BAB IV ANALISIS TENTANG PREDATOR PRICING PEDAGANG TELUR AYAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BANYU PUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Predator Pricing Pada Pedagang Telur Ayam Di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Batang Dengan semakin banyaknya konsumen yang membutuhkan akan suatu barang yang beragam, maka semakin memperluas pula pasar dengan munculnya pengusaha-pengusaha baru. Selain itu tuntutan ekonomi juga menjadi faktor bagi seseorang untuk berwirausaha karena di jaman sekarang tidak mudah untuk mencari pekerjaan berdasarkan ucapan beberapa responden, tetapi juga harus punya modal untuk berwirausaha dan tidak sekedar modal dengkul saja. Jumlah pengusaha semakin banyak maka akan disusul dengan adanya persaingan dalam berusaha, yang dimaksud persaingan usaha adalah suatu kegiatan bersaing/bertanding di antara pengusaha yang satu dengan pengusaha lainnya di dalam memenangkan pangsa pasar/share market, dalam upaya melakukan, menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen dengan strategi pemasaran yang diterapkan. Dalam berwirausaha memang seorang pengusaha tidak bisa menghindari persaingan yang terjadi antar pengusaha, tetapi kembali lagi 64
65 pada perilaku atau sikap mereka maing-masing dalam menghadapi persaingan. Apakah mereka beranggapan pesaing adalah lawan sehingga menciptakan persaingan yang tidak sehat, atau mereka menganggap pesaing bukan lawan sehingga persaingan yang terjadi secara sehat tanpa ada tindakan anarkis, penipuan, dan saling curang. Apa saja sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi predator pricing pada pedagang telur ayam di kelurahan Banaran? Gambar di bawah ini memberikan deskripsi mengenai lima kekuatan yang menentukan daya tarik industri dan profitabilitas industri jangka panjang. Kekuatan tersebut adalah: (a) Ancaman masuknya pesaing baru (Pengusaha telur ayam yang baru memulai), (b) Ancaman munculnya pengganti, (c) Posisi tawar pembeli, (d) Posisi tawar supplier, (e) Tingkat persaingan antara pesaing-pesaing yang ada. Gambar 4. 4 Faktor-Faktor Yang Mendorong Munculnya Persaingan pedagang telur ayam di kelurahan Banaran. Pengusaha telur ayam yang baru memulai Ancaman pemain baru Posisi tawar supplier Supplier telur ayam Pesaing Industri telur ayam (Intensitas Persaingan) Pembeli telur ayam Posisi tawar pembeli Ancaman pengganti Pengganti telur ayam
66 1. Ancaman masuknya pesaing baru (pedagang telur ayam yang baru memulai) Masuknya pesaing baru dalam satu pasar dapat meningkatkan terjadinya kompetisi, dengan demikian akan mengurangi daya tariknya. Ancaman masuknya pesaing baru (Pengusaha telur ayam yang baru memulai) sangat tergantung pada batasan-batasan masuk. Beberapa segmen produksi telur ayam mempunyai tingkat batasan yang mudah untuk dimasuki. Batasan utama untuk memasuki dunia perdagangan telur ayam, diantaranya ialah: skala ekonomi, persyaratan permodalan / investasi, biaya pengalihan pelanggan, serta akses ke saluran distribusi. Karena mudahnya batasan-batasan ini, mengakibatkan banyak munculnya peasaing-pesaing baru. 2. Ancaman pengganti Kehadiran produk pengganti, seperti halnya kehadiran produksi telur arab, produksi telur ayam kampung, dan produksi telur asin (telur bebek) dapat menurunkan daya tarik dan persaingan perdagangan karena produk tersebut akan membatasi tingkat harga. Ancaman produk-produk pengganti tergantung pada kemauan pembeli terhadap produk pengganti tersebut, yang mana harga produk pengganti tersebut biasanya relatif lebih mahal. 