BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik Derings merupakan salah satu program acara yang hanya dimiliki oleh Trans TV. Kebijakan dari Trans TV menetapkan setting tempat atau panggung acara musik Derings berada di lingkungan gedung Trans TV. Pengumpulan informasi dari responden dilakukan di lokasi acara musik Derings tersebut. Pengumpulan data primer dilaksanakan pada Tanggal 17 sampai 1 Mei 010 melalui penyebaran kuesioner kepada responden penelitian. Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan sebelumnya, yaitu pada Tanggal 10 sampai 11 Mei 010 terhadap 15 orang responden yang juga merupakan khalayak langsung acara musik Derings namun pada Minggu dan episode yang berbeda. 3. Teknik Pemilihan Responden Responden penelitian merupakan khalayak langsung acara musik Derings Trans TV yang menonton acara tersebut pada Minggu ketiga, Bulan Mei 010. Pemilihan responden menggunakan metode purposive accidental (sengaja) untuk mendapatkan responden yang dijadikan subjek penelitian yaitu sebanyak 40 orang responden. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui (tidak memiliki kerangka sampling), sehingga jumlah responden sebanyak 40 orang dapat mewakili khalayak langsung acara musik Derings. Selain itu jumlah tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa responden dapat mewakili populasi khalayak langsung yang dapat mengemukakan pendapat mengenai acara musik Derings Trans TV. Unit analisis penelitian ini adalah individu. 3.3 Metode dan Langkah Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner sebagai alat
pengumpulan data pokok yang dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi yang kemudian diolah dan dianalisa melalui pengujian Hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 1989). Data kuantitatif tersebut didukung oleh data kualitatif yang didapatkan melalui wawancara mendalam dengan pedoman pertanyaan serta observasi lapang secara langsung mengenai penayangan acara tersebut. Wawancara mendalam dilakukan kepada responden dan pihak dari acara musik Derings Trans TV. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi (Singarimbun dan Effendi, 1989). Data primer juga dihasilkan dari wawancara mendalam terhadap setiap responden. Data sekunder diperoleh dari penelusuran literatur-literatur, dokumen-dokumen dan informasi yang berasal dari informan. Informan merupakan pihak acara musik Derings dan koordinator khalayak langsung acara musik Derings. Kuesioner yang disebar dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor intrinsik responden. Bagian dua berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor ekstrinsik responden mengenai acara musik Derings. Bagian ketiga berisikan pernyataan-pernyataan mengenai motivasi khalayak langsung dalam menonton acara musik Derings. Bagian keempat berisikan pernyataan-pernyataan mengenai opini khalayak langsung terhadap beberapa aspek dalam penayangan acara musik Derings. 3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1 Validitas Instrumen Validitas didapatkan dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dibuat berdasarkan teori-teori yang ada dan pendapat dari ahli. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan koefisien product moment Pearson. Hal ini dilakukan agar data yang didapat itu valid. Priyatno (008) dalam Haryani (010) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebgai berikut:
r N XY X Y X ( X ) ] [ N Y [ N ( Y ) Keterangan : r = nilai koefisien validitas N = jumlah responden X = skor pertanyaan pertama Y = skor total 3.5. Reliabilitas Instrumen Uji realibilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Priyatno, 008). Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua, dimana pada teknik ini setiap butir pertanyaan-pertanyaan yang valid dibagi menjadi belahan genap dan belahan ganjil. Pengukuran koefisien realibilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: ( r t) r tot 1 r tt Keterangan: r tot = angka koefisien reliabilitas keseluruhan item = angka korelasi belahan pertama dan kedua r tt Berdasarkan prosedur dan rumus tersebut diatas, telah dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh hasil reliabilitas sebagai berikut: Tabel. Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas Nilai Persen (%) Motivasi Khalayak 0,816 81,6 Opini tentang Presenter 0,837 83,7 Opini tentang Bintang Tamu 0,889 88,9 Opini tentang Setting Tempat/Panggung 0,98 9,8 Opini tentang Penayangan 0,831 83,1 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai reliabilitas semua aspek instrumen penelitian tergolong tinggi. Oleh karena itu instrumen yang berupa kuesioner
dapat dipakai dalam pengumpulan data primer mengenai khalayak langsung acara musik Derings. 3.6 Teknik Analisis Data Data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner di entry, diolah, dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 for windows untuk mempermudah pengolahan data yang ada. Data kualitatif yang digunakan untuk mendukung pendekatan kuantitatif disajikan secara deskriptif. Data dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Data yang diperoleh bersifat nominal dan ordinal, sehingga untuk menganalisis hubungan antar data tersebut digunakan Korelasi rank Spearman dan Chi-Square. Pengujian data kuantitatif dengan menggunakan uji statistik non parametik melalui uji Chi-Square untuk melihat hubungan yang nyata antara variabelvariabel dengan skala nominal. Hasil uji Chi-Square kemudian digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel-variabel dengan koefisien kontingensi (C). Makin besar C berarti hubungan antara dua variabel semakin erat. C berkisar antara 0 dan 1 (Singarimbun dan Effendy, 1986). Rumus Chi-Square (Rakhmat, 004) yang digunakan sebagai berikut: dimana: x = Chi kuadrat observasi f 0 = frekuensi observasi = frekuensi harapan f h Rumus koefisiensi Kontigensi (C): dimana: C = koefisien kontigensi x = nilai Chi kuadrat N = banyaknya sampel
Korelasi rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antara variabel yang menggunakan skala pengukuran ordinal. Rumus Spearman (Rakhmat, 1997): dimana: r s = korelasi Spearman d = jumlah selisih antara peringkat bagi x dan y n = banyaknya pasangan data Guilford dalam Rakhmat (004) mengkategorikan tingkat keeratan hubungan sebagai berikut: 1. <0,0 : hubungan rendah sekali. 0,0 0,40 : hubungan rendah tetapi berarti 3. 0,40 0,70 : hubungan yang cukup berarti 4. 0, 70 0,90 : hubungan yang tinggi; kuat 5. >0,90 : hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan dapat diandalkan