BAB I PENDAHULUAN. mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Febby Achmad Suryadipura, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN HIPPII MPUSAT DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN IPCN

TEKNIK KOMUNIKASI KUNCI KESUKSESAN

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

KOMUNIKASI NON VERBAL

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

MENJADI GURU PROFESIONAL

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL. Presented by : Dr. Mohammad Yamien,M.Si

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

ABV 3.1 KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MIKRO DALAM KIP/KONSELING KB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh :

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

PENGANTAR ETIKA PROFESI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB II KAJIAN TEORETIS. Pengertian perilaku bertanggung jawab Menurut Adiwiyoto (2001: 2)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membuat. daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia.

KOMUNIKASI EFEKTIF. Memudahkan dalam memenuhi kebutuhan kita dengan cara menumbuhkan rasa hormat, percaya dan harmoni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

PERLINDUNGAN HUKUM PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung diruang-ruang kelas.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL PERSEPSI INTERPERSONAL DAN KONSEP DIRI

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Psikologi Konseling. Ketrampilan Dasar Konseling II. Tazkia Edelia Sumedi M.Psi. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Komunikasi yang efektif. Auliana Farrabbanie

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Unsur unsur kebudayaan

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau ketrampilan yang memiliki standar mutu atau norma etika tertentu. Sudarwan Danim (2010:17). Guru Sejati tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga berbudi pekerti dan dapat menjadi contoh bagi siswa. Pengaruh seorang guru terhadap anak didik hampir sebesar pengaruh orang tua terhadap anak. Pengaruh guru terhadap siswa sangat besar, termasuk dalam pembentukan karakter. Tugas mengajar merupakan profesi moral. Di samping harus memiliki kedalaman ilmu pengetahuan, guru meski seorang yang bertakwa dan berakhlak baik atau berkelakuan baik. Perilaku guru langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap siswa. El Fanany (2013:5-6). Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu tidak terlepas kaitannya dengan dunia pendidikan terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memegang peranan penting. Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sudah sewajarnya matematika sebagai pelajaran wajib dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa di sekolahsekolah. Ruseffendi mengatakan matematika penting sebagai pembimbing pola 1

2 pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Oleh sebab itu guru mempunyai peran penting membantu siswa agar dapat belajar matematika dengan baik. Imam Musbikin (2010:59) dalam bukunya Ensiklopedia Hasil Penelitian ilmiah Terpopuler dan Terpenting mengemukakan bahwa sebagai seorang Profesional, kemampuan berkomunikasi sangat diperlukan dalam menjalankan profesinya. Tanpa komunikasi yang efektif, tidak akan ada manajemen yang baik, karna tidak ada inovasi, saling pengertian, dan koordinasi. Komunikasi yang buruk dan tidak efektif juga pertanda sesorang kurang mampu mengungkapkan pemikiran, Sehingga ia tidak mendapatkan tanggapan yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan yang tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melukis semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Elfanany (2013:19). Kenyataanya sekarang ini masih banyak guru matematika yang terkesan menakutkan saat mengajar hal ini disebabkan karna ekspresi wajah, intonasi atau penekanan volume suara, kontak mata maupun gestur tubuh tidak disukai siswa, apabila seorang guru mengajar dengan ekspresi yang menyenangkan maka siswa akan nyaman dalam menerima pelajaran, sebaliknya jika seorang guru dalam proses belajar terlihat marah-marah maka siswa pun akan merasa tertekan. 2

3 Dalam pembelajaran matematika komunikasi non verbal ini sangat perlu diterapkan oleh guru, apalagi mata pelajaran matematika terkesan adalah mata pelajaran yang sulit sehingga kurang disenangi maka hal tersebut juga akan berpengaruh pada persepsi siswa terhadap guru matematika tersebut. Ekspresi wajah guru merupakan saluran ekspresi emosi guru dan kontak mata guru berperan dalam hubungan interpersonal antara guru dan siswa. Respon siswa terhadap ekspresi wajah dan kontak mata yang dipergunakan oleh guru dalam kelas pembelajaran bermacam-macam.. Bila guru matematika masuk ke kelas dengan ekspresi wajah senyum dan kontak mata dengan siswa, dimaknai siswa bahwa guru mengajar dengan perasaan bahagia atau senang, maka siswa mempersepsikan pembelajaran akan berlangsung dengan menyenangkan. Dalam kondisi ini siswa merasa lega dan nyaman untuk memulai pelajaran dan mau melibatkan diri dalam pembelajaran secara aktif. Bila guru masuk ke kelas dengan ekspresi wajah tanpa senyum dan tidak ada kontak mata dengan siswa maka siswa mempersepsikan guru mengajar dengan perasaan tidak senang, sedang marah atau sedang ada masalah. Setelah dilakukan observasi di salah satu sekolah Menengah Atas, 40 siswa diberikan kuisioner dan siswa diminta untuk menulis tentang guru matematika seperti apa yang mereka inginkan dan guru matematika seperti apa yang mereka tidak sukai selama proses pembelajaran matematika di dalam kelas, ternyata hampir semua menulis bahwa mereka menginginkan guru matematika yang mengajar dengan ekspresi yang menyenangkan seperti murah senyum, menggunakan intonasi suara dengan tepat, tidak membuat gerakan seperti 3

4 menunjuk dengan jari telunjuk kepada siswa untuk memerintah, berpenampilan baik dan guru yang tidak membuat jarak dengan siswa. Hal tersebut jika tidak diterapkan dengan baik akan menyebabkan siswa selama menerima pelajaran matematika memiliki perhatian yang kurang, tidak memiliki kesungguhan belajar, kurang semangat, acuh tak acuh maupun perasaan negatif lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui tentang komunikasi non verbal guru matematika menurut persepsi siswa dengan judul : "Deskripsi Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Non Verbal Guru Dalam Pembelajaran Matematika Di Madrasah Aliyah Alkhairaat Bintauna. 1.2 Identifikasi Masalah 1) Mata pelajaran matematika masih terkesan kurang disukai oleh siswa 2) Persepsi siswa terhadap guru matematika saat mengajar berbeda-beda. 3) Guru kurang memahami bahwa komunikasi non verbal merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran sehingga hanya terfokus pada komunikasi verbal. 4) Guru matematika masih jarang menerapkan komunikasi non verbal yang sesuai dalam pembelajaran matematika. 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran persepsi siswa tentang komunikasi non verbal guru dalam pembelajaran Matematika di Madrasah Aliyah Alkhairaat Bintauna? 4

5 1.4.Batasan Masalah Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas yaitu gambaran persepsi siswa tentang komunikasi non verbal guru dalam pembelajaran Matematika di Madrasah Aliyah Alkhairaat Bintauna, yaitu hanya terbatas pada aspek kinestik, proksemik, artifaktual, paralinguistik dan sentuhan. 1.5.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai persepsi siswa tentang komunikasi non verbal guru dalam pembelajaran matematika di Madrasah Aliyah Alkhairaat Bintauna. 1.6.Manfaat Penelitian 1) Memberikan penjelasan tentang komunikasi non verbal bagi guru. 2) Pembelajaran matematika lebih efektif jika guru menerapkan komunikasi non verbal dengan tepat. 3) Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah 4) Meningkatkan pengetahuan akan apa yang diinginkan siswa kepada guru tentang komunikasi non verbal pada proses pembelajaran matematika. 5) Bagi Peneliti sendiri: untuk mengembangkan diri dalam usaha berperan serta meningkatkan pembelajaran matematika di sekolah. 5