ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET. (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Manajemen ISSN:

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian,

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT. Aceh Rubber Industries Kabupaten Aceh Tamiang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP CAP MENCCO KEDIRI

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. maka penulis melakukan studi pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA

Analisis Persediaan Jahe Gajah di PT XYX Lembang Jawa Barat

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Pemantauan dan Pengadaan Isi Kotak P3K Berbasis Web Menggunakan Metode Economic Order Quantity

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

ORDER QUAANTITY (EOQ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Pengelolaan Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN KOPI BUBUK BALI CAP BANYUATIS

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

Transkripsi:

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Lampung, Jl Soekarno-Hatta No.10 Rajabasa Bandar Lampung Email: Dewipurwanti997@gmail.com Dewi Purwanti 1, Fitriani 2, Marlinda Apriyani 3 Mahasiswa 1, Dosen Politeknik Negeri Lampung 1 2, Dosen Pembimbing 2 3 ABSTRACT. PT Industri Karet merupakan unit usaha yang beroperasi pada budidaya tanaman karet dan pengolahan karet menjadi SIR (Standard Indonesian Rubber) 3L dan RSS (Ribbed Smoke Sheet). Permasalahan yang terjadi yaitu stok asam semut yang banyak dan bahan baku lateks untuk produksi hanya sedikit menyebabkan menumpuknya bahan baku asam semut serta serta kekurangan asam semut pada priode berikutnya menyebabkan perusahaan mengalami stock out. Tujuan karya ilmiah ini adalah menganalisis jumlah persediaan pengaman (safety stock) asam semut dan pemesanan kembali (reorder point). jumlah persediaan pengaman (safety stock) bahan baku asam semut sebesar 366 kg. agar tidak menggangu proses produksi perusahaan sebaiknya memesan bahan baku pada saat titik pemesanan kembali (Reorder point) sebesar 608 kg Kata kunci: Supplies, EOQ (Economic Order Quantity), persediaan pengaman, Inventory PENDAHULUAN PT Industri Karet beroperasi meliputi budidaya tanaman karet dan pengolahan karet menjadi SIR (Standard Indonesian Rubber) 3L dan RSS (Ribbed Smoke Sheet). Keberlangsungan kegiatan pengolahan bergantung pada persediaan bahan baku penolong. Bahan baku SIR dan RSS berasal dari lateks kebun dari penyadapan pohon karet yang berada pada kebun. Pabrik SIR memiliki kapasitas olah pabrik maksimal 30 ton produk/hari dan pabrik RSS dengan kapasitas olah maksimum 10 ton produk/hari. Perusahaan baik itu perusahaan besar, menengah atau kecil perlu mengelola persediaan bahan baku untuk kelancaran proses produksi. Bahan baku

menjadi salah satu faktor penentu kelancaran proses produksi suatu perusahaan yang perlu diperhatikan, apabila pemasukan bahan baku terjadi masalah maka proses produksi akan terhambat. Bahan baku merupakan cara pembelian bahan baku yang baik dan sesuai dengan kondisi perusahaan akan sangat menunjang kegiatan produksi, maka dari itu perusahaan harus menentukan jumlah bahan baku yang optimal dengan maksud agar jumlah pembelian dapat memperkecil biaya persediaan (Asrori, 2010). PT Industri Karet memerlukan asam semut untuk proses produksi SIR dan RSS. Penulisan tugas akhir ini membahas persediaan asam semut pada proses produksi SIR dan RSS. Asam semut atau asam formiat merupakan bahan kimia yang tidak prioritas utama dan sangat vital bagi suatu industri dalam proses produksinya. Hal ini menjadikan banyak perusahaan melakukan berbagai metode untuk mengelola persediaan bahan baku. Prosedur dan berwarna, berbau tajam dan larut sempurna dalam air. Asam formiat memiliki rumus molekul HCOOH, asam semut sangat penting dalam proses produksi SIR dan RSS digunakan untuk pencampuran lateks pada tahap awal. Asam semut digunakan dalam proses pembekuan lateks pada bak penampungan serta kemampuan asam semut yang cukup baik dalam nenurunkan ph lateks sehingga lateks akan cepet membeku atau berkoagulasi. Berikut adalah data pembelian dan pemakaian asam semut pada tahun 2017 Tabel. 1 Data pembelian dan pemakaian asam semut tahun 2017 No Bulan Pembelian (kg) Pemakaian (kg) Nilai (Rp) Stock/sisa (kg) 1 Januari 1.150 3.200 2 Februari 1.420 1.780 3 Maret 2.900 1.550 47.272.900 3.130 4 April 1.522 1.608 5 Mei 1.650 (42) jumlah 2.900 7.292 47.272.900 Rata-rata 1.458,4 Tabel 1 menjelaskan pembelian asam semut pada 5 bulan hanya sekali yaitu pada bulan Maret sebesar 2.900 kg dengan nilai Rp.47.272.900, sedangkan pemakaian rata-rata perhari adalah 1.458 kg. Pemebelian yang terlalu sedikit menyebab kan kekurangan persediaan asam semut pada bulan Mei sebesar 42 kg, oleh karena itu diperlukanya pengendalian persediaan pada PT industri Karet.

