BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan mampu menyeimbangkan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

Studi kasus pada siswa siswi kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang. Tahun ajaran 2009 / 2010 S K R I P S I. Diajukan kepada panitia ujian skripsi

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron terhadap Perilaku Bullying di Kalangan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2000). Disini proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

belajar itu sendiri (Syah, 2011). Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

Bab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perlu berkomunikasi.perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Negeri 5 Kota Kupang dan Implikasinya Bagi Layanan Bimbingan dan Konseling.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I. Pendahuluan. kebudayaannya, media massa juga mengalami perkembangan, baik dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dan perkembangan suatu negara sangat bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB I PENDAHULUAN. orang yang satu dengan orang yang lain untuk saling mengisi. Manusia juga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Media dapat diartikan sebagai: 1. Alat. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman tak lepas dari perkembangan ilmu dan teknologi di berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memudahkan dan mempercepat kinerja manusia. Salah satu hasil teknologi adalah televisi. Pada zaman sekarang, televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan informasi secara cepat menjangkau seluruh pelosok nusantara, mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dan dalam waktu bersamaan. Televisi dengan beragam acara yang ditampilkan telah mampu menarik minat dan membius para pemirsanya untuk selalu menyaksikan berbagai tayangan yang disiarkannya, mulai dari infotainment, entertainment, iklan, hingga sinetron dan film- film yang sesungguhnya tidak pantas ditayangkan. Kehadiran televisi sesungguhnya telah menimbulkan berbagai fenomena dalam kehidupan manusia. Televisi memang mampu menayangkan acara- acara yang begitu menarik, sehingga membuat pemirsanya begitu mengaguminya. Anak- anak dan remaja adalah penggemar nomor satu media televisi. Rata- rata anak dan remaja menggunakan hampir sebagian besar waktunya untuk menonton televisi. Disadari atau tidak, tayangan televisi memberikan andil terhadap pembentukan budaya di masyarakat. Banyak penelitian membuktikan bahwa televisi mempunyai pengaruh yang buruk terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Efeknya bisa terjadi pada

penurunan prestasi belajar siswa di sekolah, kurang konsentrasi, tak punya waktu untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, dan bermain. Kebiasaan menonton televisi juga berkaitan dengan depresi, kecemasan dan perilaku kriminal serta dapat menimbulkan kegemukan. Ini bisa dimaklumi, karena film- film yang ditayangkan televisi lebih banyak menonjolkan segi kekerasan yang mempengaruhi kejiwaan anak. Anak anak ibarat kertas polos yang dapat dengan mudah digambari sesuka hati. Apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan sering mereka tiru, karena masa anak adalah usia yang rentan. Mereka belum dapat menentukan yang baik dan yang buruk. http:// siar. endonesa. net. /utty/2008/10/31/perilakumeniru-anak-terhadap-tayangan-kekerasan-di-televisi. Oleh karena itu kita sebagai orang tua maupun pendidik perlu memperhatikan hal tersebut. Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Kota Kupang adalah salah satu lembaga pendidikan formal sekaligus merupakan lingkungan pendidikan yang kedua bagi siswa setelah lingkungan keluarga. Siswa yang berada pada lingkungan pendidikan ini memiliki keanekaragaman dalam hal latar belakang sosial ekonomi, keluarga, karakteristik kepribadian, corak kebudayaan serta kemampuan dasarnya. Tidak heran banyak ahli psikologi mengemukakan bahwa siswa yang berada pada suatu lembaga pendidikan tertentu memiliki sejuta keunikan dan karakteristik kepribadian yang berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Oleh karena itu harus diperhatikan agar tidak terjadi pengalaman belajar yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan kepribadian mereka. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh sekolah, dalam hal ini guru maupun konselor sekolah, juga orang tua atau wali siswa adalah kebiasaan belajar mereka.

Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja dan sadar dalam kurun waktu tertentu. Karena diulang sepanjang waktu dan berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya dapat terpola dan terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar. Kebiasaan belajar dapat merupakan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik unutk menguasai pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan belajar serta kesuksesan belajarnya di sekolah. Televisi merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kebiasaan belajar siswa yang menawarkan berbagai macam program yang memikat hati sehingga tanpa disadari televisi mampu mengubah kebiasaan belajar mereka sedikit demi sedikit. Pengaruh negatif televisi pada kebiasaan belajar anak memang sulit untuk dihindari. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Deppen- RI dalam laporan pengaruh sosisal budaya dari komunikasi satelit, proyek penelitian RI 1977-1978, dijelaskan bahwa: Akibat lain dari masuknya televisi di desa adalah banyaknya anakanak yang meninggalkan pelajaran karena mereka lebih tertarik untuk menonton acara siaran anak- anak (karton dan sebagainya). Sebagian anak-anak juga mengikuti tayangan televisi sampai larut malam, yang menyebabkan mereka tidak lagi mempunyai waktu belajar atau membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Akibatnya, sebagaimana yang diceritakan oleh beberapa guru, bertambah murid- murid

