BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur - Luas Lahan : 6.451,2 m 2 - KDB : 30% - KLB : 1,2 - KB : 4 - KDH : 45% - KTB : 40% Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 51
2. Batas Wilayah - Timur : Museum Keprajuritan - Barat : Museum Serangga - Utara : Museum Pusaka - Selatan : Batas Selatan TMII 3.2. Analisa Non Fisik 3.2.1. Analisa Pelaku dan Kegiatan 1. Pelaku Kegiatan Tetap Pelaku yang melakukan aktifitas tetap atau setiap hari di bangunan museum adalah pengelola, yang terdiri dari : - Pimpinan museum, bertugas bertanggung jawab dan melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan museum. - Bagian administrasi, bertugas mengelola ketenagaan, keuangan, suratmenyurat, kerumahtanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi. - Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan kajian setiap koleksi museum. - Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi. - Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana serta menata pameran. - Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. - Service / pemelihara gedung, bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan gedung. - Keamanan, bertugas menjaga keamanan koleksi museum. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 52
2. Pelaku Kegiatan Tidak Tetap Pelaku yang melakukan aktifitas di museum hanya pada waktu waktu tertentu, antara lain : - Pengunjung, berdatangan jika ada suatu kegiatan / acara di museum, atau hanya sekedar rekreasi. - Kolektor / Seniman / Desainer, berdatangan jika ingin mengajukan atau sedang mengadakan pameran di museum. 3. Analisa Kegiatan Pengguna Analisa kegiatan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan ruang dan kapasitas yang harus disediakan untuk menampung aktivitas aktivitas yang berada di museum. Berikut skema analisa kegiatan pengguna museum : - Pelaku Kegiatan Tetap (Pengelola) BEKERJA MEETING MAKAN/MINUM PERAWATAN KOLEKSI SHOLAT BUANG AIR DATANG PULANG PREPARASI KOLEKSI MEMELIHARA GEDUNG ISTIRAHAT PULANG PARKIR MEMANTAU KEAMANAN LOADING KOLEKSI INVENTARISASI KOLEKSI Bagan 7 Skema Analisa Kegiatan Pengelola Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 53
- Pelaku Kegiatan Tidak Tetap (Pengunjung) MELIHAT PAMERAN MELIHAT KOLEKSI MUSEUM SHOLAT BUANG AIR DATANG PULANG MEMBELI TIKET MENCARI INFORMASI MEMBACA BUKU MENONTON PERTUNJUKKAN ISTIRAHAT PARKIR MENONTON FILM TTG BATIK MAKAN/MINUM WORKSHOP MEMBELI SOUVENIR Bagan 8 Skema Analisa Kegiatan Pengunjung - Pelaku Kegiatan Tidak Tetap (Kolektor / Seniman / Desainer) BERTEMU DGN STAFF SHOLAT BUANG AIR MAKAN/MINUM DATANG PULANG MENCARI INFORMASI WORKSHOP ISTIRAHAT PARKIR LOADING KOLEKSI MENYIMPAN KOLEKSI MELAKUKAN PAMERAN MELAKUKAN PERTUNJUKKAN Bagan 9 Skema Analisa Kegiatan Kolektor / Seniman / Desainer Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 54
3.2.2. Organisasi Ruang Bagan 10 Skema Organisasi Ruang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 55
3.2.3. Analisa Sirkulasi Bagan 11 Analisa Sirkulasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 56
3.2.4. Perhitungan Luasan Program Ruang - Luas Lahan : 6.451,2 m 2 - KDB : 30% - KLB : 1,2 - KTB : 40% - KDH : 45% - Tinggi Lantai (Maks.) : 4 Lantai - Luas Dasar Bangunan = KDB x Luas Lahan (Maks.) = 30% x 6.451,2 m 2 = 1.935,3 m 2 - Total Luas Bangunan = KLB x Luas Lahan (Maks.) = 1,2 x 6.451,2 m 2 = 7.741,4 m 2 - Total Luas Basement = KTB x Luas Lahan (Maks.) = 40% x 6.451,2 m 2 = 2.580,5 m 2 - Total Daerah Hijau = 45% x Luas Lahan (Min.) = 45% x 6.451,2 m 2 = 2.903 m 2 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 57
3.2.5. Program Ruang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 58
Tabel 1 Program Ruang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 59
