KARAKTERISASI FREKUENSI HARMONISA SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE SEBAGAI IDENTIFIKASI GAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISASI FREKUENSI HARMONISA SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE SEBAGAI IDENTIFIKASI GAS"

Transkripsi

1 KARAKTERISASI FREKUENSI HARMONISA SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE SEBAGAI IDENTIFIKASI GAS Rouhillah, Muhammad Rivai 2, Tri Arief Sardjono 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60 rouhillah@gmail.com, 2 muhammad_rivai@ee.its.ac.id, 3 sardjono@elect-eng.its.ac.id Abstrak Penggunaan sensor yang mampu untuk mengidentifikasi jenis gas sangat dibutuhkan di industri. Salah satunya adalah sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM) yang dapat menghasilkan frekuensi resonansi konstan. Pada umumnya sensor QCM masih menggunakan frekuensi dasar resonansi sehingga tingkat sensitivitas masih rendah. Dengan mengambil frekuensi harmonisa dari frekuensi resonansi dasar maka dapat meningkatkan sensitivitas dan selektivitas. Pada penelitian ini dihasilkan rangkaian osilator frekuensi harmonisa 3fo yang dapat bekerja dengan baik saat identifikasi jenis gas. Sensitivitas sensor QCM yang menggunakan frekuensi harmonisa 3fo dievaluasi dengan memantau perubahan frekuensi pada konsentrasi gas yang berbeda, seperti alkohol, 2- propanol, dan kloroform. Deret sensor yang dilapisi material kimia yang berbeda, menghasilkan pola output dari respon frekuensi yang berbeda-beda. Pengukuran juga dilakukan terhadap perubahan kelembaban sebesar 27-74% RH dan perubahan konsentrasi -4 ml gas yang diujikan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sensor QCM berfrekuensi harmonisa 3fo menghasilkan sensitivitas dan selektivitas yang lebih baik dari pada frekuensi dasar sensor. Untuk frekuensi 5MHz sensor QCM dalam pengenalan jenis gas memperoleh tingkat keberhasilan sebesar 73.33%, sedangkan untuk frekuensi harmonisa 3fo memperoleh tingkat keberhasilan sebesar 86.67%. Kata kunci : deret sensor, frekuensi harmonisa, sensitivitas dan selektivitas, sensor QCM.Pendahuluan Hidung elektronik adalah suatu devais yang berfungsi untuk mendeteksi bau maupun berbagai jenis aroma. Instrument portable untuk pengukuran gas dengan menggunakan sensor QCM telah diterapkan pada tiga jenis gas industri, yaitu aseton, kloroform dan metanol dengan konsentrasi ppm; Ozmen, et al (2009). Penelitian lainnya dibidang pengukuran massa materi gas adalah penggunaan hidung elektronik untuk menganalisa urine sebagai deteksi infeksi pada saluran kemih yang memiliki tingkat keberhasilan 90%; Saraswati, (20). Hidung elektronik menggunakan deret sensor untuk mengamati dan mendeteksi gas yang memiliki beberapa bau dari senyawa organik volatil (volatile organic compounds, VOC) seperti etanol, aseton, dan benzena pada konsentrasi yang berbeda; Saeed, et al (2009). Disamping itu, penginderaan terhadap kelembaban yang sangat stabil dan sensitif, diselidiki dengan mengukur pergeseran frekuensi QCM karena penambahan massa yang disebakan oleh adsorpsi air; Zhu, et al (200). Elemen sensitivitas digunakan untuk memantau kelembaban dengan menambahkan polimer dasar dan berbasis porfirin sehingga menghasilkan tanggapan linear terhadap perubahan kelembaban 4-94%; Korposh, et al (200). Kristal kuarsa dikenal sebagai perangkat piezoelektrik dan memiliki frekuensi getaran mendekati konstan ketika suhunya tetap. Jika sensor kuarsa terkena campuran gas, perubahan frekuensi terjadi terus menerus selama beberapa menit hingga mencapai keadaan seimbang; Ozmen, et al (2009). Sensor QCM menunjukkan bahwa pergeseran frekuensi kristal sebanding dengan penambahan massa. Penambahan massa sebagai akibat dari pengendapan molekul ke permukaan kristal yang menyebabkan penurunan frekuensi resonansinya; Jia (202). Pergeseran frekuensi ( f) yang disebabkan oleh massa yang mengendap dipermukaan kristal kuarsa ( m), diperoleh Persamaan Sauerbery (), f = 2 f 0 2 A ρ q.μ q. m () dimana, f o adalah frekuensi resonansi dasar kristal kuarsa (Hz), A adalah luasan permukaan kristal kuarsa (cm 2 ), p q adalah densitas kristal QCM (2,684 g/cm 3 ), µ q adalah modulus kristal (2,947 x 0 g/cm), m adalah perubahan massa, akibat massa yang mengendap dipermukaan. Dari tinjauan Ozmen dan Saraswati, pengukuran dilakukan dengan konsentrasi tinggi dan tingkat sensitif yang rendah. Disamping itu, A-66

