PENDAHULUAN. baru dalam dunia internasional. Dewasa ini fenomena-fenomena. maupun yang terjadi dalam negara. Konflik dalam negara dapat dikategorikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

MI STRATEGI

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB II SEJARAH DAN DINAMIKA KONFLIK SEPARATIS DI THAILAND SELATAN

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

BAB I PENDAHULUAN. Adam Jamaluddin, 2014 Gejolak patani dalam pemerintahan Thailand Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. digencarkan Amerika Serikat. Begitupula konflik yang terjadi di Asia

LAPORAN KUNJUNGAN. Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia. Sekretariat ASEAN

SENGKETA INTERNASIONAL

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME

HUBUNGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut dan merialisasikan tujuan-tujuan yang diinginkan. Justru

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

Ketahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB II GAMBARAN UMUM GERAKAN SEPARATIS DI SELATAN. terjadinya perjanjian Anglo-Siam pada tahun 1909 dan inti dari perjanjian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. yang dibutuhkan manusia harus mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak

BAB IV ANALISIS KONFLIK

BAB III KEPENTINGAN NASIONAL TURKI. Rational Choice untuk menjelaskan kebijakan Pemerintah Turki dalam

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Thailand adalah Thailand Selatan. Kawasan ini memiliki panjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

Politik Global dalam Teori dan Praktik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB I PENDAHULUAN. dengan individu. Manusia sejak ia bangun sampai ia memejamkan mata, selalu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar

BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEILMUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB VII RAGAM SIMPUL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan internasional, dimana hubungan internasional terus berkembang seiring

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

SENGKETA-SENGKETA PERBATASAN DI WILAYAH DARAT INDONESIA. Muthia Septarina. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan antara negara merupakan hubungan yang paling tua dalam studi hubungan internasional, dimana hubungan internasional terus berkembang seiring berjalannya perubahan dunia. Perubahan ini berakibat pada lahirnya fenomenafenomena baru dalam dunia internasional. Dewasa ini fenomena-fenomena internasional memunculkan banyak persoalan yang terjadi mulai dari terorisme, pemanasan global, liberlisasai ekonomi hingga konflik yang terjadi antar negara maupun yang terjadi dalam negara. Konflik dalam negara dapat dikategorikan menjadi dua yaitu konflik horizontal dan konflik vertikal. Konflik horizontal merupakan konflik yang melibatkan dua kelompok atau lebih dalam negara tersebut, sedangkan konflik vertikal merupakan konflik yang melibatkan sebuah kelompok atau lebih yang memberontak melawan pemerintah dalam negara tersebut. Wilayah di Selatan Thailand yang dahulunya memiliki otoritas sendiri harus bergabung mengikuti kebijakan kerajaan Thailand perubahan wilayah yang terjadi di Selatan Thailand yang asalnya merdaka dan merupakan mayoritas kemudian berubah sebagai wilayah subordinat Thailand serta menjadi minoritas dilevel nasional. Akibatnya hadirlah gerakan separatis yang ingin memperoleh otonomi khusus atau memerdekakan diri akibat adanya termerjinalkan dialami oleh masyarakat atau etnis yang tinggal di bagaian Selatan Thailand. Kesenjataan ekonomi dan pembangunan serta pendapatan perkapita penduduk yang lebar antara wilayah Metropolis, Timur Laut dan utara dengan bagian Selatan juga

2 menjadi salah satu penyebab. Hal inilah yang membuat kekecewaan dan menimbulkan kecemburuan sosial. Sehingga pada akhirnya, masyarakat Selatan Thailand ingin mengatur diri sendiri dengan cara otonomi atau memerdekaan diri. Kekacauan yang sering terjadi dewasa ini dilatar belakangi dari berbagai persoalan, mulai dari masalah krisis ekonomi, rezim yang otoriter, hingga permasalahan perbedaan identitas, seperti halnya etnis. Konflik di Selatan Thailand adalah sebuah konflik internal dalam Negara yang dimana ada beberapa kelompak yang berusaha memisahkan daerah Selatan Thailand dari Negara Thailand. Konflik di Selatan Thailand menjadi suatu konflik yang terus berlangsung lama hingga akhirnya Malaysia sebagai Negara yang berbatasan langsung dengan Selatan Thailand ikut serta membantu Thailand dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di Selatan Thialand. Konflik yang terjadi di Selatan Thailand sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun. Konflik yang terjadi di Selatan Thailand bukanlah sekedar konflik pemisahan diri biasa, namun terkandung elemen iredentis. Sifat iredentis ini ditunjukkan dengan adanya keinginan sebagian masyarakyat di daerah tersebut untuk melepaskan diri dari Kerajaan Thailand. Wilayah Selatan Thailand ini memang cukup berbeda jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah Thailand lainnya. Jika wilayah-wilayah Thailand yang lain didominasi oleh penduduk etnis Thai yang mayoritasnya pemeluk agama Buddha, maka di wilayah Selatan Thailand ini di dominasi oleh penduduk etnis Melayu yang mayoritasnya memeluk agama Islam. Hal tersebut tidak lepas dari sebuah fakta di masa lalu yang mengatakan bahwa wilayah Selatan Thailand dahulunya memang