3. Posisi tawar supplier Supplier yaitu seseorang yang menjalankan usaha menyalurkan atau memasarkan sesuatu barang (produk) tertentu dalam jangka waktu
67 tertentu. Biaya produk yang dibeli oleh supplier akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap profitabilitas pengusaha telur ayam. Jika supplier mempunyai kekuatan tawar yang tinggi melebihi pengusaha telur ayam, maka secara teori industri pengusaha telur ayam tersebut akan menjadi kurang menarik. Posisi tawar ini akan naik kalau ada banyak pembeli; supplier mengancam untuk mengintegrasikan kedepan pengusaha telur ayam tersebut. 4. Posisi tawar pembeli Pembeli merupakan orang atau organisasi yang menciptakan kebutuhan adanya suatu usaha telur ayam. Kekuatan tawar pembeli akan menjadi lebih besar jika: terdapat hanya sedikit pembeli yang dominan dan banyak penjual telur ayam tersebut; produk distandariasi; pembeli mengancam mengintegrasikan ke belakang kepada pengusaha telur ayam tersebut; supplier tidak mengancam untuk mengintegrasikan ke depan industri tersebut; dan industri tersebut bukan kelompok utama yang menyediakan telur ayam ke pembeli. 5. Intensitas Persaingan Intensitas persaingan antara pesaing dalam suatu industri tertentu akan tergantung pada: a. Struktur kompetisi: sebagai contoh persaingan pengusaha telur ayam akan menjadi lebih keras saat dimana hanya terdapat beberapa pesaing kecil atau yang sejajar; persaingan akan berkurang saat pengusaha telur ayam mempunyai tengkulak/pengepul yang jelas.
68 b. Struktur biaya pengusaha telur ayam pengusaha telur ayam dengan biaya tetap tinggi mendorong pesaing-pesaing untuk mengisi kapasitas kosong dengan memotong harga. c. Tingkat diferensiasi: terdapat banyaknya pengusaha telur ayam yang ada mengakibatkan persaingan yang lebih besar. d. Biaya perpindahan: persaingan berkurang saat pembeli mempunyai biaya perpindahan yang tinggi, yaitu ada biaya yang signifikan yang dihubungkan dengan keputusan untuk membeli suatu produk tertentu dari supplier alternatif. Misalkan: biaya pakan yang murah. e. Tujuan-tujuan strategis: saat para pesaing mengejar strategi pertumbuhan agresif, maka persaingan akan semakin keras; sebaliknya saat para pesaing memperoleh keuntungan dalam suatu industri yang matang, maka tingkat persaingan akan berkurang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang memfokuskan pada Pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih. Sebagai Pedagang Telur Ayam yang beragama Islam dalam menghadapi persaingan usaha, jika pengusaha pedagang telur ayam itu juga menyertakan agama yang merupakan keyakinan mereka dan mempunyai aturan-aturan di dalamnya, maka memang seharusnya dalam praktek bisnisnya mereka menciptakan persaingan usaha yang sehat agar saling menguntungkan satu sama lain dan terlebih akan terjalin hubungan yang baik antar pengusaha.
