BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan hukum sistem perbankan di Indonesia salah satunya adalah Undang-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II LANDASAN TEORI

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari bahasa itali yaitu banca yang berarti suatu bangku tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Maka setiap perusahaan memerlukan

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KERANGKA TEORI. dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat Pengertian Lembaga Keuangan Non- Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Landasan hukum sistem perbankan di Indonesia salah satunya adalah Undang- Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (1998:9) yang memberikan definisi sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Siamat (2004) bank merupakan suatu organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik bank. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya seluruh aktivitas yang dilakukan oleh bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan. 11

12 2.1.2 Fungsi dan Tujuan Bank Fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam menghimpun dana, bank menyediakan beberapa layanan jasa diantaranya: penerimaaan tabungan, giro, dan deposito. Sedangkan tujuan bank menurutundang- Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 2.1.3 Peranan Bank Bank memiliki peranan sebagai berikut: 1. Sebagai badan usaha/ perusahaan Artinya dalam menjalankan operasinya bank harus memberikan keuntungan jangka panjang, sehingga di samping mempunyai kegiatan operasionalnya bank sanggup memberikan dividen bagi para pemegang saham. 2. Sebagai sumber dana dan pembiayaan Salah satu usaha bank adalah menghimpun dana masyarakat berupa tabungan, giro, dan deposito di dalam negeri. Dana yang terkumpul, perbankan dapat membiayao proyek-proyek yang menguntungkan. 3. Sebagai penilaian kebijakan moneter Bank dapat menyebabkan jumlah uang yang beredar bertambah atau berkurang.

13 2.1.4 Jenis-Jenis Bank Di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan yang ditinjau dari berbagai segi antara lain: 1. Ditinjau dari Segi Fungsinya a. Bank Sentral Jenis bank ini tidak bersifat komersial seperti halnya bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bahkan di setiap negara bank sentral selalu ada.di Indonesia fungsi bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia. Tujuan bank sentral diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Bab III Pasal 7 adalah: Untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah luas seperti salah satunya adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan masyarakat luas. Tugas Bank Indonesia menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia adalah: 1.) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2.) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3.) Mengatur dan mengawasi bank

14 b. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.bank umum sering disebut juga dengan Bank Komersil (Commercial Bank). c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saja, dan tidak menerima simpanan giro. BPR hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja.larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing. 2. Ditinjau dari Segi Kepemilikannya Jenis bank ditinjau dari segi kepemilikannya, maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Dalam hal ini maka jenis bank juka dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut:

15 a. Bank milik pemerintah Bank milik pemerintah yaitu akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan yang diperoleh oleh bank ini adalah milik pemerintah pula. b. Bank milik swasta nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya. c. Bank milik asing Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara tertentu. d. Bank milik campuran Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. 3. Ditinjau dari Segi Status a. Bank Devisa Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.

16 b. Bank Non Devisa Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa di mana persyaratan untuk itu ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan dari bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas suatu negara. 4. Ditinjau dari Segi Cara Menentukan Harga a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu: 1. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga seperti ini dikenal dengan istilah spread based. 2. Untuk jasa-jasa bank lainnya dengan menggunakan atau menetapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi, iuran dan biayabiaya lainnya. Sistem pengenaan biaya seperti ini dikenal dengan istilah fee based.

17 b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Bank berdasarkan prinsip syariah menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau pencarian keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara: 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) 5. Adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank atau dari pihak lain (ijarah waiqqtina). Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya juga sesuai dengan syariah Islam. 2.2 Perkreditan Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere, yang berarti kepercayaan (truth).oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Maksudnya adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian dan

18 penerima kredit (debitur) memperoleh kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. 2.3.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit yang menjadi dasar perkreditan di Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tentang Perbankan Tahun 1998, sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untukmelunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Muljono (2007), menyatakan bahwa: Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran yang akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Dari pengertian kredit di atas, dapat dikatakan bahwa: 1. Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan. 2. Adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur. 3. Adanya suatu syarat bagi pihak debitur berkenaan dengan pinjaman dan bunga yang harus dibayar pada saat jatuh tempo.