3 merupakan bagian dari Kesultanan Kedah dan daerah tersebut memang di kembangkan oleh orang-orang yang beretnis Melayu. Namun wilayah Selatan Thailand ini sendiri menjadi bagian dari negara Thailand sejak penghujung abad ke-18 ketika kala itu dearah tersebut jatuh ke tangan Kerajan Siam, saat itu Thailand masih bernama Siam, akibat berhasilnya upaya Kerajaan Siam merebut wilayah tersebut. Pergolakan yang terjadi hingga sekarang masih terus berlanjut. Kasus seperti pengeboman, penembakan, pembakaran sekolah, dan penculikan, diantaranya bisa dikatakan terjadi hampir setiap hari. Kasus yang terjadi di Selatan Thailand yang selalu di beritakan ini terjadi paling banyak di provinsi Narathiwat, Patani dan Yala, dan beberapa kekerasan juga terjadi di beberapa distrik di Songkhla, yang juga didominasi oleh etnis Muslim Melayu di beberapa distrik tersebut, juga di Hat Yai yang merupakan daerah penghubung sekaligus kota terbesar di Selatan Thailand. Peristiwa tersebut dapat diketahui dalam statistik antara Januari 2004 hingga Januari 2010 statistik tersebut menunjukkan angka 4,100 kematian dan 6,509 luka-luka, dari total 9,446 kasus. Dari jumlah kematian tersebut, diantaranya 2,417 orang Muslim dan 1,559 orang Thai-Buddha. 1 Malaysia adalah negara yang berbatasan langsung dengan Selatan Thailand. Sehingga Malaysia menjadi tempat tujuan bagi para pengungsi yang berasal dari Selatan Thailand. Sejak status darurat militer diberlakukan oleh Thailand pada 1 Srisompob Jitpiromsri, 2010, Sixth year of the Southern Five: Dynamics of Insurgency and Formation of the New Imagined Violence dalam http://www.deepsouthwatch.org/node/730 di akses tanggal 14 April 2016,13:15 WIB.

4 tahun 2005. 2 mengakibatkan beberapa penduduk di wilayah Selatan Thailand berpindah ke Malaysia. Kondisi ini menyebabkan Malaysia mengambil tindakantindakan yang bersifat politis untuk menghadapi berbagai kemungkinan besar yang akan berdampak langsung terhadap kedaulatan negaranya. Sehingga karena faktor tersebut Malaysia selalu berupaya membantu Thailand dalam meredam konflik yang terjadi di Selatan Thailand. Pada akhirnya Malaysia memetakan rangkaian upaya untuk mengakhiri ketegangan gerakan separatis di wilayah Selatan Thailand. Berbagai macam kunjungan dan upaya di tempuh demi terciptanya perdamaian di wilayah Selatan Thailand. Untuk mengatasi gerakan separatis yang terjadi, pemerintahan Thailand bersedia melakukan kesepakatan dengan Malaysia. Hal ini dijalankan karena Thailand memiliki tujuan yang hendak dicapainya, yakni agar gerakan separatis dapat diatasi karena dalam prakteknya Thailand tidak dapat mengatasi sendiri konflik tersebut. Bahkan upaya-upaya yang ditempuhpun masih belum signifikan mengatasi separatis. Oleh sebab itu agar kepentingan Thailand tersebut dapat terpenuhi maka hal-hal yang tidak dapat diperolehnya sendiri dapat dipenuhi dengan melakukan hubungan dengan Malaysia sedangkan Malaysia sendiri bersedia membantu karena Malaysia perhatin dengan keadaan yang terjadi di Selatan Thailand selain itu juga untuk memperbaiki hubungan bilateral dan menghilangkan berbagai macam tuduhan akibat dampak konflik yang turut dialami Malaysia. Malaysia tentu tidak dapat mengatasi gerakan separatis jiga 2 Militer Thailand Campur Tangan Lagi di Tengah Konflik Politik, dalam http://fokus.news.viva.co.id/news/read/506302-militer-thailand-campur-tangan-lagi-ditengahkonflik-politik, diakses pada tanggal 14 April 2016, 22: 06 WIB.

