BAB IV METODE PENELITIAN A. Bagan Penelitian Proses penelitian Pavement Condition Index (PCI) harus dilakukan dengan ketelitian yang benar. Karena, semakin banyaknya kerusakan serta semakin kompleksnya kerusakan maka penelitian yang dilakukan harus lebih mendetail. Penelitian yang benar yaitu data yang diperoleh harus valid sesuai dengan teori dan konsep yang telah ditentukan. Ruas jalan yang diteliti yaitu Ruas Jalan Balong Beran, Sleman, D.I Yogyakarta. Tahap bagan penelitian yang dilakukan dapat dilihat dalam Gambar 4.1 di bawah ini. Mulai Studi pusataka dan landasan teori Survey Awal/Lapangan Persiapan A Gambar 4.1 Bagan Penelitian 59
60 A Pengumpulan Data Primer : Sekunder : 1. Dimensi jalan 1. Geometrik jalan 2. Jenis kerusakan 2. Jenis jalan 3. Dimensi kerusakan 4. Data kerusakan jalan metode PCI 5. Pengambilan data kecepatan Analisis Data 1. Penilaian kondisi jalan 2. Perhitungan kecepatan 3. Pemeliharaan dan rebilitas Pembahasan Hasil Kesimpulan dan saran selasai Gambar 4.1 Bagan Penelitian (Lanjutan)
61 Penelitian ini dilakukan di Ruas Jalan Balong Beran, Sleman, D.I Yogyakarta dengan panjang penelitian 5 KM. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kerusakan jalan dengan menggunakan metode Pavemen Condition Index (PCI) dan penguruh kecepatan kendaraan. Lokasi penelitian bisa dilihat pada Gambar 4.2 di bawah. U Sumber : Google Maps 2015 Gambar 4.2 Lokasi Penelitian B. Metode Penelitian dan Tahap Persiapan Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode dengan cara diskriptif yang berarti survey dengan keadaan dan masalah saat ini serta analisis dengan metode Pavement Condition Index (PCI). Tahap penelitian disusun sebagai berikut : 1. Studi pustaka materi yang diperlukan sesuai dengan analisis yang akan dilaksanakan. 2. Pendataan instansi dan institusi yang diperlukan untuk sumber data. 3. Menentukan kebutuhan data dan lokasi penelitian atau lokasi pengambilan data. 4. Pengambilan data dari lapangan, dan melanjutkan analisis data sesuai dengan teori atau konsep yang sesuai tujuan penelitian.
62 C. Alat dan Bahan Survey 1. Alat Survey Adapun alat dan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian : a. Alat tulis, digunakan untuk menulis berupa ball point, pensil, formulir survey, dan lain-lain. b. Meteran, digunakan mengukur stasioning, mengukur panjang, lebar, dan kedalaman kerusakan jalan. Meteran yang digunakan yaitu meteran 50 meter dan 5 meter. c. Kamera, digunakan untuk dokumentasi selama penelitian atau pengambilan data. d. Cat semprot, digunakan untuk penulisan stasioning. e. Stopwatch, digunakan untuk menghitung kecepatan. f. Motor, digunakan untuk mengukur jarak. 2. Bahan dan Data Survey Tahap pengumpulan data adalah tahap awal setelah tahap persiapan, tahap persiapan dan evalusi ini sangat penting karena dari sini dapat ditentukan permasalahan yang akan diketahui tingkat kerusakannya. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada point D. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data yang di ambil dari data primer dan sekunder untuk menjadi bahan penilitian, berikut ini data primer dan sekunder yang diperlukan : 1. Data Primer Data primer didapat pada pengamatan data survey di lapangan, alat yang digunakan yaitu alat tulis, meteran, kamera, stopwatch, motor, cat semprot. Berikut data yang diperlukan : a. Data geometrik Jalan Balong Beran, Sleman, D.I Yogyakarta. b. Pengukuan jenis kerusakan dan dimensi kerusakan jalan. c. Data hasil dari survey lapangan. d. Pencatatan titik lokasi kerusakan.
