MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

PERBANDINGAN UKURAN DAN BENTUK TUBUH BERBAGAI SPESIES KELELAWAR DI KOTA TUAL DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA SKRIPSI RESTU MONICA NIA BETAUBUN

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelelawar

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2011 di Stasiun Penelitian

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Parameter yang Diukur Pengambilan Data

Kegiatan Semester 1. 3) Keriklah lendir (kambium) hingga bersih. 4) Keringkan dahan yang disayat selama 2-4 hari. Kegiatan Semester 1 1

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

MATERI DAN METODE. Materi

METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

3. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO PADA PERHITUNGAN MOMEN MAKSIMUM STRUKTUR PORTAL

Karakteristik Populasi dan Habitat Kelelawar Hipposideros cervinus (Sub ordo Microchiroptera) di Gua Bratus Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG DI CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR SKRIPSI MURBANDINI DWI WIDIHASTUTI

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

ANALISIS MORFOMETRIK KEPALA PADA BEBERAPA SUBSPESIES BURUNG DARA LAUT (Laridae) SKRIPSI KAMARIAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM ARAB, AYAM KAMPUNG DAN AYAM PELUNG BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI ACHMADAH KURNIAWATI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

3.3 Pengumpulan Data Primer

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Penyajian Grafis Data Peubah Ganda

MATERI DAN METODE. Materi

KETIDAKSERUPAAN MORFOMETRIK, UKURAN DAN BENTUK TUBUH PADA BURUNG AIR SKRIPSI REVAN MAULANA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

KARAKTERISASI MORFOMETRIK DAN ANALISIS FILOGENI PADA ENAM SUB POPULASI KAMBING LOKAL INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hajimena, Lampung Selatan pada bulan September 2009 sampai bulan Januari

3. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kota Tual, desa Ohoira, desa Ohoidertawun dan desa Abean, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan Januari 2012; sedangkan pemasokan dan pengolahan data dilakukan selama satu bulan, yaitu dari akhir bulan Januari-akhir Pebruari 2012. Materi Kelelawar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kelelawar pemakan serangga dan buah-buahan. Kelelawar pemakan serangga dan buah-buahan yang diamati meliputi sembilan spesies; sebanyak 254 ekor (127 jantan dan 127 betina). Tabel 3 menyajikan distribusi kelelawar dari berbagai spesies yang diamati. Penentuan spesies kelelawar yang diamati dilakukan berdasarkan keputusan penentuan spesies oleh Tim Konservasi dan Inventarisasi Hutan Kei, yang bersamasama melakukan penelitian (pendampingan penelitian). Tabel 3. Distribusi Jumlah Kelelawar yang Diamati pada Berbagai Spesies Spesies Jenis Pakan Jantan Betina Total -------------------------(ekor)-------------- Nyctimene minutus Buah 15 15 30 Megaderma spasma Serangga 9 9 18 Nycteris javanica Serangga 15 15 30 Harpiocephalus harpia Serangga 15 15 30 Rhinolophus keyensis Serangga 15 15 30 Hipposideros cervinus Serangga 15 15 30 Mosia nigrescens Serangga 15 15 30 Rhinopoma microphyllum Serangga 15 15 30 Chaerephon plicata Serangga 13 13 26 Total 127 127 254

Penelitian ini menggunakan beberapa alat berupa jaring kabut dan perangkap tradisional sebagai alat penangkap, timbangan gantung, tangga, jangka sorong digital, stoching, gunting, obor, senter kepala, sarung tangan karet, tali nilon dangolok. Pengolahan dibantu data dengan peranti lunak statistik MINITAB 15.1.20.0. Alat dokumentasi data yang digunakan berupa lembar data, alat tulis dan kamera. Prosedur Penangkapan Kelelawar Penangkapan kelelawar dilakukan pada siang hari pada saat kelelawar istirahat (tidur) dengan menggunakan jaring kabut. Jaring kabut dibentang di depan mulut gua dan pepohonan besar (sukun, mangga dan kelapa). Obor digunakan untuk menghalau kelelawar dari dalam gua, sehingga kelelawar terperangkap pada jaring kabut dan segera dimasukkan ke dalam stoching setelah terlebih dahulu menggunting jaring kabut seukuran dengan tubuh kelelawar. Gambar 12 dan 13 menyajikan peralatan yang digunakan pada penelitian. Gambar 12. Peralatan Penangkapan dan Pengukuran (a) Jaring Kabut (b) Perangkap Tradisional (c) Timbangan Gantung (d) Stoching (e) Obor (f) Jangka Sorong Digital 19