yang membolos, mengantuk di kelas, dan mengalami kemunduran dalam pelajarannya (www.dossuwanda.wordpress.com). Pengaruh media terhadap anak semakin besar, teknologi semakin canggih dan intensitasnya semakin tinggi. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi ketimbang melakukan kegiatan belajar guna mendapatkan prestasi yang dapat membanggakan dirinya, orang tua dan demi masa depannya. Dengan menonton televisi dapat menjauhkan anak dari pelajaran pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain. Berdasarkan survey awal dan hasil pembicaraan dengan konselor sekolah, terungkap bahwa masalah yang banyak dialami oleh siswa di sekolah itu adalah masalah belajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu kebiasaan menonton televisi. Gambaran seperti tersebut di atas mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam dampak tayangan televisi tersebut. Kajian ini dirumuskan dalam topik : DAMPAK KEBIASAAN MENONTON TELEVISI TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA KUPANG DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING B. Perumusan Masalah Penelitian 1. Masalah umum Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah penelitian yang seperti terkemuka, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak

kebiasaan menonton televisi terhadap kebiasaan belajar siswa/i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang dan implikasinya bagi layanan Bimbingan dan Konseling? 2. Masalah khusus Berdasarkan masalah umum di atas maka penulis dapat merumuskan masalah khusus sebagai berikut: 1) Bagaimana kebiasaan dalam menonton televisi bagi siswa / i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang Tahun Ajaran 2009/2010? a. Waktu (pagi, siang, sore, malam) dan lamanya menonton televisi? b. Jenis tayangan atau program televisi yang ditonton? 2) Bagaimana kebiasaan belajar siswa / i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang Tahun Ajaran 2009/2010? a. Pengaturan waktu belajar? b. Mengulangi bahan pelajaran? c. Membuat ringkasan pelajaran? d. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)? 3) Bagaimana dampak kebiasaan menonton televisi terhadap kebiasaan belajar bagi siswa / i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang Tahun Ajaran 2009/2010? 4) Bagaimana implikasinya bagi layanan bimbingan dan konseling? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Sacara umum, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dampak kebiasaan menonton televisi terhadap kebiasaan belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang dan Implikasinya bagi layanan Bimbingan dan Konseling. 2. Tujuan khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui kebiasaan siswa/i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang Tahun Ajaran 2009/2010 dalam menonton televisi yang meliputi : a. Mengetahui waktu (pagi, siang, sore, malam) dan lamanya menonton televisi. b. Mengetahui jenis tayangan atau program televisi yang ditonton 2) Mengetahui kebiasaan belajar siswa / i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang Tahun Ajaran 2009/2010 yang meliputi : a. Mengetahui pengaturan waktu belajar b. Mengetahui pengulangan bahan pelajaran c. Mengetahui pembuatan ringkasan pelajaran d. Mengetahui pengerjaan pekerjaan rumah (PR) 2) Mengetahui dampak kebiasaan menonton televisi terhadap kebiasaan belajar siswa / i kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang Tahun Ajaran 2009/2010. 3) Mengetahui implikasinya bagi layanan bimbingan dan konseling. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang positif bagi siswa- siswi dalam meningkatkan kebiasaan belajar mereka baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. 2. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dipakai sebagai kontribusi yang berharga bagi lembaga pendidikan terutama untuk konselor sekolah pada SMP Negeri 5 Kota Kupang dalam memberikan layanan konseling kelompok maupun individu guna meningkatkan kebiasaan belajar siswa. 3. Bagi orang tua/ wali Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi orang tua/ wali untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan menonton televisi sehingga dapat meningkatkan kebiasaan belajar anak di rumah. E. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini mengacu pada hal- hal khusus yang perlu diperhatikan. Ini dimaksud agar hal- hal yang diteliti terarah pada fokus penelitian. Dengan demikian lingkup penelitian akan menjadi fokus yang dapat membantu peneliti melakukan penelitian yang terarah dan sesuai dengan topik yang telah ditetapkan. Lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi pada SMP Negeri 5 Kora Kupang Jln. El Tari 2. 2. Fokus penelitian

