ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 215/216 Bakri M * ) E-mail: bakrim6@yahoo.co.id Sudarman Bennu * ) E-mail: sudarmanbennu@untad.ac.id Muh. Hasbi * ) E-mail: muhhasbi62@yahoo.co.id * ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako Abstrak: Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri mahasiswa. Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa adalah adversity quotient yang disingkat AQ. Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang membuat seseorang dapat mengubah hambatan atau kesulitan menjadi sebuah peluang. Peneliti ingin mengetahui tingkat Adversity Quotient dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako tahun akademik 215/216. Penelitian menggunakan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang terdaftar pada tahun akademik 215/216 yang sudah memiliki IPK. Sampel pada penelitian sebanyak 478 orang menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket yang disebut ARP dan Angket Indeks Prestasi Mahasiswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa berada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada rentang skor 88 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan Adversity Quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Kata kunci: Adversity Quotient, Indeks Prestasi Kumulatif PENDAHULUAN Ilmu psikologi membagi kecerdasan manusia menjadi empat yaitu; IQ (Intelegene Quotient) yang biasa disebut kecerdasan intelektual, EQ (Emosional Quotient) yang disebut kecerdasan emosional, SQ (Spiritual Quotient) yang disebut kecerdasan spritual dan AQ (Adversity Quotient) yang disebut kecerdasan menghadapi tantangan. Kecerdasan yang keempat yaitu AQ menurut Annida (213) merupakan bentuk kecerdasan yang banyak menentukan kesuksesan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan disaat terjadi kesulitan atau kegagalan. Seseorang yang mempunyai AQ yang tinggi, maka lebih mudah menjalani kehidupan sehari-hari disebabkan oleh mereka yang mempunyai AQ tinggi akan lebih mudah menanggapi suatu masalah dan mampu bertahan dari suatu tantangan atau masalah yang dihadapi. AQ mulai dipopulerkan oleh Poul Stoltz yang didasarkan pada pengalaman pribadinya sebagai konsultan pendidikan, dan terus dilakukan penelitian dan
Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 35 pengembangan oleh ahli pendidikan sehingga AQ bisa memberikan kontribusi yang lebih baik pada manusia agar tetap kuat dalam menghadapi tantangan. Tantangan pendidikan paling besar dihadapi oleh peserta didik saat berada di jenjang pendidikan tinggi. Mereka menghadapi banyak persoalan-persoalan perkuliahan dan persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Persoalan perkuliahan seperti tugas matakuliah yang banyak, perkuliahan yang menuntut kemandirian dan perkuliahan dengan berbagai metode yang digunakan dosen menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri. Selain itu, persoalan kehidupan sehari-hari seperti uang kuliah yang cukup besar, biaya hidup yang cukup tinggi dan pergaulan yang bebas menuntut kedewasaan dan kesabaran. Kompleksitas kehidupan yang dialami oleh mahasiswa sebagai peserta didik ditingkat perguruan tinggi bisa cepat berubah akibat peningkatan teknologi, perubahan nilai sosial dan kultural. Pada jenjang pendidikan tinggi, kondisi perkembangan peserta didik cukup kompleks mulai perkembangan fisik, psikis, baik yang tumbuh dari faktor diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Mahasiswa yang kuliah di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Untad sebagian besar memiliki intelegensi, kreatifitas dan kecakapan yang cukup tinggi. sehingga kemampuan dan potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat jangkauan dan peluang yang cukup luas dalam meraih masa depan yang mereka cita-citakan, akan tetapi berbeda ketika di balik potensi besar mereka mengalami traumatis dan syndrome dari permasalahan keluarga, ekonomi maupun pergaulan yang dirasa kurang membawa perkembangan bagi pribadinya. Keadaan itu akan membuat kondisi pribadi menjadi seorang individu berpotensi untuk berprestasi tetapi menjadi pribadi yang pemalas, penakut, merasa minder, atau bahkan menjadi mahasiswa yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Melihat keadaan yang mudah mendapatkan masalah, maka diperlukan AQ (Adversity Quotient) dalam mengatasi masalaha, dan sejauh mana kemampuan mahasiswa menjadi lebih kuat dalam menghadapi kesulitan dalam hidupnya yaitu dengan mempunyai kendali diri yang kuat, asal-usul dan pengkauan terhadap masalah yang dihadapi, jangkauan yang luas dalam menghadapi masalah, serta yang paling penting dalam hal ini adalah daya tahan, yaitu sejauh mana kekuatan dan daya tahan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang mereka hadapi sebagai individu