BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB V ANALISIS DATA. A. Data Masukan. 1. Kondisi geometrik dan lingkungan persimpangan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. pada Gambar 3.1 di bawah ini. Terdapat lima langkah utama yang meliputi:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Tipikal Simpang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memancar meninggalkan persimpangan (Hobbs F. D., 1995).

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geometrik dan Lingkungan Simpang

b. Untuk pendekat dengan belok kiri langsung (LBKiJT)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DATA. Gambar 5. 1 Kondisi Geometrik Simpang

BAB III LANDASAN TEORI. jalan 8/2T, atau kombinasi dari tipe-tipe jalan tersebut (PKJI, 2014) Tabel 3.1 Kode Tipe Simpang. Jumlah lengan simpang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Tipikal Simpang Bersinyal dan Sistem Pengaturan

BAB III LANDASAN TEORI

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Transportasi

Disusun Oleh : MUHAMAD YUSUP NIM :

PENDAHULUAN. simpang bersinyal tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. D. Manfaat Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. A. Teori Analisis Simpang

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Kerangka Umum Pendekatan. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB IV METODOLOGI. Mulai. Studi Literatur. Pengumpulan Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA. A. Deskripsi

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

BAB V ANALISIS DATA A. Data Masukan Gambar 5.1 Gambar 5.1 Tabel Tabel 5.1

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini : Mulai. Pengamatan Daerah Studi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

Studi Kinerja Simpang Jalan Jakarta - Ibrahim Adjie Setelah Adanya Overpass Pelangi Antapani Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG APILL GIWANGAN RINGROAD SELATAN, BANTUL, YOGYAKARTA. M HARITS ARRABBY

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

Laporan Tugas akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) Ekr untuk kendaraan

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL RINGROAD UTARA AFFANDI ANGGA JAYA SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

EVALUASI PANJANG ANTRIAN PADA LENGAN SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE PKJI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

2.6 JALAN Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Perkotaan Ruas Jalan dan Segmen Jalan...

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

PRESENTASI TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. x xii xiv xv xviii xix vii

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Studi Literatur. Hipotesis ::

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. studi yakni Jl. Laksda Adisucipto Simpang Janti antara lain :

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

KONDISI DAN KARAKTERISTIK LALU LINTAS

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Ruas Jalan A. Data Umum, Kondisi Geometrik, Gambar dan Detail Ukuran

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan 1. Kondisi geometri dan lingkungan simpang Dari hasil survei kondisi lingkungan dan geometrik simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta dilakukan dengan pengukuran langsung di lokasi penelitian dan pengamatan secara visual, sehingga diketahui kondisi geometrik simpang didaerah penelitian seperti pada Gambar 5.1. Gambar 5. 1 Geometri Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta a. Lebar ruas pendekat lengan A atau lengan Utara : 7,1 meter b. Lebar ruas pendekat lengan B atau lengan Timur : 10,9 meter c. Lebar ruas pendekat lengan C atau lengan Selatan : 6,6 meter d. Lebar ruas pendekat lengan D atau lengan Barat : 11,5 meter 43

44 2. Tipe lingkungan jalan Tabel 5. 1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta Kode Pendekat Kondisi Wilayah Tipe Lingkungan Jalan Jl. Angga Jaya (U) Pertokoan Komersial Jl. Ringroad Utara (T) Pertokoan Komersial Jl. Gejayan (S) Pertokoan, Perkantoran Komersial Jl. Ringroad Utara (B) Pertokoan Komersial 3. Kondisi sinyal (fase) Pada lokasi penelitian Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta terdapat empat fase Lalu Lintas. Lamanya waktu pengoperasian sinyal Lalu Lintas dilokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut. Gambar 5. 2 Kondisi sinyal Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta

45 Tabel 5. 2 Kondisi Sinyal dan Tipe Pendekat Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta Sinyal Lengan Tipe Waktu (detik) Pendekat Merah Hijau Kuning All Red Fase 1 U Terlindung 162 34 3 4 (P) Fase 2 T Terlindung 137 59 3 4 (P) Fase 3 S Terlindung 167 29 3 4 (P) Fase 4 B Terlindung (P) 143 53 3 4 Waktu Siklus (detik) 203 4. Kecepatan eksisting Kecepatan eksisting merupakan kecepatan kendaraan yang diperoleh dari hasil survey spot speed kendaraan dirangkum pada Tabel 5.3. di lokasi penelitian. Kondisi kecepatan Tabel 5.3 Kecepatan kendaraan Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta NO INTRVAL WAKTU LENGAN Sepeda Motor 1 2 3 PAGI (07.00-09.00 WIB) SIANG (12.00-14.00 WIB) SORE (16.00-18.00 WIB) Kecepatan Rata- rata per lengan (Km/ Jam) (SM) Kendaraan Ringan (KR) Kendaraan Berat (KB) Utara 30.91 30.25 26.16 Timur 50.73 50.78 50.71 Selatan 59.88 54.31 49.60 Barat 49.80 47.95 36.98 Utara 31.32 25.95 22.07 Timur 37.51 39.34 32.09 Selatan 35.57 32.36 30.68 Barat 50.74 49.69 35.87 Utara 29.23 23.04 19.30 Timur 34.41 45.80 44.95 Selatan 33.07 32.36 30.68 Barat 34.29 37.34 18.80 Kecepatan Rata- rata kendaraan (Km/ Jam) 39.79 39.10 33.16

46 B. Data Lalu lintas 1. Kondisi volume jam puncak (VJP) Kondisi volume jam puncak di wilayah penelitian dirangkum pada Gambar 5.3. Kondisi selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran. 16000 14000 13876 VOLUME (KEND/JAM) 12000 10000 8000 6000 4000 2000 Jumlah kend/jam 0 INTERVAL WANTU Gambar 5. 3 Grafik Jumlah Kendaraan/Jam Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta (Sumber : Maulidiah, E (2012)) 2. Kondisi arus lalu lintas perjam Kondisi arus lalulintas perjam pada jam puncak dirangkum pada Tabel 5.3 dan Arus keberangkatan dari tiap lengan ditunjukan oleh Gambar 5.4.

