Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

Kata kunci : Hasil belajar, sifat cahaya, Metode Inkuiri

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN HIPOTESIS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK BENDA MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALLY) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MIND MAPPING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MEDIA INFOGRAFIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: 1) yunitafitrianggraeni@gmail.com 2) kartonouns@gmail.com 3) idamragil@fkip.uns.ac.id Abstract: The purpose of this research is to improve communicating skills through Guided Inquiry model in Grade V students of Elementary School Year 2016/2017.This research was conducted in three cycles. Each cycle consist of four phase namely: planning, implementation, observation, and reflection. The subjectof the research were the teacher and 34 students at the fifth grade of Elementary School Year 2016/2017. Data collection techniques used are the results of observation, interviews, and documentation. The validity of the data used is the content validity. Data analysis used is interactive analysis model which has three component that is data reduction, data presentation, and conclusion. The result of the research shows that the application of the Guided Inquiry model can improve the communicating skill of grade V students of Elementary School Year 2016/2017. On the pre-condition before the classroom action research was conducted, verbal communication skillsthe students minimal learning completeness was 5,88%. Following the treatments with the Guided Inquirymodel, it became 17,65% in Cycle I, 41,18% in Cycle 2, and 82,35% in Cycle III.Similarly, students' communication skills in writing on the pre-condition percentage of grade attainment of8,82%. Following the treatments with the Guided Inquirymodel, it became 32,35% in Cycle I, 58,82% in Cycle 2, and 82,35% in Cycle III.Therefore, it can be concluded that the Guided Inquiry model could improvecommunicating skill of the students at the fifth grade of Elementary School Year 2016/2017. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada siswa kelas V Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dapat meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017. Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, keterampilan mengkomunikasikan secara lisan ketuntasan siswa pratindakan sebesar 5,88%. Setelah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada siklus I ketuntasan siswa meningkat menjadi 17,65%,selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 41,18%, dan pada siklus III ketuntasan siswa meningkat menjadi 82,35%. Sedangkan keterampilan pratindakan, ketuntasan siswa sebesar 8,82%. Setelah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada siklus I ketuntasan siswa meningkat menjadi 32,35%,selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 58,82%, dan pada siklus III ketuntasan siswa meningkat menjadi 82,35%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dapat meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan siswa kelas V Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017. Kata kunci: keterampilan mengkomunikasikan, model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu cabang ilmu sains yang mempelajari fenomena alam melalui observasi dan menganalisis bukti-bukti empiris sehingga mampu menjabarkan, memprediksi, dan memahami fenomena alam tersebut. IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau makhluk-makhluk, tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah. Menurut Bundu (2006: 9), sains didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak sematamata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan analisis rasional.proses pembelajaran IPA menekankan pada pembe- 1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS Didaktika Dwija Indria 2)3) Dosen Program Studi PGSD UNS

rian pengalaman langsung sehingga siswa mampu mengembangkan kompetensi dalam memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA sebagai proses dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana. Tahapan pengembangannya disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses penelitian atau eksperimen, yakni meliputi: (1) observasi; (2) klasifikasi; (3) interpretasi; (4) prediksi; (5) hipotesis; (6) mengendalikan variabel; (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian; (8) inferensi; (9) aplikasi; (10) komunikasi (Sri Sulistyorini, 2007: 9). Dalam pembelajaran IPA terdapat berbagai keterampilan yang harus dikembangkan melalui keterampilan proses dengan tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Keterampilan mengkomunikasikan merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang termasuk siswa. Hal ini berkaitan dengan proses penyampaian informasi atau data-data, baik secara tertulis atau secara lisan. Menurut Bundu (2006: 26), komunikasi sangat diperlukan karena semua orang merasa perlu untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan kebutuhannya kepada orang lain sehingga komunikasi sebagai dasar dalam pemecahan suatu masalah. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasan dan pendapatnya secara lisan. Siswa cenderung menghafal dan membaca saat mengkomunikasikan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa juga jarang memberikan tanggapan atau umpan balik dari apa yang telah disampaikan oleh temannya. Selain itu pembelajaran masih berpusat pada guru, kurangnya tingkat kesadaran belajar siswa, model pembelajaran yang digunakan guru belum membuat siswa aktif, sarana dan prasarana belum digunakan secara maksimal dalam pembelajaran, dan rasa ingin tahu siswa belum berkembang. Pemecahan masalah dan perkembangan siswa dalam pembelajaran memerlukan penanganan yang baik. Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA khususnya dalam mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan perlu diperbaiki. Untuk itu perlu adanya model pembelajaran yang selain membuat siswa aktif tapi juga membiasakan siswa melakukan komunikasi secara langsung dengan lisan dan tulisan lewat proses penemuan. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan mampu melakukan pengetahuan lewat penemuan antara lain model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry). Menurut Suyadi (2013 : 115), model pembelajaran Inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model ini diterapkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Pembelajaran dengan kegiatan percobaan diarahkan pada pemberian pengalaman langsung dan siswa diharapkan aktif, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Namun fakta yang dijumpai di kelas V Sekolah Dasar sebagian besar siswa kesulitan mengkomunikasikan hasil percobaan dalam bahasa lisan maupun tulisan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil pratindakan yang menunjukkan bahwa hanya terdapat 2 siswa atau 5,88% dari 34 siswa yang mendapat 75, sedangkan 32 siswa atau 94,12% yang mendapat nilai dibawah 75 untuk keterampilan mengkomunikasikan secara lisan. Demikian juga hasil keterampilan mengkomunikasikan secara tulisan menunjukkan bahwa hanya 3 siswa atau 8,82% dari 34 siswa yang mendapat 75, sedangkan 31 siswa atau 91,18% yang mendapat nilai dibawah 75. Fakta tersebut merupakan suatu indikasi bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan pemahaman konsep pada siswa. METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Tegalsari No.60 Laweyan Surakarta pada semester II Tahun Ajaran 2016/2017 pada bulan Januari sampai bulan

