BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. si penutur menggunakan kata-kata seru untuk menggambarkan perasaannya

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang kata disebut tango. Matsumura dalam kamus Kokugo Jisho Dejitaru

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

Bab 2. Landasan Teori

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berapa Harganya? いくらですか

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

Bab 2 Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

Transkripsi:

1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, perasaan baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Chaer (2003:32) bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat. Menurut Murakami dalam Sudjianto dan Dahidi (2007:148) kata dalam behasa Jepang terdiri atas dua bagian besar, yaitu Jiritsugo (dapat berdiri sendiri) dan fuzokugo (tidak dapat berdiri sendiri). Kelas kata yang termasuk kedalam jiritsugo yaitu meishi (nomina), doushi (verba), keiyoushi (adjektiva-i), keiyoudoshi (adjektivana), fukushi (adverbia), rentaishi (prenomina), setsuzokushi (konjungsi), dan kandoushi (interjeksi). Sedangkan kelas kata yang termasuk kedalam fuzokugo yaitu joushi (partikel), dan joudoushi (verba bantu). Kandoushi (interjeksi) merupakan salah satu kelas kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang. Kandoushi (interjeksi) termasuk kedalam kelas kata jiritsugo. Kandoushi (nterjeksi) adalah bentuk yang tidak dapat diberi afiks dan tidak dapat menjadi subjek, objek, atau predikat dengan bentuk lain, dan dipakai dalam mengungkapkan perasaan, misalnya kata ah dalam bahasa Indonesia (Sudjianto dalam Yulian, 2004:109) Menurut Shimizu Yoshiaki dalam Sudjianto dan Dahidi

2 (2007:169), sesuai dengan huruf yang dipakai untuk menuliskannya, di dalam kandoushi terkandung kata-kata yang mengungkapkan perasaan seperti rasa terkejut dan rasa gembira, namun di dalamnya terkandung juga kata-kata yang menyatakan panggilan atau jawaban terhadap yang lain. Iie dan ie merupakan salah satu jenis kandoushi yang menyatakan jawaban. Contoh penggunaan kandoushi iie dapat dilihat pada percakapan berikut: (1) ときお : これ ほんの気持ちです どうぞ しずか : これはなんですか ときお : チョコレートです しずか : チョコレート 大好きなんです どうもありがとうございます ときお : いいえ Tokio : Kore, hon no kimochi desu. Douzo. Shizuka : Kore wan nan desuka. Tokio : Chokoreeto desu. Shizuka : Chokoreeto, daisuki nan desu. Doumo arigatou gozaimasu. Tokio : Iie. Tokio : Ini, ungkapan perasaan saya, silahkan. Shizuka : Ini apa? Tokio : Coklat. Shizuka : Coklat, saya sangat suka. Terimakasih banyak. Tokio : Sama-sama. (Darmawati, 2010: 49) (2) 鈴木 : もしもし 山田さんのお宅ですか 高橋 : いいえ 違います 鈴木 : すみません 間違えました では失礼します 高橋 : はい どうも Suzuki : Moshi-moshi, Yamada san no otaku desuka? Takahashi : Iie, chigaimasu. Suzuki : Sumimasen, machigaemashita. Dewa shitsureishimasu. Takahashi : Hai, douzo.

3 Suzuki : Halo, apakah di sini rumah keluarga Yamada? Takahashi : Bukan, anda salah. Suzuki : Maaf, telah salah sambung. Kalau begitu saya permisi. Takahashi : Iya, silahkan. (Darmawati, 2010:97) Berdasarkan contoh (1) dan (2), dapat dilihat bahwa tujuan penggunaan kandoushi iie pada masing-masing kalimat berbeda, tergantung pada konteks dan situasi tuturan tersebut. Penggunaan kandoushi iie yang terdapat pada contoh (1) bertujuan u ntuk menunjukkan pengertian atas tuturan dari lawan tutur sedangkan pada contoh (2) penggunaan kandoushi iie bertujuan untuk menunjukkan penyangkalan terhadap apa yang dikatakan oleh lawan tutur. Berdasarkan contoh tersebut, peneliti akan meneliti tujuan penggunaan kandoushi iie dan ie yang terdapat dalam drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso ( よろず占い処 陰陽屋へようこそ ) Episode 1-6 berdasarkan aspek-aspek tindak tutur yang dikemukakan oleh Leech. Drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso ini diangkat dari novel yang ditulis oleh Shoko Amano. Peneliti memilih drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso sebagai objek penelitian dikarenakan pada drama ini banyak terdapat penggunaan kandoushi iie dan ie yang dipakai dalam percakapannya, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan kandoushi iie dan ie dalam drama ini. Bahasa yang digunakan dalam drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso ini juga mudah dipahami, sehingga makna tersirat yang disampaikan oleh pengarang dapat tersampaikan. dari drama tersebut dapat mudah dipahami oleh penonton.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tujuan penggunaan kandoushi iie dan ie dalam drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso Episode 1-6 berdasarkan teori Watanabe Makoto dan aspek-aspek tindak tutur yang dikemukakan oleh Leech. C. Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian, agar terhindar dari penyimpangan atau perluasan yang tidak perlu. Pada penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, mengingat banyak sekali kandoushi (interjeksi) yang terdapat dalam bahasa Jepang, maka penelitian ini dibatasi pada tujuan penggunaan kandoushi iie dan ie berdasarkan teori Watanabe Makoto dan aspek-aspek tindak tutur yang dikemukakan oleh Leech. Penelitian ini termasuk ke dalam bidang studi pragmatik, peneliti akan mengambil data dari drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso ( よろず占い処 陰陽屋へようこそ ) Episode 1-6. D. Tujuan Penelitian

