ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

PENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING

STUDI PROSES PEMBUATAN SERBUK UMo SEBAGAI BAHAN BAKAR DISPERSI UMo-Al UNTUK REAKTOR RISET

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-xTi HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

TINJAUAN MIKROSTRUKTUR, STRUKTUR KRISTAL, DAN KRISTALIT PERTUMBUHAN FASA Mg 2 Al 3 HASIL MECHANICAL ALLOYING

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

PREPARASI ULTRA FINE-GRAINED PADUAN HIDRIDA LOGAM SISTEM Mg-Fe MENGGUNAKAN TEKNIK MECHANICAL MILLING UNTUK HYDROGEN STORAGE

PENGARUH SERBUK U-Mo HASIL PROSES MEKANIK DAN HYDRIDE DEHYDRIDE GRINDING MILL TERHADAP KUALITAS PELAT ELEMEN BAKAR U-Mo/Al

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKRO- STRUKTUR U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

FORMASI FASA DAN MIKROSTRUKTUR BAHAN STRUK- TUR PADUAN ALUMINIUM FERO-NIKEL HASIL PROSES SINTESIS

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS KADAR URANIUM DAN IMPURITAS DALAM PADUAN U-7MO-XTI DAN U-7MO-XZR

PENCIRIAN PADUAN ALUMINIUM-BESI-NIKEL SEBAGAI KELONGSONG ELEMEN BAICAR BERDENSITAS TINGGI ASEP ARY RAMMELYADI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Galuh Intan Permata Sari

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

ANALISIS FASA MINOR DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL (Ni) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI, DAN KEKERASAN PADA PADUAN Al (2-x) FeNi (1+x)

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

PENGARUH UNSUR Zr TERHADAP PERUBAHAN SIFAT TERMAL BAHAN BAKAR DISPERSI U-7Mo-xZr/Al

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PEMBUATAN INTI ELEMEN BAKAR DAN PELAT ELEMEN BAKAR U-7MO/AL-SI DENGAN TINGKAT MUAT 3,6 G U/CM 3

Bab III Metodologi Penelitian

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Diagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT, TEGANGAN DAN WAKTU TERHADAP KADAR URANIUM PADA ELEKTROLISIS PEB U 3 Si 2 -Al

SINTESIS PADUAN AIFeNi DEN CAN METODA PELEBURAN

PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

IDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-ZrH x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

PENINGKATAN SIFAT MEKANIK BAHAN STRUKTUR PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL DENGAN PENGUATAN FASA KEDUA DAN STRUKTUR BUTIR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

Bab III Metoda Penelitian

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

Transkripsi:

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN Supardjo*, Boybul*, Agoeng Kadarjono*, Wisnu A.A.** * Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN **Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten e-mail: suparjo@batan.go.id (Diterima 16-8-2010, disetujui 12-10-2010) ABSTRAK ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN. Telah dilakukan karakterisasi ingot paduan U-7%Mo-x%Zr hasil proses peleburan menggunakan tungku busur listrik dalam rangka pengembangan bahan bakar nuklir berbasis paduan uranium molibdenum. Proses peleburan dilakukan dengan arus listrik 150 A dalam media gas argon (Ar) dan setiap paduan dilebur dengan 5 kali pengulangan. Hasil uji ingot paduan yang diperoleh dari proses peleburan relatif bersesuaian dengan komposisi stoikiometri. Hasil refinement dari pola difraksi sinar-x menunjukkan bahwa struktur yang terbentuk pada ingot paduan U-7%Mo-x%Zr adalah larutan padat molibdenum dan zirkonium ke dalam struktur bcc uranium. Peningkatan kadar Zr dalam paduan U-7%Mo meningkatkan kristalisasi bahan, yang dapat diamati dengan adanya peningkatan intensitas puncak pada bidang (110), (200), (211) dan (220). Hal ini menunjukkan bahwa di dalam ingot paduan U-7%Mo-x%Zr terjadi perubahan volume unit sel dan kerapatan atomik. KATA KUNCI: metode proses peleburan, ingot paduan U-7%Mo-x%Zr, bahan bakar dispersi. ABSTRACT STRUCTURE ANALYSIS AND PHASE COMPOSITION OF U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3 wt%) ALLOYS FROM MELTING PROCESS. The characterization of U-7%Mo-x%Zr alloys as result of melting process using an electric arc furnace has been conducted in order to develop nuclear fuel based on uranium molybdenum alloys. Melting process was conducted using an electric current of 150 A in argon (Ar) gas media and each alloy was melted for 5 times. The results of alloy testing obtained from the melting process matched the stoichiometry composition. Result of refinement from X-ray diffraction pattern indicated that the structures formed in U-7%Mo-x%Zr alloy was a solid solution of molybdenum and zirconium into bcc structure of uranium. The increase of Zr concentration in U-7%Mo alloy increased the crystallization of material, which can be observed through the increment of peak intensity in (110), (200), (211) 94

