ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014

Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Abstrak

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

KORELASI ADVERSITYQUOTIENT DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani 2, Wahyudi 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

KORELASI TINGKAT INTELIGENSI SISWA DENGAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS I SD NEGERI JABUNGAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya,

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SGD BANDUNG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SEMESTER 2 PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMAK ST. PETRUS ENDE TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 88 siswa yang dijadikan sampel penelitian. Adapun skala intensitas melaksanakan Shalat Dhuha terdiri dari 30

E-JURNAL. Oleh : NECI DESWITA SARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient pada Guru di Madrasah Aliyah Al-Mursyid Kota Bandung

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAKASSAR

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T.

PENGARUH NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS ANGKATAN 2010

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 2009/2010.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER

Transkripsi:

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 215/216 Bakri M * ) E-mail: bakrim6@yahoo.co.id Sudarman Bennu * ) E-mail: sudarmanbennu@untad.ac.id Muh. Hasbi * ) E-mail: muhhasbi62@yahoo.co.id * ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako Abstrak: Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri mahasiswa. Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa adalah adversity quotient yang disingkat AQ. Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang membuat seseorang dapat mengubah hambatan atau kesulitan menjadi sebuah peluang. Peneliti ingin mengetahui tingkat Adversity Quotient dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako tahun akademik 215/216. Penelitian menggunakan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang terdaftar pada tahun akademik 215/216 yang sudah memiliki IPK. Sampel pada penelitian sebanyak 478 orang menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket yang disebut ARP dan Angket Indeks Prestasi Mahasiswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa berada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada rentang skor 88 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan Adversity Quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Kata kunci: Adversity Quotient, Indeks Prestasi Kumulatif PENDAHULUAN Ilmu psikologi membagi kecerdasan manusia menjadi empat yaitu; IQ (Intelegene Quotient) yang biasa disebut kecerdasan intelektual, EQ (Emosional Quotient) yang disebut kecerdasan emosional, SQ (Spiritual Quotient) yang disebut kecerdasan spritual dan AQ (Adversity Quotient) yang disebut kecerdasan menghadapi tantangan. Kecerdasan yang keempat yaitu AQ menurut Annida (213) merupakan bentuk kecerdasan yang banyak menentukan kesuksesan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan disaat terjadi kesulitan atau kegagalan. Seseorang yang mempunyai AQ yang tinggi, maka lebih mudah menjalani kehidupan sehari-hari disebabkan oleh mereka yang mempunyai AQ tinggi akan lebih mudah menanggapi suatu masalah dan mampu bertahan dari suatu tantangan atau masalah yang dihadapi. AQ mulai dipopulerkan oleh Poul Stoltz yang didasarkan pada pengalaman pribadinya sebagai konsultan pendidikan, dan terus dilakukan penelitian dan

Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 35 pengembangan oleh ahli pendidikan sehingga AQ bisa memberikan kontribusi yang lebih baik pada manusia agar tetap kuat dalam menghadapi tantangan. Tantangan pendidikan paling besar dihadapi oleh peserta didik saat berada di jenjang pendidikan tinggi. Mereka menghadapi banyak persoalan-persoalan perkuliahan dan persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Persoalan perkuliahan seperti tugas matakuliah yang banyak, perkuliahan yang menuntut kemandirian dan perkuliahan dengan berbagai metode yang digunakan dosen menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri. Selain itu, persoalan kehidupan sehari-hari seperti uang kuliah yang cukup besar, biaya hidup yang cukup tinggi dan pergaulan yang bebas menuntut kedewasaan dan kesabaran. Kompleksitas kehidupan yang dialami oleh mahasiswa sebagai peserta didik ditingkat perguruan tinggi bisa cepat berubah akibat peningkatan teknologi, perubahan nilai sosial dan kultural. Pada jenjang pendidikan tinggi, kondisi perkembangan peserta didik cukup kompleks mulai perkembangan fisik, psikis, baik yang tumbuh dari faktor diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Mahasiswa yang kuliah di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Untad sebagian besar memiliki intelegensi, kreatifitas dan kecakapan yang cukup tinggi. sehingga kemampuan dan potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat jangkauan dan peluang yang cukup luas dalam meraih masa depan yang mereka cita-citakan, akan tetapi berbeda ketika di balik potensi besar mereka mengalami traumatis dan syndrome dari permasalahan keluarga, ekonomi maupun pergaulan yang dirasa kurang membawa perkembangan bagi pribadinya. Keadaan itu akan membuat kondisi pribadi menjadi seorang individu berpotensi untuk berprestasi tetapi menjadi pribadi yang pemalas, penakut, merasa minder, atau bahkan menjadi mahasiswa yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Melihat keadaan yang mudah mendapatkan masalah, maka diperlukan AQ (Adversity Quotient) dalam mengatasi masalaha, dan sejauh mana kemampuan mahasiswa menjadi lebih kuat dalam menghadapi kesulitan dalam hidupnya yaitu dengan mempunyai kendali diri yang kuat, asal-usul dan pengkauan terhadap masalah yang dihadapi, jangkauan yang luas dalam menghadapi masalah, serta yang paling penting dalam hal ini adalah daya tahan, yaitu sejauh mana kekuatan dan daya tahan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang mereka hadapi sebagai individu yang mempunyai kelebihan yang luar biasa, baik dari mereka sendiri, keluarga maupun lingkungan, agar mereka tetap menjadi mahasiswa berprestasi yang dapat meraih sukses dan tidak mudah menyerah dengan apa yang menimpanya serta menjadi mahasiswa yang tetap termotivasi untuk meraih prestasi. Dalam adversity quotient, menurut Sudarman (212: 56) terdapat empat dimensi utama yang dapat membentuk AQ seseorang kuat yaitu:1) Kendali diri (Control), dengan control diri inilah seseorang bisa mengendalikan dirinya dengan permasalahan yang ada, sehingga dapat mengontrol emosi secara lebih baik, 2) Asal-usul dan pengakuan diri (origin dan ownership), dengan mengetahui dan faham tentang asal-usul masalah/kesulitan, maka dengan gaya dan caranya sendiri seseorang akan mengakui keberadaan masalah/kesulitan yang dihadapi. 3) Jangkauan/reach (R) berarti sejauh mana kesulitan yang ada akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang, dengan mengetahui jangkauan maka seseorang akan menunjukkan kemampuan dalam melakukan penilaian tentang beban kerja yang menimbulkan stress. 4) Daya tahan/endurance (E) berarti persepsi seseorang akan lama atau tidaknya kesulitan akan berlangsung. Daya tahan akan dapat menimbulkan penilaian seseorang tentang situasi yang baik atau buruk. Seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau

36 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 tantangan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang adversity quotient mahasiswa dan prestasi mahasiswa di Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Tadulako. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkatan indeks prestasi mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. 2. Untuk mengetahui tingkatan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan variabel indeks prestasi kumulatif mahasiswa diberi simbol X dan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang sudah memiliki Indeks Prestasi Akademik. Dengan kata lain populasi penelitian ini adalah mereka yang terdaftar sebagai mahasiswa mulai tahun 214, 213, dan 212. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling sehingga terpilih 478 mahasiswa dengan rincian 136 mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, 11 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, 114 mahasiswa program studi Pendidikan Biologi, dan 118 mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Pengumpulan data menggunakan dua instrumen yang pertama disebut Adversity Response Partisipan (ARP) kedua instrumen prestasi mahasiswa yang berisi tentang keadaan keluarga, identitas sekolah dan indeks prestasi mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Data dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptip seperti rata-rata, median, nilai maksimum nilai minimum dan standar deviasi. Sementara analisis statistik inferensial yang digunakan adalah analisis korelasional untuk dua variabel. HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Statistik Deskriptif. Analisis dilakukan terhadap kedua variabel yang diteliti yang dirinci berdasarkan program studi. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan dalam bentuk diagram batang berikut ini. 4 3 2 1 3.81 1.8 3.15 3.2 Gambar 1. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 37 Berdasarkan Gambar 1, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 3,81. IPK terendah adalah 1,8. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 3,15 dengan median 3,2. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 4 3.81 3.15 3.2 3 2 1.8 1 Gambar 2. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Berdasarkan Gambar 2, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 3,88. IPK terendah adalah 1,71. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 2,91 dengan median 2,945. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 4 3.96 3.16 3.15 3 2.23 2 1 Gambar 3. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 3,96. IPK terendah adalah 2,23. Ratarata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 11 adalah 3,16 dengan median 3,15. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

38 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1.5 3.86 2.19 3.23 3.2 Gambar 4. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Berdasarkan Gambar 4, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 3,86. IPK terendah adalah 2,19. Ratarata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 3,23 dengan median 3,2. Hasil analisis variabel Adversity Quotient (AQ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 18 16 14 12 1 8 6 4 2 176 127.22 127 9 Gambar 5. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 176, Adversity Quotient terendah adalah 9. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 127,22 dengan median 127.

Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 39 Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 18 16 14 12 1 8 6 4 2 163 122.94 124 88 Gambar 6. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Berdasarkan Gambar 6, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 163. Adversity Quotient terendah adalah 88. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 122,94 dengan median 124. Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 16 14 12 1 8 6 4 2 158 94 123.76 122 Gambar 7. Diagram Batang Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Berdasarkan Gambar 7, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 158. Adversity Quotient terendah

4 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 adalah 94. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 11 adalah 123,76 dengan median 122. Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 18 16 14 12 1 8 6 4 2 172 123.56 123.5 89 Gambar 8. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Berdasarkan Gambar 8, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 172. Adversity Quotient terendah adalah 89. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 123,56 dengan median 123,5. Hasil Analisis Statistik Inferensial. Berdasarkan hipotesis yang diajukan yaitu: H : Tidak ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako H 1 : Ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako Untuk operasionalnya hipotesis statistik di atas, maka rumusan statistik tersebut adalah H : H 1 : Statistik yang digunakan untuk menguji rumusan hipotesis statistik di atas adalah korelasi product momen atau yang populer dengan nama korelasi Pearson. Apabila dimisalkan variabel Indeks prestasi dengan simbol X dan variabel Adversity Quotient dengan simbol Y, maka akan diperoleh pasangan data atau pasangan terurut (X,Y) sebanyak jumlah sampel yaitu 478 orang. Hasil perhitungan diperoleh dan r 2 =,121. Apabila dengan derajat kebebasan (dk) = 476 maka diperoleh r tabel =,88. Jadi nilai r tabel lebih kecil dari r hitung sehingga disimpulkan hipotesis H ditolak atau menerima H 1. Jadi terdapat hubungan antara indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako.

Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 41 Koefisien determinasi variabel X dan Y dinyatakan dengan simbol r 2, sehingga diperoleh koefisien determinasi X dan Y sebesar,121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai X, atau 1,21% diantara variasi total nilai-nilai X dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilainilai X. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) FKIP Universitas Tadulako yang disimbolkan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila ditinjau dari rata-rata, IPK dengan rata-rata terendah yaitu 2,91 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 3,23 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Tetapi secara umum rata-rata IPK mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 3,11. Apabila dilihat dari variabel Adversity Quetiont (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA, berada pada rentang skor 88 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila dilihat dari rata-rata, AQ dengan rata-rata terendah yaitu 122,94 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 127,22 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 124,37. Hasil uji statistik inferensial menunjukkan bahwa r hitung yang diperoleh sebesar,11 lebih besar dari r tabel,88 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa pada Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar,121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai variabel prestasi mahasiswa (Y) dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai adversity quotient (X). Daya tahan atau endurence merupakan satu komponen dari empat komponen utama yang dapat membentuk AQ seseorang menjadi kuat. Menurut Sudarman (212: 56) seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau tantangan yang sedang dihadapi. Hal ini akan sejalan apabila dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan. Seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan mudah meraih kesuksesan atau prestasi yang lebih baik dibandingkan seseorang yang mempunyai AQ rendah. Kontribusi adversity quotient mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako sebesar 1,21%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dikemukan pada bagian terdahulu, maka dapat disimpulankan bahwa: 1. Indeks prestasi mahasiswa yang dinyatakan dengan IPK mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan

42 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11. 2. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang skor 88 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. 3. Hasil analisis statistik inferensial dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada koordinator program studi untuk memperhatikan AQ mahasiswa dan memprogramkan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mahasiswa mengelola tantangan yang dihadapinya sehingga menjadi peluang untuk meraih kesuksesan. Para dosen yang mengajar di Jurusan Pendidikan MIPA untuk memperhatikan AQ mahasiswa dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Annida. 213. Adversity Quotient. http://personalityannida.wordpress.com/213/12/15/ kesiapan-menghadapi-tantangan-adversity-quotient/. Diakses tanggal 26 Juni 214. Bakri, Sudarman, Rita Lefrida. 214. Analisis Indeks Prestasi dan Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako. Laporan Penelitian. FKIP Untad. Diana, Nida u. 28. Study Deskriptif Tentang Adversity Quotient pada Siswa Kelas Akselerasi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Malang. Skripsi. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=4419. Diakses pada tanggal 28 Juni 214. Hamalik, Oemar. 28. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E., 28, Implementasi Kurikulum 24 Panduan Pembelajaran KBK, Remaja Rosdakarya, Bandung. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Sudarman. 212. Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya dalam Pem-belajaran Matematika. Jurnal Aksioma Vol. 1, No. 1 Maret 212. Halaman 55 62.http%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2FAKSIO MA%2Farticle%2Fview%2F1279%2F928&ei=GepMVKn1BYTTmgWt3oGoBA &usg=afqjcnetkv8c2pywheeodykkcadfcv1spw. Diakses pada tanggal 26 Juni 214.

Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 43 Susilo, M. Joko. 26. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Tim Penyusun. 212. Pedoman Akademik 212 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Palu: Universitas Tadulako. Winkel, W.S. 29. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.