47 Tabel 5. 4 Data Lalu Lintas pada Jam Puncak Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta INTERVAL LENGAN ARAH UTARA ATAU LENGAN A JENIS KENDARAAN ( KEND/JAM) KB KR SM KTB KIRI (A KE B) 3 110 145 4 LURUS (A KE C) 11 223 1680 2 KANAN (A KE D) 3 110 291 3 TOTAL 17 443 2116 9 07.30-08.30 TIMUR ATAU LENGAN B SELATAN ATAU LENGAN C BARAT ATAU LENGAN D KIRI (B KE C) 5 217 442 7 LURUS (B KE D) 1 672 1837 3 KANAN (B KE A) 8 111 472 9 TOTAL 14 1000 2751 19 KIRI (C KE D) 0 140 722 4 LURUS (C KE A) 13 142 900 4 KANAN (C KE B) 2 218 757 2 TOTAL 15 500 2379 10 KIRI (D KE A) 0 26 82 4 LURUS (D KE B) 2 654 2275 4 KANAN (D KE C) 3 201 1213 2 TOTAL 5 881 3570 10 (Sumber : Maulidiah, E (2012)) Gambar 5. 4 Kondisi Arus Lalul intas pada Jam Puncak Simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta (Sumber : Maulidiah, E (2012))

48 C. Pemodelan Menggunakan Software VISSIM 9 Pada penelitian ini analisis dan pemodelan lalu lintas menggunakan Software VISSIM, seperti dijelaskan pada bab sebelumnya terdapat 3 proses utama dalam pengerjaanya yaitu input, running, dan output/ hasil. Pemodelan ini meliputi kondisi eksisting pada simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta dengan data masukan seperti pada sub- Bab A dan B di atas. Adapun langkah-langkah pembuatan simulasi adalah sebagai berikut. 1. Input Pada proses ini akan dimasukan semua data yang dibutuhkan dalam pemodelan menggunakan VISSIM sebagai berikut. a. Membuat jaringan jalan, dengan data masukan sesuai Gambar 5.1 yang merupakan data geometrik simpang APILL dan menghasilkan jaringan jalan seperti berikut. Gambar 5. 5 Jaringan Jalan VISSIM b. Konflik area dan pengaturan prioritas. Konflik area dan pengaturan prioritas jalan diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keadaan lalu lintas sebenarnya.

49 Gambar 5. 6 Pengaturan konflik area pada lokasi penelitian c. Membuat Vehicle Routes pembagian komposisi kendaraan tiap lengan Pengaturan rute perjalanan dibuat dengan kondisi seperti di lapangan, dimana ditunjukan oleh Gambar 5.4 yang merupakan arus keberangkatan dari tiap lengan sekaligus menentukan persen arus keberangkatan pada bagian Relative flow. 1) Rute perjalanan dari arah utara Gambar 5. 7 Vehicle Routes arah Utara

50 2) Rute perjalanan dari arah timur Gambar 5. 8 Vehicle Routes arah Utara Timur 3) Rute perjalanan dari arah selatan Gambar 5. 9 Vehicle Routes arah Utara Selatan

51 4) Rute perjalanan dari arah barat Gambar 5. 10 Vehicle Routes arah Utara Barat d. Menentukan jenis kendaraan, types, dan classes sesuai dengan jenis kendaraan yang disurvei. Gambar 5. 11 Membuat jenis Kendaraan

52 e. Mengisi Vehicle Input untuk memasukkan volume arus lalu lintas sesuai dengan data pada Tabel 5.4. pada paparan sebelumnya. Gambar 5. 12 Mengisi Vehicle Input f. Membuat dan mengisi Signal Controllers, untuk mengatur Traffic Light pada jaringan jalan sesuai kondisi eksisting di lapangan. Data kondisi sinyal dapat dilihat pada Tabel 5.2 pada paparan sebelumnya. Gambar 5. 13 Mengatur Signal Controllers

53 2. Running Berikut adalah keadaan arus lalu lintas setelah dirunning. Gambar 5. 14 Simulation Continuous 3D 3. Output Output merupakan hasil dari pemodelan VISSIM yang dapat digunakan dalam menganalisis kapasitas simpang berupa panjang antrian, derajat kejenuhan, tundaan, emisi gas buang dan lainnya. Hasil / output dari VISSIM dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5. 5 Hasil output VISSIM pada kondisi Eksisting No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 MOVEMENT Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Angga Jaya (U) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Affandi (S) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Affandi (S) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Affandi (S) - Jl. Angga Jaya (U) Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Affandi (S) Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Ringroad Utara (T)- Jl. Angga Jaya (U) QLEN (Meter) QLENMAX (Meter) VEHS (ALL) (Kend) PERS (ALL) (Person) LOS (ALL) LOSVAL (ALL) VEHDELAY (ALL) (detik) PERSDELAY (ALL) (detik) STOPDEL AY (ALL) (detik) 0.00 0.00 41.00 41.00 LOS_C 3.00 24.57 24.57 13.79 3.68 291.55 383.33 131.00 131.00 LOS_F 6.00 139.04 139.04 115.26 4.56 STOPS (ALL) (Unif) 291.55 383.33 60.00 60.00 LOS_F 6.00 174.82 174.82 131.17 11.23 0 0 48 48 LOS_A 1 6.47 6.47 3.01 0.17 140.02 167.94 59 59 LOS_F 6 188.52 188.52 157.37 3.75 140.02 167.94 13 13 LOS_F 6 115.25 115.25 94.15 2.46 24.66 148.29 19 19 LOS_D 4 36.57 36.57 21.43 1.68 152.48 207.82 59 59 LOS_F 6 208.15 208.15 185.12 3.15 152.48 207.82 55 55 LOS_F 6 197.8 197.8 177.62 2.73 0.01 12.32 105 105 LOS_B 2 15.9 15.9 4.51 0.67 227.85 365.66 153 153 LOS_F 6 102.98 102.98 83.6 2.27 227.85 365.66 47 47 LOS_F 6 122.59 122.59 99.35 3.55 Rata - rata 49.38 383.33 897 897 LOS_F 6 103.72 103.72 83.87 3.09 54