Analisis Struktur dan Komposisi Fase Paduan U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) Hasil Proses Peleburan (Supardjo, Boybul, Agoeng Kadarjono, Wisnu A.A.) and (220) planes. This indicates in U-7%Mo-x%Zr alloy ingot there was transformation of unit-cell volume and atomic density. FREE TERMS: melting process method, U-7%Mo-x%Zr alloys, dispersion fuel I. PENDAHULUAN Bahan bakar berbasis UMo merupakan pengembangan bahan bakar dispersi U 3 Si 2 -Al dengan uranium pengayaan rendah (<20% U 235 ) yang dapat dibuat menjadi bentuk batang maupun pelat. Bahan bakar dispersi U 3 Si 2 -Al tipe pelat difabrikasi dengan cara memadukan logam uranium dan logam silikon dengan perbandingan 92,5%U dan 7,5% Si, dan dibuat ingot paduan U 3 Si 2 dengan teknik peleburan. Ingot paduan U 3 Si 2 diubah menjadi serbuk dan didispersikan ke dalam matriks aluminium dengan perbandingan sesuai densitas uraniumnya dan dilanjutkan menjadi inti elemen bakar dengan pengepresan pada tekanan tinggi. Inti elemen bakar bersama pelat paduan aluminium dibentuk menjadi pelat elemen bakar dengan teknik pengerolan panas dan dingin [1]. Bahan bakar U 3 Si 2 -Al memiliki stabilitas iradiasi cukup baik selama digunakan sebagai bahan bakar di dalam reaktor, namun densitas uranium maksimum yang dapat dicapai hanya sekitar 4,8 gu/cm 3, sehingga umur penggunaan di dalam reaktor relatif pendek. Selain itu olah ulang gagalan proses fabrikasi bahan bakar U 3 Si 2 -Al maupun pasca iradiasi sangat sulit, sehingga memerlukan biaya yang cukup tinggi [2]. Mengingat bahan bakar paduan U 3 Si 2 ini sudah banyak digunakan di reaktor riset di dunia, maka para peneliti berlomba untuk mencari paduan uranium dengan paduan logam lain yang memiliki densitas uranium tinggi, mudah difabrikasi, stabil selama iradiasi, dapat digunakan sebagai bahan bakar di dalam reaktor dalam waktu yang lebih lama dan olah ulangnya mudah sehingga lebih ekonomis. Paduan UMo memiliki berat jenis sekitar 16,4 g/cm 3 (tergantung kadar Mo), tahan terhadap korosi, tampang lintang serapan neutron rendah, namun paduan bersifat ulet (ductile) sehingga sulit dibuat serbuk secara mekanik (grinding mill / ball mill). Berat jenis tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan berat jenis paduan uranium/uranium oksida yang telah digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset seperti U 3 Si 2, U 3 O 8, dan UAl x yang masing masing sebesar 12,2; 8,4; dan 6,7 g/cm 3. Penggunaan UMo sebagai bahan bakar tipe dispersi, tingkat muat uranium di dalam meat pelat elemen bakar dapat ditingkatkan menjadi 9,0 gu/cm 3. Tingkat muat tersebut sesuai dengan yang diperlukan reaktor terkait penggunaan uranium pengayaan rendah. 95