69 B. Dampak Predator Pricing Pedagang Telur Ayam Di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Batang Terhadap Harga Telur Ayam. Praktik Predator Pricing dalam konteks persaingan usaha adalah suatu perilaku pelaku usaha yang umumnya memilik posisi dominan di pasar atau sebagai pelaku usaha incumbent menetapkan harga yang merugikan secara ekonomi selama suatu jangka waktu yang cukup panjang. Strategi ini dapat mengakibatkan Pedagang Telur Ayam yang baru Di Kelurahan Banaran tersingkir dari pasar dan atau menghambat pelaku usaha lain untuk masuk ke pasar. Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan pedagang telur ayam di Kelurahan Banaran yang terkena dampak predator pricing. Sutrisno adalah salah seorang pedagang telur ayam di Kelurahan Banaran. Beliau adalah orang asli Banaran begitu juga istrinya ibu Baiq Hartini. Mereka mempunyai 2 orang anak dan sekarang tinggal di Rt 04. Sutrisno memulai usahanya pada tahun 2008. Namun sebelum memulai usaha telur ayam, beliau juga pernah membuka usaha lainnya yaitu rental PS (Play Station), namun karena sepinya pengunjung dan juga karena usaha rental PS ini sudah banyak di buka oleh beberapa orang di daerah Banaran, akhirnya Sutrisno memutar otak untuk membuka usaha lainnya, kemudian beliau memilih membuka dagang telur ayam. Sutrisno memilih usaha ini karena menurut Sutrisno usaha telur ayam adalah salah satu jenis sembako yang selalu diminati para konsumen. Selain rasanya yang enak dan bisa diolah menjadi beberapa jenis masakan, harga telur ayam juga sangat terjangkau. Di
70 setiap usaha yang dijalani seseorang pasti pernah menemui kendala. Begitupula dengan usaha yang dijalani oleh Sutrisno, kendala yang dialami adalah Menyiasati gejolak harga yang diakibatkan karena persaingan usaha yang begitu ketat, usaha Sutrisno pun tidak berjalan lancar bahkan hampir gulung tikar hal ini karena kurangnya modal yang dimiliki Sutrisno. Karena apabila ada suatu pedagang yang mempunyai modal besar, pedagang yang mempunyai modal besar ini akan memberlakukan harga dibawah harga pasar, gunanya untuk apa? tidak lain tentunya untuk mematikan persaingan dengan pelaku usaha pesaing yang tidak mempunyai modal yang besar. Dengan diberlakukannya harga yang murah, secara otomatis konsumen akan berduyun-duyun untuk membelinya. Sehingga pedagang telur pesaing akan gulung tikar alias bangkrut. Bapak H. Mufaidun adalah salah satu dari sekian banyak orang yang pernah merasakan suksenya jadi seorang pengusaha. Beliau pernah sukses berwirausaha perdagangan telur ayam. Bapak H. Mufaidun memulai usaha perdagangan telur ayam ini pada tahun 2010. Usaha ini merupakan usaha yang pertama kali dibuka oleh Bapak H. Mufaidun. Alasan mengapa beliau memilih usaha ini pada saat itu, karena beliau mengaggap bahwa usaha ini akan berkembang degan cepat karena di Kelurahan Banaran banyak yang sukses dengan usaha dagang telur ayam. Awalnya Bapak H. Mufaidun hanya menjual telur jika ada yang memesan, namun karena menerima pesanan hampir setiap hari, beliau akhirnya memberanikan diri untuk mulai membuka usaha perdagangan telur ayam ini. Bermodal uang Rp 2.000.000 yang
71 dapatkan dari tabungannya sendiri, Bapak H. Mufaidun mulai menyetok telur di rumahnya. Cara promosi yang digunakan yaitu dari mulut ke mulut. Meskipun hanya dengan menyetok telur di rumahnya dan tidak punya toko, rata-rata keuntungan bersih yang didapatkan Bapak H. Mufaidun sekitar Rp 1.000.000 setiap bulan, namun keuntungan bersih yang diperoleh tiap bulannya tidak selalu sama, tergantung pada banyak tidaknya telur yang dibeli. Meskipun demikian, dari usaha ini beliau dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada bulan Ramdhan terutama menjelang hari raya keuntungan yang didapatkan Bapak H. Mufaidun bisa mejadi 2 kali lipat, karena pada bulan ini pembeli telur ayam semakin banyak. Di setiap usaha yang dijalani seseorang, pasti pernah menemui kendala. Begitupula dengan usaha yang dijalani oleh Bapak H. Mufaidun, kendala yang dijumpai adalah persaingan dengan pedagang baru, pedagang baru yang tempatnya tidak begitu jauh dari rumahnya ini berani menjual telur dengan harga yang lebih murah yang mengakibatkan pelanggan Bapak H. Mufaidun berpindah. Penjualan telur Bapak H. Mufaidun pun mulai berkurang. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar akibat berkurangnya pelanggan, Bapak H. Mufaidun mulai mencoba menurunkan harga telur yang beliau jual. Menurunya harga jual telur ini menyebabkan keuntunganya semakin berkurang. Mulai berkurangnya keuntungan, membuat pendapatan yang didapatkan Bapak H. Mufaidun semakin sedikit. Sehingga untuk menghindari kerugian yang lebiih besar lagi Bapak H. Mufaidun akhirnya lebih memilih untuk mennutup usahanya beberapa bulan yang lalu.