Gambar 13. Peralatan Penangkapan dan Alat Dokumentasi (a) Tangga, (b) Senter Kepala, (c) Sarung Tangan Karet, (d) Golok, (e) Tali Nilon dan (f) Kamera Digital Pengukuran ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kelelawar segera dilaksanakan yang meliputi: panjang tarsometatarsus (X 1 ), lingkar tarsometatarsus (X 2 ), panjang telinga (X 3 ), panjang ekor (X 4 ), panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang (X 5 ), panjang fibula (X 6 ), panjang kaki belakang tanpa cakar (X 7 ) dan panjang lengan bawah sayap (X 8 ); seperti yang disajikan pada Gambar 14. Panjang Tarsometatarsus (X 1 ) Panjang tarsometatarsus diukur dari pertemuan antara tarsometatarsus dengan jari. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Lingkar Tarsometatarsus (X 2 ) Lingkar tarsometatarsus diukur melingkar pada bagian tengah tulang pergelangan kaki. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. 20

Gambar 14. Variabel-variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kelelawar yang Diamati Sumber : Suyanto (2001) Panjang Telinga (X 3 ) X 1 =Panjang Tarsometatarsus; X 2 =Lingkar Tarsometatarsus; X 3 =Panjang Telinga; X 4 =Panjang Ekor; X 5 =Panjang Kaki Belakang dengan Cakar Terpanjang; X 6 =Panjang Fibula; X 7 =Panjang Kaki Belakang Tanpa Cakar; X 8 =Panjang Lengan Bawah Sayap Panjang telinga diukur pada jarak dari pangkal sampai ujung telinga yang terjauh. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Panjang Ekor (X 4 ) Panjang ekor diukur dari pangkal ekor sampai ujung ekor. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Panjang Kaki Belakang dengan Cakar Terpanjang (X 5 ) Panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang diukur dari tumit sampai ujung jari dengan cakar terpanjang. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Panjang Fibula (X 6 ) Panjang fibula diukur dari lutut sampai pergelangan kaki. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. 21

Panjang Kaki Belakang Tanpa Cakar (X 7 ) Panjang kaki belakang tanpa cakar diukur dari tumit sampai ujung jari terpanjang tanpa cakar. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Panjang Lengan Bawah Sayap (X 8 ) Panjang lengan bawah sayap diukur dari luar siku sampai sisi luar pergelangan tangan pada sayap melengkung. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Rancangan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Nilai rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman pada masing-masing variabel diolah berdasarkan rumus Steel dan Torrie (1993) sebagai berikut: X = i = Rataan = Data ke-i n = Banyak data contoh SB = Simpangan baku KK = Koefisien keragaman n X i = SB = i Xi X n KK = X x 100% Uji T 2 -Hotelling Uji T 2 -Hotelling digunakan untuk membandingkan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh pada setiap dua spesies kelelawar yang diamati. Pengujian T 2 - Hotelling dilakukan berdasarkan Gaspersz (1992) dengan hipotesis sebagai Berikut: H 0 : U 1 = U 2 artinya vektor nilai rata-rata dari spesies pertama sama dengan spesies kedua H 1 : U 1 U 2 artinya kedua vektor nilai rata-rata itu berbeda 22