Kelebihan lain paduan UMo sebagai bahan bakar adalah proses olah ulang lebih mudah dibandingkan bahan bakar U 3 Si 2 -Al [3,4]. Struktur kristal paduan UMo adalah bcc, pada suhu 1280 C terjadi reaksi peritektik dengan fase γ maksimum pada komposisi 40% Mo. Pada suhu yang lebih rendah (<648 C) terjadi keseimbangan reaksi eutektik antara fase β (1,4% atom Mo) menjadi α (0,1% atom Mo) dan fase δ 2 (8% atom Mo). Sedangkan keseimbangan antara fase γ (21,5% atom) dengan α (<0,1% atom) dan δ 2 terjadi pada suhu 572 C [5]. Paduan UMo dengan kandungan Mo antara 7 10% berat memiliki prospek yang sangat baik untuk digunakan sebagai bahan bakar dispersi dengan pengayaan uranium rendah. Penelitian dan pengembangan bahan bakar reaktor riset berbasis UMo dengan pengayaan uranium <20% U 235 merupakan program internasional dalam rangka mendapatkan bahan bakar baru yang memiliki densitas uranium antara 8 9 gu/cm 3 sesuai program Reduced Enrichment Research and Test Reactor (RERTR). Menggunakan paduan UMo sebagai bahan bakar dispersi, densitas uranium dapat ditingkatkan hingga >8 gu/cm 3. Namun selama perlakuan panas / iradiasi di dalam reaktor, swelling bahan bakar UMo-Al lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar U 3 Si 2 -Al [6]. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjut dengan memadu UMo dengan logam lain agar diperoleh paduan baru yang memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan dengan U 3 Si 2 -Al/UMo-Al. Pada penelitian ini unsur logam yang ditambahkan pada paduan UMo adalah Zr yang dimaksudkan untuk penstabil terjadinya interaksi lapisan (layer) antara UMo dan matriks Al. Perlakuan panas pada γumozr adalah fase γu yang metastabil, dan pada konsentrasi Mo dan Zr yang tinggi membentuk endapan (U,Mo) 2 Zr di batas butir. Butiran dan densitas endapan menjadi lebih keras seiring kenaikan kadar Zr [7,8]. Oleh karena itu, keberhasilan kegiatan ini akan diwujudkan dalam bentuk pengembangan bahan bakar paduan UMoZr yang secara teoritis memiliki densitas uranium tinggi, yang akan menaikkan nilai ekonomi, baik ditinjau dari sudut operasi reaktor, biaya produksi bahan bakar, biaya pemungutan (recovery) uranium dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan paduan UMoZr yang memiliki karakteristik sesuai bahan bakar dispersi untuk reaktor riset. II. TATA KERJA Bahan baku uranium (U), molibdenum (Mo) dan zirkonium (Zr), masing-masing dianalisis secara kimia untuk mengetahui kadar dan 96

Analisis Struktur dan Komposisi Fase Paduan U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) Hasil Proses Peleburan (Supardjo, Boybul, Agoeng Kadarjono, Wisnu A.A.) impuritasnya. Berdasarkan data analisis tersebut, dibuat campuran U-7%Mo-x%Zr dengan cara sebagai berikut. Tiga buah campuran U-7%Mo (93% berat U + 7% berat Mo) masing-masing ditambahkan 1, 2 dan 3% Zr dari berat UMo. Perhitungan untuk preparasi sampel berdasarkan % berat ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil perhitungan penimbangan serbuk UMo dan Zr berdasarkan % berat. Paduan Komposisi (% berat) UMo Zr U-7%Mo-x%Zr U-7%Mo-x%Zr, x = 1% 99 1 100 U-7%Mo-x%Zr, x = 2% 98 2 100 U-7%Mo-x%Zr, x = 3% 97 3 100 Masing-masing komposisi dibuat paduan dengan cara peleburan menggunakan tungku busur listrik dengan media gas argon (Ar). Setiap campuran dilebur selama 1 menit dengan arus 150 A, dengan 5 kali pengulangan. Pada awalnya dibuat komposisi U-7%Mo, yaitu 93% berat uranium ditambahkan 7% berat molibdenum, kemudian campuran U-7%Mo dibuat komposisi U-7%Mo-x%Zr, dengan x sebesar 1, 2, dan 3% berat Zr. Pada Tabel 2 ditunjukkan hasil penimbangan komposisi paduan sistem U-7%Mo-x%Zr. Tabel 2. Hasil perhitungan dan penimbangan serbuk U, Mo, dan Zr dalam gram. Berat (gram) Paduan U Mo Zr Penimbangan Perhitungan U-7%Mo-x%Zr, x = 1 15,1163 1,1371 0,1643 16,4177 16,4176 U-7%Mo-x%Zr, x = 2 14,9653 1,1257 0,3284 16,4193 16,4178 U-7%Mo-x%Zr, x = 3 14,9937 1,1279 0,4986 16,6206 16,6205 Kualitas dan kuantitas fase-fase yang ada di dalam sampel diukur menggunakan alat X Ray Diffractometer (XRD) Philips tipe PW1710. Pengukuran pola difraksi sampel dilakukan dengan berkas sinar-x dari tabung anode Cu dengan panjang gelombang, λ = 1,5406 Å, mode = continuous-scan, 97

