Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance

dokumen-dokumen yang mirip
Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Dosen Pembimbing : 1.Dr. Muhammad Rivai, ST, MT 2.Ir. Totok Mujiono M.I. Kom

Perancangan Sistem Pengenalan Jenis Odor Menggunakan 20 Mhz Quartz Crystal Microbalance Dan Field Programmable Gate Array

IDENTIFIKASI GAS AMONIA MENGGUNAKAN QUARTZ CRISTAL MICROBALANCE DENGAN NEURAL NETWORK YANG DIIMPLEMENTASIKAN PADA MIKROKONTROLER

IMPLEMENTAS I KONVERTER FREKUENS I KE TEGANGAN DALAM SISTEM IDENTIFIKAS I AROMA MENGGUNAKAN QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE. Muhammad Farih

Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Sensor Surface Acoustic Wave dan Metoda Kromatografi

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-7

Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Metode Kromatografi dan Neural Network

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Aditya Ciptadi Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT.

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA) PADA ALAT IDENTIFIKASI ODOR

TUGAS AKHIR TE

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

KARAKTERISASI FREKUENSI HARMONISA SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE SEBAGAI IDENTIFIKASI GAS

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

Rancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE (QCM) DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ONLINE PENGGUNAAN DAYA LISTRIK DAN PEMUTUSAN LISTRIK JARAK JAUH

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler

RANCANG BANGUN ALAT UJI KEBOCORAN PADA BOTOL AIR MINERAL BERBASIS MIKROKONTROLER

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM KROMATOGRAFI GAS MENGGUNAKAN SENSOR SEMIKONDUKTOR DAN NEURAL NETWORK UNTUK KLASIFIKASI MINYAK MENTAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

MONITORING DAN PENGISIAN TOKEN PULSA PADA KWH METER MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID. Alfathoni Agustian Alaziz 1, Ir. Syahrul, M.