Rumus T 2 -Hotelling menurut Gaspersz (1992) adalah: = n n n n ( 1-2 )' S G -1 ( 1-2 ); selanjutnya besaran: F = - - - T 2 akan berdistribusi F dengan derajat bebas V 1 = p dan V 1 = T 2 F = Nilai T 2 -Hotelling = Nilai hitung T 2 -Hotelling = Jumlah data pengamatan pada spesies pertama = Jumlah data pengamatan pada spesies kedua 1 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari spesies pertama 2 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari spesies kedua S G 1 P = Invers matriks gabungan (invers dari matriks S G ) = Banyaknya variabel yang diukur Analisis Komponen Utama Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk membentuk kerumunan data pada masing-masing spesies kelelawar yang diamati; berdasarkan skor ukuran dan skor bentuk. Dua komponen utama berdasarkan keragaman total yang tinggi; digunakan sebagai persamaan ukuran dan bentuk untuk perhitungan skor ukuran (sumbu X) dan skor bentuk (sumbu Y); menurut Nishida et al. (1980) dan Everitt dan Dunn (1998). Penciri ukuran diperoleh berdasarkan nilai vektor Eigen tertinggi pada persamaan ukuran. Penciri bentuk diperoleh berdasarkan nilai vektor Eigen tertinggi pada persamaan bentuk. Keragaman total tertinggi dimiliki komponen utama pertama (persamaan ukuran) dengan model persamaan (Gaspersz, 1992) sebagai Berikut: Y 1 = a 11 X 1 + a 21 X 2 + a 31 X 3 + a 41 X 4 + a 51 X 5 + a 61 X 6 + a 71 X 7 + a 81 X 8 Y 1 X 1 X 2 X 3 = Komponen utama pertama (ukuran) = Panjang tarsometatarsus = Lingkar tarsometatarsus = Panjang telinga 23

X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 = Panjang ekor = Panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang = Panjang fibula = Panjang kaki belakang tanpa cakar = Panjang lengan bawah sayap a - a 8 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-p untuk P,,, 8 Keragaman total tertinggi setelah komponen utama pertama dimiliki komponen utama kedua yang disetarakan dengan persamaan bentuk dan memiliki model persamaan (Gaspersz, 1992) sebagai Berikut: Y 2 = a 12 X 1 + a 22 X 2 + a 32 X 3 + a 42 X 4 + a 52 X 5 + a 62 X 6 + a 72 X 7 + a 82 X 8 Y 2 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 = Komponen utama kedua (bentuk) = Panjang tarsometatarsus = Lingkar tarsometatarsus = Panjang telinga = Panjang ekor = Panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang = Panjang fibula = Panjang kaki belakang tanpa cakar = Panjang lengan bawah sayap a - a 8 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-p untuk P,,, 8 Korelasi antara skor ukuran dan masing-masing variabel yang diamati diperoleh dari perkalian antara vektor Eigen dan akar dari nilai Eigen masing-masing yang dibagi dengan simpangan baku dari masing-masing perubah (Gaspersz, 1992). Hal yang sama juga dilakukan pada korelasi antara skor bentuk dan masing-masing variabel yang diamati. Vektor dan nilai Eigen yang digunakan untuk perhitungan korelasi tersebut berasal dari Analisis Komponen Utama (AKU) yang diturunkan dari matriks kovarian (Gaspersz, 1992). Rumus yang digunakan sebagai Berikut: r ZiYj = r ij = a ij i 24

r ZiYj a ij = Koefisien korelasi variabel ke-i dari komponen ke-j = Vektor Eigen variabel ke-i dari komponen ke-j = Nilai Eigen (akar ciri) komponen utama ke-j = Simpangan baku variabel ke-i Diagram Kerumunan Diagram kerumunan dibuat berdasarkan skor ukuran dan skor bentuk tubuh yang diperoleh dari persamaan komponen utama pertama yang disetarakan dengan sumbu X dan persamaan komponen kedua yang disetarakan dengan sumbu Y. Setiap plot pada diagram kerumunan mencerminkan data setiap individu. Kesamaan juga perbedaan ukuran dan bentuk tubuh di antara spesies kelelawar yang diamati ditentukan berdasarkan diagram kerumunan data pada masing-masing spesies. Pengolahan Data Pengelolaan data untuk uji T 2 -Hotelling dan Analisis Komponen Utama dibantu dengan peranti lunak statistik MINITAB 15.1.20.0. 25