5 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan adalah menjelaskan bagaimana tujuan penggunaan kandoushi iie dan ie dalam drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso Episode 1-6 menggunakan teori Watanabe Makoto dan aspek-aspek tindak tutur yang dikemukakan oleh Leech tinjauan Pragmatik. E. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi peneliti khususnya dan pembelajar bahasa Jepang umumnya mengenai kandoushi (interjeksi) didalam bahasa Jepang, khususnya kandoushi iie dan ie yang peneliti teliti. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang penggunaan dari kandoushi iie dan ie. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya linguistik Jepang serta dapat menjadi informasi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya. F. Metode Penelitian Penelitian yang baik dan dapat mencapai hasil yang memuaskan jika penelitian tersebut menggunakan metode yang baik dan tepat. Suatu metode penelitian harus dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek penelitian. Menurut Kesuma (2007:6) metode penelitian bahasa menduduki tempat yang sangat penting dalam penelitian bahasa, karena berhasil atau tidaknya sebuah penelitian bergantung pada tepat atau tidaknya metode penelitian yang digunakan.

6 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif (Djanjasudarma, 2006:16). Metode kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tulisan dan lisan. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap perumusan / penyajian hasil analisis data. a. Tahap Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak. Menurut Mahsun (2005:90) metode simak merupakan cara yang digunakan untuk memeroleh data dengan cara menyimak penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Teknik dasar yang digunakan dalam metode simak adalah teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2005:90). Teknik lanjutannya peneliti menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) maksudnya adalah peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa dan peneliti tidak terlibat dalam peristiwa tutur yang sedang diteliti. Teknik catat dilakukan dengan memilah dan memilih data yang terdapat pada sumber data, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan keperluan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mencatat hasil penyimakan dari setiap ujaran yang menyatakan ujaran iie dan ie yang terdapat dalam drama

7 Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso Episode 1-6 dan dilanjutkan dengan pemeriksaan tuturan berdasarkan script. b. Tahap Analisis Data Setelah dilakukan pengumpulan data-data, tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Pada tahap ini peneliti menggunakan metode padan. Sudaryanto dalam Kesuma (2007:47) mengatakan bahwa metode padan merupakan metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti. Metode padan yang digunakan pada tahap ini adalah metode padan pragmatis. Menurut Kesuma (2007:49) metode padan pragmatis merupakan metode padan yang alat penentunya lawan tutur. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, misalnya satuan kebahasaan menurut reaksi atau akibat yang terjadi pada lawan tutur ketika satuan kebahasaan diuturkan oleh penutur. Teknik yang digunakan untuk membantu metode ini adalah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Menurut Sudaryanto (dalam Kesuma, 2007:51) teknik Pilah Unsur Penentu merupakan teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penetu yang berupa daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya. Daya pilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya pilah prgmatis, yang berarti daya pilah yang menggunakan mitra wicara sebagai penentu. Penjenisan kalimat menjadi kalimat berita, kalimat tanya, dan sebagainya ditentukan dari reaksi mitra bicara. c. Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

8 Tahap terakhir adala tahap penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil analisis data dapat digunakan dua metode, yaitu metode formal dan informal. Metode formal merupakan perumusan dengan tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode informal merupakan perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudar yanto, 1993:144). Pada penelitian ini peneliti memakai dua metode tersebut, yaitu secara formal maupun informal. G. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari tahu apakah sudah ada peneliti yang telah membahas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah peneliti lakukan, terdapat beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini. Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Ilvan Roza (2012) dalam jurnalnya yang bejudul Bentuk Kandoushi (Kata Seru) yang Menyatakan Outou (Jawaban). Dalam penelitiannya Ilvan meneliti tentang bentuk dan fungsi penggunaan kandoushi (kata seru) yang menyatakan outou (jawaban) dengan menggunakan tinjauan semantik. Dalam penelitiannya Ilvan menyimpulkan bahwa bentuk dan fungsi kandoushi (kata seru) yang menyatakan outou (jawaban), yaitu (1) menyatakan persetujuan (2) menyatakan penolakan (3) menyatakan penger tian (4) menyatakan kesangsian (5) menyatakan jawaban atas panggilan. Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Ilvan dengan penelitian ini adalah, pada

