BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little White Cafe yang berlokasi di Jl. Lodaya No. 11A Bandung adalah rumah tinggal yang beralih fungsi menjadi cafe sejak 2011 didirikan oleh Bapak Seto. Tempat makan atau cafe yang satu ini menawarkan suasana unik, dan sengaja didesain sesuai suasana di rumah yang serba putih, dan beberapa pilihan kursi atau sofa agar para pengunjung yang datang bisa merasakan suasana makan ketika dirumah. Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe Sumber: Little White Cafe Desain interior minimalis dengan sentuhan vintage, feels like home cafe ini terdiri dari dua lantai. Untuk lantai pertama disediakan meja-meja dan kursi yang cocok bagi pengunjung yang datang berombongan dan juga cocok untuk berkumpul bersama teman dan untuk custom event seperti meeting, birthday party, candle light dinner, atau arisan. Lantai kedua tersedia ruang VIP yang menyediakan ruangan-ruangan khusus dengan tempay duduk sofa dan lesehan. Namun untuk ruangan-ruangan khusus ini ada persyaratan minimal jumlah billing tertentu. Banyak fasilitas lain yang tersedia, seperti mushola, LCD dengan TV Cable, WiFi, screen dengan infocus untuk event nonton bersama atau rapat, dan tempat parkir. Live acoustics juga diselenggarakan di setiap Jumat dan Sabtu. Awalnya Little White Cafe hanya menyediakan light meal dan beverages, namun kini disediakan juga mulai dari European Food, Chinese Food, sampai 1
dengan masakan Indonesia, masing-masing menu dimasak oleh chef-chef yang ahli. Little White Cafe juga sering mengadakan event-event seperti saat valentine s day, hijab class, mom class, nonton pertandingan sepak bola bersama, dan lain-lain. Biasanya pengumuman event tersebut diinfomasikan melalui media sosial yang dimiliki Little White Cafe, seperti twitter, instagram @littlewhitecafe. 1.1.1 Visi dan Misi Little White Cafe Adapun visi dan misi yang dibuat oleh Little White Cafe yaitu: Visi : Ingin Membagikan citarasa baru bagi masyarakat yang menyukai kuliner, konsumen yang berkunjung diharapkan dapat menikmati hidangan yang disediakan oleh Little White Cafe, dan para pengunjung dapat merasakan kenyamanan dari dekorasi dan suasana Little White Cafe. Misi : - Menawarkan cita rasa yang baru dalam wisata kuliner di Bandung. - Menciptakan suasana yang nyaman untuk pengunjung yang ingin sejenak melepas lelah. - Memberikan penawaran harga yang relative murah agar dapat dikonsumsi berbagai kalangan tanpa terlepas dari konsep homey untuk dinikmati para pelanggan. - Menciptakan kepuasan kepada konsumen Little White Cafe. 1.1.2 Logo Little White Cafe Gambar 1.2 Logo Little White Cafe Tahun 2011-2015 Sumber: Dokumen Little White Cafe, 2016 2
Pada awal tahun 2016, Little White Cafe merubah logonya, dengan alasan agar pelanggan tidak bosan. 1.1.3 Produk Little White Cafe Gambar 1.3 Logo Little White Cafe Tahun 2016 Sumber: Dokumen Little White Cafe, 2016 Produk-produk atau menu makanan yang ditawarkan di Little White Cafe sangat bervariasi dan harga yang ditawarkan juga tergolong ekonomis. Berikut contoh menu di Little White Cafe. Gambar 1.4 Produk Little White Cafe Sumber: Dokumen Little White Cafe, 2016 Produk-produk yang ditawarkan di Little White Cafe sangat beraneka ragam, mulai dari European Food, Chinese Food, dan juga tidak ketinggalan Indonesian Food. Masing masing menu memiliki khas dan keunikan masing masing yang menjadikannya menarik untuk dicoba. Minumannya juga beraneka ragam. Mulai dari kopi dan olahannya, mocktail, jus, dan es krim. Pelayanannya juga sangat ramah dan cekatan. Pelayannya menggunakan seragam yang casual namun tetap terlihat rapi. Dengan tempat yang nyaman dan menarik serta pilihan 3