3.3. Analisa Fisik 3.3.1. Analisa Lingkungan Tapak Pada area utara tapak terdapat taman kecil sebagai petunjuk area entrance pengunjung dan titik pertemuan antara pintu masuk tapak dengan pintu masuk museum serangga. Selain itu, pada area ini terdapat view danau. Pada area utara tapak juga terdapat area parkir kendaraan yang cukup luas dan toko souvenir yang terletak di tepi danau. Batas Utara berbatasan langsung dengan Museum Pusaka, dipisahkan dengan pagar beton dan jalan sirkulasi untuk pengunjung museum pusaka JALAN UTAMA AREA TMII Batas Barat berbatasan langsung dengan Museum Serangga, dipisahkan dengan pagar beton dan area pengelola museum serangga. Batas Selatan berbatasan dengan Area Batas Selatan TMII, pada area ini masih berupa pepohonan dan ada beberapa rumah. Batas Timur berbatasan langsung dengan tembok samping Museum Keprajuritan, dipisahkan dengan pagar museum keprajuritan Gambar 41 Analisa Lingkungan Tapak Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 60
1. Potensi Tapak, diantaranya : - Tapak berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, yang merupakan sebuah kawasan wisata terpadu yang terdiri dari berbagai museum. - Lokasi tapak terletak di tengah kawasan museum, yaitu museum pusaka, museum serangga dan museum air tawar. - Memiliki lahan parkir yang memadai serta toko cinderamata yang dapat diintegrasikan dengan museum batik. - Memiliki view yang bagus karena menghadap kearah danau. 2. Kendala Tapak, diantaranya : - Berbatasan langsung dengan area belakang museum keprajuritan, museum pusaka dan museum serangga. - Batas tapak antar museum dibatasi oleh pagar beton yang cukup tinggi, sehingga menggangu view. 3. Solusi : - Area yang berbatasan langsung dengan area belakang museum lain dapat dijadikan sebagai area service museum. - Mengganti pagar beton dengan pembatas taman, agar lebih terlihat menyatu antar museumnya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 61
3.2.1. Analisa View ke Dalam Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 42 Analisa View ke Dalam Tapak Tanggapan : View terbaik kedalam tapak adalah dari arah barat laut (area entrance) karena dari lokasi tersebut tapak dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, pada area tersebut terdapat taman yang dapat diolah sebagai daya tarik tambahan bagi pengunjung terhadap museum. Karena merupakan view terbaik, maka zona semi publik (area utama) diletakkan di area tersebut. Sedangkan pada arah selatan, bangunan museum akan terlihat dari jalan raya (area luar TMII) sehingga dapan menjadi daya tarik bagi pengguna jalan. Sehingga dapat diletakkan zona publik (area penunjang) pada area tersebut. Pada arah timur, barat, dan utara, view ke dalam museum terhalang oleh bangunan museum yang telah ada, yaitu museum serangga, museum pusaka, dan museum keprajuritan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62
3.2.2. Analisa View ke Luar Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 43 Analisa View ke Luar Tapak Tanggapan : View terbaik dari dalam tapak adalah kearah barat laut (area entrance) karena ke arah tersebut terlihat dengan jelas danau yang menjadi daya tarik bagi kawasan tersebut. Selain itu, pada area tersebut terdapat taman yang dapat diolah sebagai daya tarik tambahan bagi pengunjung museum. Karena merupakan view terbaik, maka zona semi publik (area utama) diletakkan di area tersebut. Sedangkan pada arah selatan, akan terlihat jalan raya yang dapat menjadi view dari dalam museum. Pada arah timur, barat, dan utara, view keluar museum terhalang oleh bangunan museum yang telah ada, yaitu museum serangga, museum pusaka, dan museum keprajuritan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 63