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air

PEMBUATAN LABORATORIUM BAHASA 8 CHANNEL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 ABSTRAKSI

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Diagram blok sistem

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization

Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

R ANCANG BANGUN JAM DIGITAL DE NGAN KE LUAR AN S UAR A S E BAGAI ALAT BANTU TUNA NE TR A MENGGUNAKAN MIKR OKONTR OLLE R

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-79 Rancang Bangun Sistem Pencacah Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance Brilianda Adi Wicaksono, Muhammad Rivai, Tasripan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: muhammad_rivai@ee.its.ac.id Abstrak Dalam suatu sistem identifikasi gas menggunakan sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM) diperlukan sebuah pencacah frekuensi yang digunakan untuk menghitung perubahan frekuensi dari sensor. Sistem ini digunakan untuk menghasilkan output berupa perubahan frekuensi yang akan diproses untuk identifikasi gas. Metode ini menggunakan selisih antara frekuensi sensor QCM dan frekuensi referensi. Hasil dari selisih tersebut dibagi dan digunakan untuk mengaktifkan pencacah frekuensi. Semakin besar bilangan pembagi, maka sistem pencacah frekuensi ini semakin stabil dan akurat. Penelitian ini menggunakan kristal referensi 20MHz dengan pencacah frekuensi 24 bit. Data hasil pencacahan diakuisisi oleh mikrokontroler dan dikirim ke komputer untuk proses identifikasi menggunakan neural network. Output dari neural network ini merupakan hasil dari proses identifikasi gas. Dengan metode yang digunakan, perubahan frekuensi yang dapat dideteksi mencapai 0,068 Hz. Dalam pengujian keseluruhan sistem digunakan 3 bahan uji, yaitu alkohol, amoniak, dan asam asetat (cuka).untuk sistem identifikasi gas telah dapat mengenali gas uji dengan keberhasilan 90%. Secara keseluruhan, metode ini diharapkan menjadi metode yang baik untuk sistem identifikasi gas. Kata Kunci Pencacah frekuensi, QCM, neural network. I. PENDAHULUAN idung merupakan alat indera manusia yang menanggapi H rangsang berupa bau atau zat kimia berupa gas. Dalam sistem penciuman, hidung dapat dibuat tiruannya dengan menggunakan beberapa sensor gas. Identifikasi gas ini sangat penting untuk industri makanan dan minuman, yaitu untuk mengetahui adanya gas-gas yang berbahaya untuk memonitor atau mengontrol kualitas suatu produk. Pada metode konvensional, cara yang digunakan adalah dengan menggunakan counter konvensional dengan waktu kurang lebih 1 detik untuk dapat menghitung perubahan frekuensi dari sensor. Metode yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah dengan merancang sistem pencacah frekuensi untuk menghitung pergeseran frekuensi yang dihasilkan oleh sensor QCM. Pemasangan sensor secara berderet bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan hanya satu sensor. Perancangan pencacah Gambar. 1. Prinsip QCM. frekuensi menggunakan metode recriprocal frequency counter ini dapat melakukan perhitungan perubahan frekuensi dengan cepat dibandingkan dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu 1 detik atau kelipatannya. II. METODE PENELITIAN A. Sensor Gas Sensor gas adalah alat yang dapat menghasilkan sinyal listrik sebagai fungsi interaksinya dengan senyawa kimia, dalam hal ini gas atau uap senyawa organik. Sensor gas yang digunakan adalah sensor gas Quartz Crystal Microbalance (QCM) yang terbuat dari kristal kuarsa. kuarsa ini memiliki sifat piezo-electric, yaitu mampu menghasilkan tegangan listrik ketika diberi tekanan mekanik dan dapat berubah bentuk mekaniknya ketika diberikan tegangan listrik. Untuk menghasilkan resonansi listrik mekanik, maka sifat piezo-electric dimaanfaatkan dengan cara memberikan tegangan listrik pada kristal sehingga kristal bergetar pada frekuensi tertentu[1]. Persamaan Sauerbrey menyebutkan bahwa adanya hubungan antara perubahan massa kristal dengan perubahan frekuensi resonansi kristal[2]. Berikut adalah persamaannya: dimana Δm adalah perubahan massa pada kristal kuarsa akibat menempelnya molekul pada permukaan kristal. C f merupakan konstanta kristal yang digunakan. Persamaan diatas akan menghasilkan perubahan frekuensi (Δf) yang negatif, dengan kata lain frekuensi kristal akan menurun (1)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-80 Gambaran Umum Sistem Tabung injeksi Silica Gel Pompa Sensor 1 Sensor 4 Crystal Referensi f1 fn S E L E K T O R fr fx Pengurang fd PC Pembagi fd fd/n C Pencacah MIKROKONTROLER Hasil Pencacahan (C) Sinyal selek Gambar 2. Diagram Blok Sistem sebanding dengan banyaknya molekul yang menempel pada permukaan kristal. B. Sistem Mikrokontroler Atmega 16 ATMega16 merupakan mikrokontroler 8-bit CMOS yang memiliki kemampuan tinggi dengan daya rendah, clock mencapai 16Mhz, 32 port I/O, komunikasi USART full duplex, operasi master-slave dan masih banyak lagi fitur lainnya[3]. Fitur-fitur yang digunakan dari sistem mikrokontroler adalah kaki input-output dan komunikasi serial USART untuk mengirim data pada personal computer. Inisialisasi kaki input-output pada mikrokontroler digunakan untuk mengakuisisi data dari counter dan digunakan untuk memberikan sinyal selek pada multiplekser. Komunikasi serial USART sudah umum diimplementasikan dengan menggunakan IC max232 dan menghubungkan kaki TX dan RX pada mikrokontroler. Komunikasi ini digunakan untuk mengirim data dari proses penghitungan yang dilakukan oleh counter. Proses pengiriman data menggunakan data paket dengan menambahkan 1 start bit, 1 stop bit dan 1 flag untuk menandai data dari sensor ke berapa yang dikirim. Pada sistem identifikasi gas ini, sensor yang digunakan adalah QCM yang frekuensinya dibangkitkan menggunakan rangkaian osilator kristal. Udara kering yang dilewatkan silica gel adalah referensi udara bersih untuk me-nol kan Δf dari sensor. Gas yang diinjeksikan dan didorong untuk melewati sensor akan merubah frekuensi sensor. Deret QCM dipilih bergantian melalui mikrokontroler untuk diproses datanya. Setiap data sensor diolah dengan mengurangkan frekuensinya dengan frekuensi referensi. Hasilnya kemudian dibagi untuk mendapatkan Δt sehingga mengaktifkan counter untuk memulai penghitungan. Hasil dari penghitungan diakuisisi oleh mikrokontroler ATMega 16 dan dikirimkan ke PC/komputer dengan menambahkan 1 start bit untuk tanda pengiriman data dimulai, 1 penanda untuk sensor dan 1 stop bit untuk penanda pengiriman data paket selesai dilakukan. Pengiriman data ke PC dilakukan dengan menggunakan komunikasi serial USART. C. Perancangan Hardware Perancangan hardware terdiri dari rangkaian osilator, rangkaian pengurang frekuensi, rangkaian pembagi frekuensi dan sistem minimum ATMega 16. Implementasi identifikasi gas menggunakan sensor QCM dengan sistem pencacah frekuensi untuk menghitung perubahan frekuensi dari sensor. Pola perubahan frekuensinya digunakan untuk mengidentifikasi gas. Gambar 3. osilator pierce Tabel 1. Hasil Nilai (MHz) (MHz) Error ( 0 / 00 ) 16 16,0016 0.05 20 19,9981 0.095 16 15,9974 0.1625 20 19,9979 0.105 20 20,0061 0.305 No Referensi (Mhz) Sensor (MHz) Tabel 2. Hasil Pengurangan Pengukuran Hasil (Hz) Perhitungan Error Output (%) 1 20,0061 20,0253 21,730 19,200 11.64289 2 20,0061 20,0231 17,840 17,000 4.70852 3 20,0061 19,9819 27,230 24,200 11.12743 4 20,0061 20,0284 23,220 22,300 3.962102 Gambar 4. Grafik Hasil Pengurangan QCM membutuhkan sebuah rangkaian osilator untuk menghasilkan frekuensi osilasi dari kristal di dalamnya. Pada sistem digunakan osilator pierce yang memiliki osilasi yang stabil. Nilai C1 dan C2 pada rangkaian osilator pierce menentukan besarnya tegangan balik. juga digunakan untuk membangkitkan frekuensi kristal referensi. Dari hasil pengujian rangkaian osilator dengan menggunakan kristal fix (bukan sensor) didapatkan error ratarata kurang dari 0,2 0 / 00. Pengujian tersebut menyimpulkan bahwa rangkaian osilator dapat bekerja dengan sangat baik. Pengujian rangkaian pengurang dilakukan dengan memasukkan frekuensi referensi dan frekuensi sensor pada D- flip-flop di