BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ROM (Range Of Motion)

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

ROM (Range Of Motion)

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

CATATAN PERKEMBANGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB III METODE PENELITIAN

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk keselamatan klien (Soemitro & Aksan, 2012). mammae (Masdalina Pane, 2005).

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

Gangguan Pada Bagian Sendi

22/03/2016 MASYKUR KHAIR

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh. D.P.Wiranata 1), E. Pujiati 2), ABTSRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

Bab IX. Perempuan dengan Keterbatasan Fisik. Kepercayaan diri. Pemeliharaan kesehatan. Seksualitas dan kesehatan seksual.


BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KANKER PAYUDARA: PENCEGAHAN, DETEKSI DINI DAN TERAPI. Dr. SUYATNO SpB(K)Onk Divisi Bedah Tumor/Onkologi RS. HAM/ FK.USU Medan

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Definisi Kanker Payudara Kanker payudara adalah entitas patologi yang dimulai dengan perubahan genetik pada sel tunggal dan memerlukan waktu untuk dapat terpalpasi (Smeltzer, 2010). Kanker payudara atau Ca Mamae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan mamae yang tidak normal yang terbatas yang tumbuh perlahan karena suplai lipatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mamae yang mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010). Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari sel-sel pada payudara. Tumor ganas adalah kelompok dari sel-sel kanker yang bisa tumbuh (menyerbu) sekitar jaringan atau menyebar (metastase) ke bagian tubuh yang jauh (ACS, 2014). 2.1.2 Etiologi Kanker Payudara Smeltzer dan Bare (2002) menyebutkan bahwa secara spesifik tidak diketahui penyebab terjadinya kanker payudara, namun serangkaian faktor genetik, regulasi hormonal dan faktor lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker payudara. Bukti yang ada menunjukkan kalau perubahan genetik berpengaruh terhadap terjadinya kanker payudara, namun belum diketahui pasti 8

9 apa yang menyebabkan perubahan genetik. Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau yang meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon esteroid yang dihasilkan ovarium (estradiol dan progesteron) mengalami perubahan dalam lingkungan seluler yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara. 2.1.3 Faktor Risiko Faktor risiko penting diketahui untuk membantu mengembangkan program- program pencegahan. Karena kebanyakan wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor- faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka. Smeltzer (2010) menyatakan faktor risiko kanker payudara mencakup : 1. Gender (99% pada wanita) 2. Usia lanjut 3. Biasanya pada wanita dengan status ekonomi yang lebih tinggi dan pada yang berkulit putih. Wanita berkulit putih sedikit lebih mungkin untuk berkembangnya kanker payudara dari pada wanita Amerika- Afrika, tetapi wanita Amerika- Afrika lebih mungkin untuk meninggal karena kanker ini. Namun, pada wanita dibawah 45 tahun, kanker payudara lebih sering pada wanita Amerika-Afrika. Wanita Asia, Hispanik, dan pendudk asli Amerika memiliki resiko lebih rendah dari perkembangan dan kematian akibat kanker payudara

10 4. Kanker payudara sebelumnya. Risiko terjadinya kanker di payudara yang sama atau yang lain meningkat hampir 1% setiap tahun 5. Riwayat keluarga. Memiliki kerabat derajat satu yang menderita kanker payudara (Ibu, anak perempuan, saudara perempuan) meningkatkan risiko hingga dua kali lipat, memiliki dua kerabat derajat satu yang menderita kanker payudara meningkatkan risiko lima kali lipat 6. Mutasi genetik (BRCA1 atau BRCA2) menyebabkan sebagian besar kanker payudara yang diturunkan 7. Faktor hormonal. Menarche dini (sebelum usia 12 tahun), menopause usia lanjut (setelah usia 50 tahun), dan terapi hormon 8. Riwayat reproduksi. Nulipara atau terlambat kehamilan pertama yaitu diatas usia 30 tahun 9. Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi. 10. Faktor lain dapat mencakup pajanan terhadap radiasi ionisasi selama masa remaja dan obesitas di masa dewasa awal, asupan alkohol (bir, anggur, atau cairan alkohol). 2.1.4 Pengobatan kanker payudara Jenis pengobatan kanker payudara, yaitu (ACS, 2014) : 1. Pembedahan: breast-conserving surgery dan mastektomi

