BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu sistem operasi perusahaan, potensi Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap kecamatan, adanya balai-balai pengobatan dan kegiatan-kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini akan membahas mengenai pengaruh lingkungan kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. cakap dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu hal penting, apabila pengelolaan penggajian belum baik

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan rumah sakit kinerja tenaga sumber

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta dan baik. namun Rumah Sakit Pemerintah memiliki beban ganda yakni selain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting, di mana maju mundurnya suatu organisasi bergantung

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan

I. PENDAHULUAN. perubahan dan globalisasi pasar, perkembangan teknologi yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat dicapai dengan peningkatan potensi sumber daya manusia yang ada. memuaskan, bahkan mungkin menemui kegagalan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan. Dan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. modern. Perkembangan tersebut membawa dampak bagi peningkatan. kebutuhan tenaga keperawatan profesional yang adaptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang pemimpin harus dapat memberikan pengaruh yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 1 PENDAHULUAN. Imbalan jasa merupakan balasan jasa yang diberikan oleh instansi kepada

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya, terutama sumber daya manusia dalam pelaksanaan suatu proyek maka

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik dan sehat serta memperoleh layanan kesehatan. Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuanyatentu membutuhkan berbagai sumber daya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. (MSDM), perlu diungkap tentang pengertian manajemen itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan tidak akan terlepas dari peranan tenaga kerja (karyawan). Para

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin membaiknya keadaan sosial ekonomi serta bertambah tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun telah mulai berubah. Masyarakat semakin menginginkan pelayanan yang lebih baik, lebih ramah, dan lebih cepat terutama dalam pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan perlu terus dilakukan dengan melalui berbagai metode pendekatan. Sejalan dengan perubahan pola penyakit, perkembangan ilmu dan teknologi serta perubahan lingkungan dalam masyarakat, maka pelayanan kesehatan berkembang semakin kompleks. Perubahan ini dapat membawa dampak lebih mahalnya biaya pelayanan kesehatan dan dibutuhkannya sember daya yang meningkat. Adakalanya dalam berpacu dengan kenaikan biaya penyelenggaraan, pelayanan kesehatan, pihak pengelola lebih berpaling pada perhitungan - perhitungan ekonomi saja. Hal ini bila dibiarkan dapat menimbulkan banyak persoalan, baik dari pihak masyarakat maupun dari para petugas dalam pelayanan kesehatan, misalnya keluhan masyarakat dan pasien, kesalahpahaman antara pengelola rumah sakit dan para petugas pelaksana. Usaha pemerintah dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, diantaranya adalah dengan menyediakan sarana-sarana untuk menunjang lancarnya kegiatan-kegiatan baik di bidang ekonomi, sosial budaya, kesehatan dan lain-lain. Dalam hal sarana kesehatan diusahakan dapat merata keseluruh pelosok desa. Contohnya puskesmas didirikan di setiap kecamatan, adanya balai-balai pengobatan 1

dan kegiatan-kegiatan yang berpengaruh dibidang kesehatan yang ada di tiap-tiap desa. Namun demikian sarana-sarana tersebut belum cukup untuk melayani kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Rumah Sakit di Indonesia saat ini sudah banyak yang telah mendapatkan status akreditasi yang baik, dan itu tidak lepas dari pelayanan Rumah Sakit yang baik pula. Tantangan terbesar dalam pelayanan di Rumah Sakit adalah terpenuhinya harapan masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit. Perawat merupakan salah satu profesi kesehatan yang memberikan pelayanan di Rumah Sakit. Di Indonesia, perawat profesional baru mencapai 2% dari total perawat yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan dua (Joeharno, 2008). Perawat sendiri dikenal sebagai sosok yang lembut dalam melaksanakan pekerjaannya berdasarkan cinta kasih. Akan tetapi dalam kenyataannya, sering kita mendengar kritik dan kecaman dari masyarakat terhadap sistem pelayanan yang kurang bermutu, profesional atau kurang empati dalam melakukan program pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit dan keluhan atas kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Mutu pelayanan di Rumah Sakit juga ditinjau dari sisi keperawatan yang salah satunya meliputi aspek motivasi kerja (Sutopo, 2003). Motivasi kerja adalah besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya. Hasil dari usaha ini tampak dalam bentuk penampilan kerja seseorang yang merupakan hasil interaksi atau fungsinya motivasi, kemampuan 2

