BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Credit Union pertama kali dirintis oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen (1818-1888) di Jerman kemudian mengalami perkembangan pesat sebagai lembaga keuangan yang modern, maju, luas dan berkembang sampai ke negara-negara Asia, salah satunya negara Indonesia. Asal kata Credit Union (CU) dari bahasa Latin Credere yang artinya percaya dan Union atau unus berarti kumpulan. Sehingga Credit Union memiliki arti kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan. Induk organisasi Credit Union dunia Word Council of Credit Unions (WOCCU) merumuskannya sebagai berikut member-owned not-for-profit financial cooperatives that provide savings, credit and other financial services to their members. Credit Union membership is based on a common bond, a linkage shared by savers and borrowers who belong to a specific community, organization, religion or place of employment. Credit Unions pool their member s saving deposit and shares to finance their own loan portfolios rather than they rely on outside capital. Members benefit from higher returns on savings, lower rates on loans and fewer fees on average. ( Koperasi jasa tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, kepemilikannya dimiliki anggota, menyelenggarakan 1
tabungan, pinjaman dan pelayanan keuangan lainnya kepada para anggotanya. Keanggotaan Credit Union berdasarkan pada ikatan kebersamaan, merupakan sebuah pertalian hubungan antara penabung dan peminjam yang sama-sama menjadi anggota komunitas organisasi, lembaga keagamaan atau kesatuan tempat kerja tertentu. Credit Union mengumpulkan simpanan tabungan dan saham para anggotanya untuk mendanai pinjamannya daripada menggantungkan diri pada sumber keuangan dari luar. Anggota mendapat keuntungan sebagai pemilik Credit Union dari balas jasa simpanan yang tinggi, balas jasa simpanan yang lebih rendah dan dengan rerata biaya yang lebih sedikit. Berikut Struktur jaringan organisasi Credit Union tingkat dunia: WOCCU(World Council Of Credit Union),ACCOSCA(The Afrika Cooperative and Credit Association),AFCUL(The Australian Federation of Credit Union Limited), CUNA(The Credit Union National Association (USA)), ACCU(The Asian Confederation of Credit Union (Bangkok)), CCS(The Canadian Cooperative Credit Society), CCCU(The Caribbean Confederation of Credit Union), COLAC(The Confederation Latino Americana de Cooperative de Alhoro), INKOPDIT (Induk Koperasi Kredit), PUSKOPDIT(Pusat Koperasi Kredit (Credit Union Sekunder)), CU(Credit Union (Primer)), Anggota (Masyarakat anggota Credit Union). Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 19 tahun 2015 bahwa dalam rangka meningkatkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, perlu mengembangkan akses pembiayaan dari perbankan dan 2
lembaga keuangan bukan bank bagi usaha mikro, kecil, dan menengah dan untuk meningkatkan tata kelola yang baik (good governance) pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat. Pengertian koperasi menurut undang-undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 yaitu badan hukum yang didirikan orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi Koperasi adalah perusahaan yang mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba (Putu Trisna Ganitri, I Wayan Suwenda, Ni Nyoman Yulianthini;e-journal:2014). Pertumbuhan Credit Union Indonesia mengalami peningkatan yang menyebabkan dunia keuangan harus mampu bersaing. Kontribusi Credit Union dalam perekonomian sangat besar. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah berdampak pada menurunnya kinerja perbankan nasional, artinya lembaga-lembaga keuangan mengalami dampak dari krisis badai tersebut, menyusul terjadinya stagnasi perekonomian global yang berdampak pada krisis nasional. Namun perkembangan Credit Union tetap stabil bahkan menurut statistic report WOCCU tahun 2011 hingga 2014 mengalami perkembangan yang signifikan, seperti pada diagram dibawah ini 3
2500 2000 1500 1000 500 2011 2012 2013 2014 0 Members Saving & Shares Loans Reserves Assets Gambar 1.1 Diagram Perkembangan CU di Indonesia Pada diagram diatas menunjukkan bahwa perkembangan anggota pada tahun 2011 sampai 2015 tetap stabil, pada simpanan anggota dan peredaran dana tetap stabil walau pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup besar dan mengalami penurunan pada tahun 2013, pada tahun 2014 dapat dipertahankan dalam kondisi stabil. Tahun 2014, dunia masih mengalami krisis yang berdampak terhadap perekonomian di Indonesia, nilai mata uang Rupiah melemah terhadap dollar Amerika, namun Credit Union mampu mewujudkan terlaksananya restrukturisasi sektor keuangan nonperbankan secara efektif, dengan bentuk struktur lembaga keuangan yang sehat dan memiliki daya saing melalui proses pelaporan keuangan. Potensi Credit Union merupakan roda penggerak perekonomian masyarakat dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Krisis memang bisa terjadi kapan saja ketika keadaan ekonomi semakin sulit, Credit Union 4
