MAKALAH PROGRAM PPM. PENGAWETAN SERAT ECENG GONDOK DENGAN EKSTRAK DAUN NIMBA (Azadirachta indica A.Juss)

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : IbPE, enceng gondok, UKM

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertanyaan dan Hasil Wawancara dengan Pihak Internal. UD. Berkah Sedulur di Rembang

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

BABI PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun belakangan ini. Karakteristik yang dimiliki bahan bio-based menjadi salah satu alasan mengapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lada (Piper nigrum L) atau yang sering disebut merica adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena

MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Tanaman Mimba

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kayu, tanaman dan makhluk lainnya. Makrofungi tumbuh di semua habitat yang

TEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII)

RIMPANG KUNYIT, ALTERNATIF INSEKTISDA ALAMI. Oleh : Ni Made Ayu Natih Widhiarini SMK Negeri 3 Denpasar

SKRIPSI PENGGUNAAN EKSTRAK KENCUR SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI DALAM PENGENDALIAN. SERANGAN. LALAT. Oleh DEASY ROSNAWATI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

PASCA PANEN BAWANG MERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi karet alam dunia 8,307 juta ton. Diprediksi produk karet alam

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek

PROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

I. PENDAHULUAN. Pisang (Musa paradisiaca Linn.) merupakan tanaman buah yang dapat hidup di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan kesehatan. Salah satu jenis tanaman obat yang potensial, banyak

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

Aplikasi pestisda nabati

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

I. PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ancaman dalam usaha budidaya ikan air tawar (Zonneveld, et al

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

Berdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof.

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

MAKALAH PROGRAM PPM PENGAWETAN SERAT ECENG GONDOK DENGAN EKSTRAK DAUN NIMBA (Azadirachta indica A.Juss) Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP.19720202 200501 2 001 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1

Pengawetan Serat Eceng Gondok dengan Ekstrak Daun Nimba (Azadirachta indica A.Juss) untuk Peningkatan Kualitas Bahan Baku Kerajinan Kun Sri Budiasih Kerajinan enceng gondok merupakan salah satu hasil seni budaya Indonesia yang memiliki nilai jual yang tinggi. Kerajinan enceng gondok merupakan warisan dari nenek moyang dengan bahan baku dari daerah setempat. Mutu bahan baku juga sangat tergantung dari musim. Perajin juga harus melakukan pengeringan enceng gondok sebelum diolah menjadi bahan kerajinan. Saat ini proses pengeringan masih dilakukan secara tradisional, yaitu dengan penjemuran di bawah sinar matahari. Dengan cara tersebut maka memakan waktu yang cukup lama sehingga membutuhkan sentuhan alat teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan produksi dengan proses yang efektif dan efisien. Gambar.1 Proses pengeringan lewat penjemuran Salah satu kelemahan produk enceng gondok adalah kerawanan terhadap jamur dan bakteri. Enceng gondok tidak bisa disimpan lama karena serangan jamur yang menyebabkan kulit busuk, kusam dan rusak. Kelemahan ini tentu menjadi masalah serius jika produk ini akan dijual ke pasaran yang luas. Kendala pengawetan ini juga menyebabkan perajin tidak bisa memproduksi banyak kerajinan bila tanpa ada pemesanan terlebih dahulu. Sementara ini perajin masih mengawetkan enceng gondok dengan menjemurnya hingga kering. Ternyata, pengawetan tradisional ini tidak mampu menghilangkan jamur pada enceng gondok. Apalagi, jika cuaca mendung sehingga jamur cepat tumbuh dalam udara lembab. Mutu kerajinanpun akan menurun. 2