11 2. Terapi radiasi 3. Kemoterapi 4. Terapi hormon 5. Targeted therapy 6. Bone-directed therapy 2.1.5 Mastektomi Mastektomi adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara. Seluruh jaringan payudara diangkat, kadang- kadang terus ke jaringan lain yang ada di dekatnya (ACS, 2014). Lowdermilk, et al (2012) mengatakan bahwa mastektomi adalah mengangkat payudara, termasuk mengangkat puting dan juga areola. Indikasi dilakukan bedah mastektomi pada penderita kanker payudara menurut Lowdermilk, et al (2012), yaitu: (1) melakukan radiasi pada payudara, (2) beberapa tumor di payudara menduduki beberapa kuadran payudara, (3) DCIS luas yang menempati area yang luas dari jaringan payudara, (4) tumor besar dibandingkan dengan volume payudara. Tipe Mastektomi: 1) Mastektomi sederhana Juga dikenal dengan mastektomi total. Ahli bedah mengangkat seluruh payudara termasuk putting susu, tetapi tidak mengangkat nodes axillary atau jaringan otot dari dibawah payudara. Mastektomi sederhana paling banyak digunakan untuk mengobati kanker payudara. Penyembuhan dari pembedahan

12 ini jika tidak dilakukan rekonstruksi pada waktu yang bersamaan yaitu sekitar 1 hingga 2 minggu. 2) Skin-sparing mastectomy Yaitu mengangkat payudara, puting dan areola, menjaga kulit luar payudara tetap utuh. Ini merupakan metode khusus melakukan mastektomi yang memungkinkan untuk hasil kulit yang baik bila dilakukan rekonstruksi segera. 3) Modifikasi mastektomi radikal Prosedur ini adalah mastektomi sederhana dan menghilangkan axillary limph nodes. Penyembuhan jika tidak dilakukan rekonstruksi disaat yang sama yaitu sekitar 2 hingga 3 minggu. 4) Radikal mastektomi Pada operasi besar ini, ahli bedah mengangkat seluruh payudara, axillary lymph nodes dan pectoral (dinding dada) muscle dibawah payudara. Pembedahan ini dilakukan untuk tumor yang sudah besar yang tumbuh ke pectoral muscle dibawah payudara. 5) Niple sparing mastectomy Jenis pembedahan ini ialah pembedahan yang direncanakan untuk sejumlah kecil wanita dengan tumor yang tidak dekat daerah dengan areola putting. Ahli bedah membuat insisi pada bagian luar payudara atau disekitar tepi areola atau rongga luar payudara, menghapus areola dan menjaga puting tetap utuh. Kadang- kadang rekonstruksi segera dilakukan disaat yang bersamaan dengan pembedahan.

13 6) Niple and areola sparing mastectomy Pada pembedahan ini ahli bedah membuat insisi pada sisi payudara, atau pada sebagian kasus disekitar tepi areola. Payudara dilubangi dan segera dilakukan rekonstruksi disaat bersamaan. 7) Scar sparing mastectomy Payudara yang terkena kanker dilubangi lalu tindakan tergantung pada apakah dilakukan skin sparing, nipple sparing, areola sparing ataupun campuran. Tujuan dari pembedahan ini adalah untuk meminimalisasikan terlihatnya bekas sayatan. Ini tidak jarang dilakukan untuk sebuah prosedur mastektomi yang akan dilakukan melalui sebuah lubang yang panjangnya kurang dari 2 inci. 8) Preventive/ prophylactic mastectomy Pembedahan prophylactic ini didesain untuk mengangkat 1 atau 2 payudara yang bertujuan untuk mengurangi risiko menyebarnya kanker payudara. Wanita yang memiliki genetik ataupun riwayat keturuna kanker payudara dapat memilih jenis pembedahan ini. Pembedahan ini tidak mengangkat nodes limph karena tidak ada bukti yang menunjukkan kehadiran kanker. Diharuskan untuk melakukan mamografi selama 90 hari setelah pembedahan untuk memastikan bahwa jaringan payudara yang sehat dihilangkan untu tujuan pencegahan. Setelah pembedahan, banyak komplikasi yang mungkin timbul pada pasien kanker payudara. Sommers & Fannin (2011) menyebutkan bahwa