19 2.3.2 Fungsi Kredit Fungsi kredit dalam kehidupan sosial ekonomi (perekonomian, perdagangan, dan keuangan) dalam garis besarnya sebagai berikut: 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang. a. Para pemilik uang/ modal dapat secara langsung meminjamkan uang kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau meningkatkan usahanya. b. Para pemilik uang/ modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada pengusaha-pengusaha untuk mengembangkan usahanya. 2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro, dan wesel. Sehingga apabila pembayaran dilakukan dengan cek, giro, dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Di samping itu kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula. 3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang. Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Di samping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran

20 barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang-barang dari suatu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Uang yang digunakan dalam pembelian tersebut berasal dari kredit.hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang. 4. Kredit sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi. Dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu, kebijakan diarahkan pada usaha antara lain: a. Pengendalian inflasi b. Peningkatan ekspor c. Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat Untuk menekankan laju inflasi, pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketat (tight money policy) melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk melindungi usaha-usaha yang bersifat nonspekulatif.arus kredit diarahkan pada sektor-sektoryang produktif dengan pembatasan kualitatif dan kuantitatif.tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor ke luar negeri. 5. Kredit dapat meningkatkan antusias berusaha Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya tersebut, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuannya para pengusaha di bidang

21 permodalan, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya. 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula. 7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsungmaupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Begitu juga negara-negara yang telah maju yang mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang cukup dapat memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk kredit kepada negaranegara yang sedang berkembang. 2.3.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kewaspadaan agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam kredit benarbenar terwujud, sehingga kredit yang diberikan sesuai dengan sasaran dan terjaminnya pemberian kredit tersebut tepat waktu sesuai perjanjian. Penghasilan bunga dari kredit-kredit yang diberikan merupakan sumber utama dari pendapatan bank, sehingga untuk terjaminnya kelancaran pembalian pokok,

22 maka sudah sewajarnya apabila pemberian kredit tersebut memerlukan perhitunganperhitungan yang teliti dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsip-prinsip pemberian kredit terdiri dari prinsip 5C, prinsip 5P dan prinsip 3R. Antara prinsip 5C dengan prinsip 7P hampir tidak ada perbedaan, karena prinsip 7P berlandaskan pada prinsip 5C, dan untuk prinsip yang lebih umum digunakan adalah prinsip 5C. Menurut Munawir (2010) adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C adalah sebagai berikut: 1. Character Dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. 2. Capacity Capacity adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan.

23 3. Capital Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini terlihat kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, namun demikian halnya dalam kaitan bisnis murni, semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit yang diperolehnya dari bank, akan terlihat melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan. 4. Collateral Collateral adalah barang-barang jaminan yang diserahkakn oleh peminjam/ debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau dikarenakan sebab-sebab lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. 5. Condition of Economy Condition of Economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk jangka waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. berikut: Penilaian dengan prinsip 7P menurut Kasmir (2002) diuraikan sebagai

24 1. Personality Personality yaitu menilai nasabah dari kepribadiannya atau tingkah laku sehari-harinya maupun masa lalunya.personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nsabah dapat digolongkan ke dalam suatu golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank. 3. Purpose Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh apakah modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya. 4. Prospect Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang akan rugi tetapi juga nasabah.

25 5. Payment Payment yaitu ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengambilan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dari sektor lainnya. 6. Profitability Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana perusahaan mendapatkan laba.profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperoleh. 7. Protection Tujuannyaprotection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Sedangkan penilaian dengan prinsip 3R adalah sebagai berikut: 1. Return Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur dengan kreditnya, apakah hasil tersebut dapat menutup pengembalian pinjamannya dan perusahaan bisa terus berkembang atau sebaliknya. 2. Repayment Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjamannya pada saat-saat kredit harus dicicil atau dilunasi.

26 3. Risk Bearing Ability Bank harus menilai sampai sejauh mana perusahaan mampu menanggung risiko kegagalan apabila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. 2.3.4 Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh suatu calon debitur sejak permohonan kredit diajukan oleh nasabah sampai disetujui oleh bank, kemudian kredit tersebut digunakan oleh nasabah, dan pada akhirnya dilunasi oleh nasabah. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak.dalam menentukan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Tahapan-tahapan dalam proses pemberian kredit bank menurut Firdaus (2003:91), yaitu: 1. Persiapan kredit (credit preparation) 2. Analisis atau penilaian kredit (credit analysis/ credit appraisal) 3. Keputusan kredit (credit decision) 4. Pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization and credit administration) 5. Supervisi kredit dan pembinaan debitur (credit supervision and follow up) Sedangkan menurut Kasmir (2006), langkah-langkah permohonan kredit sebagai berikut:

