FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BOGEM KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI RatnaWardani Prodi IlmuKesehatanMasyarakat STIKes Surya MitraHusada Kediri ratnawardani1978@yahoo.com ABSTRAK Lingkungan yang sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai (pembuangan sampah, jamban, perumahan dan permukiman sehat).pada kenyataannya harapan tersebut belum tercapai hingga saat ini dengan bukti angka kejadian penyakit infeksi masih tinggi demikian juga angka kepemilikan jamban masih rendah.cakupan kepemilikan jamban yang digunakan oleh masyarakat bila ditinjau dari kualitas masih bervariasi.angka cakupan jamban yang sehat dapat dipengaruhi banyak factor salah satunya adalah perilaku buang air besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jenis kepemilikan jamban. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan crosssectional. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Proporsional Random Sampling dengan jumlah responden sebanyak 233 yang meliputi empat dusun. Dari hasil analisis statistika menunjukkan bahwa factor pengetahuan, sikap, dan perilaku mempengaruhi secara signifikan jenis kepemilikan jamban. SOME FACTORS THAT INFLUENCE THE TYPE OF PRIVY OWNERSHIP IN BOGEM VILLAGE, GURAH SUB-DISTRICT KEDIRI RatnaWardani Prodi IlmuKesehatanMasyarakat STIKes Surya MitraHusada Kediri ratnawardani1978@yahoo.com ABSTRACT Healthy environment is an environment free of pollution, clean water available, environmental sanitation adequate ( waste disposal, a privy, housing and healthy residential ). In fact it was not yet made until now with proof incidence of infection diseases is still high similarly the privy ownership is still low. The scope of the ownership of a privy used by the community if in terms of quality still variety.number of scope of the healthy privy can be influenced many factor one of them is the behavior of defecation. This research aims to understand the factors that affect the type of ownership of a privy. Research method used is correlational with the crosssectional approach. The acquired sampling technique is using proportional random sampling with the number of respondents 233 which cover 4 dusun. The statistic analysis showed that knowledge factor, the attitude, and behavior significantly affect the type of ownership of a privy.
Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Hartono, 2006).Lingkungan yang sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai (pembuangan sampah, jamban, perumahan dan permukiman sehat). Pada kenyataannya harapan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat belum tercapai hingga saat ini dengan bukti angka kejadian penyakit infeksi masih tinggi demikian juga angka kepemilikan jamban masih rendah.di Indonesia layanan sanitasi dasar yang aman baru tercapai 32,47% penduduk di perdesaan. Kepemilikan jamban keluarga juga masih rendah yaitu hanya ±22% penduduk belum mempunyai jamban (Dirjen Cipta Karya, 2010). Di Jawa Timur hingga 2012tercatat 837.724 penderita diare, dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03% (Dinkes Jatim, 2012).Khusus di Puskesmas Gurah selama tahun 2011 terdapat 816 penderita (15,3%) dari seluruh kunjungan pasien (Puskesmas Gurah, 2013). Angka cakupan jamban yang sehat dapat dipengaruhi banyak factor salah satunya adalah perilaku buang air besar. Menurut Notoatmodjo (2003) faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal (lingkungan). Secara lebih terperinci perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) perilaku seseorang terbentuk dari 3 faktor yaitu predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan sebagainya), pendukung (lingkungan fisik, fasilitas) dan pendorong (petugas kesehatan, petugas lain, kelompok referensi). Menurut Snehendu dalam Notoatmodjo (2003) perilaku itu merupakan fungsi dari niat, dukungan sosial, informasi, otonomi pribadi dan situasi yang memungkinkan. Menurut Tim kerja WHO dikutip Notoatmodjo (2005) faktor tersebut meliputi pemikiran dan perasaan, acuan atau referensi dari seseorang yang dipercayai, sumber daya untuk berperilaku dan sosio budaya. Selain itu sesuai konsep perilaku dirumuskan K-A- P (knowledge-attitudde-practice), artinya tindakan didahului oleh sikap, dan sikap yang terbentuk akan didahului oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Konsep Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi (Mubarak, dkk, 2007). Konsep Sikap Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2004). Formulasi menurut Thrustone mengatakan bahwa sikap adalah derajad afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis (Azwar, 2008). Menurut Azwar (2008 ) berbagai faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media
massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Konsep Perilaku Menurut Suliha (2002) perilaku adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan, yang dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang. Sedangkan menurut Notoatmojo (2003) menjelaskan bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) perilaku dipengaruhi 3 faktor yaitu faktor pendahulu, pemungkin dan penguat. Teori Pembuangan Air Besar Pembuangan air besar atau pembuangan kotoran manusia adalah upaya membuang air besar atau kotoran manusia. Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat tersebut bisa berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO 2. Khusus pembuangan tinja dan urine memerlukan tempat khusus untuk pembuangan yang disebut jamban atau kakus (latrine) (Notoatmodjo, 2003). Teknologi pembuangan kotoran manusia atau jamban di pedesaan sudah tentu berbeda dengan perkotaan. Tipe jamban sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain jamban cemplung atau kakus (pitlatrine), jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine), jamban empang atau kakus kolam (fishpond latrine), jamban pupuk (the compost privy), dan septick tank (Notoatmodjo, 2005). Jenis jamban antara lain jamban cemplung atau galian, jamban sistem leher angsa, jamban septik tank ganda (Menristek, 2009). METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik korelational dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini sampelnya adalah sebagian rumah Desa Bogem Kecamatan GurahKabupaten Kediri. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil masing kelompok (Dusun) secara proporsional (Machfoedz, dkk., 2005). Hasil Dan Pembahasan Tabel 1. Pengetahuan tentang jenis kepemilikan jamban di Desa Bogem Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Pengetahuan Frekuensi Prosentase Baik 80 34,4 Cukup 121 51,9 Kurang 32 13,7 Dari hasil pada table 1 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup mengenai jenis kepemilikan jamban sebanyak 121 responden (51,9%).