2 dilihat dari persamaan Sauerbrey penggunaan frekuensi harmonisa akan mendapat penguatan perubahan frekuensi ( f) yang signifikan. Pada tahapan penelitian ini dilakukan proses karakterisasi frekuensi harmonisa resonator sensor QCM untuk sistem pengenalan pola dan untuk mempelajari sensitivitas dan selektivitas dari sensor tersebut. Proses karakterisasi meliputi pengamatan pengaruh perubahan kelembaban, jenis sampel gas dan konsentrasi gas yang berbeda. 2. Metode Penelitian 2. Sensor QCM Sensor QCM merupakan perangkat sensor akustik yang didasarkan pada perubahan mendasar frekuensi osilasi yang dipengaruhi dengan adsorpsi/penyerapan molekul dari fase gas; Suroglu, et al (2009). Penggunaan kristal kuarsa sebagai sensor QCM yang dilakukan oleh Sauerbrey pada tahun 959 menunjukkan bahwa pergeseran frekuensi pada sebuah resonator kristal kuarsa sebanding dengan penambahan massa pada permukaannya. Gambar merupakan ilustrasi dari prinsip kerja sensor QCM. Perubahan massa satu nanogram menghasilkan perubahan frekuensi sekitar Hz. Dengan demikian perubahan kecil dalam massa dapat diukur dengan menggunakan QCM dilapisi dengan membran pengenalan jenis molekul; Patel, et al (20). Penggunaan deret sensor berpolimer yang mempunyai nilai kepolaran berbeda dikombinasikan dengan bahan konduksi maupun semikonduksi untuk meniru sistem penciuman. Polimer tersebut berperan sebagai bahan aktif yang dapat meningkatkan penyerapan uap sampel akibat dari kepolaran molekulnya; Rivai, et al (2005). induktansi sebagai nilai ekivalen dari massa yang mengendap, L adalah nilai induktansi dari rangkaian ekivalen kristal, C adalah nilai kapasitansi dari rangkaian ekivalen kristal. L C R Lm C0 Rangkaian ekivalen kristal Penambahan massa pada permukaan kristal Gambar 2. Rangkaian ekivalen sensor QCM saat berinteraksi pada uap gas 2.2 Spektrum dan domain sinyal Setiap bentuk gelombang persegi terbentuk dari suatu gelombang sinusoidal yang mempunyai frekuensi dasar tertentu dan sejumlah gelombang sinus lain yang mempunyai frekuensi-frekuensi kelipatan dari frekuensi dasar (harmonisa). Ilustrasi gelombang persegi dari output rangkaian osilator sensor QCM ditunjukan pada Gambar 3. Gelombang persegi adalah gelombang periodik yang terdiri dari transisi sesaat antara dua tingkat. Gelombang persegi digambarkan di atas memiliki 2 periode dan tingkat -/2 dan /2. Tingkat umum lain untuk gelombang persegi mencakup (,) dan (0,) (sinyal digital). +A Kristal Elektroda T A T T0 t Molekul analit Δm Δf Gambar 3. Ilustrasi gelombang persegi dari output rangkaian osilator sensor QCM Gambar. Prinsip kerja sensor QCM Pada saat ada massa yang mengendap pada permukaan sensor, rangkaian ekivalen sensor QCM saat berinteraksi pada uap gas berubah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Sebagai akibat adanya perubahan rangkaian ekivalen sensor QCM, maka persamaan frekuensi resonansi sensor QCM berubah menjadi Persamaan (2), f olq = 2π (L+Lm).C (2) dimana, f olq adalah frekuensi output sensor QCM setelah digunakan pada media gas, L m adalah nilai A-67 Deret Fourier untuk gelombang persegi dengan menggunakan Persamaan (3). v (t) = v(t) = 4A π n= n =,2,3 4A π sin(2n )Ω (2n ) 0, (3), Ω 0 = 2π T 0 sin Ω 0t + 3 sin 3 Ω 0t + 5 sin 5 Ω 0t + 7 Dari persamaan deret Fourier maka diperoleh Persamaan (4),

3 f n = n x f, dan V n = 4V nπ dimana, n adalah harmonisa ke-n, f adalah frekuensi dasar gelombang, f n adalah frekuensi harmonisa ke-n, V n adalah Amplitudo puncak harmonisa ke-n. (4) 2.2 Proses karakterisasi sensor QCM Proses karakterisasi sensor QCM meliputi pengamatan terhadap pengaruh perubahan kelembaban, jenis sampel gas, dan konsentrasi. Skematik blok sistem dapat dilihat pada Gambar 4. Adapun tahap-tahap pengukuran yaitu :. Pengaruh perubahan kelembaban: Tekanan udara bersih dari silika gel dialiri ke dalam botol air, sehingga terjadi uap air yang akan masuk ke wadah pengujian dan diamati pengaruh perubahan frekuensinya. 2. Identifikasi jenis sampel gas: Secara keseluruhan sampel berukuran 4 ml pada botol uji. Udara bersih yang dialiri ke dalam botol sampel gas, uap gas akan masuk ke dalam wadah pengujian dan diamati perubahan frekuensi sensor QCM. 3. Konsentrasi gas berbeda: Pengambilan uap gas pada botol uji dengan ukuran tertentu, lalu disuntikan pada tempatnya. Uap gas ini akan didorong dengan udara bersih. Air k4 k5 3f BPF Osilator Mikrokontroler Frekuensi counter Intrface Serial 2.3 Rangkaian osilator Operational Transconductance Amplifier (2.2) (OTA) dapat digunakan sebagai transistor yang hampir ideal; Arnau (2008). Osilator kristal yang paling popular digunakan untuk aplikasi pada identifikasi gas adalah rangkaian osilator Pierce, Namun untuk mendapatkan fekuensi harmonisa paling tepat dengan menggunakan rangkaian noninverting common-e OTA seperti ditunjukan pada Gambar 6. R QCM C C2 5 MHz R2 RC Filter C3 C4 R2 LC Filter C5 R3 + R4 OPA 660 Gambar 6. Rangkaian osilator Pierce dan noninverting common-e OTA 3 Fo MHz Frekuensi output dari rangkaian osilator ini disesuaikan dengan nilai harmonisa yaitu sebesar 5 MHz dengan menggunakan Persamaan (5), 3Fo = 2π L.C (5) dimana, L adalah nilai induktansi, C adalah nilai kapasitansi, 3Fo adalah nilai frekuensi harmonisa output dari rangkaian osilator. Penggunaan RC filter juga disesuaikan dengan output dari frekuensi harmonisa, dengan menggunakan Persamaan (6), Fc = (6) 2πRC Pompa Silica gel k2 k k3 Sampel gas deret sensor QCM Humidity sensor Pembuangan Gambar 4. Skematik blok proses karakterisasi frekuensi harmonisa sensor QCM sebagai identifikasi gas Gambar 7. Skematik rangkaian osilator QCM Gambar 5. Foto setup karakterisasi frekuensi harmonisa sensor QCM sebagai identifikasi gas Dalam perancangan rangkaian osilator QCM yang menghasilkan frekuensi harmonisa, perlu diperhatikan LC filter dan RC filter dengan F c yang sama. Setiap output diberi IC smitch trigger agar berada dalam tegangan TTL. Penambahan buffer berfungsi untuk menguat arus menurut standar dari IC 74HC25 maupun untuk menghilangkan interferensi sinyal antara frekuensi dasar dan frekuensi harmonisa sensor QCM. A-68