27 1. Pengajuan proposal Dibuat secara tertulis dan dilengkapi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan. Isi proposal antara lain: riwayat perusahaan, tujuan pengambilan kredit, besarnya kredit dan jangka waktunya, cara pemohon mengembalikan kredit, jaminan kredit. Proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang dipersyaratkan seperti: Akte Pendirian Perusahaan, Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), NPWP, Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi 3 tahun terakhir, fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan, daftar penghasilan bagi perseroan, dan kartu keluarga bagi perseorangan. 2. Penyelidikan Berkas Pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebernaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada. 3. Penilaian Kelayakan Kredit Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip 7C dan 7P namun kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi kelayakan. Studi kelayakan meliputi: aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan,

28 aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi sosial, dan aspek keamanan. 4. Wawancara Pertama Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang diinginkan pihak bank dan juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. 5. Peninjauan ke Lokasi Hasil dari peninjauan lokasi dicocokkan dengan hasil wawancara pertama.hendaknya peninjauan dilakukan tanpa sepengetahuan nasabah sehingga kondisi laporan keuangan sesuai dengan yang sebenarnya. 6. Wawancara Kedua Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan peninjauan di lapangan. 7. Keputusan Kredit Setelah melalui berbagai penilaian maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit mencakup: perjanjian kredit yang akan ditandatangani, jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit, dan biaya yang harus dibayar. 8. Penandatanganan Perjanjian Kredit Sebelum kredit dicairkan maka calon nasabah terlebih dahulu menandatangani perjanjian kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotik atau surat perjanjuan yang dianggap perlu.

29 9. Realisasi Kredit Dilakukan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Jadi dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. 2.4 Pengertian Efektivitas Efektivitas merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian khusus dari manajemen, khususnya dalam mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengertian efektivitas dikemukakan oleh Badudu dan Zain (1994:371) adalah sebagai berikut: Efektivitas mempunyai efek/ pengaruh/ akibat; memberikan hasil yang memuaskan; memanfaatkan waktu dan cara dengan sebaik-baiknya; berhasil guna; keefektifan; sifat atau keadaan efektif. adalah: Sedangkan menurut Anthony dan Welsch (1995:544), pengertian efektivitas Effectiveness is the relationship between the output as responsibility center and the goals of the organization. Dari kedua definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran pencapaian sasaran atau tujuan dari perusahaan yang maksimal dari input yang tersedia.

30 2.4.1 Efektivitas Pemberian Kredit Pihak bank memberikan kredit dengan maksud dan tujuan tertentu yang dikehendakinya. Pemberian kredit ini dikatakan efektif apabila menimbulkan akibat atau maksud serta tujuan yang dikehendaki oleh pihak bank, yaitu kredit diberikan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang telah ditetapkan, kredit diberikan pada debitur aman, pemanfaatan kredit digunakan sesuai dengan tujuan semula, dan yang paling penting adalah kredit tersebut dikembalikan tepat pada waktunya. Selain sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pihak bank, pemberian kredit ini juga harus menguntungkan para debitur yang diberi kredit. Apabila hal-hal tersebut belum dapat dipenuhi oleh pihak bank, maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan efektivitas pemberian kredit. 2.5 Kerangka Pemikiran Bank adalah salah satu lembaga yang aktivitas usahanya bergerak dalam bidang keuangan.salah satu fungsi bank adalah untuk menyalurkan kredit bagi para nasabahnya.bagi suatu bank, kredit merupakan salah satu sumber penghasilan utama, yaitu pendapatan bunga, tetapi kredit juga sekaligus menjadi risiko terbesar bagi pihak bank. Sebagian besar dana operasional bank diputarkan dalam kredit nasabahnya. Bila kredit nasabah ini berhasil, maka usaha bank ini berhasil. Sebaliknya, apabila kredit ini bermasalah, maka bank akan mengalami kesulitan besar (Bank Indonesia, 1998). yaitu: Kasmir (2009) menyimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,