55 D. Perhitungan Biaya Kemacetan Rumus umum dalam menghitung biaya kemacetan ditunjukan oleh persamaan 3-3 dengan parameter perhitungan sebagai berikut. 1. Jumlah Kendaraan (N) Untuk menghitung jumlah kendaraan yaitu dengan mengalikan arus lalu lintas pada jam puncak dengan ekivalen kendaraan ringan untuk merubah satuan kend/ jam menjadi skr/ jam seperti ditunjukan pada Tabel 5.6 berikut. Tabel 5. 6 Jumlah kendaraan dalam skr/ jam No Lengan 1 Utara 2 Timur 3 Selatan 4 Barat Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan (kend/jam) skr Terlindung Jumlah Kendaraan (skr/jam) KB 17 1.3 22.1 KR 443 1.0 443 SM 2116 0.15 317.4 KB 14 1.3 18.2 KR 1000 1.0 1000 SM 2751 0.15 412.65 KB 15 1.3 19.5 KR 500 1.0 500 SM 2379 0.15 356.85 KB 5 1.3 6.5 KR 881 1.0 881 SM 3570 0.15 535.5 2. Kecepatan Eksisting Kecepatan eksisting kendaraan ditentukan berdasarkan Tabel 5.3. pada saat pagi hari karena volume jam puncak terjadi pada pukul 07.30 08.30 WIB. 3. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Biaya Operasional Kendaraan dihitung berdasarkan persamaan 3-1 untuk Kendaraan Ringan dan Berat, serta persamaan 3-2 untuk Sepeda Motor yang merupakan hubungan kecepatan dan Biaya Operasional Kendaraan.

56 a. BOK untuk Lengan Utara 1) Kendaraan Berat BOK KB = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (26,16) 2 60,218 (26,16) + 299,9 = Rp. 1754,62,-/kend 2) Kendaraan Ringan BOK KR = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (30,25) 2 60,218 (30,25) + 299,9 = Rp.1621,97,-/kend 3) Sepeda Motor BOK SM = 0,09217X 2 8,6847X + 555,51 = 0,0921 (30,91) 2 8,6847 (30,91) + 555,51 = Rp.375,07,-/kend b. BOK untuk Lengan Timur 1) Kendaraan Berat BOK KB = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (50,71) 2 60,218 (50,71) + 299,9 = Rp.1207,84,-/kend 2) Kendaraan Ringan BOK KR = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (50,78) 2 60,218 (50,78) + 299,9 = Rp.1207,13,-/kend 3) Sepeda Motor BOK SM = 0,09217X 2 8,6847X + 555,51 = 0,0921 (50,73) 2 8,6847 (50,73) + 555,51 = Rp.351,96,-/kend

57 c. BOK untuk Lengan Selatan 1) Kendaraan Berat BOK KB = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (49,60) 2 60,218 (49,60) + 299,9 = Rp.1219,62,-/kend 2) Kendaraan Ringan BOK KR = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (54,31) 2 60,218 (54,31) + 299,9 = Rp.1177,69,-/kend 3) Sepeda Motor BOK SM = 0,09217X 2 8,6847X + 555,51 = 0,0921 (59,88) 2 8,6847 (59,88) + 555,51 = Rp.365,70,-/kend d. BOK untuk Lengan Barat 1) Kendaraan Berat BOK KB = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (36,98) 2 60,218 (36,98) + 299,9 = Rp.1440,24,-/kend 2) Kendaraan Ringan BOK KR = 0,4937V 2 60,218V + 2991,9 = 0,4973 (47,95) 2 60,218 (47,95) + 299,9 = Rp.1239,61,-/kend 3) Sepeda Motor BOK SM = 0,09217X 2 8,6847X + 555,51 = 0,0921 (49,80) 2 8,6847 (49,80) + 555,51 = Rp.351,43,-/kend

58 4. Kecepatan Ideal Seperti yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya maka untuk kecepatan kendaraan pada lengan Timur dan Barat yang merupakan jalan arteri primer berdasarkan PP No 34 Tahun 2006 tentang Jalan ditentukan paling rendah sebesar 60 km/ jam, akan tetapi berdasarkan survey kecepatan yang dilakukan pada jam puncak kecepatan 60 km/jam masih terlampaui, sehingga ditentukan kecepatan ideal sebesar 70 km/jam untuk menghitung biaya kemacetan. Sedangkan untuk lengan utara dan selatan ditentukan sebesar 60 km/ jam yang merupakan jalan kolektor primer. 5. Nilai Waktu Perjalanan Nilai waktu dihitung dengan menggunakan studi Indonesian Highway Capacity Manual 1995 dengan pendekatan Gross Regional Domestic Product (GRDP). Berdasarkan Tabel 3.3 Nilai waktu untuk Kendaraan berat diambil sebesar Rp. 4.970, Kendaraan ringan Rp. 1.925, dan Sepeda Motor Rp. 315. 6. Jumlah Waktu Antrian Jumlah waktu antrian atau tundaan didapat dari hasil output pemodelan VISSIM. Tundaan rata- rata pada setiap lengan ditunjukan Tabel 5. 7 berikut. Tabel 5. 7 Jumlah Waktu Antrian No Lengan Tundaan (detik) Jumlah Waktu Antrian (Jam) 1 Utara 103.413 0.0287 2 Timur 80.49 0.0224 3 Selatan 118.468 0.0329 4 Barat 112.81 0.0313