5 tidak melakukan kebijakan yang sama dengan Thailand bersedia melakukan kesepakatan sebagai upaya mengatasi gerakan separatis. B. Rumusan Masalah Selama konflik berlangsung, Negara Malaysia selalu mengupayakan berbagai hal untuk menjamin keselamatan penduduk di Thailand wilayah selatan dengan berbagai cara. Banyak penduduk Malaysia yang bermukim di wilayah Kedah sangat memgkhawatirkan saudara-saudara mereka yang tinggal di wilayah konflik tersebut. Hal tersebut membuat negara Malaysia mengambil sikap untuk segera mengupayakan membantu menyelesaikan konflik di Selatan Thailand. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan pertanyaannya adalah: Mengapa Malaysia membantu Thailand dalam menyelesaikan gerakan separatis di Selatan Thailand? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kepentingan Malaysia dalam penyelesaian konflik di Selatan Thailand. D. Landasan Teori Teori adalah unsur-unsur penelitian yang mampu menerangkan fenomena atau suatu gejala dalam penelitian. Teori memberikan kosa kata konseptual bagi penggambaran dan perhitungan ciri-ciri terpenting kehidupan sosial, politik dan saling keterkaitan

6 mereka. Teori politik mengeksplorasi fenomena-fenomena politik lewat analisanya dalm konteks pengalamannya. 3 Dari rangkaian pengjelasan diatas penulis menggunakan teori dalam membantu pembahasan yaitu Kepentingan Nasional. Kepentingan Nasional Kepentingan Nasional di jelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu Negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan Nasional suatu Negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan Negara yang vital, seperti pertahanan, keamanan, militir dan kesejahteraan ekonomi. 4 Secara sederhana kepentingan Nasional diibaratkan sebagai tujuan, cita-cita dan harapan yang ingin dicapai oleh suatu Negara. Dalam sistem Internasional, pola interaksi yang terjadi antara negaranegara pada umumnya di landasi oleh adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang ingin dicapai oleh setiap negara. Masing-masing negara dalam sistem Internasional berkewajiban memberikan tanggapan-tanggapan atas situasi internasional dalam berbagai tujuan Nasional yang diinginkan sesuai dengan kepentingan nasionalnya masing-masing. Kebutuhan dan tujuan dari berbagai aspek kehidupan yang saling berkaitan satu sama lain dari setiap negara dirumuskan dalam bentuk kepentingan Nasional. 3 Pedoman dan Petunjuk Penulisan Skripsi,FISIP Unwahas 2011. 4 Perwita, Anak Agung B. & Yani, Yanyan M., 2006. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Edisi kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya. Diakses pada tanggal 16 may 2016 pukul 14:34 WIB.

7 Kepentingan Nasional merupakan konsep yang paling populer dalam analisa hubungan internasional, baik untuk mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan, maupun menganjurkan perilaku internasional. Konsep kepentingan Nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku suatu negara. 5 Sentralnya posisi Kepentingan Nasional dalam analisa politik luar negeri menyebabkan konsep ini sering dianggap sebagai kata kunci (key concept) atau terkadang the starting point dari politik luar negeri. 6 Sebagai sebuah konsep, kepentingan nasional cukup banyak diperdebatkan. Penulis seperti Spanier lebih memilih konsep tujuan (objectives) untuk merujuk hal-hal yang dicari Negara dalam pergaulan International. Menurutnya, tujuan Negara meliputi empat hal berikut 1. Pencarian keamanan nasional(national security). Menurut Spanier keamanan nasional ini memiliki tiga varian yaitu keamanan fisik Negara(physical survival), penjagaan integritas teritori Negara(preserving state s territorial integrity) dan kemerdekaan politik(state s political independence). 2. Martabat atau citra Negara (prestige) karena sangat terkait dengan power, maka Spanier mendifinisikannya sebagai nation s reputation for power. 5 Mochtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, PT. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994, hal 139 6 Prakash Chandra,International Politics(New Delhi:Vikas Publishing,1982),h.32

