapan langkah

digilib.uns.ac.id 43 tertentu sesuai dengan kebutuhan peneliti, berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses pengembangan. (Ardhana,2002) C. Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian pengembangan merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat produk awal sampai akhir secara berurutan. Dalam prosedur pengembangan, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan pengembangan, menjelaskan fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem (Tim Puslitjaknov, 2008: 9-10) Menurut Borg & Gall tahap-tahap pengembangan yang dilakukan dengan metode R & D terdapat 10 tahap. Akan tetapi karena keterbatasan peneliti maka penelitian ini hanya dilaksanakan sampai tahap pengembangan produk masal dengan menggunakan 3 sekolah. Ardhana (2002) mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan bukan merupakan langkahlangkah baku yang harus diikuti secara kaku, setiap pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses pengembangan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini penulis dapat memodifikasi tahap-tahap penelitian dan pengembangan sesuai dengan kondisi dan pertimbangan tertentu. Adapun tahap-tahap pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Research and Information collecting Merupakan tahap untuk menganalisis kebutuhan, mengidentifikasi faktor- faktor yang menimbulkan permasalahan dan mengetahui potensi yang ada di sekolah. Observasi dilakukan dengan wawancara kepada guru mata pelajaran kimia SMAN 1 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali dan SMA N 1 Ngemplak Boyolali dan juga menggunakan angket. Peneliti juga memberikan beberapa angket kepada siswa untuk membantu dalam mengidentifikasi masalah yang ada.

digilib.uns.ac.id 44 2. Planning Berpegang pada hasil-hasil dari studi literatur, pengumpulan data kebutuhan dapat disusun rencana pengembangan produk, serta proses pengembanganya. Rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup: 1) tujuan dari penggunaan produk, 2) siapa pengguna dari produk tersebut, dan 3) deskripsi dari komponen-komponen produk dan penggunaanya. 3. Develop Preliminary Product Pengembangan produk merupakan terjemahan dari tahapan perencanaan. tahap pengembangan merupakan tahap pelaksanaan produksi pembuatan produk dalam penelitian ini berupa multimedia pembelajaran interaktif. Pada tahapan ini, multimedia pembelajaran interaktif dikembangkan sesuai dengan alur dalam flowchart serta desain yang dibuat dalam bentuk storyboard. Pembuatan multimedia pembelajaran interaktif dilakukan dengan menggunakan Adobe Flash CS3 dengan bahasa pemrograman ActionScript 2.0. Setelah rancangan produk siap untuk digunakan, maka dilakukan validasi produk/ desain oleh tim ahli. Menurut Sugiyono (2010: 302) validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Evaluasi tim ahli dilakukan dengan cara menampilkan produk rancangan dan kemudian dinilai dan diberi saran untuk peningkatan produk oleh tim ahli. Tim ahli disini berupa ahli media dan ahli materi. Setelah divalidasi dan mendapatkan masukan dari ahli materi dan ahli media, media yang dibuat diperbaiki sesuai saran dan masukan dari tim ahli. 4. Preliminary Field Testing dan Main Product Revision Setelah media siap untuk digunakan, kemudian dilakukan uji coba rancangan model skala kecil commit yang melibatkan to user 6-12 orang responden. Jumlah

digilib.uns.ac.id 45 6 orang responden untuk kegiatan ini merupakan jumlah minimal. Keenam orang responden dengan karakteristik yang berbeda meliputi perbedaan kemampuan umum, jenis kelamin, dan kelas. Prosedur pelaksanaanya sebagai berikut: a) Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang media baru dan ingin mengetahui bagaimana reaksi siswa terhadap media yang sedang dibuat. b) Katakan kepada siswa bahwa apabila nanti siswa berbuat salah, hal itu bukanlah kekurangan siswa, tetapi karena kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki. c) Usahakan siswa bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentan media tersebut. d) Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang anda butuhkan, termasuk siswa untuk mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian yang sulit untuk dipahami; apakah contohnya, penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain. e) Berikan kuisioner kepada siswa untuk penilaian media tersebut. f) Analisis informasi yang terkumpul. g) Berdasarkan analisis hasil data informasi yang diperoleh maka dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan produk kemudian mengujicobakan produk ke sampel yang lebih besar. 5. Main Field Testing dan Operational Product Revision Merupakan tahap dimana media atau produk diujicobakan dengan sampel yang lebih banyak yaitu 30-100 orang responden. Pada uji lapangan ini digunakan sampel sebanyak 40 responden dan didapatkan data kualitatif. Evaluasi kualitatif dilakukan untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan yang diharapkan kepada guru mata pelajaran. Prosedur yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: a) Jelaskan kepada siswa bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya.