9 penelitiannya Ilvan meneliti tentang bentuk dan fungsi kandoushi yang menyatakan outou (jawaban) secara umum, sedangkan pada penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada kandoushi iie dan ie yang terdapat dalam Drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso. Penelitian yang kedua, dilakukan oleh Asmuliyati Nahnu (2014) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Komponen Makna Kandoushi Jenis Kandou (Suatu Tinjauan Semantik). Dalam penelitiannya Asmuliyati meneliti kosakata apa saja yang termasuk kandoushi jenis kandou, bagaimana komponen makna dari kosakata tersebut, dan juga apa persamaan dan juga perbedaan dari kosakata tersebut. Dalam penelitiannya Asmuliyati mengambil sumber data dari beberapa rekaman video variety show Ainori. Dalam penelitiannya Asmuliyati menyimpulkan bahwa terdapat 24 kosakata kandoushi jenis kandou yang terdapat dalam beberapa rekaman video veriety show Ainori, Asmuliyati juga membagi kosakata dalam beberapa kategori, yaitu kategori terkejut, heran, kagum, semangat, senang, dan bingung. Pada kosakata yang termasuk kategori terkejut, persamaan yang ditemukan sama-sama diucapkan dengan bunyi panjang tanpa tekanan, dan perbedaan dari kosakata tersebut spontan atau tidaknya kata tersebut diucapkan, serta kuat atau tidaknya emosi yang terdapat di dalamnya. Pada kategori heran, sama-sama ditemukan komponen makna berupa emosi kuat dan spontan, akan tetapi dari segi ada tidaknya tekanan dan atau bunyi panjang, ditemukan dua kosakata yang memiliki komponen makna yang berbeda yaitu えっ (e ) dan え ~ (e~). Pada kategori kagum, persamaannya adalah sama-sama diucapkan dengan bunyi panjang tanpa tekanan,

10 sedangkan perbedaannya terletak pada spontan atau tidaknya kata tersebut diucapkan serta kuat atau tidaknya emosi yang terdapat di dalamnya. Pada kata yang termasuk kategori semangat memiliki persamaan yaitu sama-sama diucapkan secara sengaja atau spontan dan tanpa bunyi panjang. Sedangkan perbedaannya terletak pada ada atau tidaknya tekanan dan kuat atau tidaknya emosi yang ada di dalamnya. Sedangkan untuk kata yang termasuk kategori senang dan bingung tidak ditemukan persamaan dan perbedaannya karena hanya ditemukan satu kosakata untuk masingmasing kategori. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Angga Permata Soni (2015) yang meneliti tentang Penggunaan Kandoushi Maa dalam Serial Drama Great Teacher Onitzuka Remake 2012 Tinjauan Pragmatik. Dalam skripsinya Angga menyimpulkan bahwa penggunaan kandoushi maa dalam serial drama Great Teacher Onitzuka Remake 2012 berdasarkan aspek-aspek situasi tutur yang dikemukakan oleh Leech, yaitu (1) Partisipan, berdasarkan usia kandoushi maa digunakan oleh remaja, dewasa dan tua. Berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan status sosial, dapat digunakan oleh semua kalangan. Berdasarkan tingkat keakraban, dapat digunakan kepada orang yang sudah dikenal ataupun yang baru dikenal. (2) Konteks tuturan, kandoushi maa dapat digunakan pada situasi informal. (3) Tujuan tuturan, kandoushi maa digunakan untuk menenangkan, menyatakan perasaan setuju, dan ungkapan yang digunakan ketika pertama kali mengetahui sesuatu diluar dugaan. (4) Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, kandoushi maa merupakan bentuk tindakan penutur untuk menenangkan, berfikir, dan memberikan pujian. (5) Tuturan sebagai produk tindak

11 verbal, kandoushi maa pada umumnya merupakan bentuk pernyataan. Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Angga dengan penelitian ini adalah peneliti akan meneliti tentang kandoushi iie dan ie yang termasuk kedalam jenis kandoushi yang menyatakan jawaban. H. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan juga berisi tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini. Bab III berisi tentang analisis terhadap data-data yang diperoleh dari drama Yorozu Uranaidokoro Onmyouya e Youkoso Episode 1-6. Bab IV berisi penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.