63 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait, berikut data yang diperlukan : a. Peta ruas Jalan Balong Beran, Sleman, D.I Yogyakarta. b. Data struktur perkerasan yang ada. c. Data geomtrik Jalan Balong Beran, Sleman, D.I Yogyakarta. d. Jenis jalan. E. Analisis Data Analisis perhitungan sesuai rumusan masalah, diuraikan dalam point berikut. 1. Penilaian Kondisi Jalan Penilain kondisi jalan sesuai metode Pavemen Condition Index (PCI) a. Pengukuran kuantitas jenis kerusakan. b. Menentukan tingkat kerusakan jalan yaitu biasa (low), sedang (medium), parah (high). c. Menentukan kadar kerusakan (Density). d. Menentukan nilai pengurang (Deduct Value), sesuai dengan pembacaan kurva DV. e. Menentukan Total Deduct Value (TDV) f. Menentukan Correted Deduct Value (CDV), sesuai dengan pembacaan grafik hubangan TDV dan CDV. g. Menentukan nilai PCI. h. Menetukan nilai PCI keseluruhan. 2. Analisis Kecepatan a. Survey data kecepatan kendaraan. b. Analisis data kecepatan c. Hasil kecepatan akhir 3. Pemeliharaan dan Rehabilitas Urutan perhitungan dan pekerjaan diuraikan pada point berikut, perbaikan susai dengan Standar Bina Marga Tahun 1992 : a. P1 (penebaran pasir) b. P2 (laburan aspal setempat)
64 c. P3 (melapis retakan) d. P4 (mengisi retakan) e. P5 (penambalan lubang) f. P6 (perataan) 4.3 dibawah. F. Alur Penelitian Adapun alur penelitian kondisi perkerasan jalan bisa dilihat pada Gambar Mulai Survey lapangan Jenis atau Kualitas dan Tingkat Kerusakan 1. Retak buaya 11. Tambalan 2. Kegemukan 12. Pengausan agregat 3. Retak kotak-kotak 13. Lubang 4. Cekungan 14. Perpotongan rel 5. Keriting 15. Alur 6. Amblas 16. Sungkur 7. Retak pinggir 17. Patah slip 8. Retak sambung 18. Mengembang jembul 9. Pinggir jalan turun vertikal 19. Pelepasan butiran 10. Retak memanjang/melintang A Gambar 4.3 Bagan Alur Penelitian
65 A Analisis Data 1. Penilaian Kondisi Jalan : a. Density (D) b. Deduct Value (DV) c. Total Deduct Value (TDV) d. Corrected Deduct Value (CDV) 2. Perhitungan Kecepatan : a. Analisis kecepatan menggunakan metode Spot Speed di ruas jalan dengan nilai PCI tertinggi dan terendah b. Panjang satu segmen 100 meter 3. Pemeliharaan dan Rebilitas : a. Perbaikan menggunakan metode Bina Marga Tahun 1992 Hasil Penanganan Selesai Gambar 4.3 Bagan Alur Penelitian (Lanjutan) 1. Survey Lapangan Survey pengambilan data di lapangan yaitu untuk mengetahui kondisi jalan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI). Berikut pengambilan data yang dilakukan : a. Menentukan ruas jalan yang akan ditinjau. b. Menentukan panjang jalan. c. Mengukur setiap jenis kerusakan. d. Menentukan solusi perbaikan atau penanganan.
