BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). SDM yang baik dapat diperoleh dengan mengoptimalkan. <3 tahun atau 0-35 bulan atau belum mengalami ulang tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN BATITA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN BATITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terjadi pada 2-3% anak di seluruh dunia. 4 Angka kejadian ASS di. mengenai topik ini belum begitu banyak dilakukan.

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan gizi terutama pada anak-anak akan mempengaruhi

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

Anak memiliki ciri khas yaitu selalu tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah salah satu ciri khas pada. anak yang pasti terjadi, dimulai dari masa konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Masalah perkembangan anak cenderung

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda-beda. Baik menyangkut

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN BATITA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

Kesehatan anak amat penting karena anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN


DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi anak-anak Indonesia adalah diharapkan tingkat kemandirian anak usia prasekolah dapat berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi secara simbolik baik visual maupun auditorik. 1 Pola

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

S K R I P S I. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran KUSUMA ZIDNI ARIFA LUTHFI J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Kualitas anak masa kini merupakan penentu

Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga terhadap Perkembangan Motorik Balita

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. US Preventive Service Task Force melaporkan bahwa prevalensi gangguan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

BAB III METODE PENELITIAN. Mojosongo, Jebres, Surakarta. Pelaksanaan penelitian bulan April 2014.

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Manfaat Intervensi Dini Anak Usia 6 12 Bulan dengan Kecurigaan Penyimpangan Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU GONILAN KARTASURA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

PREVALENSI GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA USIA TAHUN : Studi pada Siswa SMP N 5 Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertambah komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai

STIMULASI DINI PADA POLA ASUH BERDAMPAK POSITIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BAWAH DUA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakikat dari pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang baik dapat diperoleh dengan mengoptimalkan tumbuh kembang anak. 1 Anak bawah tiga tahun (batita) adalah sekelompok anak yang berusia <3 tahun atau 0-35 bulan atau belum mengalami ulang tahun ketiga. 2 Tiga tahun awal kehidupan merupakan periode emas, periode kritis dan masuk ke dalam jendela kesempatan perkembangan. Periode emas merupakan masa yang penting bagi perkembangan otak. Plastisitas otak mencapai tingkat tertinggi pada 2 tahun pertama kehidupan. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan sistem saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan otak penting bagi perkembangan anak secara keseluruhan. 3-6 Angka kejadian keterlambatan perkembangan pada batita ternyata masih tinggi. Berdasarkan data United Nations International Children's Emergency Fund terdapat 6.740 batita yang mengalami keterlambatan perkembangan di Belarus. 7 Estimasi gangguan perkembangan anak usia <5 tahun sebesar 13-16% di Amerika Serikat, 18,3% di Asia Tenggara, dan 14,3% di Indonesia. 8, 9 Skrining perkembangan dapat didahului dengan pelaksanaan pra-skrining. Praskrining perkembangan dapat dilakukan menggunakan Denver Development 1

2 Screening Test-II (DDST-II) Short Form atau Kuisioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). 4 KPSP telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia (RI) untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer. 10 Sebagian besar waktu batita dihabiskan untuk tidur. 11, 12 Tidur memiliki fungsi yang penting pada anak. 13 Literatur menyatakan bahwa tidur mempengaruhi maturasi sistem saraf pusat dan plastisitas otak dan berperan terhadap konsolidasi memori. Tidur diketahui memiliki korelasi terhadap fungsi kognisi anak. 13-16 Anak dengan gangguan tidur dapat mengalami penurunan fungsi eksekusi, gangguan mood, iritabilitas, depresi, lebih cepat marah, impulsif, dan agresif. 12, 17 Banyak anak (20-30%) yang mengalami gangguan tidur di tiga tahun pertama kehidupannya. 18 Penelitian yang dilakukan di lima kota besar (Jakarta, Bandung, Batam, Palembang, dan Medan) di Indonesia menunjukkan 44,2% batita mengalami gangguan tidur. 19 Gangguan tidur pada anak dapat menetap sampai tahun-tahun berikutnya. 18 Dokter jarang mendeteksi gangguan tidur secara reguler. 20 Deteksi dini gangguan tidur pada batita dapat dilakukan dengan Brief Infant Sleep Questionnaire (BISQ). 21 Telah ada penelitian mengenai pengaruh tidur terhadap perkembangan. Konsolidasi tidur pada usia 6 dan 18 bulan berpengaruh terhadap kemampuan bahasa anak masing-masing pada usia 18 dan 30 bulan. 22 Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2013) pada anak usia 3-6 tahun menunjukkan gangguan tidur memiliki hubungan yang bermakna dengan perkembangan dan sektor perkembangan sosialisasi tetapi tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara

3 gangguan tidur dengan sektor perkembangan motorik kasar, motorik halus, serta bicara dan bahasa. 23 Sementara itu, pengaruh tidur terhadap perkembangan 24, 25 motorik masih menjadi perdebatan. Pentingnya tiga tahun pertama bagi perkembangan, pengaruh tidur terhadap plastisitas otak, serta besarnya prevalensi gangguan tidur pada batita, mendorong peneliti untuk meneliti hubungan antara gangguan tidur dan perkembangan batita. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan batita? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan batita. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui angka kejadian gangguan tidur pada batita. 2) Menganalisis hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan batita sektor motorik kasar. 3) Menganalisis hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan batita sektor motorik halus. 4) Menganalisis hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan batita sektor bicara dan bahasa.