72 Ibu Rahayu wanita berusia 49 tahun tinggal di Rt 01 Banaran,bersama suami dan satu orang putranya.ia membuka usaha telur ayam.pada awalnya usaha tersebut dilatar belakangi oleh suaminya yang sudah tidak bekerja lagi, ditambah dengan putranya yang berkuliah yang memerlukan biaya,banyaknya kebutuhan hidup serta sedikitnya uang pensiun suaminya. Dari situlah awal mula Ibu Rahayu ingin membuka usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.pada awalnya ia melakukan usaha kerupuk kulit,namun dirasa terlalu berat. Akhirnya salah seorang teman suami beliau memberi saran agar mereka usaha untuk berdagang telur ayam,dan kebetulan bapak dari teman suaminya tersebut adalah pengusaha telur ayam juga. Selama 10 tahun menggeluti usaha telur ayam beliau juga pernah mengalami kendala, salah satunya adalah persediaan telur dari agen tidak konsisten, terpakainya uang tabungan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun ia juga mempunyai keberhasilan, kini ia sudah mempunyai banyak pelanggan tetap, seperti tooktoko klontong, dan toko di pasar Banaran yang selalu membeli telur ayam miliknya selama 3 hari sekali. Beliau juga menceritakan kepada saya tentang usahanya tersebut, menurutnya pelanggan adalah yang nomor satu, beliau harus pintar dalam memenuhi permintaan pembeli. Selama 10 tahun ini beliau juga pernah mendapat komplain dari para konsumen seperti telur yang berbau busuk, serta telur yang lebih kecil dari penjual telur yang lain. Namun, ia selalu menerima komplain tersebut dan selalu mengganti telur yang dianggap busuk. Beliau juga bercerita bahwa pernah telurnya lama tidak laku dikarenakan adanya saingan dari penjual lain yang menjual telurnya lebih
73 murah dan lebih besar, namun beliau tidak putus asa, sampai akhirnya sekarang banyak orang yang tetap memilih telur yang ia jual. Menurutnya ada beberapa cara untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha antara lain,harus selalu percaya diri,selalau optimis akan berhasilnya suatu usaha, tidak malu dengan apa yang dikerjakan selama itu benar, dan pandai mengatur keuangan. Secara umum dampak predator pricing yang dialami oleh pedang pesaing yaitu bisa gulung tikar kalau tidak punya modal besar hal ini karena apabila ada seorang pedagang yang mempunyai modal besar, pedagang yang mempunyai modal besar ini akan memberlakukan harga dibawah harga pasar, gunanya untuk apa? tidak lain tentunya untuk mematikan persaingan dengan pelaku usaha pesaing yang tidak mempunyai modal yang besar. Dengan diberlakukannya harga yang murah, secara otomatis konsumen akan berduyun-duyun untuk membelinya. Sehingga pedagang telur pesaing akan gulung tikar alias bangkrut. Dalam jangka pendek, Predator Pricing berdampak menguntungkan bagi konsumen, namun setelah menyingkirkan pesaing Pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran dari pasar dan menghambat calon pesaing baru, pelaku usaha dominan atau memiliki modal besar tersebut mengharap dapat menaikkan harga secara signifikan. Umumnya harga yang ditetapkan untuk menutupi kerugian tersebut merupakan harga monopoli (yang lebih tinggi) sehingga dapat merugikan konsumen. Praktik ini adalah upaya untuk