Perajin memerlukan bantuan teknologi pengawetan cepat dilaksanakan supaya enceng gondok ini bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang dan tidak tergantung musim. Beberapa bahan kimia telah terbukti mampu berfungsi sebagai bahan pengawet seperti natrium borat (boraks), formaldehid (formalin) dan Natrium nitrit. Bahan-bahan kimia sintetis ini cukup dapat diandalkan. Pengawetan ini cukup efektif menahan pertumbuhan jamur. Namun, ada pula beberapa kekurangan dari pengawet sintetis. Sejak isu formalin dan boraks berkembang di media, dua bahan kimia itu sulit diperoleh. Pengawetan dengan boraks dapat juga membuat produk kerajinan ditolak pasar, terutama pasar ekspor. Produk kerajinan Indonesia, termasuk kerajinan enceng gondok, sangat berpeluang untuk diekspor. Perlu diperhatikan bahwa produk-produk yang diekspor harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dari pemerintah dan perusahaan yang menjadi buyers. Salah satu syarat yang cukup ketat adalah penggunaan bahan-bahan (utama maupun pendukung) yang bersifat food grade. Syarat ini bahkan diberlakukan pada produk-produk non makanan. Masyarakat negara maju memang sangat sensitif terhadap produk industri dan sangat mengapresiasi produk hijau yang ramah lingkungan. Untuk memenuhi persyaratan ini, bahan pendukung pembuatan kerajinan enceng gondok juga harus dipenuhi dari bahan yang dianggap aman untuk bersinggungan dengan konsumen. Oleh karena itu, perlu diaplikasikan bahan anti jamur yang dibuat dari bahan alami (natural product). Gambar 2. Tas eceng gondok (a), contoh jamur (b) Adapun solusi yang ditawarkan adalah menerapkan formula pengawet dari bahan alami untuk bahan pengawet enceng gondok. Pengawet alami yang diterapkan adalah ekstrak daun nimba (Azadirachta indica A.Juss). Senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman nimba tersebut diketahui bersifat spermisida, antiviral, antibakterial, antiprotozoa, insektisidal, repelen serangga, antijamur, dan antinematoda. (Septiyani, 2007). 3

Gambar 2. Daun nimba Gambar 3. Ekstrak daun nimba Bahan dan Metode : 4

ECENG GONDOK DAUN NIMBA DISORTIR DIBUAT EKSTRAK DGN AIR PERBANDINGAN 1;10 AMBIL BAGIAN YANG AKAN DIOLAH ( BATANG) DISARING DITIMBANG ESKTRAK DAUN NIMBA BATANG ECENG GONDOK DIRENDAM DALAM EKSTRAK NIMBA SELAMA 1-2 JAM ( sampai terendam) DIPISAHKAN BATANG ECENG GONDOK DIKERINGKAN DITIMBANG HITUNG KADAR AIR ( menyesuaikan syarat produk) OLAHAN LANJUTAN Cat: harga daun nimba belum diketahui karena belum dikomersilkan. Bisa membeli dengan tawaran ke pemilik pohon. 5

Daftar pustaka AdityaRial, Dua Cara Utama Produksi Pestisida Nabati, organikganesha.wordpress.com, 2008. Hernowo Supriyanto, Sipon Muladi Kajian Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Industri dan Penyelamatan Lingkungan Hidup di daerah Perairan, F. Kehutanan, Universitas Mulawarman, Samarinda, 1999. Iwan Rahwanudin, Sukrasno, Siti Kusmardiyani, Telaah Kandungan Kimia dan Aktivitas Antijamur Daun dan Biji Nimba (Azadirachta indica A.Juss) Tesis, 2003, Sekolah Farmasi ITB Bandung. Intan Ratna Dewi A. Prospek Insektisida yang Berasal Dari Tumbuhanuntuk Menanggulangi Organisme PenggangguTanaman, Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, Bandung, 2007 Kun Sri Budiasih, Siti Marwati, Senam: Pemanfaatan Anti Jamur Alami dari daun nimba ( Azadirachta indica A.Juss) Untuk Peningkatan Kualitas Produk Kerajinan Kulit Salak Di Kecamatan Turi Sleman, makalah, 2009 Septiyani,R., 2007, Sifat Antioksidan Metabolit Sekunder Tanaman Nimba (Azadirachta indica A.Juss), Universitas gadjah Mada, 2007 6