59 7. Biaya Kemacetan Biaya Kemacetan dihitung berdasarkan persamaan 3-3 untuk masingmasing pendekat dan jenis kendaraan. a. Biaya Kemacetan Lengan Utara 1) Kendaraan Berat C = N G A + 1 V T = 22,1 1754,62 26,16 + 1, 4970 0.0301 = Rp. 30.914, /jam 2) Kendaraan Ringan C = N G A + 1 V T = 443 1621,97 30,25 + 1, 1925 0.0301 = Rp. 636.589, /jam 3) Sepeda Motor C = N G A + 1 V T = 317,4 375,07 30,91 + 1, 315 0.0301 = Rp. 107.086, /jam Total biaya kemacetan pada lengan utara adalah sebesar Rp. 774.589,-/jam b. Biaya Kemacetan Lengan Timur 1) Kendaraan Berat C = N G A + 1 V T = 18,2 1207,85 50,71 + 1, 4970 0.0225 = Rp. 25.479, /jam

60 2) Kendaraan Ringan C = N G A + 1 V T = 1000 1207,13 50,78 + 1, 1925 0.0225 = Rp. 1.382.235, /jam 3) Sepeda Motor C = N G A + 1 V T = 412,65 351,96 50,73 + 1, 315 0.0225 = Rp. 165.531, /jam Total biaya kemacetan pada lengan timur adalah sebesar Rp. 1.573.246,-/jam c. Biaya Kemacetan Lengan Selatan 1) Kendaraan Berat C = N G A + 1 V T = 19,5 1219,62 49,60 + 1, 4970 0.0248 = Rp. 39.374, /jam 2) Kendaraan Ringan C = N G A + 1 V T = 500 1177,69 54,31 + 1, 1925 0.0248 = Rp. 1.055.329, /jam 3) Sepeda Motor C = N G A + 1 V T = 356,85 365,70 59,88 + 1, 315 0.0248 = Rp. 257.140, /jam

61 Total biaya kemacetan pada lengan selatan adalah sebesar Rp. 1.351.843,-/jam d. Biaya Kemacetan Lengan Barat 1) Kendaraan Berat C = N G A + 1 V T = 6,5 1440,24 36,98 + 1, 4970 0.0305 = Rp. 11.325, /jam 2) Kendaraan Ringan C = N G A + 1 V T = 881 1239,61 47,95 + 1, 1925 0.0305 = Rp. 1.657.563, /jam 3) Sepeda Motor C = N G A + 1 V T = 535,5 351,43 49,80 + 1, 315 0.0305 = Rp. 295.225, /jam Total biaya kemacetan pada lengan barat adalah sebesar Rp. 1.964.113,-/jam Maka dapat diketahui total biaya kemacetan per jam pada APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta adalah sebesar Rp. 5.663.790,-/jam. Hasil rekapitulasi biaya kemacetan kondisi eksisting dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5. 8 Rekap Hitungan Biaya Kemacetan kondisi Eksisting N0 Lengan 1 Utara 2 Timur 3 Selatan 4 Barat Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan (skr/jam) Kecepatan Eksisting (Km/Jam) BOK (Rp/Kend.Km Kecepatan Ideal (Km/Jam) Nilai Waktu Perjalanan (Rp/Kend.Jam) Jumlah Waktu Antrian (Jam) N A G B V T Biaya Kemacetan (Rp/Jam) KB 22.1 26.16 1754.62 60 4970 IDR 30,914 KR 443 30.25 1621.97 60 1925 0.0287 IDR 636,589 SM 317.4 30.91 375.07 60 315 IDR 107,086 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 774,589 KB 18.2 50.71 1207.84 70 4970 IDR 25,479 KR 1000 50.78 1207.13 70 1925 0.0224 IDR 1,382,235 SM 412.65 50.73 351.96 70 315 IDR 165,531 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,573,246 KB 19.5 49.60 1219.62 60 4970 IDR 39,374 KR 500 54.31 1177.69 60 1925 0.0329 IDR 1,055,329 SM 356.85 59.88 365.70 60 315 IDR 257,140 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,351,843 KB 6.5 36.98 1440.24 70 4970 IDR 11,325 KR 881 47.95 1239.61 70 1925 0.0313 IDR 1,657,563 SM 535.5 49.80 351.43 70 315 IDR 295,225 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,964,113 Total Biaya Kemacetan di Simpang APILL Ringroad Gejayan (Rp/Jam) IDR 5,663,790 62

63 E. Pembahasan Hasil analisis dan pemodelan menggunakan Software VISSIM 9, pada kondisi eksisting menunjukan kinerja simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta telah melebihi dari kapasitas yang ditetapkan. Hal ini ditandai dengan tingkat pelayanan jalan (level of service) bernilai F, tundaan yang cukup lama, dan antrian yang panjang pada setiap lengan. Dan untuk biaya kemacetan pada kondisi eksisting mencapai angka 5jt an per jam, dimana hal tersebut merupakan kerugian yang cukup besar yang terjadi akibat kemacetan di simpang. Berdasarkan PKJI (2014), jika arus lalu lintas pada suatu simpang mendekati arus jenuhnya (DJ > 0,85) dan akan menyebabkan antrian panjang pada kondisi lalu lintas puncak, maka diperlukan penambahan kapasitas simpang melalui salah satu perubahan simpang. Ada tiga perubahan simpang yang dapat dipertimbangkan berikut ini. 1. Penambahan lebar pendekat Menambah lebar pendekat, pengaruh terbaik dari tindakan ini akan diperoleh jika pelebaran dilakukan pada pendekat-pendekat dengan nilai rasio fase yang kritis (RFkritis). 2. Perubahan fase isyarat Jika pendekat dengan arus berangkat terlawan (tipe O) dan rasio belok kanan (RBKa) tinggi dengan menunjukan nilai RFkritis yang tinggi (RF>0,8), maka dapat dibuat satu fase tambahan terpisah untuk lalu lintas belok kanan. Penerapan fase terpisah untuk lalu lintas belok kanan ini dapat juga dilakukan dengan pelebaran jalur pendekat. 3. Pelarangan gerakan belok kanan Pelarangan bagi satu atau lebih gerakan belok kanan biasanya menaikkan kapasitas, terutama jika hal itu menyebabkan pengurangan jumlah fase yang diperlukan. Walaupun demikian perancangan manajemen lalu lintas yang tepat, perlu untuk memastikan agar perjalanan arus belok kanan yang akan dilarang tersebut dapat diselesaikan tanpa jalan pengalih yang terlalu panjang dan tidak mengganggu simpang yang berdekatan.