step size = 0,02, dan time per step = 0,5 detik. Profil difraksi sinar-x dianalisis menggunakan perangkat lunak program RIETAN (Rietveld Analysis) 1994 [9]. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data perhitungan pada Tabel 1, maka komposisi stoikiometri dari paduan tersebut dapat ditentukan berdasarkan % atom seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil perhitungan logam U, Mo, dan Zr berdasarkan % atom. Paduan Komposisi (% atom) U Mo Zr Total U-7%Mo-x%Zr, x = 1 0,8229 0,1537 0,0234 1 U-7%Mo-x%Zr, x = 2 0,8039 0,1501 0,0460 1 U-7%Mo-x%Zr, x = 3 0,7852 0,1466 0,0682 1 Dengan demikian senyawa yang terbentuk dalam ingot paduan U-7%Mo-1%Zr, U-7%Mo-2%Zr, dan U-7%Mo-3%Zr berturut-turut adalah U 0,823 Mo 0,154 Zr 0,023, U 0,804 Mo 0,150 Zr 0,046, dan U 0,785 Mo 0,147 Zr 0,068. Hasil pengujian difraksi sinar-x terhadap sampel ingot paduan U-7%Mo-x%Zr dengan x = 1, 2, 3% berat ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Hasil refinement pola difraksi sinar-x ingot paduan U-7%Mo-1%Zr. 98

Analisis Struktur dan Komposisi Fase Paduan U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) Hasil Proses Peleburan (Supardjo, Boybul, Agoeng Kadarjono, Wisnu A.A.) Hasil refinement dari pola difraksi sinar-x ingot paduan U-7%Mo-1%Zr, U-7%Mo-2%Zr dan U-7%Mo-3%Zr berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 2, 3, dan 4. Pada Gambar 2, 3, dan 4 terlihat bahwa pada ingot paduan U-7%Mo-x%Zr terbentuk fase stabil, dan struktur yang terbentuk pada sistem ini adalah larutan padat molibdenum dan zirkonium ke dalam struktur bcc uranium. Identifikasi fase paduan sistem U-7%Mo-x%Zr mengacu pada hasil penelitian Smith [9] dan memiliki struktur kristal kubik (bcc), space group Im3m (229) dengan parameter kisi a = b = c = 3,474 Å. Puncak-puncak yang tumbuh merupakan puncak fase U-7%Mo-x%Zr pada bidang (110), (200), (211) dan (220). Data hasil refinement ini menghasilkan kualitas fitting sangat baik, dimana faktor R merupakan criteria of fit dan faktor S adalah goodness of fit bernilai relatif kecil. Gambar 2. Hasil refinement pola difraksi sinar-x ingot paduan U-7%Mo-1%Zr. Data hasil refinement parameter kisi, dan faktor R untuk sampel U-7%Mo-1%Zr (Gambar 2) berturut-turut adalah a = b = c = 3,4550(3) Å; R WP = 18,46; R P = 10,54; R I = 10,51; R F = 10,08; dan S = 1,26. Tampak bahwa faktor R relatif kecil, dan faktor S bernilai lebih kecil dari nilai standar Rietveld (S standar = 1,30), sedangkan data hasil refinement posisi atom ditunjukkan pada Tabel 4. 99