74 memaksimalkan keuntungan dan menutup kerugian yang ditimbulkan ketika melakukan Predator Pricing atau harga rendah. Strategi penetapan harga yang sangat rendah, yang termasuk limit pricing strategy diidentifikasikan dengan keinginan pelaku usaha monopolis atau dominan untuk melindungi posisinya dengan cara melakukan pemotongan harga secara substansial atau melakukan peningkatan produksi secara signifikan. Perilaku ini dimaksud agar tidak memberi kesempatan atau daya tarik pada pelaku usaha baru untuk masuk ke dalam industri sehingga pelaku usaha monopolis mempertahankan posisi dominannya. Meskipun penetapan harga rendah dapat menguntungkan konsumen, namun keuntungan tersebut hanya untuk beberapa waktu saja, karena setelah jangka waktu tertentu, dimana sejumlah pelaku usaha pesaing tersingkir dari pasar, konsumen justru akan dirugikan setelah pelaku usaha menetapkan harga yang sangat tinggi. C. Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Predator Pricing Pedagang Telur Ayam Di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Batang Istilah persaingan dalam berbisnis sudah tidak asing lagi didengar oleh pengusaha-pengusaha dan hal itu menjadi tantangan mereka dalam berwirausaha. Namun tergantung pada perilaku mereka, tertutama bagi pengusaha muslim, janganlah sampai berbisnis dengan bersaing secara yang tidak sehat, seperti berperilaku tidak semestinya terhadap pengusaha lain
75 yang menjadi pesaingnya dengan menjatuhkan harga dari pasaran, menjelekjelekkan produk yang dijual pengusaha lain, dan masih banyak contoh lainnya. Untuk itu masih banyak cara yang bisa dilakukan pengusaha dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, yaitu dengan hal-hal yang positif, salah satu contohnya dengan melakukan inovasi terhadap barang yang diproduk, sehingga konsumen akan dengan sendirinya minat untuk membeli barang yang diperjualbelikan. Sedangkan untuk etika bisnis Islam, membawa pengaruh pada perilaku pengusaha yang dapat diukur dari seberapa besar pemahanan mereka akan adanya etika bisnis Islam. Dalam hal ini peneliti menggunakan 5 indikator pada aksioma dasar etika bisnis Islam, yaitu: tauhid, kesimbangan, kehendak bebas, tanggungjawab, dan kebenaran. Hal ini terangkum dalam pernyataan berikut: 1. Tidak lalai dalam beribadah meski sibuk bekerja. 2. Tidak curang dalam berbisnis. 3. Tidak menimbun barang. 4. Tidak memaksa pembeli. 5. Memberi upah kepada pegawai sesuai haknya. 6. Memenuhi pesanan konsumen sesuai kesepakatan. 7. Bersikap murah hati dan akrab kepada konsumen. 8. Jujur dalam menjalankan usaha. 9. Menjaga amanah orang lain.