yang mempunyai kelebihan yang luar biasa, baik dari mereka sendiri, keluarga maupun lingkungan, agar mereka tetap menjadi mahasiswa berprestasi yang dapat meraih sukses dan tidak mudah menyerah dengan apa yang menimpanya serta menjadi mahasiswa yang tetap termotivasi untuk meraih prestasi. Dalam adversity quotient, menurut Sudarman (212: 56) terdapat empat dimensi utama yang dapat membentuk AQ seseorang kuat yaitu:1) Kendali diri (Control), dengan control diri inilah seseorang bisa mengendalikan dirinya dengan permasalahan yang ada, sehingga dapat mengontrol emosi secara lebih baik, 2) Asal-usul dan pengakuan diri (origin dan ownership), dengan mengetahui dan faham tentang asal-usul masalah/kesulitan, maka dengan gaya dan caranya sendiri seseorang akan mengakui keberadaan masalah/kesulitan yang dihadapi. 3) Jangkauan/reach (R) berarti sejauh mana kesulitan yang ada akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang, dengan mengetahui jangkauan maka seseorang akan menunjukkan kemampuan dalam melakukan penilaian tentang beban kerja yang menimbulkan stress. 4) Daya tahan/endurance (E) berarti persepsi seseorang akan lama atau tidaknya kesulitan akan berlangsung. Daya tahan akan dapat menimbulkan penilaian seseorang tentang situasi yang baik atau buruk. Seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau
36 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 tantangan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang adversity quotient mahasiswa dan prestasi mahasiswa di Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Tadulako. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkatan indeks prestasi mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. 2. Untuk mengetahui tingkatan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan variabel indeks prestasi kumulatif mahasiswa diberi simbol X dan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang sudah memiliki Indeks Prestasi Akademik. Dengan kata lain populasi penelitian ini adalah mereka yang terdaftar sebagai mahasiswa mulai tahun 214, 213, dan 212. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling sehingga terpilih 478 mahasiswa dengan rincian 136 mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, 11 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, 114 mahasiswa program studi Pendidikan Biologi, dan 118 mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Pengumpulan data menggunakan dua instrumen yang pertama disebut Adversity Response Partisipan (ARP) kedua instrumen prestasi mahasiswa yang berisi tentang keadaan keluarga, identitas sekolah dan indeks prestasi mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Data dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptip seperti rata-rata, median, nilai maksimum nilai minimum dan standar deviasi. Sementara analisis statistik inferensial yang digunakan adalah analisis korelasional untuk dua variabel. HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Statistik Deskriptif. Analisis dilakukan terhadap kedua variabel yang diteliti yang dirinci berdasarkan program studi. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan dalam bentuk diagram batang berikut ini. 4 3 2 1 3.81 1.8 3.15 3.2 Gambar 1. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 37 Berdasarkan Gambar 1, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 3,81. IPK terendah adalah 1,8. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 3,15 dengan median 3,2. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 4 3.81 3.15 3.2 3 2 1.8 1 Gambar 2. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Berdasarkan Gambar 2, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 3,88. IPK terendah adalah 1,71. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 2,91 dengan median 2,945. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 4 3.96 3.16 3.15 3 2.23 2 1 Gambar 3. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 3,96. IPK terendah adalah 2,23. Ratarata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 11 adalah 3,16 dengan median 3,15. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.
38 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1.5 3.86 2.19 3.23 3.2 Gambar 4. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Berdasarkan Gambar 4, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 3,86. IPK terendah adalah 2,19. Ratarata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 3,23 dengan median 3,2. Hasil analisis variabel Adversity Quotient (AQ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 18 16 14 12 1 8 6 4 2 176 127.22 127 9 Gambar 5. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 176, Adversity Quotient terendah adalah 9. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 127,22 dengan median 127.
Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 39 Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 18 16 14 12 1 8 6 4 2 163 122.94 124 88 Gambar 6. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Berdasarkan Gambar 6, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 163. Adversity Quotient terendah adalah 88. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 122,94 dengan median 124. Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 16 14 12 1 8 6 4 2 158 94 123.76 122 Gambar 7. Diagram Batang Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Berdasarkan Gambar 7, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 158. Adversity Quotient terendah
4 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 adalah 94. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 11 adalah 123,76 dengan median 122. Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini. 18 16 14 12 1 8 6 4 2 172 123.56 123.5 89 Gambar 8. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Berdasarkan Gambar 8, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 172. Adversity Quotient terendah adalah 89. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 123,56 dengan median 123,5. Hasil Analisis Statistik Inferensial. Berdasarkan hipotesis yang diajukan yaitu: H : Tidak ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako H 1 : Ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako Untuk operasionalnya hipotesis statistik di atas, maka rumusan statistik tersebut adalah H : H 1 : Statistik yang digunakan untuk menguji rumusan hipotesis statistik di atas adalah korelasi product momen atau yang populer dengan nama korelasi Pearson. Apabila dimisalkan variabel Indeks prestasi dengan simbol X dan variabel Adversity Quotient dengan simbol Y, maka akan diperoleh pasangan data atau pasangan terurut (X,Y) sebanyak jumlah sampel yaitu 478 orang. Hasil perhitungan diperoleh dan r 2 =,121. Apabila dengan derajat kebebasan (dk) = 476 maka diperoleh r tabel =,88. Jadi nilai r tabel lebih kecil dari r hitung sehingga disimpulkan hipotesis H ditolak atau menerima H 1. Jadi terdapat hubungan antara indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako.
Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 41 Koefisien determinasi variabel X dan Y dinyatakan dengan simbol r 2, sehingga diperoleh koefisien determinasi X dan Y sebesar,121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai X, atau 1,21% diantara variasi total nilai-nilai X dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilainilai X. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) FKIP Universitas Tadulako yang disimbolkan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila ditinjau dari rata-rata, IPK dengan rata-rata terendah yaitu 2,91 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 3,23 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Tetapi secara umum rata-rata IPK mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 3,11. Apabila dilihat dari variabel Adversity Quetiont (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA, berada pada rentang skor 88 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila dilihat dari rata-rata, AQ dengan rata-rata terendah yaitu 122,94 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 127,22 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 124,37. Hasil uji statistik inferensial menunjukkan bahwa r hitung yang diperoleh sebesar,11 lebih besar dari r tabel,88 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa pada Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar,121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai variabel prestasi mahasiswa (Y) dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai adversity quotient (X). Daya tahan atau endurence merupakan satu komponen dari empat komponen utama yang dapat membentuk AQ seseorang menjadi kuat. Menurut Sudarman (212: 56) seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau tantangan yang sedang dihadapi. Hal ini akan sejalan apabila dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan. Seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan mudah meraih kesuksesan atau prestasi yang lebih baik dibandingkan seseorang yang mempunyai AQ rendah. Kontribusi adversity quotient mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako sebesar 1,21%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dikemukan pada bagian terdahulu, maka dapat disimpulankan bahwa: 1. Indeks prestasi mahasiswa yang dinyatakan dengan IPK mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang nilai 1,71 3,96 skala - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan
42 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 216 disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 216 Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11. 2. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang skor 88 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. 3. Hasil analisis statistik inferensial dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada koordinator program studi untuk memperhatikan AQ mahasiswa dan memprogramkan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mahasiswa mengelola tantangan yang dihadapinya sehingga menjadi peluang untuk meraih kesuksesan. Para dosen yang mengajar di Jurusan Pendidikan MIPA untuk memperhatikan AQ mahasiswa dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Annida. 213. Adversity Quotient. http://personalityannida.wordpress.com/213/12/15/ kesiapan-menghadapi-tantangan-adversity-quotient/. Diakses tanggal 26 Juni 214. Bakri, Sudarman, Rita Lefrida. 214. Analisis Indeks Prestasi dan Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako. Laporan Penelitian. FKIP Untad. Diana, Nida u. 28. Study Deskriptif Tentang Adversity Quotient pada Siswa Kelas Akselerasi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Malang. Skripsi. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=4419. Diakses pada tanggal 28 Juni 214. Hamalik, Oemar. 28. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E., 28, Implementasi Kurikulum 24 Panduan Pembelajaran KBK, Remaja Rosdakarya, Bandung. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Sudarman. 212. Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya dalam Pem-belajaran Matematika. Jurnal Aksioma Vol. 1, No. 1 Maret 212. Halaman 55 62.http%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2FAKSIO MA%2Farticle%2Fview%2F1279%2F928&ei=GepMVKn1BYTTmgWt3oGoBA &usg=afqjcnetkv8c2pywheeodykkcadfcv1spw. Diakses pada tanggal 26 Juni 214.
Bakri, Sudarman, dan Muh. Hasbi, Adversity Quotinet dan Indeks 43 Susilo, M. Joko. 26. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Tim Penyusun. 212. Pedoman Akademik 212 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Palu: Universitas Tadulako. Winkel, W.S. 29. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.