66 Berikut formulir survey pengambilan data kerusakan jalan : Tabel 4.1 Formulir Survey Kerusakan Jalan Sumber : ASTM Internasinal, D 6433 07 2. Tinjauan Kerusakan Pengukuran untuk jenis kerusakan diambil dari setiap unit kerusakan pada ruas jalan yang telah ditentukan. Setiap kerusakan diukur tingkat kerusakannya yang terdiri dari kerusakan kelas low, medium, atau high yang bisa dilihat di Tabel 3.1 sampai 3.19, dan data yang sudah didapat dimasukan dalam formulir survey seperti pada Tabel 4.1. a. Jenis kerusakan jalan dalam satuan persegi (m 2 ) Berikut jenis kerusakannya : 1) Retak kulit buaya (Alligator Cracking) 2) Kegemukan (Bleeding) 3) Retak kotak-kotak (Block Cracking) 4) Keriting (Corrugation) 5) Amblas (Depression) 6) Perpotongan rel (Railroad Crossing)
67 7) Alur (Rutting) 8) Sungkur (Shoving) 9) Patah slip (Slippage Cracking) 10) Mengembang jembul (Swell) 11) Pelepasan butiran (Weathering/Raveling) b. Jenis kerusakan jalan dalam satuan panjang (m) Berikut jenis kerusakannya : 1) Cekungan (Bump and Sags) 2) Retak pinggir (Edge Cracking) 3) Retak sambung (Joint Reflec Cracking) 4) Pinggir jalan turun vertikal (Line/Shoulder Dropp Off) 5) Rekat memanjang/melintang (Longitudinal and Transverse Cracking) 6) Tambalan (Patching and Utility Cut Patching) 7) Pengausan agregat (Polised Agregat) c. Jenis kerusakan dalam satuan jumlah (count) Berikut jenis kerusakannya : 1) Lubang (Pothole) 3. Analisis Data a. Density (Kadar Kerusakan) Denity atau kadar kerusakan persentase luas atau panjang total dari satu jenis kerusakan terhadap luas atau panjang total bagian jalan yang diukur. Nilai Density dibedakan sesuai dari tingkat kerusakannya, rumus untuk mencari nilai Density dapat dilihat pada rumus (3.1), (3.2), dan (3.3). b. Menghitung Deduct Value (nilai pengurangan) Nilai pengurang adalah suatu nilai pengurang untuk setiap jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan Density dan Deduct Value. Nilai Density dibedakan sesuai dari tingkat kerusakannya. c. Menghitung Total Dedut Value (TDV) Nilai pengurang total atau TDV adalah jumlah total dari nilai pengurang (Deduct Value) pada masing-masing unit sampel.
68 d. Menghitung Corrected Deduct Value (CDV) Nilai Corrected Deduct Value (CDV) diperoleh dari kurva hubungan antara nilai TDV dan nilai CDV, dengan memilih kurva sesuai dengan jumlah nilai Deduct Value individual yang melebihi angka 5. e. Klasifikasi Kualitas Perkerasan Setelah nilai CDV diperoleh, maka nilai PCI untuk setiap sampel dihitung dengan menggunakan rumus (3.4) dan (3.5). 4. Analisa hasil keputusan metode yang digunakan Dari nilai PCI masing-masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis perkerasan untuk unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan gagal (faield). 5. Analisis hasil kecepatan Setelah nilai PCI dengan nilai tertinggi dan terendah didapat maka dilakukan survey kecepatan pada segmen tersebut untuk mengetahui pengaruh kerusakan terhadap kecepatan kendaraan, untuk mencari nilai kecepatan dihitung dengan menggunakan rumus (3.6), berikutnya mencari nilai kecepatan rata-rata dengan menggunakan rumus (3.7), dan di akhiri dengan mencari nilai kecepatan akhir dengan menggunakan rumus (3.8). 6. Menentukan jenis penanganan Setelah diketahui nilai kondisi perkerasan berdasarkan hasil dari perhitungan nilai PCI, maka selanjutnya dapat dilakukan dengan menentukan penanganan atau pemeliharaan sesuai dengan peraturan Bina Marga, penanganan yang disarankan dalam Tugas Akhir ini menggunakan peraturan Bina Marga Tahun 1992.