Tabel 4. Data hasil refinement posisi atom pada sampel U-7%Mo-1%Zr. Atom x y z Okupansi U 0,0 0,0 0,0 0,758(9) Mo 0,0 0,0 0,0 0.152(1) Zr 0,0 0,0 0,0 0.023(6) Pada Gambar 3 tampak hasil refinement pola difraksi sinar-x sampel ingot paduan U-7%Mo-2%Zr. Gambar 3. Hasil refinement pola difraksi sinar-x ingot paduan U-7%Mo-2%Zr. Data hasil refinement parameter kisi, dan faktor R untuk ingot paduan U-7%Mo-2%Zr (Gambar 3) berturut-turut adalah a = b = c = 3,4635(2) Å; R WP = 19,65; R P = 18,14; R I = 10,84; R F = 6,58; dan S = 1,25. Terlihat bahwa faktor R relatif kecil dan faktor S bernilai lebih kecil dari nilai standar Rietveld, sedangkan data hasil refinement posisi atom ditunjukkan pada Tabel 5. 100 Tabel 5. Data hasil refinement posisi atom pada sampel U-7%Mo-2%Zr. Atom x y z Okupansi U 0,0 0,0 0,0 0,762(7) Mo 0,0 0,0 0,0 0.148(9) Zr 0,0 0,0 0,0 0.046(1) Pada Gambar 4 tampak hasil refinement pola difraksi sinar-x sampel ingot paduan U-7%Mo-3%Zr.

Analisis Struktur dan Komposisi Fase Paduan U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) Hasil Proses Peleburan (Supardjo, Boybul, Agoeng Kadarjono, Wisnu A.A.) Gambar 4. Hasil refinement pola difraksi sinar-x sampel ingot paduan U-7%Mo-3%Zr. Data hasil refinement parameter kisi, dan faktor R untuk sampel U-7%Mo-3%Zr (Gambar 4) berturut-turut adalah a = b = c = 3,4638(3) Å; R WP = 13,57; R P = 11,38; R I = 3,16; R F = 4,45; dan S = 1,17. Tampak bahwa faktor R juga relatif kecil dan faktor S juga bernilai lebih kecil dari nilai standar Rietveld, sedangkan data hasil refinement posisi atom ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Data hasil refinement posisi atom pada sampel ingot paduan U-7%Mo-3%Zr. Atom x y z Okupansi U 0,0 0,0 0,0 0,798(6) Mo 0,0 0,0 0,0 0.146(9) Zr 0,0 0,0 0,0 0.068(1) Berdasarkan asumsi, struktur yang terbentuk pada sistem ini adalah larutan padat molibdenum dan zirkonium ke dalam struktur bcc uranium. Dengan demikian dari hasil refinement ini, dapat dihitung komposisi unsur logam yang terbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 7. 101

U-7%Mo-x%Zr Tabel 7. Komposisi unsur logam. Stoikiometri Refinement % atom % berat % atom % berat U Mo Zr Zr U Mo Zr Zr x = 1% 82,29 15,37 2,34 1 81,20 16,27 2,53 1,09 x = 2% 80,39 15,01 4,60 2 79,65 15,55 4,80 2,10 x = 3% 78,52 14,66 6,82 3 78,79 14,49 6,72 2,95 Dengan demikian komposisi % berat masing-masing sampel U-7Mo-1Zr [99%(93%U-7%Mo) 1%Zr], U-7Mo-2Zr [98%(93%U7%Mo) 2%Zr], dan U-7Mo-3Zr [97%(93%U-7%Mo) 3%Zr] berturut-turut adalah U-7Mo-1,09Zr [99%(92,53%U7,47%Mo) 1,09%Zr], U-7Mo-2,1Zr [99%(92,71%U-7,29%Mo) 2,1%Zr], dan U-7Mo-2,95Zr [99%(93,1%U-6,9%Mo) 2,95%Zr]. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa komposisi yang diperoleh dari proses peleburan pada paduan ini relatif bersesuaian dengan komposisi stoikiometri, walaupun penambahan Zr ada yang berlebih dan kurang dari komposisi stoikiometri. Analisis struktur dari ketiga paduan ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kadar Zr ke dalam paduan UMo dapat menaikkan tingkat kristalisasi paduan. Tampak terjadi peningkatan intensitas puncak, baik pada bidang (110), (200), (211) dan (220) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Hasil pola difraksi sinar-x bidang (110) ingot paduan U-7%Mo-x%Zr. 102