76 Dari aksioma dasar etika bisnis Islam tersebut, jika pengusaha telur ayam tersebut menjawab item pernyataan pada wawancara dengan jawaban yang mencerminkan mereka faham akan etika bisnis Islam berarti mereka telah mempraktekkan dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari. Hasil wawancara dengan para pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih tentang etika berdagang dengan adanya motif sosial ekonomi dan motif agama, yang terangkum dalam aspek etika terdiri dari aksioma dasar etika bisnis Islam diatas yaitu : Jawaban dari ketiga responden menyatakan bahwa mereka melakukan transaksi jual beli bukan hanya semata-mata demi keuntungan belaka, akan tetapi mereka tetap mengedepankan kejujuran dan keadilan kepada setiap calon pembeli yang melakukan transaksi, dari mulai menawarkan barang yang ingin dijualnya dengan keadaan baik, menanyakan kepada pembeli bahwa barang yang dibelinya sudah benar-benar ridho dengan harga yang disepakatinya, para penjual juga memperhatikan tingkat kualitas dan baik buruknya, para penjual tidak mengurangi timbangan/ ukuran/ jumlah barang yang telah dibeli oleh konsumen karena tindakan tesebut benar-benar sangat dilarang baik dalam bidang ekonomi maupun dalam agama itu sendiri. Aspek-aspek etika yang dibawa oleh empat responden pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih sangat kental akan halhal yang bernuansa agama, para pedagang tersebut juga menyadari akan pentingnya kejujuran apalagi diterapkan pada keadaan orang yang melakukan jual beli, maka dari itu bukan hanya ketrampilan dalam mengolah
77 daganganya, kreatifitas, semangat, ilmu tentang bagaimana mengolah keuangan, akan tetapi aspek-aspek religi pun juga ikut serta mendorong berjalannya roda ekonomi pada semua masyarakat, khususnya pada para pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih sendiri. Sebagaimana yang diucapakan oleh bapak H. Mufaidun, dia mengatakan bahwa saya sudah cukup lama jadi pengusaha Telur Ayam di desa ini, saya menjalankan usaha ini dengan rasa ikhlas dan tidak ada maksud apa-apa kecuali untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya dan saya menjalankan usaha telur ayam ini dengan niat ibadah, jika saya baik kepada pembeli dan melayani pembeli dengan sepenuh hati insyaallah semuanya pun apa yang kita berikan, apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita, kalau kita melakukan perbuatan baik nanti akan dibalas pula kebaikan kita, begitu pula sebaliknya, jika kita meakukan perbuatan jelek maka kejelekan kita akan dibalas oleh Allah SWT 36 Kemudian responden yang bernama Ibu Rahayu yang mengatakan: dia bertanggung jawab atas telur ayam yang dijualnya kepada para konsumen, terutama kualitas telur, beliau selalu memeriksa kondisi semua telur ayam yang akan dijualnya. Karena menurut Ibu Rahayu rasa tanggung jawab tersebut tidak terlepas dari ajaran agama dalam menjalankan segala aktivitasnya sehari-hari, dan khusunya sebagai seorang muslim dalam memberikan manfaat diantaranya kepada para konsumen yang akan datang 36 Wawancara dengan bapak H. Mufaidun salah satu pengusaha Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, 25 Juni 2015
78 kembali saat membutuhkan telur ayamnya. 37. Hal ini berarti bahwa manusia sebagai pelaku bisnis, mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnisnya. Harta sebagai komoditi bisnis dalam Islam, adalah amanah Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Salah satu pengusaha telur ayam yang termasuk mandiri yaitu Sutrisno merupakan bukan keturunan seorang pengusaha atau seorang anak yang mendapat warisan untuk melanjutkan usahanya itu, Sutrisno merupakan seorang pengusaha yang berjuang dari titik nol, dan juga seorang pengusaha yang tidak mempunyai cukup modal untuk berwira usaha, bahkan pada awal mulanya tidak mempunyai modal sama sekali, modal tersebut didapatnya dengan meminjam uang dari saudaranya, itu pun hanya tidak seberapa, dengan rasa percaya diri dan yakin bahwa bisnis telur ayam tersebut sangat potensial untuk dijadikan usaha, karena melihat dari beberapa pengusaha telur ayam di kelurahan Banaran banyak yang telah berhasil, berkat usaha dan kerja kerasnya dan dengan modal yang pas-pasan, Sutrisno dapat mengembangkan usahanya sampai saat sekarang ini dengan ikhtiarnya dalam menjalankan usaha. Sutrisno sudah hafal dengan pelanggan-pelangganya, biasanya pelanggan setianya itu dari konsumen pedagang suplaiyer. Konsumen pedagang suplaiyer tentu berbelanja dalam jumlah yang besar setiap harinya karena nanti akan dijual kembali di daerahnya. oleh sebab itu pedagang Sutrisno akan memberikan pelayanan khusus terhadap pelanggan - pelangganya karena mengetahui nanti barang 37 Wawancara dengan bapak Bapak Usman pengusaha Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, 25 Juni 2015