8 3. Kesejahteraan ekonomi atau kemakmuran (economic wealth or prosperity). 4. Perlindungan dan penyebaran ideologi (protection and promotion of ideology). 7 Konflik yang terjadi di Selatan Thailand tersebut memberi pengaruh terhadap kepentingan negara lain, dalam kasus ini, Malaysia sebagai negara yang berbatasan langsung mendapat dampaknya. Kepentingan nasional diibaratkan sebagai tujuan, cita-cita dan harapan yang ingin dicapai oleh suatu Negara. Hubungan antar negara terjadi akibat adanya usaha untuk memenuhi kepentingan yang ingin di capai. Hal ini menjadi faktor yang mendorong negara-negara untuk saling menjaga hubungan baik dengan negara lainnya. Dalam hal ini baik Malaysia maupun Thailand memiliki kepentingan nasional yang merupakan tujuan nasional dalam jangka pendak. Tentunya dapat berubah ubah tergantung apa ditetapkan untuk dicapai dalam waktu dekat akan tetapi, kepentingan nasional juga harus mengacu pada tujuan nasional jangka panjang. Tujuan kepentingan ini dapat berbagai macam lebih spesifik menganai keamanan baik itu lingkup regional maupun internasional. Melihat kejadian di Negara tetangganya timbullah keperhatian di pihak Malaysia. Tidak hanya itu, Negara yang memiliki kedekatan geografis dengan Thailand itu pun sempat khawatir menyaksikan aksi gerakan separatis yang 7 John Spanier,Op.Cit,h.58

9 terjadi, bahkan yang parahnya lagi gencarnya tuduhan Thailand terhadap Malaysia sempat membuat kedua Negara itu mengalami ketegangan. Oleh sebab itu demi menjaga hubungan baik Malaysia memiliki kepentingan nasional yang harus diwujudkan dengan cara mengadakan hubungan kerjasama dengan pihak yang mengalami tersebut. Begitu juga dengan Thailand yang memiliki kepentingan untuk mengatasi pemberontakan tersebut, tentu tidak bisa menjalankan sendiri tanpa adanya bantuan dari Negara tetangga yang memiliki kedekatan perbatasan. E. Metode Penelitian Penelitian yang baik harus mempertimbangkan cara-cara yang dilakukan dalam melakukan riset mulai dari alur berpikir yang jelas, jenis penelitian yang releven dengan disiplin ilmu, sumber data yang menadai serta tepat sasaran, teknik pengumpulan data yang tepat dan teknik analisis data yang mengaruh pada kesimpulan. Perincian metode penelitian yang akan dilakukan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan untuk menjelaskan keterlibatan Malaysia dalam konflik Selatan Thailand, Karena metode ini juga akan membantu menjelaskan sejauh mana peranan Malaysia dengan melihat berbagai kebijakan dan bantuan yang di berikan Malaysia. Serta untuk menggambarkan fakta-fakta dari peranan Malaysia dalam upaya membantu penyelesaian gerakan separatis di Selatan Thailand.

10 2. Data Sumber Penelitian ini menggunakan penelitian skunder, yang melalui media dan kepustakaan untuk mengumpulkan sumber-sumber data. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik penelitian ini akan menggunakan data yang berasal dari dokumen yaitu ada yang dari buku, jurnal, internat dan fasilitas website yang terkait. 4. Teknik Analisa Data Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dimana data yang dikumpulkan melalui penelitian lapang dilakukan dengan metode kualitatif, karena sifat data penelitian ini merupakan informasi kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskrpitif berupa kata-kata tertulis maupun yang terucapkan dari para pelaku yang diamati. F. Sistematika Penelitian Sebuah tulisan yang mudah dipahami dan memiliki alur pemikiran yang masuk akal harus ditulis dengan urutan yang sesuai dengan runtutan pemikiran yang logis pula. Oleh karena itu, hasil penelitian ini akan ditulis dengan sistematika sebagai berikut

11 BAB I : Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Landasan Teori Metode Penelitian Sistematika Penulisan BAB II : Gambaran umum Gerakan Separatis Selatan Thailand. A. Latar belakang terjadi konflik B. Faktor penyebab C. Peran yang dilakukan Malaysia dalam mengatasi gerakan separatis selatan Thailand. BAB III : Kepentingan Malaysia dalam Mengatasi Gerakan Separatis Selatan Thailand. A. Kepentingan Malaysia dalam mengatasi gerakan separatis di selatan Thailand - Keamanan - Ekonomi BAB IV : Penutup A. Kesimpulan