1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Percaya diri membuat seseorang menjadi lebih optimis dalam memandang hidup. Seseorang yang optimis berarti orang yang merasa percaya dengan kemampuannya sendiri khususnya dalam pembelajaran IPA. IPA sebagai mata pelajaran disekolah memegang peran cukup penting dalam membentuk pengetahuannya sendiri untuk membangun percaya diri. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi (penarikan kesimpulan dari umum ke khusus) untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Trianto, 2014: 152). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pengalaman langsung pada pembelajaran IPA membuat siswa aktif untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan serta nilai-nilai dan juga sikap. Sikap yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran IPA salah satunya yaitu rasa percaya diri. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh
2 siswa, karena siswa yang memiliki percaya diri dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Rasa percaya diri pada kenyataannya kurang dimiliki siswa, hal ini terlihat pada siswa kelas V C SD Negeri Ajibarang Wetan. Hasil wawancara dengan guru kelas V C SD Negeri Ajibarang Wetan menyatakan bahwa ketika guru memberi tugas siswa untuk tampil di depan kelas, banyak siswa yang malu dan masih kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya. Siswa menolak untuk maju ke depan kelas, hal ini disebabkan karena siswa takut jika pendapat yang dikeluarkan salah dan ditertawakan oleh siswa lain. Siswa kelas V C hanya saling tunjuk antar teman, sehingga siswa yang berani maju hanya tertentu saja. Siswa yang kurang aktif dan jarang bertanya pada saat pembelajaran mengalami kesulitan dalam memahami materi. Sulitnya siswa dalam memahami materi mengakibatkan prestasi belajar yang rendah. Kurangnya rasa percaya diri siswa yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas V C SD Negeri Ajibarang Wetan menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah yaitu karena siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki siswa, dan kurangnya perhatian dari orang tua dalam membimbing siswa belajar di rumah. Banyaknya siswa yang memiki faktor penyebab prestasi belajar rendah yaitu salah satunya kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran membuat belajar mengajar masih berpusat pada guru. Guru berperan sebagai sumber utama sementara siswa masih pasif
3 dan malu ketika ditunjuk untuk maju ke depan kelas, sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. Nilai UTS mata pelajaran IPA yang dilakukan kelas V (lima) C dengan jumlah 26 siswa. Memperoleh rata-rata keseluruhan 70,2, persentase ketuntasan sebesar 19,23% dengan jumlah siswa tuntas yaitu 5 dan persentase tidak tuntas yaitu 80,77% dengan jumlah siswa tidak tuntas yaitu 21. Banyaknya siswa yang memperoleh nilai UTS dibawah KKM menjadi suatu permasalahan yang harus segera ditangani, karena jika proses belajar mengajar menjadi kurang aktif dan efektif yang pada akhirnya akan berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar siswa. Penanganan untuk dapat mengatasi masalah diatas yaitu guru dapat menggunakan model dan media saat pembelajaran. Model dan media pembelajaran yang digunakan yaitu model Learning Cycle 7E yang berbantuan LKS. Pemilihan model didukung dengan pendapat Ngalimun (2015: 171) yang menjelaskan model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang dilakukan oleh siswa dalam melakukan sesuatu yang konkret (nyata) sehingga siswa memiliki pengalaman sendiri untuk membangun pengetahuannya. Model Learning Cycle 7E juga didukung pada penelitian yang dilakukan oleh Mustari, Margo & Susilowati (2016) dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Model Learning Cycle (LC) 7E, diketahui bahwa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Babakan Wangi. Hasil rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I
4 tindakan I aspek mengemukakan pendapat yaitu 1,62, bekerja sama 1,94. Siklus II aspek mengemukakan pendapat yaitu 1,98, bekerjasama yaitu 2,31. Siklus III aspek mengemukakan pendapat yaitu 2,42, bekerjasama yaitu 2,57. Model Learning Cycle 7E menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswa terlibat langsung dari awal sampai akhir pembelajaran. Sedangkan nilai rata-rata hasil evaluasi siklus I yaitu 52,95, siklus II yaitu 70,94 dan siklus III yaitu 86,99. Hasil peningkatan tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Model Learning Cycle 7E berbantu LKS pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar siswa, hal ini dikarenakan model Learning Cycle 7E mempunyai beberapa keuntungan yang dapat diambil dalam proses pembelajaran IPA. Keuntungan yang dapat diambil yaitu meningkatkan motivasi belajar, pembelajaran menjadi lebih bermakna serta mengembangkan sikap ilmiah siswa, sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah menggunakan model Learning Cycel 7E berbantu LKS sebagai berikut: 1. Apakah Model Learning Cycel 7E berbantu LKS dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa pada pembelajaran IPA materi tanah kelas V SD Negeri Ajibarang Wetan?
5 2. Apakah Model Learning Cycle 7E berbantu LKS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tanah kelas V SD Negeri Ajibarang Wetan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui model Learning Cycle 7E berbantu LKS kelas V SD Negeri Ajibarang Wetan pada mata pelajaran IPA materi tanah. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model Learning Cycle 7E berbantu LKS kelas V SD Negeri Ajibarang Wetan pada mata pelajaran IPA materi tanah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan peningkatan mutu pendidikan dengan berbagai model pembelajaran yang ada yaitu model Learning Cycle 7E sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan isi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat di gunakan sebagai evaluasi pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal sesuai dengan
6 perkembangan pendidikan dan membantu sekolah untuk berkembang dengan adanya peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat dipergunakan guru sebagai bahan pertimbangan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, menarik, bermakna, menyenangkan pada diri siswa yang akhirnya dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar siswa secara maksimal. c. Bagi Siswa Penggunaan Model Learning Cycle 7E berbantu LKS dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa sehingga siswa memiliki kesadaran bahwa pembelajaran yang aktif, kreatif dan menarik dapat bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. d. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan tentang penggunaan model Learning Cycle 7E serta menambah wawasan tentang model pembelajaran yang inovatif.