Juli 2017. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 34 siswa. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu perencanaan, penerapan tindakan, observasi, dan melakukan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model a- nalisis interaktif yang terdiri dari empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan validitas isi. HASIL Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal. Pada kondisi awal, hasil keterampilan mengkomunikasikan siswa masih rendah, siswa masih banyak yang memperoleh nilai dibawah indikator pencapaian ( 75). Hal ini dibuktikan dengan hasil pratindakan yaitu hanya 2 siswa atau 5,88% dari 34 siswa dalam kategori terampil untuk keterampilan mengkomunikasikan secara lisan. Sedangkan hasil keterampilan mengkomunikasikan secara tulisan menunjukkan bahwa hanya 3 siswa atau 8,82% dari 34 siswa dalam kategori terampil. Distribusi nilai keterampilan mengkomunikasikan secara lisan pratindakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Distribusi Nilai Keterampilan Mengkomunikasikan Secara Lisan Pratindakan 1 10-23 5 14,71 2 24-37 7 20,59 3 38-51 6 17,65 4 52-65 10 29,41 5 66-79 5 14,71 6 80-83 1 2,94 Nilai rata-rata = 1597: 34 = 46,97 Ketuntasan Klasikal = 2:34x100% = 5,88% Berdasarkan dari Tabel 1, sebagian siswa belum mencapai indikator pencapaian yang telah ditentukan, yaitu 75. Dari siswa 34 siswa yang belum tuntas sebanyak 32 siswa atau 94,12% dan yang sudah tuntas adalah 2 siswa atau 5,88% siswa yang dapat mencapai indikator pencapaian yang telah ditentukan. Nilai terendah pada pratindakan 11 sedangkan nilai tertinggi 89. Distribusi nilai keterampilan mengkomunikasikan secara tertulis pratindakan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Distribusi Nilai Keterampilan Mengkomunikasikan Secara Tertulis Pratindakan 1 33-41 2 5,88 2 42-50 3 8,82 3 51-59 21 61,76 4 60-68 5 14,71 5 69-77 0 0 6 76-86 3 8,82 Nilai rata-rata = 1933: 34 = 56,85 Ketuntasan Klasikal = 3:34x100% = 8,82% Berdasarkan dari Tabel 2, sebagian siswa belum mencapai indikator pencapaian yang telah ditentukan, yaitu 75. Dari siswa 34 siswa yang belum tuntas sebanyak 31 siswa atau 91,18% dan yang sudah tuntas adalah 3 siswa atau 8,82% siswa. Nilai keterampilan mengkomunikasikansiswa pada siklus I mengalami peningkatan.pada siklus I diperoleh nilai terendah 22, sedangkan nilai tertinggi adalah 83. Distribusi frekuensi nilai keterampilan mengkomunikasikan secara lisan dapat dilihat pada Tabel 3. bawah ini: Tabel 3. Distribusi Nilai Lisan Siklus I 1 20-32 1 2,94 2 33-45 5 14,71 3 46-58 12 35,29 4 59-71 8 23,53 5 72-84 5 14,71 6 85-97 3 8,82 Nilai rata-rata = 2028:34 = 59,65 Ketuntasan Klasikal = 6:34x100% =17,65%

Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas indikator pencapaian adalah sebanyak 6 siswa atau 17,65% dan 28 siswa yang memperoleh nilai di bawah indikator pencapaian atau 82,35%.Distribusi frekuensi nilai keterampilan dapat dilihat pada Tabel 4. bawah ini: Tabel 4. Distribusi Nilai Tertulis Siklus I 1 33-42 1 2,94 2 43-52 8 23,53 3 53-62 8 23,53 4 63-72 6 17,65 5 73-82 5 14,71 6 83-92 6 17,65 Nilai rata-rata = 2195,6:34 = 64,58 Ketuntasan Klasikal =11:34x100%=32,35% Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas indikator pencapaian adalah sebanyak 11 siswa atau 32,35% dan 23 siswa yang memperoleh nilai di bawah indikator pencapaian atau 67,65%. Berdasarkan rata-rata siklus I, indikator kinerja siklus I belum tercapai namun sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan pratindakan. Oleh karena itu, penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II.Adapun hasilnya untuk keterampilan mengkomunikasikan secara lisan siklus II dapat dilihat pada Tabel 5.berikut: Tabel 5. Distribusi Nilai Lisan Siklus II 1 42-49 1 2,94 2 50-57 9 26,47 3 58-65 3 8,82 4 66-73 7 20,59 5 74-81 12 35,29 6 82-89 2 5,88 Nilai rata-rata = 2299:34 = 67,61 Ketuntasan Klasikal = 14:34x100% = 41,18% Pada siklus II data yang diperoleh menunjukkan bahwa keterampilan mengkomunikasikan secara lisan ada 14 siswa atau 41,18% mendapatkan nilai di atas indikator pencapaian dan 20 siswa atau 58,82% mendapat nilai di bawah indikator pencapaian. Nilai terendah 44, nilai tertinggi 89 dan ratarata nilai 67,61. Sedangkan nilai keterampilan dapat dilihat pada Tabel 6. dibawah ini: Tabel 6. Distribusi Nilai Tertulis Siklus II 1 56-61 6 17,65 2 62-67 3 8,82 3 68-73 5 14,71 4 74-79 3 8,82 5 80-85 14 41,18 6 86-91 3 8,82 Nilai rata-rata = 2547:34 = 74,91 Ketuntasan Klasikal = 20:34x100% = 58,82% Berdasarkan tabel 6. Diperoleh bahwa nilai keterampilan mengkomunikasikan secara tertulis terdapat 20 siswa atau 58,82% mendapatkan nilai di atas indikator pencapaian dan 14 siswa atau 41,18% mendapatkan nilai di bawah indikator pencapaian. Nilai terendah 56, nilai tertinggi 89 dan ratarata nilai 74,91. Berdasarkan rata-rata siklus II, indikator kinerja siklus II belum tercapai namun sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Oleh karena itu, penelitian perlu dilanjutkan ke siklus III. Nilai keterampilan mengkomunikasikan secara lisanmaupun tertulis pada siklus III menunjukkan adanya peningkatan. Data perolehan nilai siswa meningkat dan telah mencapai indikator kinerja 80%. Hasil dari ketuntasan klasikal pada keterampilan mengkomunikasikan secara lisan dan tertulis menunjukkan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan bahkan melebihi yaitu 82,35% maka penelitian dihentikan sampai siklus III. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7. dan Tabel 8 dibawah ini:

