BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB II KAJIAN TEORITIK

Universitas Negeri Malang

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

Belajar yang Efektif dan Kreatif

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

Desain dan Pengembangan Pelatihan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pembelajaran adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapai oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses belajar berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya, lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tmbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan sebagai bahan ajar. Dalyono (2001:49) juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak, dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, cara dan sebainya. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Thursan Hakim (2000: 1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9

keterampilan, dan daya pikir. Sutikno (2007: 5) mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri, seperti apa yang diungkapkan oleh Umar Hamalik (dalam Rahmat, 2011:4) yang menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Lebih lanjut menurut Makmum (dalam Rahmat, 2011:4) belajar ialah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, sedangkan menurut sudjana (dalam Rahmat, 2011:4) mengemukakan bahwa belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri individu. Usman (dalam Rahmat, 2011:4) menambahkan bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya. Djamarah dan Zain (dalam Rahmat, 2011:4) menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, 10

bahan meliputi segenap aspek organism atau pribadi, jadi hakikat belajar adalah perubahan. Menurut Gagne (dalam Rahmat, 2011:4) belajar terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Suryabrata dan Masrun (dalam Gufron dan Rini,. 2012:4).mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang jelek menjadi yang baik. Upaya perubahan aspek lahiriah dan batiniah dalam proses belajar tersebut menurut bahasa Bloom (dalam Gufron dan Rini. 2012:5). Menurut Kolb (dalam Gufron dan Rini,. 2012:6). Belajar menjadi suatu proses yang memungkinkan individu untuk lebih adaptif. Menurut Orntein dan Lasley (dalam Gufron dan Rini, 2012:6) menjelaskan bahwa bagian utama dari belajar bukan suatu tindakan yang pasif dari seorang pembelajar, bukan juga hanya reaksi dari stimulus, dan bukan pula menunggu suatu reward. Omrod (2004:14) menjelaskan bahwa devinisi belajar berbeda sesuai dengan perspektif atau pendekatan psikologi yang digunakan, namun demikian dapat disaring menjadi dua devinisi yaitu :pertama; belajar adalah perubahan yang cenderung menetap dalam perilaku sebagai hasil pengalaman. Kedua; 11

belajar adalah perubahan yang cenderung menetap dalam representase atau asosiasi mental sebagai hasil pengalaman. Menurut Hilhard Bower (dalam Rahmat, 2011:5) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan kematangan. Skinner (Dimyati dan Mudjiono, 2006:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya lebih baik. sebaliknya, bila ia tidak balajar maka responnya menurun. Selain itu Muhibbin (2007:28) mendefinisikan belajar sebagai kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang ada dalam siswa. Pengertian lain mengenai belajar dikemukakan pula oleh Gagne (Sagala, 2009:13) Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalamannya, disamping itu Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2006:10) menambahkan belajar juga merupakan kegiatan yang kompleks. sedangkan Laster (Sagala, 2009:13) Megemukakan belajar adalah untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap. Dari beberapa pengertian tentang belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan Proses perubahan yang cenderung menetap dan 12

merupakan hasil dari pengalaman, serta tidak termasuk perubahan fisiologis, namun perubahan psikologis yang berupa perilaku dari representasi atau asosiasi mental 2.1.2 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya belajar secara muda digambarkan sebagaimana orang-oranag memahami dan mengingat informasi. Brown (dalam Gufron dan Rini, 2012:42). memberi beberapa definisi yang digunakan oleh beberapa peneliti tentang gaya belajar yakni; James and Gardner berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan menggali kembali apa yang telah mereka pelajari. Mariam dan Caffarella mendefinisikan gaya belajar yang popular didalam pendidikan orang dewasa, yaitu karakteristik individu mengenai cara dalam memproses informasi, merasa dan bertindak didalam situasi-situasi belajar. Reichman mengacu pada gaya belajar sebagai himpunan dari perilaku-perilaku dan sikap-sikap terntentu yang berhubungan dengan situasi belajar. Menurut Gunawan (2003: 139) gaya belajar adalah cara yang lebih disukai seseorang dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan memahami suatu informasi. Gaya belajar menurut Keef (dalam Gufron dan Rini, 2012:10-11). 13

adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik, sebagai indikator yang bertindak relative stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Gaya belajar juga merupakan cara yang sifatnya individu untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungannya, termasuk lingkungan belajar. Definisi lain dikemukakan oleh Kolb (dalam Gufron dan Rini, 2012:11). yang mengatakan bahwa gaya belajar adalah merupakan metode yang dimiliki oleh individu untuk mendapatkan informasi, yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif. Bobbi Deporter (dalam Ahmad, 2010:50) Gaya Belajar adalah orang belajar dengan cara yang berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Dalam kenyataanya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu (audio, visual dan kinestetik), hanya saja biasanya satu gaya yang mendominasi. Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Menurut Gunawan (dalam Gufron dan Rini, 2012:11) gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Menurut Kolb (dalam Gufron dan Rini, 2012:44). Bahwa perbedaan gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi individu 14

dalam menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Devinisi gaya belajar telah mengindikasikan banyaknya perbedaan gaya belajar yang ada. Claxton Dan Murrel (dalam Gufron dan Rini, 2012:44). Membagi gaya belajar menjadi empat kelompok besar yaitu : 1. Model Kepribadian 2. Model Pemprosesan Informasi 3. Model Interaksi Sosial 4. Model Pilihan Pengajaran Adapun menurut Rayner & Riding (dalam Gufron dan Rini, 2012:45). Membagi pendekatan dalam konseptualisasi gaya individu dengan : yaitu : 1. Pendekatan Kognition Centred yang fokus pada perbedaan individu. 2. Pendekatan Personality Centred fokus pada karakteristik kepribadian individu. 3. Pendekatan learning fokus pada gaya dalam hubungannya dengan bermacam-macam aktivitas. Menurut Hamzah (2006:183-184) ada tujuh gaya belajar secara efektif 1. Bermain dengan kata Gaya ini dimulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca, serta menulis. 2. Bermain dengan pertanyaan Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat apabila dimulai dengan pertanyaan. Misalnya, memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan hingga didapat hasil jawaban yang paling ahir. 15

3. Bermain dengan gambar Sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, bisa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu. 4. Bermain dengan musik Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan denga musik. Misalnya mendengarkan musik jazz, lalu berfikir bagaimana lagu itu dibuat. 5. Bermain dengan bergerak Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. 6. Belajar dengan bersosialisasi Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara mendapat informasi dan belajar secara cepat dan mudah memahaminya. 7. Bermain dengan kemadirian Ada sebagian orang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasiya. Universitas Guelph (dalam Gufron dan Rini. 2012:46). Menguraikan satu tinjauan kembali yang baik paling tidak mengklasifikasikan berbagai model gaya belajar yang telah ada untuk menjadi lebih sederhana, yaitu : 1. Dimensi Kepribadian : fokus pada karakteristik kepribadian individu, bahwa kepribadian berpengaruh terhadap pendekatan yang paling disukai dalam mendapatkan dan mengolah informasi salah satu contohnya adalah model Myres-Briggs (dalam Gufron dan Rini, 2012:53-55). yang dibagi terdidiri dari beberapa tipe yaitu : a. Tipe kepribadian extrovert : merupakan dimensi yang menyangkut hubungannya dengan perilaku suatu individu khususnya dalam hal 16

kemampuan mereka dalam menjalin hubungan dengan dunia luarnya. Dimana tipe extrovert pelajar memerlukan umpan balik dari guru, karena mereka ingin mengetahui bagaimana mereka sedang melakukan. Pada tipe ini pelajar lebih menyukai kegitan-kegiatan berkelompok, menyukai kegiatan-kegiatan yang bervariasi, cenderung berorientasi pada aksi, cenderung terlibat dalam suatu kegiatan, lebih bersemangat dengan pelajar yang lain, dan spontan. b. Tipe Introvert selalu : dipengaruhi dunia subjektif yaitu dunia dalam dirinya sendiri. Orientasi utamanya lebih tertuju kedalam, yakni pada pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya. Dimana tipe ini cenderung menyimpan banyak rahasia tentang persoalan dirinya, juga banyak menjaga rahasia persoalan orang lain. selain itu tipe ini juga dikenal sebagai sosok pendiam dan sukar diduga, serta sering menarik diri dari suasana yang ramai. pada tipe ini pelajar lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang dikerjakannya sendiri, lebih bersemangat melalui ide, lebih berkonsentrasi pada sedikit tugas dalam satu waktu, berfikir sebelum berdiskusi atau memutuskan segala sesuatu, cenderung pada Orientasi dan refleksi, serta cenderung mempersiapkan dan memahami suatu kegiatan dahulu sebelum melakukan kegiatan tersebut. 2. Pengolahan informasi seperti model gaya belajar Kolb (dalam Gufron dan Rini. 2012:93-96) yang dicontohkannya meliputi empat empat kuadran yaitu 17