Tabel 2. Sikap tentang jenis kepemilikan jamban di Desa Bogem Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Sikap Frekuensi Prosentase Positif 152 65,3 Negatif 81 34,7 Dari hasil pada table 2 dapat di ketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif sebanyak 152 (65,3%). Tabel 3. Perilaku tentang jenis kepemilikan jamban di Desa Bogem Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Perilaku Frekuensi Prosentase Positif 147 63,1 Negatif 86 36,9 Dari hasil pada table 3 dapat di ketahui bahwa lebih dari separuh responden memiliki perilaku positif sebanyak 147 (63,1). Tabel 4 Jenis Kepemilikan Jamban di Desa Bogem Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Jenis Frekuensi Prosentase Leher Angsa 124 53,2 Dengan Septick tank Plengsengan 44 18,9 Cemplung 65 27,9 Dari Tabel 4, diketahui bahwa sebagian besar responden sudah menggunakan jamban leher angsa dengan septick tank sebanyak 124 (53,2%). Tabel 5 hasil analisis regresi multinominal Effect Chi-square sig Intercept 1,495 0,474 Pengetahuan 9,315 0,009 Perilaku 6,719 0,035 Sikap 6,866 0,032 Dari Tabel 5 diketahui bahwa pengetahuan dengan nilai sig 0,009 0,05 berarti ada pengaruh pengetahuan terhadap jenis kepemilikan jamban, perilaku memiliki nilai sig 0,035 0,05 berarti ada pengaruh perilaku terhadap jenis kepemilikan jamban, melalui perilaku yang positif maka sarana buang air besar selalu digunakan sehingga secara tidak langsung responden selalu kontak dengan sarana yang dimilikinya. Dan sikap dengan nilai sig 0,032 0,05 yang berarti bahwa sikap mempengaruhi jenis kepemilikan jamban di Desa Bogem Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Didapatkannya ada pengaruh sikap terhadap jenis kepemilikan jamban disebabkan sebagian besar responden memiliki sikap positif tentang sarana buang air besar dalam hal ini model jamban leher angsa dengan septick tank. Dengan sikap positif tentang sarana buang air besar maka perilaku responden dalam buang air besar juga menjadi positif sehingga responden selalu menggunakan sarana buang air besar yang dimiliki. Berdasar hasil penelitian didapatkan sebagian besar jenis jamban adalah leher angsa dengan septick tank. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk menggunakan jamban
yang tertutup sehingga tidak mudah di hinggapi oleh lalat. Sebagian besar jamban tidak berbau dan tidak dapat dijamah serangga dan tikus. Sebagian besar jamban memilik lantai cukup luas dan miring kearah lubang jongkok. Sebagian besar jamban terbuat dari bahan kuat dan tahan lama. Sebagian besar jamban dilengkapi dinding kedap air, berwarna terang dan atap pelindung. Hampir seluruh jamban memiliki penerangan yang cukup. Sebagian besar jamban memiliki lantai kedap air. Sebagian besar jamban memiliki luas ruangan cukup dan atap tidak terlalu rendah. Hampir seluruh jamban memiliki ventilasi yang baik. Sebagian besar jamban tersedia air dan alat pembersih. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya (Duadan Sonny Keraf, 2001). Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2004). Dengan pengetahuan yang dimilikinya mendorong masyarakat untuk memiliki jenis jamban yang dapat menghindarkan merekadari kontaminasi yang disebabkan oleh tinja. Masyarakat mengetahui bahwa kontaminasi tinja dapat berimbas langsung kepada makanan, minuman, dan sayuran. Menurut Suliha (2002) perilaku adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan, yang dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang. Perilaku merupakan perwujudan dari pengetahuan dan sikap responden. Pada responden yang setiap hari buang air besar di jamban akan selalu menggunakan jamban yang dimilikinya. Dengan selalu menggunakan setiap hari maka responden akan selalu kontak sehingga secara tidak langsung responden akan selalu memperhatikan kondisi jambannya. Apabila kondisi jamban tidak memenuhi syarat maka pengguna jamban akan merasa kurang nyaman sehingga responden merasakan perlunya menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu akan menimbulkan motivasi untuk memiliki jamban yang bersih, tidak berbau, kuat, tertutup, ada atap dan tersedia bak air yang mencukupi untuk menggelontor kotoran yang dikeluarkannya. Apabila belum memiliki jamban yang memenuhi syarat paling tidak responden akan menjaga kebersihan jamban yang dimilikinya agar nyaman untuk digunakan. DAFTAR PUSTAKA Azwar. S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Liberty. Ditjen Cipta Karya. 2009. Buletin Cipta Karya. http://ciptakarya.pu.go.id /index.php?option=com_content&tas k=view&id=127 Duadan Sonny Keraf. 2001. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta : Kanisius. Hartono, B. 2006. Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK. Jakarta : Depkes R.I. Machfoedz, Ircham, dkk.(2005).metode Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan, dan Kebidanan. Ed. 2. Yogyakarta : Fitramaya. Menristek. 2009. Teknologi Tepat Guna. http://www.iptek.net.id Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Rineka Cipta. Setiadi, 2007. KonsepdanPenulisanRisetKeperawat an. Yogyakarta : GrahaIlmu. Suliha, U. dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial (SuatuPengantar). Yogyakarta : ANDI.