79 dagangannya akan dijual kembali. Harga untuk pelanggan setia berbeda dengan konsumen lainnya, selain itu juga dipermudah dalam bertransaksi, misalnya boleh berhutang terlebih dahulu. 38 Para pedagang mempertahankan usahanya tergantung pada sikap kewirausahaannya dalam berinovasi, mengembangkan produk yang dijualnya, dan masih banyak lagi dalam sisi etika dalam praktik berdagang juga, bukan hanya pengembangan produk saja yang diutamakan, namun hal tersebut sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan atau mengembangkan usahanya menjadi lebih berkembang dan berokah. Sifat entrepreneurship juga sangat membantu semangat untuk mengembangkan usahanya yang dijalankan oleh para pedagang Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, yang selanjutnya para pedagang juga membantu atau menggerakkan roda perekonomian di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih. Para pedagang menggunakan berbagai cara untuk mengembangkan daganganya menjadi lebih besar, berkembang, dan baik pula, hal ini bisa dilihat dari sikap untuk memperbesar modal yang didapatnya dari lembaga keuangan, baik dari koperasi konvensional, maupun koperasi syari ah yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pedagang yang dalam prosesnya dirasa sangat mudah dan tidak memberatakan para pedagang untuk mengucurkan modal guna pengembangan usaha. 39 38 Wawancara dengan Sutrisno pengusaha Telur Ayam di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih, 26 Juni 2015 39 Hasil wawancara dengan beberapa pedagang yang menjadi narasumber, tanggal 25 dan 26 Juni 2015
80 Pada prinsipnya secara mendasar dalam berdagang harus diterapakan etika bisnis agar tercipta sebuah keseimbangan, kebersamaan, dan hal aktivitas maupun entitas bisnis, sebagaimana Allah berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 29: Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu. Para pelaku usaha atau pedagang telur ayam memiliki pesaing masingmasing dengan grade atau tingkatan yang sama. Oleh karena itu pedagang harus memiliki daya saing yang kuat diantaranya daya saing kualitas, daya saing harga, daya saing marketing, dan daya saing jaringan kerja. Daya saing tersebut bukan berarti memperbolehkan pengusaha untuk berbuat sesuka hatinya, namun mereka menguatkan daya saingnya dengan tidak melakukan hal yang negatif atau bahkan sampai mematikan usaha pengusaha lain, tetapi yang dijalankan pengusaha telur ayam di desa Banaran ini juga mengedepankan aspek keagamaan dalam berbisnis, meraka berdaya saing tapi tetap dalam batasan aturan agama, dengan mempraktekkan persaingaan usaha yang sehat, karena tujuan mereka berwirausaha bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk mendapatkan
81 rezeki yang halal dengan praktek bisnis yang tak bertentangan dengan agama meski dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat.. Sebagai pengusaha memang sudah seharusnya mengetahui dan memahami akan etika bisnis Islam, sehingga dalam berperilaku ada batas batasan yang tidak sampai melanggar etika bisnis Islam. Persaingan usaha yang terjadi di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih ini, masih tergolong persaingan yang wajar. Dalam artian meskipun terjadi persaingan usaha mereka tetap menjalankan persaingan secara sehat, saling menghargai satu sama lain tanpa ada yang mejatuhkan dan tidak berlaku curang dalam berbisnis. Selain itu mereka juga tidak lupa akan agama yang dijadikan pedoman dalam berbisnis agar tidak keluar dari aturan Islam. Jadi dapat disimpulkan bahwa persaingan usaha yang terjadi di Kelurahan Banaran Kecamatan Banyu Putih dalam keadaan persaingan usaha yang sehat. Semakin ketat persaingan usaha yang terjadi, perilaku pengusaha Telur Ayam di desa Banaran ini tetap konsisten dengan tidak melakukan hal yang anarkis dan tidak melanggar aturan agama.