Rissalwan H. Lubis Direktur Eksekutif LKPS

dokumen-dokumen yang mirip
Training Enumerator Palu, September 2010

Metode pengumpulan data

Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

BAB III METODA PENELITIAN. adalah para pengrajin bambu, petani dan konsumen bambu di Kecamatan. Minggir yang masing-masing sebanyak 6 orang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat

Lampiran 1. Surat Etik Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BENTUK BENTUK WAWANCARA Berdasarkan bentuk kegiatan yang dilakukan, wawancara dapat dibedakan : Man in the street interview

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan fenomenologi

(Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB III METODE PENELITIAN

Observasi dan Wawancara

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lokasi ini karena secara geografis mudah dijangkau sehingga memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Modul ke: Produksi Berita TV. Wawancara Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

Pedoman Penulisan Lomba ESSAY Tingkat Perguruan Tinggi se-madura. Fakultas Keislaman. Universitas Trunojoyo Madura

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

III. METODE KAJIAN. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. dengan wawancara mendalam (In depth interview).

BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

METODE KAJIAN. Tipe Kajian

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomenologi menekankan pada pengalaman-pengalaman manusia dan. pada bulan Desember 2015 sampai Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. akan diteliti melalui proses analisis yang dilakukan dengan mengumpulkan data

BAB 3 METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong,

BAB 3 METODE PENELITIAN. pandangan dasar pendekatan kualitatif menuprut Staruss dan Corbin. organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

Teknik Pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH

Minggu 6 Data dari Aspek Pembuat

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif menurut Herdiansyah (2010) adalah penelitian ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kasus. Pengumpulan data di dapat dari data kualititif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. silang data. Penelitian survei dirancang untuk menelaah secara langsung tentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 31 Universitas Indonesia. Gambaran Stres..., Muhamad Arista Akbar, FPSI UI, 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

RISET DAN PERENCANAAN SDM

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang yang berada

ANALISIS STATISTIK. Variable numerical adalah penyajian data kontinum dapat diukur sekecil-kecilnya dengan desimal. Contoh: 13,98 g/100 ml, 65,75 kg.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan jalan yang berkaitkan dengan cara kerja dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. kebutuhan-kebutuhan partisipan (Santoso & Royanto, 2009). Menurut Denzin & Lincoln

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus. Menurut Poerwandari (2001), untuk mendapatkan

METODE PARTISIPATIF DALAM PENELITIAN KOMUNITAS ELLYA SUSILOWATI

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN ORGANISASI PT. TIGAMATA INDONESIA DALAM MENJALIN HUBUNGAN. DENGAN PELANGGAN (Periode Maret-Juni 2013), peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nantinya, sesuai dengan dengan metode penelitian kualitatif. yang menekankan pada kedalaman proses (Poerwandari,

Transkripsi:

Rissalwan H. Lubis Direktur Eksekutif LKPS

Instrumen yang digunakan Jumlah orang yang diwawancara

Wawancara mendalam peneliti adalah instrumen Wawancara semi terstruktur mengguna pedoman umum wawancara, bisa dilakukan asisten peneliti, misalnya FGD Wawancara terstruktur menggunakan kuesioner

JENIS WAWANCARA BERDASARKAN JUMLAH ORANG WAWANCARA INDIVIDUAL Dilakukan dalam satu kesempatan pengambilan sampel yang dipilih secara sengaja untuk peroleh info yang representatif Jika penelitian eksploratoris, sampel sedapat mungkin bervariasi pertanyaan sama untuk informan berbeda WAWANCARA DENGAN INFORMAN KUNCI Bertujuan untuk memperoleh pengetahuan khusus informan kunci memiliki pengetahuan khusus tentang topik tertentu. Informan tidak perlu seorang pemimpin. WAWANCARA KELOMPOK Memberi akses pada pengetahuan lebih banyak tentang masyarakat secara umum. Siapa saja yang berada di tempat pada saat wawancara dapat diajak ikut serta. Dinamika kelompok memungkinkan isu-isu baru muncul. DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS Bertujuan menyoroti topik tertentu. Kelompok kecil dengan pengarahan sedikit dari fasilitator untuk membahas suatu topik secara rinci.

WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) Wawancara mendalam informan atau informan kunci: untuk memperoleh informasi tentang peristiwa yang sudah lampau Persiapan: seleksi individu yang akan diwawancara, pendekatan, pengembangan suasana Kelemahan wawancara mendalam: Yang dikatakan oleh informan berbeda dari yang sebenarnya Yang dikatakan dan yang dilakukan berbeda dalam situasi yang berbeda Pewawancara tidak mengamati langsung sehingga terjadi keterbatasan dalam perhatiannya Cara memperoleh informan (sampling): Secara snowball sampling Dari kontak pribadi Dari keterlibatan dalam kegiatan masyarakat yang diteliti Beberapa cara untuk mengarahkan wawancara: Ajukan pertanyaan yang sifatnya meminta penjelasan Buat narasi informan secara tertulis Dokumen pribadi (Field note) Probing jawaban: Silent probing Elaborasi untuk menyemangati Tanya penjelasan lebih lanjut Tegaskan jawaban informan

TEKNIK PELAKSANAAN WAWANCARA SECARA UMUM SIKAP DASAR PEWAWANCARA Berpakaian rapi dan pantas Rendah hati dan hormat terhadap responden, tetapi to the point Berempati pada responden Menganggap responden ramah dan menarik Menyimak dengan baik Wawancara dilakukan oleh dan kepada yang diperlukan saja PRAWAWANCARA Catat nama & alamat formansesuai dengan cara sampling yang dipilih Persiapkan juga alat rekam suara Pastikan kuesioner tersedia Pastikan izin penelitian telah didapatkan Pilih waktu wawancara yang tepat

TEKNIK PELAKSANAAN WAWANCARA SECARA UMUM MEMULAI WAWANCARA Cairkan suasana Rebut simpati responden sejak awal Sampaikan maksud dan tujuan riset Pastikan responden sudah siap untuk wawancara Bantu responden memahami dan menjawab pertanyaan PASCAWAWANCARA Ucapkan terima kasih Catat lama wawancara dan sikap responden (menolak/menerima) Laporkan hasil kepada penyelia hari itu juga Diskusikan hasil-hasil dengan sesama pewawancara Tetapkan cara baru dalam wawancara agar lebih efektif dan efisien Laporkan kepada yang berwenang di lokasi studi bila terjadi hal yang tidak diharapkan

Sikap WTPMR - WAJAH MENGHADAP PEMBICARA - TUBUH BERSIKAP TERBUKA - POSISI TUBUH CONDONG KEDEPAN - MATA KONTAK DENGAN LAWAN BICARA - RELAKS

Sikap WTPMR Probing Parafrasing Konfrontating

Individual vs kelompok Privasi informasi versus awareness building Kedalaman informasi versus obyektivitas informasi Observasi informan vs observasi informan dan proses. Penggalian data vs fasilitasi lalu lintas informasi Bisa insidental vs harus terencana

Focus Group Discussion. Diskusi kelompok terarah. Sebuah diskusi kelompok yang terdiri dari 7-15 partisipan, untuk membahas suatu topik yang telah ditetapkan sebelumnya oleh fasilitator diskusi. Peserta atau partisipan sebaiknya tidak terlalu homogen dan juga tidak terlalu heterogen

Fasilitator yang jeli dalam mengendalikan lalu lintas informasi Notulis yang cekatan mencatat proses diskusi sekaligus mengingatkan fasilitator jika ada informasi yang terlewatkan Panduan umum FGD yang disepakati antara fasilitator dan notulis Blocker untuk menjamin kelancaran proses FGD Tempat diskusi yang nyaman dan representatif

Mendapatkan informasi tertentu, berupa kesepakatan kelompok Melakukan verifikasi informasi yang sudah didapat sebelumnya melalui teknik yang lain (kuesioner atau wawancara mendalam) Membangun kesadaran kelompok atas suatu isu atau masalah yang mereka belum sadari membangun kesepakatan dalam kelompok diskusi Mengetahui hidden structure dari kelompok diskusi.

Fasilitator tidak boleh memulai diskusi sebelum memastikan semua yang diundang hadir. Jika ada peserta yang terlambat ketika FGD sudah dimulai, blocker sebaiknya mencegah yang bersangkutan ikut bergabung. Sebelum memulai FGD, fasilitator harus mengenal semua peserta FGD (minimal nama) peserta menggunakan nametag atau fasilitator memegang daftar hadir yang urutannya sesuai posisi duduk. Hindari kata-kata: baik, pak siapa tadi namanya

Sangat dianjurkan bagi fasilitator untuk memulai percakapan ringan sebelum FGD dimulai FGD harus diawali dengan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukannya FGD tersebut Fasilitator juga harus memperkenalkan diri, timnya, baru kemudian meminta peserta memperkenalkan diri satu per satu Waktu FGD sebaiknya disepakati diawal FGD bersama peserta, tetapi jika pun tidak waktu dapat digunakan sebanyak mungkin hingga tujuan FGD tercapai dan peserta belum menunjukkan kebosanan

Fasilitator harus mampu mengendalikan lalu lintas informasi untuk menghindari dominasi salah satu peserta, dengan teknik: parafarasing, probing atau konfrontating Fasilitator harus peka membaca mimik dan gestur peserta FGD Fasilitator menutup FGD dengan menyimpulkan halhal umum yang disepakati dalam diskusi.