4 5) Menganalisis hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan batita sektor sosialisasi dan kemandirian. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat dalam bidang sebagai berikut. 1) Ilmu pengetahuan Memberikan sumbangan teori tentang perkembangan anak dan gangguan tidur. 2) Penelitian Memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan anak dan gangguan tidur. 3) Edukasi Masyarakat Edukasi tentang penggunaan Kuisioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) dan Brief Infant Sleep Questionnaire (BISQ) sebagai alat skrining perkembangan dan gangguan tidur pada batita. 1.5 Keaslian Penelitian Peneliti telah melakukan penelusuran di situs pubmed.org dan portalgaruda.org dan tidak menemukan penelitian yang serupa. Peneliti menemukan beberapa penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan oleh peneliti, yaitu:

5 Tabel 1. Keaslian penelitian No Peneliti/Judul Metode Hasil 1. Rini Sekartini et al Gangguan Tidur pada Anak Usia Bawah Tiga Tahun di Lima Kota di Indonesia Sari Pediatri. 2006;7:188-193 19 Belah lintang Sampel: 385 anak <3tahun Brief Infant Sleep Questionnaire (BISQ) 2. Saphira Ayu Hubungan antara Gangguan Tidur dengan Perkembangan pada Anak Studi pada Anak Usia 3-6 Tahun di Semarang (2013) 23 3. Dionne et al Associations Between Sleep- Wake Consolidation and Language Development in Early Childhood: A Longitudinal Twin Study Sleep. Aug 1, 2011; 34(8): 987 995. 22 Belah lintang Sampel: 150 anak usia 3-6 tahun Variabel bebas: Gangguan tidur Perkembangan Sleep Disturbancess Scale for Children (SDSC) KPSP Studi longitudinal Subjek: 1029 pasangan saudara kembar. Variabel bebas: Konsolidasi tidur (rasio durasi tidur siang/malam) perkembangan bahasa Laporan orang tua, MacArthur Communicative Development Inventory, Peabody Picture Vocabulary Test Prevalensi gangguan batita sebesar 44,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan tidur dengan perkembangan pada anak (p=0,047) dan sektor sosialisasi dan kemandirian (p=0,048). Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara gangguan tidur dengan perkembangan anak pada sektor motorik kasar, motorik halus, bahasa dan bicara (p=1,0). Terdapat korelasi negatif antara konsolidasi tidur pada usia 6 bulan dengan bahasa pada usia 18 bulan (p<0.01), konsolidasi tidur pada usia 18 bulan dan bahasa pada usia 30 bulan (p<0.001).

6 Tabel 1. Keaslian penelitian (lanjutan) No Peneliti/Judul Metode Hasil 4. Anat Scher et al. Sleep Difficulties in Infants at Risk for Developmental Delays: A Longitudinal Study J. Pediatr. Psychol. (2008) 33 (4): 396-405. 24 Studi longitudinal Subjek:142 anak diukur perkembangan motoriknya pada usia 4-6 bulan dan 10-12 bulan Variabel bebas: gangguan tidur Perkembangan motorik Harris Infant Neuromotor Test, Morrell's Infant Tidak ada perbedaan bermakna antara skor tidur di grup tanpa risiko, risiko rendah, dan risiko tinggi di pengukuran pertama (F=2.91,p=.06) dan pengukuran kedua (F=0.47,n.s.) 5. Freudigman KA et al. Infant sleep during the first postnatal day: an opportunity for assessment of vulnerability Pediatrics. 1993 Sep;92(3):373-9. 25 Sleep Questionnaire Studi kohort Subjek: 36 neonatus Variabel bebas: Pola tidur pada 2 hari pertama perkembangan pada usia 6 bulan Motility Monitoring Index Baley Motor Scale Periode tidur rata-rata (r= -0,53) dan transisi tidurbangun (r=0,39) pada hari pertama berkorelasi secara signifikan terhadap skor Baley motor. Tidur tenang (r=-0,50) dan mean bout length of quite sleep (r=-0,52) berkorelasi secara signifikan terhadap skor Baley motor. Berdasarkan penelitian pendahulu pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Prevalensi gangguan tidur pada anak di bawah tiga tahun di Indonesia cukup tinggi (44,2%). 19 2) Perkembangan bahasa pada usia 18 bulan dan 30 bulan berkorelasi negatif dengan konsolidasi tidur pada usia 6 bulan dan 18 bulan. 22 3) Masih terdapat perbedaan pendapat tentang pengaruh tidur terhadap 24, 25 perkembangan motorik.

7 Penelitian yang diajukan berbeda dari penelitian sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1) Subjek penelitian ini adalah batita. 2) Variabel bebas diteliti adalah gangguan tidur. 3) Variabel tergantung yang diteliti adalah perkembangan secara umum, sektor motorik kasar, motorik halus, berbicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. 4) Instrumen yang digunakan adalah BISQ dan KPSP.