a. Kuadran perasaan/pengalaman konkret : dimana individu belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman konkret lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan yang lain. Dalam proses belajar, individu cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadapa perubahan yang dihadapinya. Individu pada kuadaran ini suka dengan hal-hal atau pengalaman-pengalaman baru dan ingin segera mengalaminya, tidak takut untuk mencoba, suka berkumpul dengan orang lain, dan berusaha keras memecahkan permasalah yang dihadapinya dengan bertukar pikiran dengan teman-teman atau kumpulannya, tapi akan merasa bosan jika permasalahan tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. b. Kuadran Pengamatan/refleksi pengamatan : individu ini belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. c. Kuadran Pemikiran/konseptualisasi abstrak : inidividu ini belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dan ide-ide, merencanakan secara sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi dari perkara yang dihadapinya. d. Kuadran tindakan : individu ini belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. 18

3. Interaksi sosial : melihat bagaimana pelajar melibatkan teman sebaya mereka dalam kelas, salah satu contohnya adalah model gaya belajar Reichman dan Grasha (dalam Gufron dan Rini, 2011:112) yang mengidentifikasikan adanya tiga bentuk tipe pendekatan individual terhadap situasi belajar, yaitu : a. Avoidant : tipe ini tidak berminat atau tertarik pada pelajaran dalam ruang kelas tradisional, tidak ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas dan menyukai evaluasi diri. b. Competitif : tipe ini mempelajari materi agar menjadi lebih baik dari yang lain. c. Independent : tipe ini suka berfikir untuk diri sendiri, memilih untuk bekerja sama, dan mendengarkan ide orang lain. 4. Pendekatan multidimensi dan pemilihan pengajaran yang melibatkan lingkungan. Contohnya adalah gaya belajar model Duun (dalam Gufron dan Rini, 2012:122-126) Ini mencakup faktor- faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang- orang 19

yang memerlukan lingkungan kerja yang teliti, teratur dan rapi, tetapi yang lain lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat. Dari beberapa devinisi tentang Gaya Belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Gaya belajar adalah merupakan suatu cara yang dimiliki oleh masingmasing individu (siswa) untuk menyerap dan memahami informasi yang ada disekitarnya. Dengan demikian peneliti memilih sepuluh indikator untuk menggambarkan modalitas gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, untuk gaya belajar visual indikatornya meliputi (1) ketelitian, (2) cara mencatat, (3) cara membaca, dan (4) kerapian, gaya belajar auditorial dengan indikator meliputi (1) Kejelasan dalam Berbicara (2) Cara berkonsentrasi, dan (3) cara mengingat informasi, dan san gaya belajar kinestetik indikatornya meliputi (1) Cara belajar, (2) Posisi duduk dalam kelas, dan (3) keatktifan. 2.1.3 Macam-Macam Gaya Belajar tiga tipe yaitu: Menurut Hamzah (2006:181-182) gaya belajar dapat dibedakan menjadi 1. Gaya Belajar Visual Gaya belajar ini lebih banyak mengandalkan penglihatan untuk bisa memahami informasi. Ada beberapa karakteristik yang khas pada tipe gaya belajar visual yakni : a. Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) b. Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna. c. Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. d. Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung. e. Terlalu reaktif terhdap suara. 20

f. Sulit mengikuti anjutan lisan. g. Sering kali salah dalam menginterpretasikan kata atau ucapan. 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat suatu informasi. Karakteristik pada tipe ini pertama adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua adalah memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, dan ketiga adalah memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. kategori: 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar tipe ini lebih banyak menyentuh sesuatu yang dapat memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Ada beberapa karakteristik pada gaya belajar ini yaitu: a. Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar seterusnya bisa diingat. b. Hanya dengan memegang bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. c. Tidak bisa duduk diam terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan guru. d. Belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan yang berorientasi pada fisik. Menurut Bermawy (2011:21) Gaya belajar dapat dibedakan menjadi tiga 1. Gaya Belajar Visual : yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata sebagai alat untuk menyerap informasi. 2. Gaya Belajar Auditorial : gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat untuk menyerap informasi yang masuk. 21