31 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan 2. Menyalurkan dana pada masyarakat dalam bentuk kredit 3. Memberikan jasa bank lainnya, antara lain: transfer, inkaso, L/C, valas, credit card, serta jasa lainnya. Dana yang dihimpun dari masyarakat disalurkan kembali ke masyarakat melalui kegiatan perkreditan. Dengan fasilitas kreditnya, bank dapat memberikan dana bagi pengusaha dalam melaksanakan usahanya. Banyak proyek-proyek yang dapat membantu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi terlaksana dengan bantuan dana yang diperoleh dari kegiatan perkreditan (Bank Indonesia, 1998). Keputusan pemberian kredit tergantung pada fungsi pokok yang berbedabeda.fungsi pokok dari bank sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasar pendiriannya.bank-bank yang ada, pada umumnya memiliki tujuan dalampemberian kredit. Menurut Sinungan (2000:211) tujuan tersebut akan meliputi fungsi-fungsi pokok, yaitu: 1. Profitability, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan dari bunga pinjaman. 2. Safety, yaitu keamanan fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Untuk menentukan apakah permohonan kredit dapat diterima atau tidak, menurut lembaga pengembangan perbankan Indonesia dikenal adanya lima faktor yang harus diperhatikan yang lebih dikenal dengan analisis 5C, yaitu: character, capacity, capital, collateral, condition of economy. Apabila calon debitur memiliki

32 character yang baik dan capacity yang tinggi, maka semakin tinggi pula bagi pihak bank dalam memutuskan pemberian kredit.kemudian semakin baik capital calon debitur dalam arti semakin tinggi tingkat kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya, maka semakin tinggi pula pihak bank dalam memberikan kredit. Kemudia, semakin terjaminnya jaminan dari calon debitur (collateral) maka risiko tak tertagihnya hutang menjadi rendah sehingga pihak bank kemungkinan besar akan mengabulkan permintaan kreditnya. Terakhir, apabila semakin baik kondisi ekonomi (condition of economy) calon debitur, maka kemungkinan tak tertagihnya utang akan kecil sehingga pihak bank akan mengabulkan permintaan kreditnya (Wulandari, 2012). Bagi bank, debitur yang memenuhi semua prinsip 5C adalah nasabah yang layak untuk mendapatkan kredit. Maka, dengan penilaian prinsip 5C pihak bank semakin memperoleh kepastian bahwa kredit tersebut benar-benar tepat guna dan sasaran (Papalangi, 2013).Sehingga, kredit tersebut tidak menjadi kredit yang bermasalah atau kredit macet (Saraswati, 2012).Karena salah satu yang dihindari oleh pihak eksternal adalah timbulnya bad debt (Fahmi, 2011:2). Menurut Hadiwijaya (2000:72), dalam pelaksanaannya, analisis kredit belum tentu meneliti semua aspek tersebut dalam menganalisis permohonan kredit, karena semuanya tergantung pada seberapa besar risiko yang akan ditanggung atau dihadapi oleh bank. Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting. Munawir (2004:2) berpendapat bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi mengenai keadaan keuangan dan operasional dari suatu pihak tertentu. Oleh karena itu setiap pemberian kredit harus selalu menyerahkan laporan keuangan terakhirnya

33 kepada bank.hal ini digunakan oleh bank untuk melihat kondisi keuangan permohonan tersebut. Atas dasar laporan keuangan perusahaan, bank menilai keadaan finansial perusahaan serta mempertimbangkan aspek-aspek lainnya yang berhubungandengan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang akan dibiayai, dapat diketahui berapa besar kebutuhan dana dalam pembiayaan perusahaan dan kemampuan berkembangnya usaha calon debitur di masa-masa yang akan datang termasuk kemampuan debitur dalam membayar kreditnya kelak kepada bank. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas pemberian kredit terutama didasarkan atas kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian aspek keuangan dalam hal ini dianalisis oleh template analisa kredit usaha. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut: Template Analisa Kredit Usaha (X1) Efektivitas Pemberian Kredit Mikro (Y) Penilaian Prinsip 5C (X2) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

34 2.5.1 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis menyajikan hipotesis sebegai berikut: H 0 : Secara simultan template analisa kredit usaha (X1) dan penilaian prinsip kredit (5C)(X2) tidak mempunyai mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit mikro (Y). H 1 : Secara simultan template analisa kredit usaha (X1) dan penilaian prinsip kredit (5C)(X2) mempunyai mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit mikro (Y). H 0 : Secara parsialtemplate analisa kredit usaha (X1) dan penilaian prinsip kredit (5C)(X2) tidak mempunyai mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit mikro (Y). H 1 : Secara parsialtemplate analisa kredit usaha (X1) dan penilaian prinsip kredit (5C)(X2) mempunyai mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pemberian kredit mikro (Y)