3.2.3. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 44 Analisa Sirkulasi dan Pencapaian Tanggapan : Jalur keluar masuk kendaraan sudah diatur sebelumnya oleh pengelola kawasan. Sudah tersedia jalur kendaraan dan pejalan kaki untuk menuju museum, serta sudah disediakan fasilitas parkir pengunjung di bagian depan museum. Sedangkan untuk sirkulasi kendaraan karyawan diarahkan melalui akses belakang museum keprajuritan. Akses sirkulasi karyawan museum batik sama dengan akses karyawan museum keprajuritan. Area parkir karyawan dan loading dock diletakkan di area belakang museum. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 64
3.2.4. Analisa Kebisingan Sumber : Dokumen Pribadi Gambar45 Analisa Kebisingan Tanggapan : Pada dasarnya lokasi tapak cukup tenang karena terletak di tengah kawasan TMII dan dikelilingi oleh museum museum. Selain itu lokasi tapak cukup jauh dari jalan utama kawasan. Untuk area depan tapak (arah utara) tingkat kebisingan sedang, karena merupakan area parkir dan ada taman untuk area duduk dan bermain. Oleh karena itu, penempatan zona semi publik (area utama) diletakkan di area depan. Sedangkan pada area timur, barat dan selatan suasana cukup hening, sehingga area yang memerlukan ketenangan dapat diletakkan pada area tersebut. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 65
3.2.5. Analisa Matahari B T Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 46 Analisa Matahari Tanggapan : Untuk zona privat (area pengelola) dan zona publik (area penunjang) diletakkan di arah timur dan barat. Sedangkan untuk zona semi publik (area utama) seperti ruang pamer dan penyimpanan batik, diletakkan di area tengah agar tidak mendapatkan sinar matahari yang berlebih, hal ini karena kain batik rentan terhadap sinar matahari secara langsung. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 66
3.4. Konsep Zoning 3.4.1. Zoning Horizontal Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 47 Zoning Horizontal Berdasarkan hasil analisa tapak, maka konsep penzoningan seperti pada gambar di atas. Zona semi publik (area utama) terletak di bagian depan tapak dan dikelilingi oleh zona privat (area pengelola) dan zona publik (area penunjang). Sedangkan zona privat (area pengelola) terletak dibagian belakang tapak, dekat dengan sirkulasi karyawan / pengelola. Namun juga terletak dekat dengan zona publik dan semi publik, hal ini untuk memudahkan pengelola dalam melakukan pengawasan dan pelayanan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 67
Gambar 48 Zoning Lantai 1 Gambar 49 Zoning Lantai 2 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 68
Gambar 50 Zoning Lantai 3 Gambar 51 Zoning Lantai 4 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 69
3.4.2. Zoning Vertikal ZONA SEMI PUBLIK ZONA PRIVAT ZONA SEMI PUBLIK ZONA SEMI PUBLIK ZONA PRIVAT ZONA SEMI PUBLIK ZONA PUBLIK Gambar 52 Zoning Vertikal - Lantai 1 : Zona Privat, Zona Publik, Zona Semi Publik Zona privat dilantai 1 diperuntukkan untuk pelayanan dan loading barang, yaitu terdiri dari area loading, ruang penyimpanan koleksi (open storeage), dan front office. Zona publik di lantai 1 diperuntukkan sebagai area penunjang museum, yaitu terdiri dari taman, kafetaria, toko souvenir, ruang workshop dan toilet. Zona semi publik di lantai 1 diperuntukkan sebagai area selamat datang, yaitu terdiri dari lobby utama dan ruang pamer temporer. Pada zona semi publik, hanya diperuntukkan bagi pengunjung yang memiliki tiket masuk museum. - Lantai 2 : Zona Semi Publik Zona publik di lantai 2 terdiri dari ruang ruang pamer utama, ruang pamer maestro, ruang pamer industri dan ruang audiovisual sebagai ruang utama dari Museum Batik. - Lantai 3 : Zona Privat dan Zona Semi Publik Zona privat di lantai 3 terdiri dari ruang preparasi/study. ruang konservasi, ruang penyimpanan koleksi dan ruang staff. Zona semi publik di lantai 3 terdiri dari ruang interaktif pengunjung, hall of fame dan perpustakaan sebagai area transisi menuju ruang utama. - Lantai 4 : Zona Semi Publik Lantai 4 dikhususkan untuk area auditorium, yang terdiri dari ruang auditorium, ruang teknisi, dan area backstage. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 70