14 komplikasi dapat berupa : hematoma, infeksi, seroma (penumpukan/ akumulasi cairan pada daerah operasi), keterbatasan ROM, perubahan sensori, dan lymphedema. Seroma biasanya dicegah dengan pemasangan drainase pada lokasi operasi hingga 7 hari setelah operasi. Drainase biasanya dilepas jika terjadi pengurangan cairan sekitar 30 cc per hari. ROM untuk lengan bawah dimulai dalam 24 jam setelah operasi, dan ROM penuh serta latihan bahu lainnya dimulai setelah mendapat izin dari ahli bedah dan setelah drainase dilepas. Perubahan sensori seperti: mati rasa, kelemahan, kulit menjadi sensitive, gatal, berat, dan sensasi phantom dapat berlansung selama setahun. 2.2 Range Of Motion (ROM) 2.2.1 Defenisi ROM Range of Motion (ROM) adalah kemampuan maksimal seseorang dalam melakukan gerakan. Merupakan ruang gerak atau batas- batas gerakan dari kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot memendek secara penuh atau tidak, atau memanjang secara penuh atau tidak (Lukman dan Ningsih, 2009). Suratun, et al (2006) Range of motion adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Latihan ROM ialah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa dan tonus otot sehingga dapat mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur (Nurhidayah, et al, 2014). Latihan

15 ROM adalah latihan yang menggerakkan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai kemampuan seseorang yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang digerakkan. Adanya pergerakan pada persendian akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah ke dalam kapsula sendi (Astrand, et al., 2003). 2.2.2 Manfaat ROM Nurhidayah, et al (2014) menyatakan bahwa manfaat ROM adalah: 1) Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan 2) Mengkaji tulang, sendi dan otot 3) Mencegah terjadinya kekakuan sendi 4) Memperlancar sirkulasi darah 5) Memperbaiki tonus otot 6) Meningkatkan mobilisasi sendi 7) Memperbaiki toleransi otot untuk latihan 2.3.3 Prinsip Latihan ROM 1) ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari 2) ROM dilakukan perlahan dan hati- hati sehingga tidak melelahkan pasien 3) Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring

16 4) Bagian- bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki dan pergelangan kaki 5) ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagianbagian yang dicurigai mengalami proses penyakit 6) Melakukan ROM harus pada waktu yang sesuai seperti setelah mandi atau setelah perawatan rutin 2.3.4 Klasifikasi ROM Suratun, et al (2006), menyatakan bahwa ada beberapa klasifikasi latihan ROM, yaitu: 1) Latihan ROM pasif, yaitu latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan dari orang lain, perawat, ataupun alat bantu setiap kali melakukan gerakan. Indikasi : pasien semi koma atau tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis ekstremitas total. Kekuatan otot 50%. 2) Latihan ROM aktif, yaitu latihan ROM yang dilakukan mandiri oleh pasien tanpa bantuan perawat pada setiap melaukan gerakan. Indikasi : semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendiri dan kooperatif. Kekuatan otot 75%. Gerakan pada ROM: Fleksi Ekstensi Abduksi : gerakan menekuk persendian : gerakan meluruskan persendian : gerakan satu anggota tubuh kearah mendekati aksis tubuh

17 Adduksi Rotasi : gerakan satu anggota tubuh kearah menjauhi aksis tubuh : gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkar aksis tubuh Pronasi Supinasi Inversi Eversi : gerakan memutar ke bawah : gerakan memutar ke atas : gerakan ke dalam : gerakan ke luar 2.3.5 Latihan ROM Tabel 2.1 Latihan ROM pada bahu Anggota Rentang Gerakan gerak (derajat) Bahu Fleksi 180 0 Ekstensi Hiprekstensi Abduksi Adduksi Internal rotasi Eksternal rotasi 180 0 45-60 0 180 0 320 0 90 0 90 0 Otot-otot utama Korakobrakialis, bisep brakhil, deltoid, pektoralis mayor Latissmus dorsi, teres mayor, trisep brakhii Latissmus dorsi, teres mayor, deltoid Deltoid, supraspinatus Pektoralis mayor Pektoralis mayor, latissmus dorsi, teres mayor Infraspinatus, teres mayor, deltoid Sumber : Perry & Potter, 2005