bagian kaki input dan clk. Pengurangan dilakukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-81 Pembagian Tabel 3. Error dari rangkaian pembagi frekuensi Error rata-rata (%) Error pengurangan tidak diabaikan Error pengurangan diabaikan 2 11.4971198 4.188322595 4 15.08773481 7.996111159 8 11.55000255 4.204063443 16 11.64204121 4.308230109 32 11.63022918 4.279268973 64 12.10228372 4.807779481 128 12.10228372 4.807779481 256 9.359994594 7.565071109 Tabel 4. Hasil Pembagian Input Hasil (Hz) (Hz) Pengukuran Perhitungan 21730 80 84,8828 17840 60 69,6875 27230 100 106,3671 23220 80 90,7031 Error (%) 6.103516 16.14583 6.367188 13.37891 Mulai Comport Open? Y Terima Data Kirim Sinyal ke ATMega Neural Network Output Selesai Gambar 6. Diagram Alir pada Personal Computer T Selesai OV-101 Alkohol PEG-6000 Amoniak OV-17 PEG-1540 ` Asam Asetat Gambar 5. Grafik Hasil Pembagian untuk mendapatkan selisih antara frekuensi referensi dan frekuensi sensor. Dari tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian dan error yang dihasilkan. Hasil dari pengurangan frekuensi dimasukkan ke dalam rangkaian pembagi frekuensi. Pembagian frekuensi dirancang untuk mendapatkan Δt yang berasal dari periode hasil pembagian frekuensi. Δt digunakan untuk mengaktifkan pencacah frekuensi. Nilai pembagian ini didapatkan melalui percobaan yang berulang dengan memilih nilai pembagi dan melakukan perhitungan frekuensi. Dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa semakin besar pembagi maka error perhitungan semakin kecil dan sistem semakin stabil, namun error pembagian semakin besar. Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan perhitungan yang sebenarnya (error pengurang diabaikan). Pertimbangan lain untuk pemilihan nilai pembagian adalah waktu yang digunakan untuk perhitungan, semakin besar pembagi semakin lama proses perhitungan yang dilakukan. Berikut adalah nilai pengujian pembagian 256 yang dinilai sudah stabil. Layer input Hidden layer 1 Hidden layer 2 Layer output Gambar 7. Topologi Neural network Dari pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian pembagi frekuensi, didapatkan error rata-rata sebesar 13%. Error tersebut dimungkinkan akibat pergeseran phasa pada rangkaian pembagi frekuensi. D. Perancangan Software Software yang dirancang ada dua, yaitu software yang ada pada mikrokontroler ATMega 16 dan pada personal computer(pc). Software pada mikrokontroler dirancang untuk mengakuisisi data dari counter, memberikan sinyal selek untuk multiplekser dan pengiriman data ke PC menggunakan komunikasi serial USART. Sedangkan Software pada PC dirancang untuk mengambil data dari mikrokontroler ATMega 16 melalui komunikasi serial menggunakan data paket, mengolah data sehingga dapat mendeteksi perubahan frekuensi dan proses neural network untuk identifikasi gas uji. Topologi neural network dapat dilihat pada gambar 7. Topologi neural network yang digunakan terdiri dari 200 node input, 100 node pada hidden layer1 dan 50 node pada hidden layer 2. Sedangkan pada layer output digunakan 3 node untuk pengidentifikasian gas uji.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-82 III. PENGUJIAN A. Pengujian Keseluruhan Sistem Gambar 10. Error Pada Proses Pelatihan Data Gambar 7. Pola perubahan frekuensi sensor terhadap alkohol Tabel 5. Hasil Pengujian Error pada gas- Nilai Error Alkohol 70% 4,32*10-5 Amoniak 6,23*10-10 Asam asetat 9,99*10-5 Gambar 8. Pola perubahan frekuensi sensor terhadap amoniak Gambar 9. Pola perubahan frekuensi sensor terhadap asam asetat Pengujian dilakukan dengan menggunakan sensor QCM berderet yang dilapisi polimer dengan polaritas yang berbeda berdasarkan ketetapan McReynold nya, yaitu OV-101, OV-17, PEG-6000 dan PEG-1540[5]. Ketiga grafik diatas merupakan pola perubahan frekuensi sensor terhadap gas uji yaitu alkohol, amoniak dan asam asetat. Pada alkohol perubahan frekuensi sensor lebih rendah dibandingkan dengan gas uji yang lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena alkohol memiliki aroma yang tidak menyengat. Berbeda dengan amoniak dan asam asetat yang B. Proses Identifikasi Tabel 6. Hasil Pengujian Uji ke - Gas uji Hasil Identifikasi 1 Amoniak Amoniak 2 Amoniak Amoniak 3 Alkohol Alkohol 4 Alkohol Alkohol 5 Asam asetat Amoniak 6 Asam asetat Asam asetat 7 Amoniak Amoniak 8 Amoniak Amoniak 9 Asam asetat Amoniak 10 Asam asetat Asam asetat 11 Alkohol Alkohol 12 Alkohol Alkohol 13 Alkohol Alkohol 14 Asam asetat Asam asetat 15 Asam asetat Asam asetat 16 Asam asetat Asam asetat 17 Amoniak Amoniak 18 Amoniak Amoniak 19 Alkohol Alkohol 20 Alkohol Alkohol 21 Amoniak Amoniak 22 Amoniak Amoniak 23 Amoniak Amoniak 24 Alkohol Alkohol 25 Alkohol Alkohol 26 Amoniak Amoniak 27 Asam asetat Amoniak 28 Asam asetat Asam asetat 29 Alkohol Alkohol 30 Asam asetat Asam asetat memiliki aroma yang sangat menyengat. Hasil tersebut juga dimungkinkan akibat selektivitas dari sensor terhadap gas uji. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan sampel dari masing-masing sensor. Ketiga pengujian mendapatkan pola yang sama untuk masing-masing gas uji. Sampel yang telah didapatkan digunakan untuk melakukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-83 pembelajaran pada neural network yang telah didesain sebelumnya. [6] Gurney, K., Neural Nets by Kevin Gurney <URL: http://www.shef.ac.uk/psychology/gurney/notes/index.html>, 1999. C. Neural network Menurut Kevin Gurney, sebuah neural network adalah pertemuan yang saling berhubungan dari elemen pemrosesan sederhana, unit atau node, yang fungsi secara bebas didasarkan pada neuron hewan. Pengolahan dari kemampuan jaringan disimpan dalam antar-satuan sambungan, atau bobot, diperoleh dengan proses adaptasi atau belajar dari satu set pelatihan pola[6]. Pada gambar 10 dapat dilihat grafik error pada saat pelatihan data. Grafik berwarna merah menunjukkan error pada alkohol, grafik berwarna hijau menunjukkan error pada amoniak grafik berwarna biru menunjukkan error pada asam asetat. Dari proses pelatihan yang telah dilakukan, nilai bobot dan nilai ambang didapatkan ketika error dari masing masing gas uji sudah memenuhi syarat yang ditentukan. Dari tabel 5 dapat dilihat error yang didapatkan setelah melakukan pembelajaran. Pada hasil pengujian di tabel 6, proses identifikasi bahan uji alkohol dan amoniak memiliki tingkat keberhasilan sebesar 100%, sedangkan pada bahan uji asam asetat sebesar 70%. Secara keseluruhan, tingkat keberhasilan identifikasi gas uji pada sistem yang telah dirancang mencapai 90%. IV. KESIMPULAN Dari hasil perancangan dan pengujian alat pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang dirancang telah mampu mendeteksi perubahan frekuensi sensor terhadap gas uji. Kesalahan yang didapatkan dari rangkaian pengurang dan pembagi frekuensi dimungkinkan karena pergeseran phase dari hasil flip-flop. Sistem yang diintegrasikan dengan neural network juga telah mampu mengenali gas uji yaitu alkohol, amoniak dan asam asetat. Tingkat keberhasilan sistem dalam 30 kali percobaan secara acak terhadap gas uji mencapai 90%. Parameter dalam pengujian keseluruhan sistem adalah suhu, kelembaban ruangan dan kecepatan penetrasi gas ke dalam sistem. DAFTAR PUSTAKA [1] Saldiro Doni, (2009), Mengenal Komponen Dasar, Majalah Elektronika Online [2] Jic Han, 2006. Technical Background, applications and implementation of quartz crystal microbalance sistems. University of Jyvaskyla Departement of Physics.Saleha Bano, Dr. Talat Altaf, and Sunila Akbar, Microcontrolled Based Spectrophotometer using compact disc as diffraction grid, IEEE, 2010 [3] Adrianto Heri, Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16 Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR) Informatika Bandung. Bab 1, 2008. [4] Ogawa Shigeki, Seyama Michiko, Kuwano Hiroki. 2010 Detecting Frequency of Quartz Crystal Microbalance Sensor with High Resolution IEEJ Transactions on Sensors and Micromachines, Volume 130, Issue 9, pp. 431-436. [5] Rivai, M., Juwono, H., dan Mujiono T., 2008. prototype sistem penciuman elektronik menggunakan deret SiO 2 terlapis polimer dan Neural network. ITS-research.