4 2.5 Pengenalan Algoritma NN Neural network terdiri dari elemen-elemen sederhana yang meniru sistem saraf biologis manusia. Jaringan dilatih berdasarkan perbandingan output dan targetnya sampai output jaringan sesuai dengan target; Demuth, et al (2009). Pengenalan algoritma dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama proses feed forward yang merupakan setting nilai bobot untuk tiap-tiap layer dimana pada tahap awal dilakukan setting bobot secara random, menghitung unit lapisan dan dijumlahkan serta ditambahkan biasnya dan menghitung fungsi pengaktif. Tahap kedua proses backward dimana jika ada selisih antara output yang diharapkan dengan output sebenarnya maka akan disebarkan mundur pada layer tersembunyi dan diteruskan ke unit pada layer input. Skema proses feed forward dan backward dapat dilihat pada Gambar 8. X Feed forward Weigth Neural network backrward Learning Algorithm Y - output target + error Gambar 8. Proses feed forward dan backward 3. Hasil dan Pembahasan 3. Rangkaian osilator Gambar 9 menunjukkan bahwa tingkat kestabilan osilator pierce sensor QCM dan frekuensi harmonisa, fekuensi harmonisa yang memiliki nilai tiga kali dari frekuesi dasar (3fo) sensor QCM. (a) (b) Gambar 9. (a) Output frekuensi osilator pierce, (b) frekuensi harmonisa 3.2Pengujian Terhadap Perubahan Kelembaban Pada penilitian ini dilakukan pengujian terhadap 27-74% kelembaban dengan menggunakan tiga sensor QCM yang telah terlapis polimer. Pengujian dilakukan dengan memastikan perubahan frekuensi dasar QCM dan frekuensi harmonisa 3fo saat menanggapi perubahan kelembaban. Secara keseluruhan proses pengujian dilakukan pada suhu kamar 28 ± C. (a) (b) Gambar 0. Hubungan antara perubahan frekuensi dan kelembaban, (a) frekuensi dasar QCM (b) frekuensi harmonisa QCM, Gambar 0 menunjukkan hubungan antara perubahan frekuensi dan kelembaban. Dapat dilihat bahwa respon frekuensi sensor QCM yang dilapisi PEG 540 memiliki perbedaan yang signifikan. Data yang dipelihatkan pada tabel dan 2 didapat dengan menggunakan regresi linear. Sensitivitas sensor dilihat pada kemiringan kurva terhadap perubahan frekuensi dan kelembaban. Sensor QCM yang terlapis PEG 6000 menunjukkan linearitas terbaik. Linearitas didapatkan dari nilai R Square (R 2 ) yang mendekati nilai. Frekuensi dasar sensor memiliki nilai R 2 = dan nilai sensitivitas adalah 6.22 Hz/%RH, sedangkan frekuensi harmonisa 3fo sensor memiliki R 2 = dan sensitivitas adalah Hz/%RH. Tabel, Regresi linear frekuensi dasar sensor Polimer Frekuensi dasar sensor Persamaan linear R 2 S, Ov-7 (medium) y = 7.62x S2, PEG 600 (non polar) y = 6.22x S3, PEG 540 (polar) y = 20.26x Tabel 2, Regresi linear frekuensi harmonisa 3fo Polimer Frekuensi harmonisa 3fo Persamaan linear R 2 S, Ov-7 (medium) y = 22.92x S2, PEG 600 (non polar) y = 48.56x S3, PEG 540 (polar) y = 60.8x Pengujian karakterisasi frekuensi harmonisa sensor QCM sebagai identifikasi gas A-69 Gambar. Pengujian deret sensor terlapis polimer terhadap alkohol