makanan yang bermacam macam tentunya ini menjadi salah satu faktor utama konsumen memilih untuk berkunjung ke Little White Cafe. 1.2 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir industri makanan dan minuman mengalami pertumbuhan secara signifikan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi yang dilihat menurut jenis lapangan usaha terjadi pada sektor industri pengolahan yang mencapai 35.86% di kota Bandung Jawa Barat, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 23.37%, dan pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yang hanya sebesar 11.91%. Berikut data tiga subsektor yang berkontribusi dalam PDB terbesar di Kota Bandung: Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Jenis Usaha/Industri Jumlah Sektor Industri Pengolahan 35,86 % Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,37 % Sektor Pertanian 11,91 % Sumber: http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/, 2016 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sektor di bidang kuliner berada di peringkat kedua di provinsi Jawa. Hal yang menyebabkan bisnis kuliner begitu banyak diminati oleh banyak orang yaitu karena bisnis kuliner tidak terpengaruh oleh terpaan krisis global dan tetap menjadi favorit bagi para pebisnis. Keunggulan dapat ditampilkan oleh setiap restoran bukan hanya melalui makanan dan minuman yang disajikan atau tempat yang strategis, tapi dari tempat yang nyaman berdasarkan beberapa aspek lainnya seperti promosi yang menjadi salah satu keunggulan yang dapat dijadikan kekuatan oleh perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk bisa menarik minat pelanggan agar terus dapat bertahan. Hal ini merupakan suatu peluang dan tantangan bagi setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Setiap perusahaan harus melakukan inovasi, penetrasi, dan mengkolaborasikan 4
antara strategi perusahaan dan kreatifitas agar perusahaan tersebut akan terus dapat hidup menghadapi setiap persaingan yang terjadi di kegiatan nyatanya. Kreatifitas memberikan sentuhan khas pada restoran yang menjadikannya bisnis tersebut memiliki keunikan yang dapat menarik minat konsumen, sehingga suatu saat konsumen akan menyadari betapa pentingnya kreatifitas untuk diterapkan pada restoran, juga konsumen akan memberikan informasi dan rekomendasi kepada orang lain seperti pada website, blog, atau media sosial mengenai ulasan tentang restoran tersebut. Di daerah Bandung sendiri khususnya sekitar Jalan Lodaya, terdapat beberapa bisnis kuliner yang berdiri, dan dapat dikatakan cukup bersaing diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Cafe Di Sekitar Jalan Lodaya Nama Cafe Alamat Heaven's Cafe Jln. Lodaya No. 44 Little White Cafe Jln. Lodaya No. 11A Dapur Parahyangan Cafe Jln. Lodaya No. 55 Sauté Cafe Jln. Lodaya No. 29 Sumber: Hasil olahan data, 2016 Berdasarkan data diatas terdapat beberapa cafe yang berada di daerah kawasan sekitar jalan Lodaya. Membahas persaingan dalam sektor kuliner, masing-masing dari cafe diatas memiliki keunikan dan keunggulan yang berbeda. Untuk Heaven s Cafe menyediakan tempat dengan konsep homey, dan menawarkan makanan seperti suki dan shabu-shabu, sedangkan Dapur Parahyangan Cafe tidak terlalu fokus pada konsep interior, dan menawarkan makanan khas sunda, dan untuk Sauté Cafe menyediakan tempat berkonsep unik dengan interior vintage, dan menawarkan makanan Western. Keunggulan Little White Cafe sendiri selain desain ruangan yang dibuat nyaman seperti rumah sendiri dengan interior yang bernuansa serba putih ini, peneliti menjadi tertarik dalam memilih Little White Cafe sebagai objek untuk penelitian karena Little White Cafe juga tak hanya fokus pada satu jenis makanan, akan tetapi menawarkan makanan mencakup Western food, Asian food, dan Indonesian food, untuk menyesuaikan selera konsumen yang berbeda-beda. 5
Pada awalnya Little White Cafe tidak begitu banyak melakukan kegiatan promosi, tetapi kini Little White Cafe melakukan beberapa kegiatan promosi baru sampai dengan merubah logo Little White Cafe dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan konsumen masa kini, dan agar konsumen tidak bosan. Little White Cafe juga kini sering menyelenggarakan event-event dan menginformasikannya melalui media sosial yang digunakan Little White Cafe. Gambar 1.5 Event-event yang diselenggarakan Little White Cafe Sumber: Dokumentasi Little White Cafe, 2016 Beberapa event yang telah diselenggarakan di Little White Cafe seperti parenting session, hijab class, presentasi bisnis, beauty workshop, music show, hingga nonton sepak bola bersama menjadi daya tarik tersendiri. Melalui media sosial instagram @LittleWhiteCafe menginformasikan tentang event tersebut mulai dari tanggal, isi acara, bintang tamu, dan tawaran menarik dari Little White Cafe. Dapat dikatakan Little White Cafe melakukan promosi dengan menyesuaikan gaya hidup masyarakat jaman sekarang yang suka berkumpul dengan kerabat maupun komunitas, dan juga melakukan promosi melalui media sosial yang sekarang sedang digandrungi masyarakat. Fenomena meningkatnya bisnis kuliner di Kota Bandung ini pun dikarenakan masyarakat Kota Bandung memiliki kebiasaan berkumpul dan menikmati makanan di Cafe yang menyediakan interior dan produk yang menarik kini tengah marak di lakukan oleh anak muda zaman sekarang. Trend tersebut kini 6