64 Berdasarkan uraian di atas, untuk mengurangi panjang antrian, tundaan, dan meningkatkan tingkat pelayanan jalan maka dibutuhkan beberapa alternatif. Antara lain : 1. Alternatif I (Perubahan Fase). 2. Alternatif II (Pelebaran pada Lebar Garis Henti (LM) dan Lebar Keluar Simpang (LK)). 3. Alternatif III (Kombinasi Perubahan Fase dan Pelebaran LM) 1. Alternatif I (Perubahan Fase). Fase merupakan rangkaian sistem pengaturan arus lalu lintas dalam satu waktu siklus yang memberikan hak jalan pada satu atau lebih gerakan lalu lintas tertentu. Pada alternatif pertama ini perubahan fase dilakukan pada gerakan arus lalu lintas belok kanan dan lurus. Dimana pada fase pertama arus belok kanan lengan barat dan timur bergerak secara bersamaan, kemudian pada fase kedua arus lurus dari lengan barat dan timur bergerak. Begitupun untuk lengan utara dan selatan pada fase ketiga dan keempat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.14 berikut. Gambar 5. 15 Alternatif Perubahan Fase simpang APILL Condong Catur Berdasarkan hasil pemodelan dan analisis menggunakan alternatif perubahan fase maka didapat output dari software VISSIM 9 seperti ditunjukan Tabel 5.9 berikut.

Tabel 5. 9 Hasil output VISSIM Perubahan Fase No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 MOVEMENT Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Angga Jaya (U) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Affandi (S) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Affandi (S) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Affandi (S) - Jl. Angga Jaya (U) Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Affandi (S) Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Ringroad Utara (T)- Jl. Angga Jaya (U) QLEN (Meter) QLENM AX (Meter) VEHS (ALL) (Kend) PERS (ALL) (Person) LOS(AL L) LOSVA L (ALL) VEHDEL AY (ALL) (detik) PERSDEL AY (ALL) (detik) STOPDE LAY (ALL) (detik) STOPS (ALL) (Unif) 0.00 0.00 0.00 0.00 LOS_A 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 267.18 383.28 157.00 157.00 LOS_F 6.00 103.14 103.14 83.63 2.10 267.18 383.28 55.00 55.00 LOS_F 6.00 155.62 155.62 126.96 3.11 0 0 48 48 LOS_B 2 11.61 11.61 6.04 0.52 143.43 166.04 56 56 LOS_F 6 235.73 235.73 196.09 5.5 143.43 166.04 13 13 LOS_F 6 171.16 171.16 139.55 6 11.96 82.76 107 107 LOS_C 3 23.59 23.59 12.03 2 158.82 207.67 55 55 LOS_F 6 209.87 209.87 186 3.8 158.82 207.67 54 54 LOS_F 6 230.89 230.89 203.57 4.52 0 2.46 107 107 LOS_B 2 15.18 15.18 3.92 0.38 221.41 365.66 160 160 LOS_F 6 96.87 96.87 76.09 2.6 221.41 365.66 34 34 LOS_F 6 89.27 89.27 62.48 4.06 Rata - rata 50.17 383.28 910 910 LOS_F 6 97.39 97.39 78.18 2.44 65

66 Analisis kinerja simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta menggunakan alternatif perubahan fase berdasarkan software VISSIM 9 adalah sebagai berikut. a. Nilai panjang antrian rata- rata sebesar 50,17 meter dan panjang antrian maksimum adalah 383,28 meter. b. Tingkat pelayanan jalan (Level of Service) simpang APILL Condong Catur adalah F. c. Nilai tundaan rata- rata pada simpang adalah sebesar 97,39 det. Setelah didapat hasil dari output VISSIM selanjutnya dilakukan perhitungan biaya kemacetan menggunakan persamaan 3-3. = + 1 Dengan parameter perhitungan biaya kemacetan sebagai berikut. a. Jumlah kendaraan (N) Jumlah kendaraan yang dipakai dalam menghitung biaya kemacetan pada kondisi alternatif 1 sama dengan kondisi eksisting. Ditunjukan oleh Tabel 5.6 pada paparan sebelumnya. b. Biaya Operasional Kendaraan (G) Berdasarkan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting maka Biaya Operasional Kendaraan dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 5. 10 Biaya Operasional Kendaraan BOK N0 Lengan Jenis Kendaraan (Rp/Kend.Km) (G) KB 1754.62 1 Utara KR 1621.97 SM 375.07 KB 1207.84 2 Timur KR 1207.13 SM 351.96 KB 1219.62 3 Selatan KR 1177.69 SM 365.70 KB 1440.24 4 Barat KR 1239.61 SM 351.43

67 c. Kecepatan eksisting (A) dan Kecepatan ideal (B) Kecepatan eksisting kendaraan ditentukan berdasarkan Tabel 5.3. pada saat pagi hari dan kecepatan ideal berdasarkan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting, dimana lengan Timur dan Barat ditentukan 70 km/ jam, sedangkan lengan utara dan selatan ditentukan sebesar 60 km/ jam. d. Nilai Waktu Perjalanan (V) Sama dengan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting, berdasarkan Tabel 3.3 Nilai waktu untuk Kendaraan berat diambil sebesar Rp. 4.970, Kendaraan ringan Rp. 1.925, dan Sepeda Motor Rp. 315. e. Jumlah Waktu Antrian (T) Jumlah waktu antrian atau tundaan berdasarkan hasil output pemodelan VISSIM pada kondisi alternatif 1 ditunjukan Tabel 5. 11 berikut. Tabel 5. 11 Jumlah Waktu Antrian kondisi Alternarif 1 No Lengan Tundaan (detik) Jumlah Waktu Antrian (Jam) 1 Utara 139.5 0.0388 2 Timur 67.1067 0.0186 3 Selatan 122.925 0.0341 4 Barat 91.23 0.0253 f. Biaya Kemacetan (C) Dengan menggunakan persamaan 3-3 maka biaya kemacetan pada kondisi alternatif perubahan fase dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5. 12 Biaya kemacetan alternatif perubahan fase No Lengan Biaya Kemacetan (Rp/ Jam) 1 Utara IDR 1,044,886 2 Timur IDR 1,311,657 3 Selatan IDR 1,402,707 4 Barat IDR 1,588,446 Total Biaya Kemacetan pada simpang APILL IDR 5,347,697