METODE PELAKSANAAN Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah metode survei. Metode survey yaitu mengumpulkan informasi dengan menganalisis dan melihat langsung proses mengenai pemakain bahan baku asam semut di PT Industri Karet. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam laporan tugas akhir adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan dan dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian di interprestasikan (Sugiyono, 2011). Data yang diperoleh berdasarkan pada PT Industri Karet, analisis data menggunakan metode berikut: 1. EOQ (Economic order Quantity ) Yamit (2008), mengemukakan bahwa metode EOQ (Economic Order Quantity) yaitu dengan adanya kebutuhan tetap, untuk mengetahui jumlah pembelian pesanan yang ekonomis. Perhitungan EOQ adalah sebagai berikut: EOQ = keterangan: EOQ = Kuantitas pembelian optimal yang ekonomis (kg). D = Penggunaan/permintaan yang diperkirakan per periode (kg/tahun). S = biaya pemsanan (Rp/kg). H = biaya penyimpanan per unit (Rp/kg/tahun). 2. Frekuensi pemesanan (I). Keterangan: I= I = frekuensi pemesanan D = jumlah bahan baku yang dibutuhkan EOQ = jumlah pembelian optimal yang ekonomis 3.Safety Stock (Persediaan Pengaman) Ristanto (2009) Persediaan bahan baku ini biasa disebut persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman merupakan suatu persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stockout). Untuk mengetahui berapa banyak safety stock (persediaan pengaman) digunakan rumus sebagai berikut : time Safety stock = x lead

keterangan: Lead Time Safety stock EOQ = Waktu tunggu (Hari) = Persediaan pengaman (kg) = Kuantitas pembelian optimal yang ekonomis (kg) 4. Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali) Reoder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan metode EOQ (Economic Order Quantity). Yamit (2008) Perhitungan ROP adalah sebagai berikut: ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q) ROP keterangan: = Titik pemesanan kembali Lead time = Waktu tunggu (Hari) Safety stock= Persediaan pengaman (kg) Q = Penggunaan bahan baku rata per hari (kg/hari). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Persediaan Bahan Baku Tabel 2. Data produksi lateks Tahun Produksi (kg) Rata-rata/bulan 2014 2.844.280 237.023 2015 2.747.151 228.929 2016 2.740.123 228.344 Tabel 2 menjelaskan produksi lateks pada tahun 2016 mengalami penurunan dengan rata-rata per bulan sebesar 228.344 kg, dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 228.929 kg dan tahun 2014 sebesar 237.023 kg. Produksi lateks mempengaruhi pemakaian bahan baku penolong yaitu asam semut, pada tahun 2016 pemakaian asam semut per bulan rata-rata adalah 1.800 kg. 1. Pembelian Bahan Baku Asam semut atau asam format merupakan senyawa asam karboksilat yang paling sederhana, asam semut ini secara alami terkandung dalam lebah atau semut jadi sering disebut asam semut. Sifat asam semut yaitu berupa cairan tidak berwarna, mudah larut dan berbau tajam, asam semut juga dapat bersifat menguap serta bahan yang berbahaya yaitu dapat membuat iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Perusahaan menggunakan asam semut untuk proses koagulasi atau pembekuan serta pemberi warna putih pada lateks, serta pemakaian asam semut membuat produk berkualitas. Penyimpanan asam semut terlalu lama tidak efektif karena asam semut dapat menguap. Berikut adalah biaya pemesanan asam semut. Tabel 3. Biaya pembelian Asam semut No Jenis Biaya Nilai (Rp) 1 Biaya telepon/email 50.000 2 Biaya angkut/transportasi 400.000 Jumlah /bulan 450.000 Jumlah biaya/tahun 1.800.000