telah menjadi gaya hidup dari kalangan anak muda hingga dewasa, hal tersebut membuat pebisnis kuliner ini harus memperhatikan gaya hidup konsumen untuk dapat bersaing. Gaya hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan atau komunitas dimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup memiliki beragam arti dan dapat diinterpretasikan beraneka ragam oleh pemasar dan teoritis. Gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana mereka menghabiskan uang dan waktunya (Solomon dalam Suryani 2013:57). Selain itu media sosial yang kini sedang digandrungi masyarakat membuat para pebisnis kuliner melakukan promosi juga melalui media sosial. Menurut Kotler dan Keller (2012:546), media sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio, dan informasi video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya. Media sosial yang biasa digunakan adalah Instagram, Path, Twitter, Facebook, dan sebagainya. Tidak hanya menjadi tempat untuk mempublish gambar maupun video pribadi, namun kini media sosial dapat digunakan untuk melakukan kegiatan pemasaran. Hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan oleh pemilik cafe yang melihat peluang untuk memasarkan produknya melalui media sosial. Sehingga banyak pengusaha mulai menyediakan akun khusus di berbagai media sosial untuk melakukan periklanan. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam melakukan proses keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:176) proses keputusan pembelian terdiri atas lima tahap yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian dengan mengambil judul Analisis Gaya Hidup, Media Sosial, dan Proses Keputusan Pembelian Konsumen Little White Cafe (Studi Pada Konsumen Di Kota Bandung Tahun 2016) 7
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gaya hidup konsumen Little White Cafe? 2. Bagaimana penggunaan media sosial oleh Little White Cafe? 3. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen di Little White Cafe? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas: 1. Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dalam melakukan pembelian di Little White Cafe. 2. Untuk mengetahui penggunaan media sosial oleh Little White Cafe. 3. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian konsumen di Little White Cafe. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Akademis Berikut ialah beberapa kegunaan penelitian ini untuk aspek akademis: 1. Bagi mahasiswa sendiri penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan di bidang pemasaran tenntang penerapan teori-teori yang telah dipelajari dengan praktik yang sesungguhnya khususnya mengenai gaya hidup, media sosial, serta proses keputusan pembelian konsumen. 2. Disamping itu penelitian ini dimaksudkan pula untuk memenuhi persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar ahli madya manajemen pemasaran pada Universitas Telkom. 1.5.2 Kegunaan Praktis Berikut ialah beberapa kegunaan dari penelitian ini untuk aspek praktis: 1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan terhadap masalah yang berkaitan dengan gaya hidup, media sosial, dan proses keputusan pembelian di Little White Cafe. 8
2. Untuk mahasiswa lainnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan atau berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. 1.6 Sistematika Laporan Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isu dari penulisan ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing bab, sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodologi penelitan yang digunakan meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini mendeskripsikan objek penelitian, analisis data, dan pembahasan dari analisis data. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan oleh perusahaan atau kemajuan lebih lanjut. 9