digilib.uns.ac.id 46 b) Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang dbutuhkan siswa untuk mempelajari media tersebut termasuk umpan balik dari siswa. c) Bagikan kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya. Apabila mungkin, adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa pertanyaan yang perlu didiskusikan antara lain: (a) menarik tidaknya media tersebut, apa sebabnya (b) mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan (c) konsistensi tujuan dan materi program; cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan dan contoh yang diberikan. Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah ditanyakan lewat kuesioner, informasi yang lebih detail dan jauh dapat dicari lewat diskusi ini. d) Analisis data-data yang terkumpul. e) Atas dasar umpan balik semua ini media disempurnakan. 6. Operational Product Testing Tahap ini merupakan tahap uji coba dengan keadaan yang sebenarnya. Responden yang digunakan sejumlah 40-200 responden. Peneliti menggunakan 90 responden yang terdiri dari 1 kelas SMAN 1 Boyolali, 1 Kelas SMAN 3 Boyolali dan 1 kelas SMAN 1 Ngemplak Boyolali. Responden yang digunakan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda yaitu tinggi, menengah dan rendah. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut ini : a) Jelaskan kepada siswa maksud uji lapangan tersebut dan apa yang Anda harapkan pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tidak terbiasa mengkritik bahan-bahan atau media yang diberikan. Hal itu karena siswa beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan siswa bersikap rileks dan berani mengemukakan penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba ini menguji kemampuan siswa. b) Sajikan media tersebut kepada siswa. Bentuk penyajiannya tentu sesuai dengan rencana pembuatannya; untuk prestasi kelompok besar, untuk kelompok kecil atau belajar mandiri. c) Catat semua respon yang muncul dari siswa selama sajian. Begitu pula waktu diperlukan.

digilib.uns.ac.id 47 d) Berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya e) Ringkas dan analisislah data-data yang telah diperoleh dengan kegiatankegiatan tadi. Hal itu meliputi waktu yang diperlukan, perbaikan bagianbagian yang sulit dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian, dan sebagainya. Atas dasar itu, media diperbaiki dan semakin disempurnakan. Demikanlah, dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran media yang akan dikembangkan. D. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Pembuatan media Validasi materi Validasi media revisi Preliminary Field Testing Uji coba skala kecil revisi Main Field Testing Uji coba skala menengah revisi Operational Product Testing Uji coba skala besar revisi

digilib.uns.ac.id 48 2. Subyek Penelitian Subjek penelitian menggunakan beberapa ahli validator dan siswa adapun rinciannya adalah : 1. Ahli bidang materi Ahli materi yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D. Beliau merupakan salah satu dosen Program Pendidikan Kimia FKIP UNS yang memiliki keahlian di bidang Kimia Analitik. Alasan pemilihan Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D. sebagai validator materi karena beliau berkompeten dalam bidang materi pelajaran kimia terkait dengan materi hidrolisis garam. 2. Ahli bidang media Ahli media yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Dr. Mohammad Masykuri M.Si. Beliau merupakan salah satu dosen Program Pendidikan Kimia FKIP UNS yang memiliki keahlian di bidang Pendidikan MIPA. Alasan pemilihan Dr. Mohammad Masykuri M.Si. sebagai validator media karena beliau berkompeten di bidang media khususnya terkait dengan materi pelajaran kimia. 3. Guru pengampu mata pelajaran kimia dari SMA N 1 Boyolali, SMA N 3 Boyolali dan SMA N 1 Ngemplak Boyolali 4. Siswa kelas XI-IPA SMA N 1 Boyolali sebagai kelas uji coba produk. 5. Siswa kelas XI-IPA SMA N 3 Boyolali sebagai kelas uji coba produk. 6. Siswa kelas XI-IPA SMA N 1 Ngemplak Boyolali sebagai kelas uji coba produk. (masing-masing sekolah menggunakan 4 siswa untuk uji coba skala kecil, 15 siswa untuk uji coba skala menengah, 30 siswa untuk uji coba skala besar, dengan catatan siswa yang sudah digunakan dalam uji coba skala kecil tidak digunakan kembali pada uji coba skala kecil maupun besar) E. Jenis Data Jenis data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata angket dalam uji evaluasi ahli dari aspek komponen materi, komponen bahasa commit dan to user gambar, komponen penyajian dan

digilib.uns.ac.id 49 kegrafisan. Data ini menggunakan skala Likert yang berupa angka-angka yaitu 5, 4, 3, 2 dan 1. Angka-angka tersebut kemudian direkapitulasikan sehingga dapat disimpulkan tingkat kevalidan media. Sedangkan untuk data kualitatif diperoleh dari saran dan komentar sebagai pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap media. Data lain yang terkumpul adalah data respon siswa tentang produk yang dikembangkan dari komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Data dari siswa ini menggunakan skala Likert yang berupa angka-angka yaitu 5,4,3,2 dan1dan saran serta komentar. F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian ini. Pengumpulan data digunakan untuk mencari permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran selama ini dan kemudia untuk mencari solusi serta untuk mengukur media yang telah dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan data yang relevan dan akurat yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk melakukan pengumpulan data tersebut dengan beberapa metode, antara lain: a. Studi Pustaka Data diambil juga dari studi pustaka yang berhubungan dengan obyek penelitian sehingga nantinya diharapkan dapat membantu peneliti untuk membuat suatu keputusan sehingga diharapkan dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan terhadap hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan. b. Kuisoner (Angket) Kuisoner atau angket menurut Arikunto (2010) yaitu untuk memperoleh sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuisoner juga cocok digunakan apabila jumlah commit responden to user cukup besar dan di wilayah yang