dan persepsi pada diri seseorang. Dari dasar teori di atas menunjukkan bahwa setiap organisasi harus mempertahankan motivasi kerja dari tenaga kerjanya, karena motivasi kerja berpengaruh pada penampilan kerja (Sutopo, 2003). Motivasi tentu sangat erat kaitannya dengan kinerja. Teori Vroom menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kinerja seseorang dengan kemampuan dan motivasi yang dimiliki. Berdasarkan teori Vroom tersebut, kinerja (performance) seseorang merupakan fungsi dari kemampuannya (ability) dan motivasi (motivation). Kemampuan seseorang ditunjukkan dengan tingkat keahlian (skill) dan tingkat pendidikan (knowledge) yang dimilikinya, jadi dengan tingkat motivasi yang sama seseorang dengan skill dan knowledge yang lebih tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik (Warsito, 2010). Untuk mendorong semangat kerja karyawan juga diperlukan adanya hubungan kerja yang saling menguntungkan antara perusahaan dan karyawan. Karyawan memberikan prestasi untuk kemajuan perusahaan, sedangkan perusahaan memberikan kompensasi yang sesuai atas prestasi kerja yang telah diberikan karyawan terhadap perusahaan. Selain memotivasi karyawannya, pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan. Karena besar kecilnya kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, maka apabila sistem kompensasi yang diberikan perusahaan cukup adil untuk karyawan akan mendorong karyawan lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Kompensasi adalah penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja (Nawawi, 2001). Tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah kepuasan kerja, motivasi, ikatan kerja sama, pengadaan efektif, stabilitas karyawan, disiplin, serta 3

pengaruh serikat buruh dan pemerintah. Kompensasi juga merupakan bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan terhadap karyawan atas kontribusi mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Kompensasi bisa berupa finansial maupun nonfinansial. Finansial berupa gaji, tunjangan, bonus dan komisi. Sedangkan nonfinansial berupa pelatihan, wewenang dan tanggung jawab, penghargaan atas kinerja serta lingkungan kerja yang mendukung. Pemberian Kompensasi ini bisa berbentuk finansial langsung dan tidak langsung maupun non finansial. Kompensasi finansial langsung terdiri dari bayaran yang diperoleh karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus dan komisi. Kompensasi tidak langsung yang disebut juga dengan tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Kompensasi non finansial terdiri dari kepuasan yang diperoleh dari seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan fisik dimana orang tersebut bekerja. Tujuan kompensasi dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi kerja karyawan, mempertahankan karyawan, memperoleh karyawan yang lebih bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi para karyawan. Maka dari itu kompensasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas kinerja karyawan. Jika kompensasi perusahaan dirasakan adil dan kompetitif oleh karyawan maka perusahaan akan dengan mudah menarik sumber daya manusia yang potensial, mempertahankan serta memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan berkualitas. Pada akhirnya, perusahaan bukan hanya unggul dalam persaingan, namun juga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan mampu meningkatkan profitabilitas dan mengembangkan usahanya (Triyono Nugroho, 2009). Setiap perusahaan selalu 4

menginginkan produktivitas dari setiap karyawan meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memberikan motivasi yang baik kepada seluruh karyawan agar dapat mencapai prestasi kerja dan meningkatkan produktivitas. Kompensasi yang perusahaan berikan dapat memotivasi karyawan untuk memberikan kinerja yang maksimal. Rumah Sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit, diantaranya adalah akreditasi Rumah Sakit, yang saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit (Idayu, dalam Joeharno, 2011). Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk merupakan rumah sakit bertaraf Internasional yang terletak di Jalan Pantai Indah Utara 3, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara yang didirikan pada tahun 1997. Dengan menitikberatkan akan budaya belajar dan mengutamakan kepada pelayanan, Rumah sakit Pantai Indah Kapuk memiliki banyak jenis pelayanan yaitu pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap dengan kapasitas tempat tidur 225 tempat tidur dan dengan segala peralatan yang sudah canggih dan terletak strategis serta mudah dijangkau. Bagian lantai 5 ruang 1 dan ruang 2 RS PIK adalah ruangan khusus Anak, Ruang Umum dan Dewasa dengan kapasitas 70 tempat tidur. Dari data statistik rekam medis 3 bulan terakhir didapat data terjadinya BOR dibagian lantai 5 jumlah keseluruhan dari Ruang 1 Anak, Ruang 1 Umum dan Ruang 2. Mulai bulan April ke bulan Mei terjadi penurunan sebesar 5