diharapkan mampu menunjang perbaikan sektor riil dan moneter. Credit Union mendorong masyarakat untuk berinvestasi dan menjadi bagian dari keanggotaan dan pemilik saham. Aktifitas investasi merupakan aktifitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi anggota Credit Union memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja lembaga maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara, informasi yang diperoleh lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan (Laksono:2006). Penulis tertarik untuk meneliti lembaga keuangan mikro yang memiliki keunikan selain memikirkan pertumbuhannya sebagai lembaga keuangan namun juga memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia dalam mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, kemanfaatan yang sesuai dengan masyarakat Indonesia yang tercermin dalam penyajian laporan keuangan. Pada penelitian terdahulu umumnya dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan pengukuran kinerja keuangan credit union biasanya dengan analisis PEARLS sedangkan penulis menerapkan pada lembaga keuangan non perbankan Credit Union yang diukur dengan NPL, NIM, ROA dan CAR. Penelitian yang dilakukan oleh Dini Attar, Islahuddin, M. Shabri (2014) pada perbankan yang terdaftar di 5
Bursa Efek Indonesia menyimpulkan bahwa secara bersama variabel Non Performing Loan(NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO), secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA dan ROE), variable Non Performing Loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan., secara parsial BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mentari Anggraeni, Moch Dzulkirom AR dan Muhammad Saifi ( 2015) analisis data dengan menghitung risk profile terdiri dari risiko kredit dan risiko likuiditas (LDR), Good Corporate Governance, Earnings terdiri dari Return On Asset dan Net Interest Margin, serta rasio permodalan menunjukkan bahwa penilaian tingkat kinerja BRI dan BRI Syariah dengan Analisis RGEC( Risk Prifile, Good Corporate Governance, Earnings and Capital) pada periode 2011-2013 secara keseluruhan sehat. Penelitian Miftah Agustin Safariah(2015) menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh Risk Profile (NPL), Earnings yang diiukur dengan ROA dan BOPO serta permodalan(car) tetapi tidak dipengaruhi oleh Risk Profile yang diukur dengan likuiditas (LDR ). Berdasarkan gambaran diatas penulis tertarik untuk menerapkan penelitian tersebut terhadap kinerja keuangan pada lembaga keuangan Credit Union yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tingkat kinerja lembaga keuangan Credit Union dengan pelaksanaan keputusan Presiden tentang 6
pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam tulisan dengan judul Pengaruh Adequacy Ratio, Non Performing Loan Dan Loan to Depsit Ratio Terhadap Profitabilitas Credit Union B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Apakah Capital yang diukur dengan CAR berpengaruh terhadap Profitabilitas Credit Union? 2. Apakah Risk Profile yang diukur dengan NPL berpengaruh terhadap Profitabilitas Credit Union? 3. Apakah Risk Profile yang diukur dengan LDR berpengaruh terhadap Profitabilitas Credit Union? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1) Untuk menganalisis pengaruh permodalan yang diukur dengan CAR terhadap profitabilitas Credit Union. 2) Untuk menganalisis adanya pengaruh risiko kredit yang diukur dengan NPL terhadap profitabilitas Credit Union. 3) Untuk menganalisis adanya pengaruh risiko likuiditas yang diukur dengan LDR terhadap profitabilitas Credit Union. 2. Kontribusi Penelitian 1) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemikiran, wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non 7
Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas Credit Union serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata satu. 2) Bagi Akademik Sebagai bahan pustaka yang diharapkan dapat menambah pemahaman secara mendalam mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas Credit Union. 3) Bagi Lembaga Keuangan Credit Union Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pihak lembaga tentang wawasan dan pemahaman pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas Credit Union sehingga dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntasi yang berterima umum yang berlaku di Indonesia yang dapat meningkatkan kinerja manajemen dalam mengelola permodalan yang dipercayakan pihak ketiga agar dapat mencapai tujuan dalam pembiayaan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan keputusan presiden no 19 tahun 2015. 8