digilib.uns.ac.id 50 luas. Ada beberapa jenis angket atau kuisoner. Berdasarkan cara menjawabnya dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Angket terbuka, dimana angket ini memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. 2) Angket tertutup, dimana angket yang disediakan sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup yang dimana responden dapat memilih jawaban yang disediakan, sesuai dengan pikiran, kebiasaan atau minat responden. Alasan peneliti menggunakan angket ini adalah untuk mempermudah responden dalam menjawab dan memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan data. Prosedur penyusunan kuisoner tersebut antara lain: a) Menetapkan tujuan Tujuan penyusunan angket ini adalah untuk memperoleh data tentang kelayakan multimedia interaktir sebagai media pembelajaran kimia dalam proses pembelajaran. b) Menetapkan aspek Untuk memperjelas aspek yang ingin diungkap maka digunakan kisi-kisi kuisoner. c) Menentukan jenis dan bentuk kuisoner Kuisoner dalam penelitian ini digunakan angket tertutup. d) Menyusun kuisoner Kuisoner tersusun atas item-item terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan mengacu pada kisi-kisi kuisoner. e) Menentukan Skor Dalam kuisoner ini setiap item mempunyai alternatif jawaban dan skor. Alternatif jawaban yang dipilih oleh responden diberikan skor. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan skala Likert untuk membantu dalam penilaian media dan penghitungan penilaian responden terhadap media yang dikembangkan. Pada Penelitian kali ini peneliti menggunakan angket penilaian untuk ahli commit materi, to ahli user media, tanggapag guru dan siswa,

digilib.uns.ac.id 51 dengan menggunakan skala Likert, dimana alternatif jawaban responnya adalah Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup Baik (CB), Kurang Baik (KB), dan Tidak Baik (TB). Untuk penskoran yaitu 5 bagi Sangat Baik, skor 4 bagi Baik, skor 3 bagi Cukup Baik, skor 2 bagi Kurang Baik dan skor 1 bagi Tidak Baik. Penilaian dengan memberikan tanda chek list ( ) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian responden. Peneliti memilih menggunakan metode angket karena angket mempunyai beberapa keuntungan yaitu, antara lain: 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2. Dapat dibagikan serentak kepada banyak responden 3. Dapat dijawab oleh responden sesuai dengan kecepatan menjawab dan waktu yang dimiliki responden 4. Jawaban dapat dibuat anonim, agar tidak subjektif dan responden dapat menjawab dengan jujur sesui yang responden rasakan 5. Dapat divalidasi sehingga pertanyaan yang diberikan pada setiap responden sama (Arikunto, 2010). c. Metode Wawancara Wawancara sering pula disebut sebagai interview yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (narasumber) (Arikunto: 2010). Secara garis besar wawancara dibagi menjadi dua macam pedoman, yaitu: 1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, adalah pedoman wawancara yang hanya garis besarnya saja, sehingga diperlukan kekreatifan si pewancawa untuk mengembangkan wawancaranya dengan nara sumber. 2) Pedoman wawancara terstruktur, adalah pedoman wawancara yang tersusun secara terperinci sehingga dapat menggunakan cek list (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, peneliti hanya melakukan wawancara secara garis besarnya saja, untuk mengetahui tanggapan secara langsung terhadap media yang dikembangkan oleh peneliti.

digilib.uns.ac.id 52 d. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan selama tahap penelitian dari tahap analisis potensi dan masalah hingga produk selesai dikembangkan. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan media interaktif yaitu penilaian dengan skala Likert. Teknik analisa ini digunakan untuk mengolah data-data yang diperoleh dari uji ahli materi, uji ahli media dan siswa yang digunakan untuk ujicoba. Data berdasarkan angket perlu dilakukan perhitungan agar dapat disajikan secara kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Angket yang telah diisi oleh responden diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kategori responden. 2. Membuat tabulasi data 3. Menghitung skor rata-rata dari setiap aspek kriteria dengan rumus sebagai berikut: X = X n Keterangan: X X = skor rata-rata = jumlah skor n = jumlah penilai 4. Mengubah hasil perhitungan yang berupa data kuantitatif menjadi data kualitatif dengan kategori penilaian seperti yang tersaji pada Tabel 3.1.

digilib.uns.ac.id 53 Tabel 3.1. Kategori Penilaian Kualitatif No. Presentase skor % Kriteria 1 0 Ps < 21 Tidak Baik 2 21 Ps < 41 Kurang Baik 3 41 Ps < 61 Cukup Baik 4 61 Ps < 81 Baik 5 81 Ps < 100 Sangat Baik PPPP(%) = Keterangan : Ps Kriteria JJJJJJJJJJh ssssssss haaaaaaaa pppppppppppppppppppppp dddddddd xx100% ssssssss kkkkkkkkkkkkkkkk = Presentase sub variable = skor tertinggi x jumlah aspek x jumlah responden Berdasarkan kriteria pada tabel 3.1 multimedia interaktif dalam penelitian pengembangan ini di katakan memenuhi kriteria kualitas apabila hasil presentase >61% sehinggga layak di gunakan dalam pembelajaran.