19,84% dan dari bulan Mei ke Juni terjadi peningkatan sebesar 21,89 %. Dari hasil kotak saran yang disediakan ada beberapa pasien yang merasa kurang puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan. Tingkat kepuasan pasien merupakan tolak ukur baik buruknya pelayanan yang diberikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis melakukan observasi mengenai Apakah ada Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompensasi dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena langkah ini menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakekatnya merupakan perumusan pernyataan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah Motivasi dan Kompensasi berpengaruh terhapad Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk tahun 2013. 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah kaitannya dengan penelitian ini terbatas dan fokus pada: 1. Fokus pembahasan adalah perawat di ruang rawat inap lantai 2. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk 3. Banyak variabel yang mempengaruhi kinerja kerja perawat, dalam penelitian ini dibatasi pada variabel gaji, tunjangan dan lingkungan kerja. 6

1.4 Tujuan Penelitian a. Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh tentang hubungan motivasi kerja dan kompensasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk pada tahun 2013 b. Tujuan Khusus 1. Bagaimanakah motivasi kerja karyawan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh antara Motivasi terhadap Kinerja Kerja pada Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk? 3. Apakah terdapat pengaruh antara Kompensasi terhadap Kinerja Kerja pada Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk? 1.5 Kerangka pemikiran Di dalam suatu perusahaan faktor karyawan yang mengeluarkan pengorbanan dan kemampuan adalah merupakan faktor yang penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Di samping itupun tidak terlepas pula foktor-faktor lain yang ikut membantu proses produksi seperti peralatan, teknologi, modal dan faktor-faktor produksi lainnya. Kita ketahui pula bahwa setiap karyawan yang ada didalam perusahaan, masing-masing mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Dan dari timbulnya kebutuhan tersebut mendorong karyawan untuk lebih giat dan lebih baik lagi dalam melakukan pekerjaannya, sehingga apa yang dibutuhkan karyawan tersebut dapat terpenuhi. Untuk memotivasi karyawan, pemimpin harus mengetahui apa yang menjadi 7

faktor pendorong dalam memotivasi karyawan seperti adanya hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan, serta bentuk kompensasi khususnya gaji dan upah yang sesuai, kondisi tempat kerja yang nyaman, adanya penghargaan atas prestasi kerja karyawan, adanya pengakuan dan perlakuan yang adil. Jika kompensasi yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan karyawan, sementara itu karyawan telah memberikan tenaga dan pemikiran untuk kemajuan perusahaan, maka akan mengakibatkan menurunnya motivasi kerja karyawan. Mengingat pentingnya motivasi kerja karyawan bagi perusahaan, maka kebijaksanaan kompensasi yang diterapkan oleh perusahaan harus sesuai dengan keingginan dan pemenuhan kebututuhan karyawan. Motivasi tentu sangat erat kaitannya dengan kinerja kerja karyawan. Demikian pula dengan daya lingkungan kerja yang baik memberikan dampak positif dalam menyelesaikan pekerjaan. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Institusi Pelayanan Sebagai bahan pertimbangan bagi rumah sakit untuk mengambil kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan motivasi yang akhirnya akan menghasilkan kinerja kerja serta meningkatkan mutu pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai masukan proses pendidikan untuk membentuk pola motivasi yang dapat di terapkan pada peserta didik sejak dini, dan peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya kualitas kinerja perawat. 8

3. Bagi Peneliti Kegunaan untuk peneliti adalah bahwa penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan serta merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga sehingga di harapkan dapat berguna pada waktu terjun ke Rumah Sakit nanti 9