Tabel 3 terlihat bahwa biaya pemesanan pada tahun 2016 untuk 1 kali pemesanan membutuhkan biaya sebesar Rp. 450.000, perusahaan menanggung biaya pemesanan via telepon, biaya bongkar bahan dan biaya angkut dari kantor pusat ke pabrik, untuk satu tahun perusahaan melakukan pembelian sebanyak 4 kali biaya yang ditanggung sebesar Rp.1.800.000 sedangkan untuk biaya transportasi dari tempat penyuplai sampai ditanggung oleh perusahaan penyuplai. Perusahaan penyuplai asam semut menggunakan syarat jual beli yaitu biaya transportasi ditangguang oleh penjual (Free On Board Destination). Syarat ini merupakan syarat penyerahan barang yang menjelaskan pihak yang menangggung biaya angkut terhadap barang yang dijual belikan dari gudang penjual ke gudang pembeli (Pujianto, 2015). Tabel 4. Lead time permintaan asam semut Purchased date Received date Lead (days) 02-Jan-16 05-Jan-16 3 01-Feb-16 04-Feb-16 3 12-Sep-16 16-Sep-16 4 24-Nop-16 28-Nop-16 4 Rata rata 3,5 time Tabel 4 merupakan tanggal pemesanan dan sampainya bahan baku asam semut pada tahun 2016 pembelian dilakukan sebanyak 4 kali. Waktu sampai terlama yaitu 4 hari sedangkan tercepat yaitu 3 hari dan rata-rata lead time adalah selama 3.5 hari. Tabel 5. Pembelian dan pemakaian asam semut tahun 2016 No Bulan Pembelian (kg) Pemakaian (kg) Nilai (Rp) sisa (+/-) 1 Januari 4.300 850 70.094.300 3.450 2 Februari 14.325 2.150 233.511.825 15.625 3 Maret - 1.650-1.397 4 April - 1.750-12.225 5 Mei - 1.900-10.325 6 Juni - 2.225-8.100 7 Juli - 1.650-6.450 8 Agustus - 2.525-3.925 9 September 3.925 1.700 63.981.425 6.150 10 Oktober - 1.150-5.000 11 Nopember 3.400 1.650 55.423.400 6.750 12 Desember - 2.400-4.350 Jumlah 25.950 21.600 423.010.950 83.747 Rata-rata 2.163 1.800 6.979 Berdasarkan Tabel 5. menjelaskan pembelian asam semut selama tahun 2016 dilakukan sebanyak 4 kali. Penggunaan asam semut berfluktuasi tergantung pada jumlah produksi lateks yang dihasilkan pada kebun. Pembelian asam semut paling banyak pada bulan Febuari. Pembelian pada bulan Februari sebesar 14.325 kg dan dana yang dikeluarkan Rp. 233.511.825. Perusahaan melakukan