Tabel 5. 13 Rekap Hitungan Biaya Kemacetan kondisi Perubahan Fase N0 Lengan 1 Utara 2 Timur 3 Selatan 4 Barat Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan (skr/jam) Kecepatan Eksisting (Km/Jam) BOK (Rp/Kend.Km Kecepatan Ideal (Km/Jam) Nilai Waktu Perjalanan (Rp/Kend.Jam) Jumlah Waktu Antrian (Jam) N A G B V T Biaya Kemacetan (Rp/Jam) KB 22.1 26.16 1754.62 60 4970 IDR 41,702 KR 443 30.25 1621.97 60 1925 0.0388 IDR 858,730 SM 317.4 30.91 375.07 60 315 IDR 144,454 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,044,886 KB 18.2 50.71 1207.84 70 4970 IDR 21,243 KR 1000 50.78 1207.13 70 1925 0.0186 IDR 1,152,407 SM 412.65 50.73 351.96 70 315 IDR 138,008 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,311,657 KB 19.5 49.60 1219.62 60 4970 IDR 40,856 KR 500 54.31 1177.69 60 1925 0.0341 IDR 1,095,037 SM 356.85 59.88 365.70 60 315 IDR 266,815 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,402,707 KB 6.5 36.98 1440.24 70 4970 IDR 9,159 KR 881 47.95 1239.61 70 1925 0.0253 IDR 1,340,529 SM 535.5 49.80 351.43 70 315 IDR 238,758 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,588,446 Total Biaya Kemacetan di Simpang APILL Ringroad Gejayan (Rp/Jam) IDR 5,347,697 68

69 2. Alternatif 2 (Pelebaran pada Lebar Masuk dan Keluar Simpang) Pada percobaan alternatif 2 dilakukan pelebaran jalan pada lebar garis henti simpang/ lebar msuk simpang untuk setiap lengan dan lebar keluar simpang. Rincian dari pelebaran yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 5. 14 Alternatif pelebaran pada Lebar Masuk dan Keluar Simpang Lengan Lebar Pendekat (L) Kondisi Eksistingn Pendekat (m) Lebar Lebar Masuk Keluar (LM) (LK) Lebar BKiJT Lebar Pendekat (L) Perancangan Ulang Pendekat (m) Lebar Lebar Masuk Keluar (LM) (LK) Lebar BKiJT Utara (A) 6,6 8 7,1 2 6,6 8 7,1 2 Timur (B) 10,9 10 7,2 3,1 10,9 12 7,7 2,5 Selatan (C) 7 8 7,1 2 7 8,5 7,1 2 Barat (D) 11,5 11 7,8 4,1 11,5 12,5 7,8 2,6 Gambar 5. 16 Geometrik Simpang APILL Condong Catur kondisi Pelebaran

Tabel 5. 15 Output VISSIM alternatif pelebaran pada garis henti (LM) dan Lebar Keluas Simpang (LK) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 MOVEMENT Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Angga Jaya (U) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Affandi (S) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Affandi (S) Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Affandi (S) - Jl. Angga Jaya (U) Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (T) Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Affandi (S) Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Ringroad Utara (B) Jl. Ringroad Utara (T)- Jl. Angga Jaya (U) QLEN (Meter) QLENM AX (Meter) VEHS (ALL) (Kend) PERS (ALL) (Person) LOS(AL L) LOSVA L (ALL) VEHDEL AY (ALL) (detik) PERSDEL AY (ALL) (detik) STOPDEL AY (ALL) (detik) 1.27 23.48 50.00 50.00 LOS_B 2.00 11.54 11.54 4.40 0.68 149.09 245.27 98.50 98.50 LOS_F 6.00 96.66 96.66 81.50 1.60 208.44 383.02 132.00 132.00 LOS_F 6.00 116.42 116.42 86.84 3.42 0 0 51 51 LOS_A 1 1.97 1.97 0.09 0.04 118.62 167.77 89 89 LOS_F 6 166.27 166.27 149.9 1.73 27.09 82.59 57 57 LOS_F 6 85.6 85.6 75.52 1.12 8.57 47.47 64.5 64.5 LOS_B 2 21.345 21.345 9.94 1.44 79.54 201.12 123 123 LOS_F 6 114.98 114.98 101.79 1.76 56.6 178.24 107 107 LOS_F 6 105.36 105.36 93.79 1.33 2.79 48.1 105 105 LOS_B 2 13.28 13.28 4.64 0.75 128.34 238.43 93.5 93.5 LOS_E 5 71.71 71.71 60.975 1.16 11.99 51.24 42.5 42.5 LOS_D 4 47.535 47.535 37.475 0.77 Rata - rata 47.03 383.02 1312 1312 LOS_E 5 79.08 79.08 65.52 1.51 STOPS (ALL) (Unif) 70

71 Analisis kinerja simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta menggunakan alternatif pelebaran jalan berdasarkan software VISSIM 9 adalah sebagai berikut. a. Nilai panjang antrian rata- rata sebesar 47,03 meter dan panjang antrian maksimum adalah 383,02 meter. b. Tingkat pelayanan jalan (Level of Service) simpang APILL Condong Catur adalah E. c. Nilai tundaan rata- rata pada simpang adalah sebesar 79,08 det. Setelah didapat hasil dari output VISSIM selanjutnya dilakukan perhitungan biaya kemacetan menggunakan persamaan 3-3. = + 1 Dengan parameter perhitungan biaya kemacetan sebagai berikut. a. Jumlah kendaraan (N) Jumlah kendaraan yang dipakai dalam menghitung biaya kemacetan pada kondisi alternatif 2 sama dengan kondisi eksisting. Ditunjukan oleh Tabel 5.6 pada paparan sebelumnya. b. Biaya Operasional Kendaraan (G) Berdasarkan paparan sebelumnya maka Biaya Operasional Kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.10. c. Kecepatan eksisting (A) dan Kecepatan ideal (B) d. Kecepatan eksisting kendaraan ditentukan berdasarkan Tabel 5.3. pada saat pagi hari dan kecepatan ideal berdasarkan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting, dimana lengan Timur dan Barat ditentukan 70 km/ jam, sedangkan lengan utara dan selatan ditentukan sebesar 60 km/ jam. e. Nilai Waktu Perjalanan (V) Sama dengan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting, berdasarkan Tabel 3.3 Nilai waktu untuk Kendaraan berat diambil sebesar Rp. 4.970, Kendaraan ringan Rp. 1.925, dan Sepeda Motor Rp. 315.