5 Gambar 2. Pengujian deret sensor terlapis polimer terhadap 2-propanol Gambar 5. Pengujian deret sensor terlapis polimer terhadap konsentrasi 2-propanol Gambar 3. Pengujian deret sensor terlapis polimer terhadap kloroform Berdasarkan gambar,2, dan 3, frekuensi harmonisa 3fo menghasilkan perubahan frekuensi yang sangat signifikan terhadap identifikasi gas. Sensor QCM terlapis PEG 540 banyak menyerap analit dari pada PEG 6000 terhadap alkohol. Sebaliknya pengujian terhadap kloroform, sensor QCM terlapis PEG 6000 banyak menyerap analit dibandingkan PEG 540. Banyaknya analit yang menyerap pada sensor QCM menghasilkan perubahan frekuensi yang paling besar. Secara keseluruhan sensor yang terlapis OV-7 memiliki rata-rata respon yang lebih tinggi terhadap uap gas yang diujikan. Semua pola perubahan frekuensi ini terjadi karena kepolaran molekulnya terhadap uap gas yang diujikan. 3.2 Pengujian sensor QCM terhadap perubahan konsentrasi suatu gas Gambar 6. Pengujian deret sensor terlapis polimer terhadap konsentrasi kloroform Berdasarkan hasil pengujian, frekuensi harmonisa 3fo sensor QCM yang terlapis polimer mampu untuk mendeteksi jenis gas setiap konsentrasi -4 ml. Gambar 4,5, 6 memberikan grafik normal sensitivitas untuk setiap konsentrasi, dapat dilihat bahwa kepekaan dari sensor berfrekuensi harmonisa 3fo menghasilkan respon lebih signifikan sampai kosenstrasi ml. Respon frekuensi dari sensor sebanding dengan konsentrasi gas yang diujikan. Dalam hal selektivitas, frekuensi harmonisa 3fo lebih selektif dari pada frekuensi dasar sensor QCM. Perbedaan frekuensi pada Gambar 4,5,6 menunjukkan bahwa sensor selektif terhadap alkohol, 2-propanol, dan kloroform yang diujikan. Pada pengujian neural network digunakan data proses pengujian sensor terhadap alkohol, 2- propanol, dan kloroform. Pada saat proses training, error yang diinginkan dibawah Ketika error mencapai batas yang diinginkan, didapat nilai bobot untuk proses pengenalan jenis-jenis gas yang diujikan. Pada proses pembelajaran untuk identifikasi gas dengan frekuensi 5 MHz sensor QCM, error mencapai iterasi ke sedangkan frekuensi harmonisa 3fo mencapai iterasi Gambar 4. Pengujian deret sensor terlapis polimer terhadap konsentrasi alkohol A-70

6 Tabel 3, Hasil Pengujian neural network Uji Hasil Identifikasi Gas uji ke- 5 MHz Harmonisa 3fo Alkohol Alkohol Alkohol 2 Alkohol Alkohol Alkohol 3 Alkohol Alkohol Alkohol 4 Alkohol Alkohol Alkohol 5 Alkohol Alkohol Alkohol 6 Alkohol Kloroform Kloroform 7 Alkohol Alkohol Alkohol 8 Alkohol Alkohol Alkohol 9 Alkohol Kloroform Kloroform 0 Alkohol Kloroform Alkohol 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 2 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 3 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 4 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 5 2-Propanol Alkohol Alkohol 6 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 7 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 8 2-Propanol Alkohol Alkohol 9 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 20 2-Propanol 2-Propanol 2-Propanol 2 Kloroform Kloroform Kloroform 22 Kloroform Alkohol Kloroform 23 Kloroform Alkohol Kloroform 24 Kloroform Kloroform Kloroform 25 Kloroform Kloroform Kloroform 26 Kloroform Kloroform Kloroform 27 Kloroform Kloroform Kloroform 28 Kloroform Kloroform Kloroform 29 Kloroform Propanol Kloroform 30 Kloroform Kloroform Kloroform Berdasarkan tabel 3, dari 30 pengujian terdapat 8 kesalahan pengenalan jenis gas pada sensor QCM berfrekuensi 5 MHz dengan tingkat keberhasilan 73.33%, sedangkan frekuensi harmonisa 3fo memperoleh tingkat keberhasilan 86.67%. 4. Kesimpulan dan Saran Pada penelitian ini, rancangan osilator sensor QCM berfrekuensi 5 MHz dan frekuensi harmonisa 3fo mampu bekerja dengan baik. Frekuensi harmonisa 3fo yang dilapisi polimer PEG 540 lebih sensitif terhadap kelembaban 60.8 Hz/%RH. Sensitivitas sensor QCM dengan frekuensi harmonisa 3fo dapat diketahui dengan cara mengevaluasi dan memantau perubahan frekuensi terhadap konsentrasi -4 ml untuk setiap jenis gas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sensor QCM berfrekuensi harmonisa 3fo menghasilkan sensitivitas dan selektivitas yang lebih baik dari pada frekuensi dasar sensor. Dalam pengenalan jenis gas dari 30 kali pengujian pada frekuensi dasar sensor QCM memiliki tingkat keberhasilan sebesar 73.33%, sedangkan frekuensi harmonisa 3fo memiliki keberhasilan sebesar %. Untuk penelitian selanjutnya, digunakan frekuensi dasar sensor QCM diatas dari 5 MHz untuk mendapatkan frekuensi harmonisa yang lebih tinggi, sehingga diharapkan dapat mengukur konsentrasi yang lebih rendah. Daftar Pustaka: Arnau, A. (2008) A Review of Interface Electronic Systems for AT-Cut Quartz Crystal Microbalance Applications in Liquids, SENSORS 2008, 8, pp Demuth, H. Beale, M. & Hagan, M. (2009), Neural Network Toolbox User s Guide, The MathWorks, Inc. Jia, Kun. Toury, T. & Ionescu, R. E. (202), Fabrication of an Atrazine Acoustic Immunosensor Based on a Drop Deposition Procedure,IEEE Transactions on Ultrasonics, Ferroelectrics, and Frequency Control, Vol. 59. no. 5, pp Korposh, S. Selyanchyn, R. & Lee, S. W. (200), Nano-assembled thin film gas sensors. IV. Mass-sensitive monitoring of humidity using quartz crystal microbalance (QCM) electrodes,sciencedirect, Sensors and Actuators, Vol. B 47, pp M.Rivai, Ami Suawandi JS, Mauridhi H.P. (2005) Deret Resonator Sensor QCM Terlapis Polimer Sebagai Pengenal Jenis Uap, AKTA KIMINDO, Vol. no., pp Ozmen, A. & Do gan, E. (2009) Design of a Portable E-Nose Instrument for Gas Classifications, IEEE vol. 58, No. 0, pp Patel, H. K. & Mona, K. J. (20), Electronic Nose Sensor Response and Qualitative Review of E-Nose Sensors, IEEE pp Saraswati, D. A. (20), Analisis Odor Urine Untuk Mendeteksi Infeksi Pada Saluran Kemih Dengan Menggunakan Sensor Quartz Crystal Microbalance dan Self Organizin Map, TESIS PROGRAM PASCASARJANA ITS,. Sarao glu, H. M. Selvi, A. O. Ebeoglu M. A & Tasaltin, C. (203), Electronic Nose System Based on Quartz Crystal Microbalance Sensor for Blood Glucose and HbAc Levels From Exhaled Breath Odor, IEEE vol. 3, no., pp Zhu, Y. Yuan, H. Xu, J. Xu, P & Pan, Q. (200), Highly stable and sensitive humidity sensors based on quartz crystal microbalance coated with hexagonal lamelliform monodisperse mesoporous silica SBA-5 thin film,sciencedirect, Sensors and Actuators, Vol. B 44, pp A-7