3. Gaya Belajar Kinestetik : yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktek langsung atas apa yang sedang dipelajari. Sebagai ilustrasi, digambarkan seperti dibawah ini : a. Orang-orang Visual banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi sendiri. b. Orang-orang auditorial lebih senang kalau informasi datangnya dari orang lain c. Sementara orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau praktek langsung. DePorter dan Hernacki (dalam Ahmad.2010:42-44)mengemukakan tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi. ketiga gaya belajar itu adalah: 1. Gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat) Disini individu memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang dengan melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar atau visualisasi akan membantu mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami ide informasi yang disajikan dalam bentuk penjelasan. Apabila seseorang menjelaskan sesuatu kepada orang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka akan menciptakan gambaran mental tentang apa yang dijelaskan oleh orang tersebut. Adapun ciri-cirinya meliputi: a. Rapi dan teratur. b. Berbicara dan membaca dengan cepat. c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik. 22

d. Mementingkan penampilan baik dalam berpakaian maupun presentase. e. Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar. f. Biasanya tidak terganggu oleh keributan. g. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkatnya atau tidak. h. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato. i. Lebih suka seni daripada musik. j. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata. Farhan Shota (dalam Qomariyah 2010:34-35) Secara sederhana dapat menyesuaikan cara mengajar guru dengan gaya belajar siswa,di antaranya untuk siswa Visual a. Gunakan simbol-simbol dalam memberikan konsep pada siswa b. Dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggunakan symbol/warna. c. Gunakan salinan kata kunci yang dibagikan kepada siswa, selanjutnya siswa mendefinisikan dengan bahsanya sendiri. d. Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran 2. Auditorial (belajar dengan cara mendengar) Disini individu memiliki kecenderungan gaya belajar audiorial kemungkinan akan belajar lebih baik dengan cara mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benr menempatkan pendengaran sebagi alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. artinya, anak harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang diterima. Ciri-Cirinya adalah : a. Mudah terganggu oleh keributan. b. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. c. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 23

d. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. e. Merasa kesulitan dalam mencatat tapi pandai dalam bercerita. f. Berbicara dengan fasih dan irama yang terpola. g. Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. h. Lebih suka musik daripada seni. i. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. j. Lebih suka mengeja dengan keras daripada menuliskanya. Farhan Shota (dalam Qomariyah 2010:36) Secara sederhana dapat menyesuaikan cara mengajar guru dengan gaya belajar siswa, diantaranya untuk siswa auditorial : a. Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun kecepatannya. b. Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan c. Tutor sebaya d. Ubahlah konsep ke dalam bentuk irama/lagu e. Selingi dengan musik 3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh) Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. mereka akan belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru. Ciri-cirinya adalah : a. Berbicara dengan perlahan dan mendekati yang diajak bicara. b. Menanggapi perhatian fisik. c. Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka. d. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. e. Banyak menggunakan isyarat tubuh. f. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. g. Kemungkinan tulisanya jelek. h. Ingin melakukan segala sesuatu yang menyibukkan. i. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. j. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika memang sudah berada di tempat tersebut. 24

Farhan Shota (dalam Qomariyah 2010:37) Secara sederhana dapat menyesuaikan cara mengajar guru dengan gaya belajar siswa, diantaranya untuk siswa kinestetik : a. Gunakan selalu alat Bantu saat mengajar agar timbul rasa ingin tahu siswa. b. Saat membimbing secara perorangan biasakan berdiri/duduk disamping siswa. c. Buat aturan main agar siswa boleh melakukan bayak gerak di dalam kelas. d. Peragakan konsep, sambil siswa memahaminya secara bertahap. e. Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam kelas. f. Gunakan drama/simulasi konsep. Dari beberapa devinisi diatas tentang macam-macam gaya belajar, maka dapat disimpulkan bahawa macam-macam gaya belajar ada tiga yaitu gaya belajar visual yang lebih banyak menggunakan indra mata ketika belajar, gaya belajar auditorial lebih dominan menggunakan indra pendengaran pada saat belajar, dan gaya belajar kinestetik dimana lebih banyak bergerak, bekerja dan menyentuh. 25