Peneliti memfokuskan penelitian ini pada dampak kebiasaan menonton televisi terhadap kebiasaan belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang dan implikasinya bagi layanan bimbingan dan konseling. 3. Subyek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah para siswa - siswi kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang yang memiliki televisi di rumah masing- masing dan orang tua atau wali siswa. 4. Waktu penelitian Penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan. F. Klarifikasi Konsep Untuk menyamakan persepsi dan menghindari penafsiran yang berbeda dari para pembaca tentang topik penelitian ini maka penulis menjelaskan istilah- istilah yang tercakup di dalam topik penelitian ini 1. Dampak Kebiasaan Menonton Televisi Menurut Chen, Milton (1996:59) dampak merupakan suatu hal yang akan muncul atau terjadi dari suatu kegiatan yang dilakukan. Menurut Hasan Basri (1994:151) kebiasaan adalah hal-hal yang dilakukan berulang-ulang sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Menurut Poerwodarminto (1998:1087) menonton televisi berarti melihat pertunjukan atau gambar hidup melalui siaran televisi. Dengan mengacu pada pendapat di atas maka dampak kebiasaan menonton televisi merupakan suatu akibat yang ditimbulkan dari kebiasaan menonton televisi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

2. Kebiasaan Belajar Siswa Kebiasaan belajar siswa merupakan suatu teknik dan ketrampilan tertentu yang telah dikuasai dan digunakan siswa secara terus-menurus dan konsisten dalam mengikuti pelajaran, mendalami dan menyelesaikan tugas-tugas karena pola tersebut telah terbukti membawa hasil yang memuaskan dirinya (The Liang Gie, 1982:10). Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang bersifat teratur dan otomatis. (www. Indonesiamedia.com) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:113) kebiasaan dirumuskan sebagai yang biasa dikerjakan; pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seseorang / individu dan dilakukan secara berulangulang hal yang sama. Itu berarti sesuatu dikategorikan sebagai kebiasaan merupakan hasil belajar, termasuk sesuatu yang menjadi ciri tindakan seseorang ketika ia menghadapi atau menerima rangsangan atau stimulus sejenis. Belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan, tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slamento: 1988:2) Dengan mengacu pada pendapat-pendapat di atas maka kebiasaan belajar dalam penelitian ini sebagai serangkaian usaha seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku dengan metode tertentu dan bersifat menetap. 3. Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang

Siswa adalah orang orang yang terdaftar sebagai pelajar pada suatu lembaga pendidikan dan secara aktif mengikuti pelajaran di lembaga tersebut. (Tarigan Hendry Guntur 1983:24) W.J.S. Poerwadarminta (1990: 849) menyatakan siswa sebagai murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah). Dengan mengacu pada kedua pendapat di atas maka siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Kupang dalam penelitian ini sebagai peserta didik, laki-laki dan perempuan yang sedang belajar pada suatu jenjang pendidikan formal. 4. Implikasinya bagi layanan bimbingan dan konseling Menurut kamus umum Bahasa Indonesia W. J. S. Poerwadarminta (1976:347) implikasi artinya keterlibatan atau keadaan terlibat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994:374), memberi arti kata implikasi sebagai keterlibatan, termasuk atau tersimpul; yang disugestikan, tetapi tidak dinyatakan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994:571), mengartikan kata layanan sebagai membantu menyiapkan (mengurus), apa-apa yang diperlukan seseorang. Kamus besar bahasa indonesia (1989:504) layanan berarti cara melayani. Bimbingan adalah suatu proses kontinu dalam membantu individu mencapai kapasitasnya secara maksimum bagi kemanfaatannya yang sebesar-besarnya untuk diri sendiri dan masyarakat. (Andi Mapiare 1988:24). Menurut H. Moh. Surya (1988:12) mengartikan bimbingan sebagai suatu prosses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis oleh pihak

pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Rogers yang dikutip H. Moh. Surya (1988:31) mengartikan konseling sebagai hubungan bebas dan berstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri untuk menentukan langkah-langkah positif ke arah orientasi baru. Smitt yang dikutip Singgih Gunarsa (1992:19) mengartikan konseling sebagai suatu proses yang terjadi dalam hubungan pribadi antara seorang yang profesional dimana latihan dan pengalamannya dapat diperlukan untuk membantu orang lain dalam memecahkan persoalan pribadinya. Dengan mengacu dari pendapat-pendapat di atas maka implikasinya bagi layanan bimbingan dan konseling adalah kererlibatan layanan bimbingan dan konseling dengan cara melayani oleh seorang yang professional (konselor) yang bersifat psikologis dengan menggunakan langkah-langkah untuk membantu orang lain dalam memecahkan persoalannya.