pembelian sebesar itu untuk memprediksi kenaikkan harga asam semut. Pembelian yang terlalu banyak menyebabkan dana yang dipakai untuk pembelian persediaan asam semut terlalu besar Penyimpanan Bahan baku Tabel 6. Rincian biaya penyimpanan No Jenis Biaya Nilai (Rp) 1 Biaya Tenaga kerja tetap 1orang / bulan 1.900.000 Total biaya per priode 2016 22.800.000 Jumlah unit yang disimpan priode 2016 25.950 Biaya simpan per unit/ tahun 879 Berdasarkan Tabel 6, menjelaskan rincian biaya meliputi biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.900.000 per bulan dan per tahun sebesar Rp. 22.800.000. Gudang penyimpanan juga hanya diletakkan dalam gudang tampa perawatan yang khusus, penjaga gudang hanya ada satu orang yang bertugas mencatat dan mengeluarkan barang dari gudang. Gudang penyimpanan asam semut priode 2016 menyimpan bahan baku sebanyak 25.950 kg yang sesuai dengan pembelian bahan baku asam semut. Biaya penyimpanan yang dikenakan untuk per unit bahan adalah jumlah biaya dibagi dengan jumlah barang baku yang disimpan. Biaya untuk satu priode sebesar Rp. 879 per unit/ tahun. Perhitungan EOQ (Economic Order Quantity). Berikut perhitungan biaya persediaan yaitu: EOQ = EOQ = EOQ= EOQ= EOQ= 9.406 kg Penentuan Persediaan Pengaman Persediaan pengaman (safety stock) berguna untuk melindungi perusahaan dari risiko kehabisan bahan baku (stock out) dan keterlambatan penerimaan bahan baku yang dipesan Safety stock diperlukan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, tetapi pada tingkat persediaan dapat ditekan seminimal mungkin, oleh karena itu perusahaan sebaiknya mengadakan perhitungan safety stock yang paling optimal (Ristanto, 2009). Safety stock = x lead time Safety stock = x 3.5 Safety stock = 105 x 3.5 Safety stock = 366 kg Berdasarkan perhitungan safety stock agar perusahaan tidak terjadi kehabisan bahan baku (stock out) dan keterlambatan bahan baku yang dipesan perusahaan sebaiknya mempunyai persediaan pengaman atau bahan yang

harus tersedia sebesar 366 kg dalam gudang, dan untuk satu kali pembelian asam semut yang optimal sebesar 9.406 kg. Penentuan pemesanan kembali (Reorder Point) Pemesanan kembali atau Reorder Point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli. Strategi operasi persediaan adalah titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan, sehubungan dengan adanya lead time dan safety stock (Yamit, 2008) Pemakaian rata-rata bahan baku asam semut per hari dapat dilihat berdasarkan Tabel 5. yaitu sebesar 69,23 kg. ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q) ROP = 366 kg + (3,5 x 69,23) ROP = 608 kg Berdasarkan hasil perhitungan mengenai titik memesanan kembali (Reorder Point) agar tidak mengganggu kegiatan produksi perusahaan dan terjadinya stock out sebaiknya pemesaan asam semut kembali pada saat persediaan yang ada di gudang tersisa 608 kg. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jumlah persediaan pengaman (safety stock) bahan baku asam semut di PT Industri Karet sebesar 366 kg. Agar tidak menggangu proses produksi perusahaan sebaiknya memesan bahan baku pada saat titik pemesanan kembali (Reorder point) sebesar 608 kg. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan pada perusahaan yang dapat digunakan untuk pertimbangan adalah penentuan besarnya persediaan pengaman (safety stock) diperlukan perusahaan agar perusahaan tidak lagi mengalami stock out. REFERENSI Asrori, Hasbi. 2010. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Sengon (Studi Kasus pada industri kayu Sengon PT Abhirama Kresna). Eprints.uns.ac.id/10114/1/16116250 8201001461. Diakses Mei 2017 Fessenden, Ralph J, dan Fressenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta. Pujianto, Andi. 2015. Akutansi Perusahaan Dagang. Akutansidagang.blogspot.com. Diakses pada Juli 2017 Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Ristanto, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung Yamit, Zulian. 2008. Manajemen Persediaan. Ekonisa. Yogyakarta.