Dosen Pembimbing : 1.Dr. Muhammad Rivai, ST, MT 2.Ir. Totok Mujiono M.I. Kom

Dosen Pembimbing : 1.Dr. Muhammad Rivai, ST, MT 2.Ir. Totok Mujiono M.I. Kom Dosen Pembimbing : 1.Dr. Muhammad Rivai, ST, MT 2.Ir. Totok Mujiono M.I. Kom Latar Belakang Industri yang ada saat ini menghhasilkan gas yang berbahaya bagi manusia. Sensor QCM 20 Mhz mempunyai sensitivitas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance

Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance 1 Rancang Bangun Sistem Pencacah Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance Brilianda Adi Wicaksono, Muhammad Rivai, Tasripan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance

Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-79 Rancang Bangun Sistem Pencacah Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance Brilianda Adi Wicaksono, Muhammad Rivai, Tasripan

Lebih terperinci

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance (DESIGN OF FREQUENCY COUNTER SYSTEM FOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE GAS SENSOR) Brilianda Adi WIcaksono 2209 100 014

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengenalan Jenis Odor Menggunakan 20 Mhz Quartz Crystal Microbalance Dan Field Programmable Gate Array

Perancangan Sistem Pengenalan Jenis Odor Menggunakan 20 Mhz Quartz Crystal Microbalance Dan Field Programmable Gate Array Perancangan Sistem Pengenalan Jenis Odor Menggunakan 20 Mhz Quartz Crystal Microbalance Dan Field Programmable Gate Array Aldi Lairan - 2204100197 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Sensor Surface Acoustic Wave dan Metoda Kromatografi

Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Sensor Surface Acoustic Wave dan Metoda Kromatografi JURNAL TEKNIK ITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-157 Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Sensor Surface Acoustic Wave dan Metoda Kromatografi Anifatul Faricha, Muhammad Rivai,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAS AMONIA MENGGUNAKAN QUARTZ CRISTAL MICROBALANCE DENGAN NEURAL NETWORK YANG DIIMPLEMENTASIKAN PADA MIKROKONTROLER

IDENTIFIKASI GAS AMONIA MENGGUNAKAN QUARTZ CRISTAL MICROBALANCE DENGAN NEURAL NETWORK YANG DIIMPLEMENTASIKAN PADA MIKROKONTROLER IDENTIFIKASI GAS AMONIA MENGGUNAKAN QUARTZ CRISTAL MICROBALANCE DENGAN NEURAL NETWORK YANG DIIMPLEMENTASIKAN PADA MIKROKONTROLER Septian Rochma Dyono- 2205100128 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM)

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM) ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM) Oleh : Delima A.S 2208204013 Dosen Pembimbing Dr. Muhammad

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuarsa kristal yang dikenal dengan Quartz Crystal Microbalance (QCM) telah lama digunakan sebagai teknik pengindraan elektronik dengan mengamati perubahan frekuensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTAS I KONVERTER FREKUENS I KE TEGANGAN DALAM SISTEM IDENTIFIKAS I AROMA MENGGUNAKAN QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE. Muhammad Farih

IMPLEMENTAS I KONVERTER FREKUENS I KE TEGANGAN DALAM SISTEM IDENTIFIKAS I AROMA MENGGUNAKAN QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE. Muhammad Farih IMPLEMENTAS I KONVERTER FREKUENS I KE TEGANGAN DALAM SISTEM IDENTIFIKAS I AROMA MENGGUNAKAN QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE Muhammad Farih-2207100027 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-7

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-7 Metode Pencacahan Frekuensi Reciprocal untuk Sensor Gas Resonator Kuarsa yang Diimplementasikan pada Field Programmable Gate Array Reza Barkah Harjunadi, Muhammad Rivai, Rudy Dikairono eknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA) PADA ALAT IDENTIFIKASI ODOR

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA) PADA ALAT IDENTIFIKASI ODOR IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA) PADA ALAT IDENTIFIKASI ODOR Dini Fakta Sari 1,2, Muhammad Rivai 1, Totok Mujiono 1, Tasripan 1 1 Program Pascasarjana,Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE (QCM) DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM)

ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE (QCM) DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM) ANALISIS ODOR URINE UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE (QCM) DAN SELF ORGANIZING MAP (SOM) Delima Ayu Saraswati 1,2, Muhammad Rivai 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

Deret Resonator Kristal SiO2 Terlapis Polimer Sebagai Pengenal Jenis Uap Pelarut

Deret Resonator Kristal SiO2 Terlapis Polimer Sebagai Pengenal Jenis Uap Pelarut Akta Kimindo Vol. 1 No. 1 Oktober 005: 49-54 AKTA KIMIA INDONESIA Deret Resonator Kristal SiO Terlapis Polimer Sebagai Pengenal Jenis Uap Pelarut Muhammad Rivai *,1,, Ami Suwandi JS 1, Mauridhi Hery Purnomo

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MINI SYSTEM SPIN COATING UNTUK PELAPISAN SENSOR QCM (QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE)

RANCANG BANGUN MINI SYSTEM SPIN COATING UNTUK PELAPISAN SENSOR QCM (QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE) RANCANG BANGUN MINI SYSTEM SPIN COATING UNTUK PELAPISAN SENSOR QCM (QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE) Lalu Sahrul Hudha 1, Setyawan P.S. 1, Masruroh 1 1) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Brawijaya Email: laluhudha@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM KROMATOGRAFI GAS MENGGUNAKAN SENSOR SEMIKONDUKTOR DAN NEURAL NETWORK UNTUK KLASIFIKASI MINYAK MENTAH

SISTEM KROMATOGRAFI GAS MENGGUNAKAN SENSOR SEMIKONDUKTOR DAN NEURAL NETWORK UNTUK KLASIFIKASI MINYAK MENTAH Presentasi Sidang Tesis SISTEM KROMATOGRAFI GAS MENGGUNAKAN SENSOR SEMIKONDUKTOR DAN NEURAL NETWORK UNTUK KLASIFIKASI MINYAK MENTAH Sugeng Dwi Riyanto 2209204004 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK

PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK Saifun Nur 2206 100 146 Pembimbing : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

DETEKSI GULA DARAH MELALUI GAS BUANG PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

DETEKSI GULA DARAH MELALUI GAS BUANG PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION JETri, Vol. 15, No. 1, Agustus 2017, Hlm. 1-12, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X DETEKSI GULA DARAH MELALUI GAS BUANG PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Mochtar Yahya 1,2*,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL TE 091399 IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL Peter Chondro 2210100136 Dosen Pembimbing: Dr. M. Rivai, ST., MT. Suwito, ST., MT. Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN 2209100701 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi industri meningkat Contohnya adalah industri makanan, industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

Identifikasi Jenis Gas di Udara Terbuka pada Sistem Sensor Semikonduktor menggunakan Fast Fourier Transform dan neural Network

Identifikasi Jenis Gas di Udara Terbuka pada Sistem Sensor Semikonduktor menggunakan Fast Fourier Transform dan neural Network Identifikasi Jenis Gas di Udara Terbuka pada Sistem Sensor Semikonduktor menggunakan Fast Fourier Transform dan neural Network Syahrir - 2206100705 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Osilator dan Sumber Sinyal

Osilator dan Sumber Sinyal EL317 Sistem Instrumentasi 11-1 Osilator dan Sumber Sinyal Prinsip Kerja Osilator memanfaatkan feedback positif Pengelompokan Osilator RC Wien Bridge (sbg α) Bridged-T (sbg β) Twin-T (sbg β) Penggeser

Lebih terperinci

Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization

Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization Hendrick 1, Muhammad Rivai 1, Tasripan 1 1 Jurusan Tehnik Elektro Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung. pengukurannya. Pengukuran kelembaban udara sangat penting di berbagai sektor

Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung. pengukurannya. Pengukuran kelembaban udara sangat penting di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelembaban udara merupakan ukuran jumlah uap air di udara. Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung dikembangkannya berbagai jenis sensor kelembaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi modul praktikum FM menggunakan PLL (Phase Locked Loop) sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septiandi mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Prototipe Sistim Pengenal Jenis Uap Menggunakan Deret Sensor Kristal SiO2 Terlapis Polimer dan Neural Network

Prototipe Sistim Pengenal Jenis Uap Menggunakan Deret Sensor Kristal SiO2 Terlapis Polimer dan Neural Network Prototipe Sistim Pengenal Jenis Uap Menggunakan Deret Sensor Kristal SiO Terlapis Polimer dan Neural Netrk Hendra K., M.Rivai, M.Sahal, Mauridhi H.P., Ami S.J.S. Teknik Elektro, FTI, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN A MICROMACHINING

LAMPIRAN A MICROMACHINING 62 LAMPIRAN A MICROMACHINING 1. MIKROFABRIKASI UNTUK MEMS Silicon micromachining merupakan faktor kunci dalam perkembangan MEMS yang sangat pesat. Silicon micromachining merupakan cara membentuk bagian-bagian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Odor Urin Pada Infeksi Saluran Kemih Berbasis Sensor Array Berlapis Polietil Glikol (PEG) dan Mikrokontroler

Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Odor Urin Pada Infeksi Saluran Kemih Berbasis Sensor Array Berlapis Polietil Glikol (PEG) dan Mikrokontroler Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Odor Urin Pada Infeksi Saluran Kemih Berbasis Sensor Array Berlapis Polietil Glikol (PEG) dan Mikrokontroler Dena Arianti 1, Drs.Pujiyanto M.S 2, Delima Ayu S, S.T, M.T

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik

Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik Padlan Alqinsi 1, Slamet Indriyanto 2, Nanang Ismail 3, Ian Joseph Matheus Edward 4 1,2,3 Teknik Elektro UIN Sunan Gunung Djati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB

BAB I PENDAHULUAN BAB BAB I PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Teknologi pengindraan elektronik telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pengindraan elektronik ini mengacu pada kemampuan reproduksi indra manusia menggunakan

Lebih terperinci

Penentuan Konsentrasi Optimum Anti Protein Spesifik Susu Sapi 208 kda pada Sensor QCM

Penentuan Konsentrasi Optimum Anti Protein Spesifik Susu Sapi 208 kda pada Sensor QCM 254 NATURAL B, Vol. 2, No. 3, April 2014 Penentuan Konsentrasi Optimum Anti Protein Spesifik Susu Sapi 208 kda pada Nur Chabibah 1)*, Setyawan P. Sakti 2), Masdiana Ch. Padaga 3), Johan A.E.Noor 2) Fenny

Lebih terperinci

Aditya Ciptadi Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT.

Aditya Ciptadi Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT. Aditya Ciptadi 2209 100 103 Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 : Suwito, ST., MT. Latar Belakang Identifikasi kadar dan jenis gas merupakan hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindak penyalahgunaan narkotika di Indonesia telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang meliputi Narkotika Golongan I, II, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER Nata Khakima Adhuna, Prof. Dr. Ir. Mauridhi

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. Disusun Oleh: Kevin Yogaswara (2207 030 006) Meitantia Weni S B (2207 030 055) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Penentuan Ketebalan Lapisan Polistiren dan Zinc Phthalocyanine (ZnPc) dengan Modifikasi Persamaan Sauerbrey dan Scanning Electron Microscope (SEM)

Penentuan Ketebalan Lapisan Polistiren dan Zinc Phthalocyanine (ZnPc) dengan Modifikasi Persamaan Sauerbrey dan Scanning Electron Microscope (SEM) 331 NATURAL B, Vol. 2, No. 4, Oktober 2014 Penentuan Ketebalan Lapisan Polistiren dan Zinc Phthalocyanine (ZnPc) dengan Modifikasi Persamaan Sauerbrey dan Scanning Electron Microscope (SEM) Lalu A. Didik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai sensor gas sebagai pedeteksi aroma atau aroma telah banyak dikembangkan selayaknya menyerupai sistem kerja hidung secara biologis.dan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air

Rancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.2, No.1, (2014) 1-6 1 Rancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air Eli Zahrotin dan Endarko Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Deteksi Kebusukan Daging menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Neural Network

Deteksi Kebusukan Daging menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Neural Network Seminar Nasional Pascasarjana IX ITS, Surabaya Agustus 9 ISBN No. 978-979-96565-5- Deteksi Kebusukan Daging menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Neural Network Benrad Edwin Simanjuntak,), Muhammad

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-67

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-67 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-67 Sistem Sensor Kualitas Minyak Berdasarkan Pada Pengukuran Kapasitansi Dan Panjang Berkas Pembiasan Cahaya Zulfan Syah Putra,

Lebih terperinci

Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon Sebagai Bahan Sensor Gas

Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon Sebagai Bahan Sensor Gas Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon Sebagai Bahan Sensor Gas Budi Gunawan 1,2, Muchammad Rivai 1, Hendro Juwono 3 1 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya, Indonesia 2 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER

PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER F.X. Hendra Prasetya Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengujian

Lebih terperinci

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL Anggara Trisna Nugraha 1),Ichal Haichal S 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN Oleh: Moh. Ishak NRP : 2209204806 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak i Abstract ii Kata Pengantar.. iii Daftar Isi.. v Daftar Tabel.. viii Daftar Gambar.. ix Daftar Singkatan. xi

DAFTAR ISI. Abstrak i Abstract ii Kata Pengantar.. iii Daftar Isi.. v Daftar Tabel.. viii Daftar Gambar.. ix Daftar Singkatan. xi ABSTRAK Film Bulk Acoustic Resonator ( FBAR ) mempunyai prinsip kerja yang sama dengan SAW ( Surface Acoustic Wave ), yaitu mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, tetapi berbeda dengan SAW, energi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 3. Pengenceran Proses pengenceran dilakukan dengan menambahkan 0,5-1 ml akuades secara terus menerus setiap interval waktu tertentu hingga mencapai nilai transmisi yang stabil (pengenceran hingga penambahan

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS Muhammad Rizki Anggia Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Implementasi Biosensor Glukosa Berbasis Surface Acoustic Wave Azwardi 1*, Muhammad Rivai2* Abstrak 1. Pendahuluan 1.

Implementasi Biosensor Glukosa Berbasis Surface Acoustic Wave Azwardi 1*, Muhammad Rivai2* Abstrak 1. Pendahuluan 1. Implementasi Biosensor Glukosa Berbasis Surface Acoustic Wave Azwardi 1*, Muhammad Rivai2* Jurusan Teknik Komputer, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang1* sylvanums@gmailcom Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat performansi dari suatu sistem pembangkit listrik ditentukan oleh frekuensi output yang dihasilkan. Pada suatu pembangkit listrik yang menggunakan energi renewable

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Nurseno Aqib Fadwi Adi 2209100156 Dosen Pembimbing 1 Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 Ir. Siti Halimah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

OPTIMASI VEKTOR CODEBOOKS MENGGUNAKAN ANALISA MATRIKS SIMILARITAS PADA FLVQ. Wisnu Jatmiko dan Benyamin Kusumoputro *

OPTIMASI VEKTOR CODEBOOKS MENGGUNAKAN ANALISA MATRIKS SIMILARITAS PADA FLVQ. Wisnu Jatmiko dan Benyamin Kusumoputro * OPTIMASI VEKTOR CODEBOOKS MENGGUNAKAN ANALISA MATRIKS SIMILARITAS PADA FLVQ Wisnu Jatmiko dan Benyamin Kusumoputro * ABSTRAK OPTIMASI VEKTOR CODEBOOKS MENGGUNAKAN ANALISA MATRIKS SIMILARITAS PADA FLVQ.