Tabel 7. Distribusi Nilai Lisan Siklus III 1 64-70 1 2,94 2 71-77 5 14,71 3 78-84 19 55,88 4 85-91 6 17,65 5 92-98 0 0,00 6 99-105 3 8,82 Nilai rata-rata = 2810:34 = 82,65 Ketuntasan Klasikal = 28:34x100% = 82,35% Tabel 8. Distribusi Nilai Tertulis Siklus III No. Nilai Frekuensi Persentase % 1 59-65 2 5,88 2 66-72 4 11,76 3 73-79 3 8,82 4 80-86 10 29,41 5 87-93 11 32,35 6 94-100 4 11,76 Nilai rata-rata = 2836:34 = 83,41 Ketuntasan Klasikal = 28:34x100% = 82,35% Setelah dilaksanakan siklus III data yang diperoleh menunjukkanbahwa pada keterampilan mengkomunikasikan secara lisan terdapat28 siswa atau 82,35% yang mendapatkan nilai di atas indikator pencapaian dan 6 siswa atau 17,65% mendapat nilai di bawah indikator pencapaian. Nilai terendah 67, nilai tertinggi 100 dan rata-rata nilai 82,65. Sedangkan pada keterampilan terdapat28 siswa atau 82,35% yang mendapatkan nilai di atas indikator pencapaian dan 6 siswa atau 17,65% mendapat nilai di bawah indikator pencapaian. Nilai terendah 61, nilai tertinggi 100 dan rata-rata nilai 83,41. Karena sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan maka penelitian dihentikan. PEMBAHASAN Sebelum tindakan, dilakukan pratindakan terhadap keterampilan mengkomunikasikan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Hasil yang diperoleh nilai rata-rata keterampilan mengkomunikasikan secara lisan saat pratindakan yaitu 46,97 dari skala 100 serta persentase ketuntasan klasikal hanya 5,88% atau hanya 2 siswa yang mendapat nilai 75. Sedangkan nilai rata-rata keterampilan saat pratindakan yaitu 56,85 dari skala 100 serta persentase ketuntasan klasikal hanya 8,82% atau hanya 3 siswa yang mendapat nilai 75. Data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan mengkomunikasikan pada siswa kelas V Sekolah Dasar masih rendah. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada siklus I, siklus II, dan siklus III siswa mengalami peningkatan keterampilan mengkomunikasikan secara lisan maupun tulisan. Penerapan model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran, yaitu metode Inkuiri Terbimbing karena metode ini dapat melatih siswa dalam berfikir kritis, logis, dan analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.ciri penyelidikan dalam pendidikan adalah bahwa siswa mengambil bagian aktif dalam mengembangkan pemahaman mereka dan strategi belajar dengan mengajukan pertanyaan atau mengatasi masalah yang menarik perhatian siswa dan siswa berpikir (Harlen, Vol. 1 Tahun 2014 Hal. 7). Kelebihan model pembelajaran Inkuiri yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri sehingga pembelajaraan lebih bermakna karena adanya penemuan dan pengalaman yang diperoleh (Hosnan, 2014: 344). Kelebihan model pembelajaran inkuiri yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan gaya belajar mereka maka diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna karena adanya penemuan dan pengalaman yang diperoleh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan mengkomunikasikan pada setiap siklusnya menunjukkan bahwa model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) sudah berhasil. Selain dapat meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan, model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya keterampilan mengkomunikasikansecara lisan maupun tertulis siswa pada setiap siklusnya. Keterampilan mengkomunikasikan secara lisan pada siklus I siswa yang mendapat nilai diatas indikator pencapaian sebanyak 6 siswa atau 17,65% dengan nilai rata-rata 59,65. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai diatas indikator pencapaian sebanyak 14 siswa atau 41,18% dengan nilai rata-rata 67,62. Pada siklus III siswa yang mendapat nilai di atas indikator pencapaiansebanyak 28 siswa atau 82,35% dengan nilai rata-rata 82,65. Sedangkan keterampilan pada siklus I siswa yang mendapat nilai diatas indikator pencapaian sebanyak 11 siswa atau 32,35% dengan nilai rata-rata 64,58. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai diatas indikator pencapaian sebanyak 20 siswa atau 58,82% dengan nilai rata-rata 74,91. Pada siklus III siswa yang mendapat nilai di atas indikator pencapaiansebanyak 28 siswa atau 82,35% dengan nilai rata-rata 83,41. SIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada kelas V Sekolah Dasar dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan mengkomunikasikan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Peningkatan keterampilan mengkomunikasikan secara lisan maupun tertulis yang dilaksanakan pada pratindakan, siklus I, siklus II, siklus III menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dan presentase ketuntasan secara klasikal. Rata-rata nilai keterampilan mengkomunikasikan secara lisan pada pratindakan sebesar 46,97 dengan ketuntasan klasikal sebesar 5,88%. Nilai rata-rata keterampilan mengkomunikasikan secara lisan pada siklus I sebesar 59,65 dengan ketuntasan klasikal sebesar 17,65%, nilai rata-rata keterampilan mengkomunikasikan secara lisan pada siklus II sebesar 67,62 dengan ketuntasan klasikal sebesar 41,18%, nilai rata-rata keterampilan mengkomunikasikan secara lisan pada siklus III sebesar 82,65 dengan ketuntasan klasikal sebesar 82,35%. Rata-rata nilai keterampilan mengkomunikasikan secara tertulis pada pratindakan sebesar 56,85 dengan ketuntasan klasikal sebesar 8,82%. Nilai rata-rata keterampilan pada siklus I sebesar 64,58 dengan ketuntasan klasikal sebesar 32,35%, nilai rata-rata keterampilan pada siklus II sebesar 74,91 dengan ketuntasan klasikal sebesar 58,82%, nilai rata-rata keterampilan pada siklus III sebesar 83,41 dengan ketuntasan klasikal sebesar 82,35%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan mengkomunikasikan pada mata pelajaran IPAdapat meningkat dengan penerapanmodel pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry). DAFTAR PUSTAKA Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ketenagaan. Harlen, W. (2014). Helping Children's Development of Inquiry Skills. Research Article, 7-13. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia.

Sulistyorini, Sri. (2007).Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: Tiara Wacana. Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Didaktika Dwija Indria