72 f. Jumlah Waktu Antrian (T) Jumlah waktu antrian atau tundaan berdasarkan hasil output pemodelan VISSIM pada kondisi alternatif 2 ditunjukan Tabel 5. 16 berikut. Tabel 5. 16 Jumlah Waktu Antrian kondisi Alternarif 2 No Lengan Tundaan (detik) Jumlah Waktu Antrian (Jam) 1 Utara 84.61333 0.0235 2 Timur 59.47125 0.0165 3 Selatan 80.56167 0.0224 4 Barat 74.87 0.0208 g. Biaya Kemacetan (C) Dengan menggunakan persamaan 3-3 maka biaya kemacetan pada kondisi alternatif pelebaran LM dan LK dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut. Tabel 5. 17 Biaya kemacetan alternatif pelebaran jalan No Lengan Biaya Kemacetan (Rp/ Jam) 1 Utara IDR 633,773 2 Timur IDR 1,162,416 3 Selatan IDR 919,296 4 Barat IDR 1,303,605 Total Biaya Kemacetan pada simpang APILL IDR 4,019,090

73 Tabel 5. 18 Rekap Hitungan Biaya Kemacetan kondisi Pelebaran N0 Lengan 1 Utara 2 Timur 3 Selatan 4 Barat Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan (skr/jam) Kecepatan Eksisting (Km/Jam) BOK (Rp/Kend.Km Kecepatan Ideal (Km/Jam) Nilai Waktu Perjalanan (Rp/Kend.Jam) Jumlah Waktu Antrian (Jam) N A G B V T Biaya Kemacetan (Rp/Jam) KB 22.1 26.16 1754.62 60 4970 IDR 25,294 KR 443 30.25 1621.97 60 1925 0.0235 IDR 520,860 SM 317.4 30.91 375.07 60 315 IDR 87,618 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 633,773 KB 18.2 50.71 1207.84 70 4970 IDR 18,826 KR 1000 50.78 1207.13 70 1925 0.0165 IDR 1,021,285 SM 412.65 50.73 351.96 70 315 IDR 122,305 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,162,416 KB 19.5 49.60 1219.62 60 4970 IDR 26,776 KR 500 54.31 1177.69 60 1925 0.0224 IDR 717,657 SM 356.85 59.88 365.70 60 315 IDR 174,863 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 919,296 KB 6.5 36.98 1440.24 70 4970 IDR 7,517 KR 881 47.95 1239.61 70 1925 0.0208 IDR 1,100,145 SM 535.5 49.80 351.43 70 315 IDR 195,944 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,303,605 Total Biaya Kemacetan di Simpang APILL Ringroad Gejayan (Rp/Jam) IDR 4,019,090 73

74 3. Alternatif 3 Percobaan pada alternatif 3 merupakan kombinasi dari alternatif satu dan dua.,dimana dilakukan pelebaran jalan pada lebar masuk dan keluar simpang serta perubahan fase arus lalu lintas belok kanan dan lurus. Kondisi perubahan fase dapat dilihat pada Gambar 5.14 dan pelebaran jalan pada Tabel 5.11 pada paparan sebelumnya. Hasil analisis dan pemodelan menggunakan software VISSIM 9 dapat dilihat pada Tabel 5.19 berikut.

Tabel 5. 19 Output VISSIM alternatif pelebaran jalan dan perubahan fase No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 MOVEMENT QLEN (Meter) QLENM AX (Meter) VEHS (ALL) (Kend) PERS (ALL) (Person) LOS(AL L) LOSVA L (ALL) VEHDEL AY (ALL) (detik) PERSDEL AY (ALL) (detik) STOPDEL AY (ALL) (detik) Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Angga Jaya (U) 1.33 20.58 45.00 45.00 LOS_B 2.00 13.09 13.09 6.57 0.60 Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Ringroad Utara (T) 124.43 381.31 219.00 219.00 LOS_F 5.00 72.83 72.83 60.03 1.45 Jl. Ringroad Utara (B) - Jl. Affandi (S) 231.45 382.85 108.00 108.00 LOS_F 6.00 115.54 115.54 87.58 3.17 Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (T) 0 0 51 51 LOS_A 1 1.63 1.63 0.03 0.02 Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Affandi (S) 121.34 165.02 106 106 LOS_F 6 180.16 180.16 161.03 2.08 Jl. Angga Jaya (U) - Jl. Ringroad Utara (B) 25.43 52.95 66 66 LOS_F 6 91.7 91.7 81.28 1.06 Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (B) 10.84 71.63 109 109 LOS_C 3 21.58 21.58 10.85 1.31 Jl. Affandi (S) - Jl. Angga Jaya (U) 96.8 203.88 118 118 LOS_F 6 140.21 140.21 126.84 1.75 Jl. Affandi (S) - Jl. Ringroad Utara (T) 62.31 204.36 106 106 LOS_F 6 104.54 104.54 92.87 1.23 Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Affandi (S) 3.72 47.54 109 109 LOS_B 2 12.77 12.77 4.37 0.72 Jl. Ringroad Utara (T) - Jl. Ringroad Utara (B) 134.63 367.37 192 192 LOS_E 5 72.465 72.465 59.935 1.34 Jl. Ringroad Utara (T)- Jl. Angga Jaya (U) 16.64 54.86 74 74 LOS_E 5 64.84 64.84 52.735 1.055 Rata - rata 46.45 382.85 1466 1466 LOS_E 5 72.93 72.93 60.79 1.33 STOPS (ALL) (Unif) 75