Lebih terperinci

Identifikasi Penyakit Halitosis dengan Sensor Gas menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Pembelajaran Backpropagation

Identifikasi Penyakit Halitosis dengan Sensor Gas menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Pembelajaran Backpropagation Identifikasi Penyakit Halitosis dengan Sensor Gas menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Pembelajaran Backpropagation Deki Andreas Putra, S.Kom 1, Andrizal, M.T 2, Tati Erlina, M.IT 3 1,3 Jurusan Sistem

Lebih terperinci

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A364 Sistem Restorasi Gerak Sendi Siku Menggunakan Functional Electrical Stimulation Erwin Setiawan Widjaja, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

output dari rangkaian osilator tersebut. Detektor logam dengan metode BFO ini

output dari rangkaian osilator tersebut. Detektor logam dengan metode BFO ini BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Dalam membuat suatu detektor logam sebenarnya banyak metode yang digunakan untuk mengetahui keberadaan logam yang tersembunyi dibawah tanah atau dalam material Iain,

Lebih terperinci

X(t) = A sin (2π f n t )=A sin (ω.t)

X(t) = A sin (2π f n t )=A sin (ω.t) Aplikasi Sensor MicroElectro Mechanical System (MEMS) sebagai Identifikasi Ketidaknormalan pada Conveyor Belt system Dosen Pembimbing: Dr.M.Rivai,ST,, MT Oleh: Sumantri Kurniawan R 2209204002 TUJUAN Mempelajari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Sistem Secara lengkap, blok diagram detektor logam dengan menggunakan BFO (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

Lebih terperinci

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT. Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

Spektrum dan Domain Sinyal

Spektrum dan Domain Sinyal Spektrum dan Domain Sinyal 1 Sinyal dan Spektrum Sinyal Komunikasi merupakan besaran yang selalu berubah terhadap besaran waktu Setiap sinyal dapat dinyatakan di dalam domain waktu maupun di dalam domain

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup

Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-59 Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup Muhammad Faris Zaini Fu ad, Achmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Desain Perangkat Keras Yang Dikembangkan. Gambar 8. Secara umum sistem perangkat keras telah berhasil dikembangkan sesuai desain dalam Gambar 8. Desain perangkat keras

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA LOGGER PEMANTAUAN TINGKAT KONSENTRASI GAS AMMONIA PADA INDUSTRI KULIT

SISTEM INFORMASI DATA LOGGER PEMANTAUAN TINGKAT KONSENTRASI GAS AMMONIA PADA INDUSTRI KULIT SISTEM INFORMASI DATA LOGGER PEMANTAUAN TINGKAT KONSENTRASI GAS AMMONIA PADA INDUSTRI KULIT Cyrilla Indri Parwati 1, Hadi Prasetyo Suseno 2, Erfanti Fatkhiyah 3 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil

Lebih terperinci

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi 15 Program ini yang nantinya akan mengolah tegangan analog dari sensor menjadi sebuah kode-kode digital. Hasil pengolahan data dari ADC tersebut ditampilkan pada layar LCD untuk pengukuran suhu dalam bentuk

Lebih terperinci

SISTEM PENCIUMAN ELEKTRONIK UNTUK PENDETEKSIAN UAP FORMALIN PADA PRODUK PERIKANAN. Mulyadi 1, Rika Wahyuni Arsianti 2 A B S T R A K

SISTEM PENCIUMAN ELEKTRONIK UNTUK PENDETEKSIAN UAP FORMALIN PADA PRODUK PERIKANAN. Mulyadi 1, Rika Wahyuni Arsianti 2 A B S T R A K SISTEM PENCIUMAN ELEKTRONIK UNTUK PENDETEKSIAN UAP FORMALIN PADA PRODUK PERIKANAN Mulyadi 1, Rika Wahyuni Arsianti 2 Jurusan Teknik Elektro,Universitas Borneo, Tarakan 1 Program studi Teknik Elektronika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Metode Kromatografi dan Neural Network

Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Metode Kromatografi dan Neural Network Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Metode Kromatografi dan Neural Network Eri Nur Rahman, Muhammad Rivai, Tasripan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK

BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK 3.1 Prinsip Dasar Eksperimen Seperti telah dijelaskan pada Bab satu, eksperimen pada tugas akhir ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Pengukuran Analog Jurusan Teknik Elektro Universitas Muria Kudus 3.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN

BAB III KONSEP RANCANGAN 37 BAB III KONSEP RANCANGAN 3. Kondisi Saat Ini Saat ini program studi Teknik Elektro belum memiliki alat peraga Hand- Held Metal Detector, yang mana menurut penulis sangat penting untuk menambah wawasan

Lebih terperinci

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data 7 jam dan disonikasi selama jam agar membran yang dihasilkan homogen. Langkah selanjutnya, membran dituangkan ke permukaan kaca yang kedua sisi kanan dan kiri telah diisolasi. Selanjutnya membran direndam

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER 1. Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener 2. Memahami pengunaan dioda-dioda tersebut 3. Mempelajari macam-macam filter yang biasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum Bab ini berisi tentang metodologi yang akan dilakukan selama penelitian, di dalamnya berisi mengenai cara-cara pengumpulan data (data primer maupun sekunder), urutan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI KONSENTRASI SISTEM KONTROL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci