PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GUIDED TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 GUNUNG TALANG Novitri Averdini 1, Sofia Edriati 2, Lita Lovia 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat Novitriaverdini@yahoo.com ABSTRACT This research was aims to determine whether the mathematics learning outcomes of students by applying active learning strategies with a type Guided Teaching is better than the mathematics learning outcomes of students by applying conventional. The type of research is an experiment research, with population of all students of class VIII.1 Gunung Talang. The sampling technique was randomly selected in class VIII.1 as the experiment class and class VIII.2 as the control class. The research instrument used is the final test in the form of an essay. The technique of data analysis used one-tailed t-test. Based on the analysis of data obtained that the mathematics learning outcomes of student by applying active learning strategies with a type Guided Teaching better than the mathematics learning outcomes of student mathematics by applying conventional learning. Keywords : Learning Outcomes, Guided Teaching PENDAHULUAN Matematika merupakan dasar dari segala ilmu, oleh karena itu matematika hendaknya mendapat perhatian khusus agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Bentuk perhatian khusus itu dapat ditunjukkan dengan cara memperhatikan semua kebutuhan yang dapat mendorong keberhasilan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan menvariasikan metode pembelajaran dan mengemasnya semenarik mungkin sehingga menjadikan metematika sebagai mata pelajaran yang disenangi dan tidak ditakuti lagi. Hasil observasi yang dilakukan pada Tanggal 1 Oktober sampai 8 Oktober 2016 di SMPN 1 Gunung Talang, pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru. Siswa cendrung pasif dalam proses pembelajaran dengan banyak mendengarkan dan kurang mengembangkan ide atau
pemikirannya dalam belajar. Dalam kegiatan pembelajaran siswa hanya meneima konsep tanpa tahu bagaimana konsep itu dirumuskan dan bagaimana keterkaitan antar konsep. Diminta ataupun diberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang menjawab dan yang seringpun mnjawab siswa brkemampuan tinggi. Sedangkan yang lainnya tidak mengeluarka pendapatnya, hanya mendengarkan. Wawancara yang dilakukan dengan guru matematika di SMPN 1 Gunung Talang diperoleh informasi bahwa kecendrungan belajar di kelas VIII masih berpusat pada guru. Aktivitas belajar siswa juga kurang seperti inisiatif siswa dalam bertanya masih kurang dan siswa kurang berani mengungkapkan idenya secara individu. Dalam hal ini guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang berhubungan langsung dengan siswa. Di samping itu, guru bukan hanya sebagai pengajar di depan kelas, tapi juga sebagai motivator atau pembangkit motivasi dan minat siswa, sehingga bisa dikatakan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mencapai hasil yang optimal, guru berusaha memilih dan mencocokkan strategi yang akan dilaksanakan nantinya, sehingga dapat merangsang siswa untuk mau belajar lebih giat lagi dan lebih aktif lagi di dalam kelas serta belajar semaksimal mungkin. Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat membimbing siswa untuk belajar aktif adalah Guided Teaching. Menurut Silberman (2010:116) Guided Teaching adalah suatu perubahan cantik dari ceramah secara langsung dan memungkinkan guru mempelajari apa yang telah diketahui dan dipahami para siswa sebelum membuat poin-poin pengajaran. Strategi ini sangat berguna ketika megajarkan kosepkonsep abstrak. Sedangkan menurut Hisyam Zaini (2008 : 37) Guided Teaching adalah strategi bertanya kepada peserta didik satu atau dua pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik atau untuk memperoleh kesimpulan kemudian membaginya kepada kategori. Menurut Silberman (2009:116) dan Istarani (2011:227) langkah-
langkah strategi Guided Teaching ada beberapa langkah. Pertama, guru mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat membuka pemikiran siswa yang mana pertanyaan tersebut bersifat terbuka atau memiliki banyak jawaban. Contohnya bagaimana kamu menjelaskan kecerdasan seseorang?. Kedua, pertanyaan yang diberikan didiskusikan siswa secara berkelompok. Ketiga, jawaban yang telah didiskusikan ditulis dan dikelompokkan di papan tulis. Kelima, guru menyajikan poin-poin pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Kelima, siswa membandingkan atau mencocokkan kesesuaian jawaban mereka dengan poin yang disajikan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Guided Teaching lebih baik daripada hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang Kabupaten Solok. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Juli sampai tanggal 22 Juli 2017 pada Tahun Pelajaran 2017/2018. Tempat penelitian ini dilakukan di kelas VIII 1 SMPN 1 Gunung Talang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang Tahun Pelajaran 2017/2018. Teknik pengambilan sampel dilaksanakan secara acak, terpilih kelas VIII 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir. Tes diberikan pada akhir pertemuan di kelas eksperimen dan kontrol. Bentuk tes yang digunakan adalah soal esai. Teknik analisis data tes akhir yang digunakan adalah ujit. Untuk pengujian tersebut digunakan uji-t, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239) : dengan:
( ) ( ) Keterangan: rata-rata nilai kelas eksperimen rata-rata nilai kelas kontrol jumlah siswa kelas eksperimen jumlah siswa kelas kontrol simpangan baku kelas eksperimen simpangan baku kelas kontrol terima Kriteria pengujian adalah dengan dk = ( lainnya. jika - 2 ) dan tolak jika t mempunyai harga-harga HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan nilai terendah, seperti terlihat pada tabel 1: Tabel 1. Rata-rata, Simpangan Baku, Nilai Tertinggi Dan Terendah Kelas Sampel Kelas S Eksperimen 78 12,97 100 55 Kontrol 68 10,11 86 50 Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa simpangan baku siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada simpangan baku siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai siswa kelas kontrol. Meskipun demikian rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata siswa kelas kontrol. Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh diperoleh dan, karena t hitun > t maka hipotesis penelitian diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe Guided Teaching lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang. Penelitian yang dilakukan di SMPN 1 Gunung Talang berjalan cukup baik. Proses pembelajaran pada kelas sampel dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Guided Teaching berjalan cukup baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Strategi belajar aktif tipe Guided Teaching diterapkan di kelas eksperimen. Pembelajaran yang diawali dengan siswa menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan
guru. Kemudian guru mengelompokkan jawaban siswa dan menyajikan poin pembelajaran, lalu guru meminta siswa membandingkan jawaban mereka dengan poin yang disajikan guru. Lembar hasil diskusi siswa dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Lembar diskusi siswa Berdasarkan gambar di atas, siswa tidak menjawab soal no 2c yang mana perintah soal meminta siswa mendapatkan pola ke-n dari gambar yang diberikan. Pada soal no 1b ada kekeliruan dalam menyimpulkan pola ke-n dari pola bilangan ganjil. Sedangkan pada soal no 3c, siswa sudah mencoba menemukan pola ke-n dari gambar yang diberikan hanya saja siswa tidak dapat menyimpulkannya pola ke-n yang diminta soal. Berdasarkan analisis data tes akhir siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe Guided Teaching lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriani (2016) bahwa strategi pembelajaran aktif tipe Guided Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang dengan menggunakan pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA Adriyani, Yuliza. 2016. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Guided Teaching terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Irianto, Agus. 2014. Statistik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Untuk Kerja.Yogyakarta: Depdiknas. Siberman, Melvin. 2009. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusamedia dan Nuansa. Sudjana. (2005). Metoda Statistik. Bandung : Trasito. Zaini, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.