76 Analisis kinerja simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta menggunakan alternatif pelebaran jalan dan perubahan fase berdasarkan software VISSIM 9 adalah sebagai berikut. a. Nilai panjang antrian rata- rata sebesar 46,45 meter dan panjang antrian maksimum adalah 382,85 meter. b. Tingkat pelayanan jalan (Level of Service) simpang APILL Condong Catur adalah E. c. Nilai tundaan rata- rata pada simpang adalah sebesar 72,93 det. Setelah didapat hasil dari output VISSIM selanjutnya dilakukan perhitungan biaya kemacetan menggunakan persamaan 3-3. = + 1 Dengan parameter perhitungan biaya kemacetan sebagai berikut. a. Jumlah kendaraan (N) Jumlah kendaraan yang dipakai dalam menghitung biaya kemacetan pada kondisi alternatif 3 sama dengan kondisi eksisting. Ditunjukan oleh Tabel 5.6 pada paparan sebelumnya. b. Biaya Operasional Kendaraan (G) Berdasarkan paparan sebelumnya maka Biaya Operasional Kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.10. c. Kecepatan eksisting (A) dan Kecepatan ideal (B) Kecepatan eksisting kendaraan ditentukan berdasarkan Tabel 5.3. pada saat pagi hari dan kecepatan ideal berdasarkan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting, dimana lengan Timur dan Barat ditentukan 70 km/ jam, sedangkan lengan utara dan selatan ditentukan sebesar 60 km/ jam. d. Nilai Waktu Perjalanan (V) Sama dengan paparan sebelumnya pada kondisi eksisting, berdasarkan Tabel 3.3 Nilai waktu untuk Kendaraan berat diambil sebesar Rp. 4.970, Kendaraan ringan Rp. 1.925, dan Sepeda Motor Rp. 315.

77 e. Jumlah Waktu Antrian (T) Jumlah waktu antrian atau tundaan berdasarkan hasil output pemodelan VISSIM pada kondisi alternatif 3 ditunjukan Tabel 5. 20 berikut. Tabel 5. 20 Jumlah Waktu Antrian kondisi Alternarif 2 No Lengan Tundaan (detik) Jumlah Waktu Antrian (Jam) 1 Utara 91.1633 0.0253 2 Timur 57.476 0.0160 3 Selatan 72.805 0.0202 4 Barat 68.57 0.0190 f. Biaya Kemacetan (C) Dengan menggunakan persamaan 3-3 maka biaya kemacetan pada kondisi alternatif pelebaran dan perubahan fase dapat dilihat pada Tabel 5.21 berikut. Tabel 5. 21 Biaya kemacetan alternatif pelebaran jalan dan perubahan fase No Lengan Biaya Kemacetan (Rp/ Jam) 1 Utara IDR 682,834 2 Timur IDR 1,123,417 3 Selatan IDR 830,784 4 Barat IDR 1,193,859 Total Biaya Kemacetan pada simpang AILL IDR 3,830,894

Tabel 5. 22 Rekap Hitungan Biaya Kemacetan Alternatif Pelebaran Jalan dan Perubahan Fase N0 Lengan 1 Utara 2 Timur 3 Selatan 4 Barat Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan (skr/jam) Kecepatan Eksisting (Km/Jam) BOK (Rp/Kend.Km Kecepatan Ideal (Km/Jam) Nilai Waktu Perjalanan (Rp/Kend.Jam) Jumlah Waktu Antrian (Jam) N A G B V T Biaya Kemacetan (Rp/Jam) KB 22.1 26.16 1754.62 60 4970 IDR 27,252 KR 443 30.25 1621.97 60 1925 0.0253 IDR 561,181 SM 317.4 30.91 375.07 60 315 IDR 94,401 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 682,834 KB 18.2 50.71 1207.84 70 4970 IDR 18,194 KR 1000 50.78 1207.13 70 1925 0.0160 IDR 987,021 SM 412.65 50.73 351.96 70 315 IDR 118,202 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,123,417 KB 19.5 49.60 1219.62 60 4970 IDR 24,198 KR 500 54.31 1177.69 60 1925 0.0202 IDR 648,559 SM 356.85 59.88 365.70 60 315 IDR 158,027 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 830,784 KB 6.5 36.98 1440.24 70 4970 IDR 6,884 KR 881 47.95 1239.61 70 1925 0.0190 IDR 1,007,527 SM 535.5 49.80 351.43 70 315 IDR 179,448 Total Biaya Kemacetan Per Lengan (Rp/ Jam) IDR 1,193,859 Total Biaya Kemacetan di Simpang APILL Ringroad Gejayan (Rp/Jam) IDR 3,830,894 78

79 Dari hasil pembahasan menggunakan alternatif 1 (perubahan fase), alternatif 2 (pelebaran Lebar Masuk dan Lebar Kelura), dan alternatif 3 (kombinasi pelebaran dan perubahan fase) menunjukan kinerja dari simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. 19 yang merupakan perbandingan kondisi eksisting dan alternatif. No Tabel 5. 23 Perbandingan Kinerja Simpang APILL Analisis Panjang Antrian ratarata (m) Kinerja Simpang APILL Tundaan ratarata (det) Level of Service 1 Kondisi Eksisting 49,38 103,72 F 2 Alternatif 1 50,17 97,13 F 3 Alternatif 2 47,03 79,08 E 4 Alternatif 3 46,45 72,93 E Sedangkan untuk biaya kemacetan yang terjadi pada simpang APILL Condong Catur Sleman Yogyakarta juga mengalami penurunan dari kondisi eksisting yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5. 16 berikut. Biaya Kemacetan (Rp/ Jam) 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000-5,663,790 5,347,697 4,019,090 3,830,894 Biaya Kemacetan (Rp/ Jam) Gambar 5. 17 Grafik Perbandingan Biaya Kemacetan