Analisis Struktur dan Komposisi Fase Paduan U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) Hasil Proses Peleburan (Supardjo, Boybul, Agoeng Kadarjono, Wisnu A.A.) Peningkatan puncak difraksi pada bidang (110) ini menunjukkan terjadinya perubahan volume unit sel dan kerapatan atomik pada masing masing komposisi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Hasil refinement kerapatan atomik dan volume unit sel ingot paduan U-7%Mo%-x%Zr. Untuk kadar Zr sebesar 2%, kerapatan dan volume unit sel meningkat. Hal ini sangat bersesuaian karena dengan penambahan kadar Zr, volume unit sel mengembang dan kerapatan juga meningkat. Namun setelah penambahan kadar Zr menjadi 3%, terjadi optimasi kerapatan atomik. Hal ini terlihat pada perubahan volume unit sel yang mendekati konstan, namun kerapatan atomiknya terus meningkat, sehingga tingkat kepadatan dalam satu unit sel tersebut meningkat dibandingkan untuk kadar Zr sebesar 2%. Peningkatan kepadatan atomik dalam satu unit sel ini diduga dapat meningkatkan intensitas puncak dari pola difraksi sinar-x pada paduan dengan kadar 3% Zr. IV. KESIMPULAN Komposisi ingot paduan hasil peleburan bersesuaian dengan komposisi stoikiometri. Hasil refinement dari pola difraksi sinar-x menunjukkan bahwa struktur yang terbentuk dalam ingot paduan U-7%Mo-x%Zr adalah larutan padat molibdenum dan zirkonium ke dalam struktur bcc uranium. Peningkatan kadar Zr dalam paduan U-7%Mo meningkatkan kristalisasi bahan, yang dapat diamati dari peningkatan intensitas puncak pada bidang (110), (200), (211) dan 103

(220). Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan volume unit sel dan kerapatan atomik. V. UCAPAN TERIMA KASIH Atas terlaksananya penelitian dan penulisan makalah ini, ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan-rekan pegawai di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN yang telah berkenan berpartisipasi dalam penelitian ini. VI. DAFTAR PUSTAKA 1. PT. BATAN Teknologi. Prosedur Fabrikasi Bahan Bakar U 3 Si 2 -Al. 2. Olivares, L., et.al. (2007). Nuclear Fuel Development Based on UMo Alloys under Irradiation Evaluation of LEU U 3 Si 2 4.8 gu/cm 3 Test Fuel. Proceedings of the International RERTR Meeting, Prague, Czech Republic. 3. Kim, K.H., et.al. (1996). Development of High Loading Alloy Fuel by Centrifugal Atomization. Proceedings of the International RERTR Meeting. Korea. 4. Hofman, G.L, et.al. (1999). Initial Assesment of Radiation Behavior of Very High Density Low Enriched Uranium Fuels. Proceedings of the International RERTR Meeting, Budapest, Hungary. 5. Ivanov, O.S, et.al. (1983). Phase Diagram of Uranium Alloys. Amerind Publishing Co. 6. Kim, Y.S., et.al. (2008). Swelling of U 3 Si 2 during Iradiation. Proceedings of the International RERTR Meeting. Washington, D.C., USA. 7. Park, J.M., et.al. (2006). Interdiffusion Behavior of UMoZr/AlSi. Proceedings of the International RERTR Meeting, Cape Town, South Africa. 8. Park, J.M., et.al. (2007). Phase Stability of UMoTi Alloys and Interdiffusion Behaviors of UMoTi/AlSi. Proceedings of the International RERTR Meeting, Praque, Czech Republic. 9. Izumi, F. (1996). A Rietveld-Refinement Program RIETAN-94 for Angle- Dispersive X-Ray and Neutron Powder Diffraction. Japan: The National Institute for Research in Inorganic Materials 1-1. 104