BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM OPERASIONAL SIKLUS KALINA KAPASITAS STEAM 50 TON/JAM DENGAN MEMANFAATKAN UAP DARI VENT VALVE SYSTEM PLTP KAMOJANG

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Optimasi Siklus Kalina KCS34 Pada Pemanfaatan Sumber Air Panas (Natural Hot Spring) Sebagai Pembangkit Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC)

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB II LANDASAN TEORI

TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

Refrigerant. Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut.

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

SIMULASI PENGARUH RASIO TEKANAN HPH TERHADAP PERFORMA PLTU PAITON 9 MENGGUNAKAN SOFTWARE CYCLE TEMPO

Oleh : Dwi Dharma Risqiawan Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar K.P, ST, MT, PhD

ANALISIS PEFORMA PLTU VERSUS VARIASI BEBAN PADA TURBIN UAP MENGGUNAKAN SOFTWARE CYCLE TEMPO. Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi Utomo Kukuh Widodo, ME

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

Exercise 1c Menghitung efisiensi

ANALISIS PEMANFAATAN GEOTHERMAL BRINE UNTUK PEMBANGKITAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN HEAT EXCHANGER

Analisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN PERALATAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metode Pengumpulan Data BAB II

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

IV. METODE PENELITIAN

STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

TURBIN UAP. Penggunaan:

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle

Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

ANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

STUDI PERANCANGAN PLTGU SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4

Transkripsi:

BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0 3. SIKLUS KALINA 2 MW Sistem siklus Kalina 34 atau (KCS 34) digunakan dalam pembuatan pembangkat daya dan dirancang oleh Dr. Alexander Kalina yang khusus diperuntukkan pada medium entelpi rendah. Skemanya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Komponen utama dalam pembangkit daya ini adalah turbin dan generator uap, evaporator, separator, condenser, recuperator exchanger dan feed pump. Pemanfaatan Siklus Kalina bertujuan untuk meningkatkan efisiensi total Pembangkit Listrik Panas Bumi dengan cara membangkitkan sejumlah tenaga dari brine water sebelum diinjeksikan kembali ke dalam bumi. Proses perhitungan dan pemodelan bertujuan untuk mencari daya maksimum dan efisiensi maksimum yang dapat dicapai pada pemanfaatan brine water. Campuran dasar dari ammonia-water yang digunakan adalah 82 % ammonia. Nilai effisiensi diperoleh dari proses perpindahan kalor di evaporator dan pelepasan kalor di condenser. Effisiensi tambahan diperoleh dari recuperator exchanger. Keuntungan ini dadapat dari variasi unik dari karakter pendidihan dan pengembunan pada fluida kerja campuran ammonia-water. 37

Gambar 3.. Skema pembangkit daya siklus Kalina 2 MW [] Pada studi ini pemanfaatan energi dari brine water yang keluar dengan mass flow 90 kg/s, dan temperatur 24 0 C dan asumsi kerugian tekanan pada separator geotermal adalah 0.9 bar dan penurunan temperatur sebesar 2 0 C. Pemanfaatan brine water dari sistem geotermal utama untuk menghasilkan daya dipilih sistem Kalina Cycle KCS 34 (range temperatur 2 0 C). Skema pembangkit tenaga geothermal secara utuh seperti terlihat pada gambar 3. siklus Kalina 2MW [4]. 3.2 PEMODELAN APPARATUS SISTEM Dalam memodelkan sistem Siklus Kalina KCS 34 digunakan berbagai model apparatus yang tersedia dalam software Cycle Tempo 5.0. Model ini disesuaikan dengan skema tipikal pada sistem Kalina KCS 34 gambar 3.2. Penambahan drain tank pada sisi masuk kondenser bertujuan untuk membantu proses pemisahan antar uap dan cairan pada campuran yang akan masuk kedalam turbin dan kondenser dengan adanya absorpsi ammonia. Jumlah pipa yang digunakan ada 22 sambungan dan apparatus yang digunakan berjumlah buah yaitu : 38

. Evaporator, tipe heat exchanger nomor 3. 2. Vapor turbine terhubung dengan generator, tipe back pressure turbine nomor 5. 3. Higher Temperature (HT) Recuperator, tipe heat exchanger nomor 7. 4. Lower Temperatur (LT) Recuperator, tipe heat exchanger nomor 6. 5. Drain Tank, untuk separasi tipe drum nomor 5 dan 6. 6. Throttle valve, nomor 7. 7. Condenser, tipe heat exchnager nomor 0. 8. Pompa ammonia / feed pump, tipe liquid pump nomor 4. 9. Pompa cooling water, tipe liquid pump nomor 3. Aliran brine water ditandai oleh pipa berwarna merah dari brine water suply nomor hingga distric heating nomor 2. Aliran cooling water ditandai pipa berwarna biru dari cooling water suply nomor 2 hingga masuk lagi ke heat cooling water return nomor. Node nomor 4 dan 8 berfungsi sebagai ammonia-water splitter unit yang akan mengalir ke Drum yang keduanya adalah fungsi dari separator. Sistem siklus Kalina ini akan dibuat didalam simulasi dengan menggunakan Cycle Tempo 5.0 dan memperhatikan setiap input dan output pada skema diatas. 39

3 Hot Brine Suply 6 H 7 Evaporator 2 2 To Distric Heating System 8 Separator 20 6 4 HT Recuperator HE- H 9 Throttle valve 7 5 5 LT Recuperator HE-2 23 7 9 DRUM Vapor Turbine 0 F 5 2 Generator 8 Separator 4 p 6 T h Φ m p = Pressure [bar] T = Temperature [ C] h = Enthalpy [kj/kg] Φ m = Mass flow [kg/s] 2 DRUM 2 Condenser HE-3 7 Pump 2 3 8 Cooling w ater Return 4 3 5 0 6 2 Cooling w ater Suply Pump 4 3 Gambar 3.2. Skema pemodelan KCS 34 dengan Cycle Tempo 5.0 40

3.3 PROSES PERHITUNGAN DENGAN CYCLE TEMPO 5.0 Setelah membuat model sistem seperti gambar maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan yang melibatkan perhitungan energi, exergi dan kesetimbangan massa. Berbagai persamaan yang dipersiapkan antara lain : Persamaan :. Kesetimbangan massa pada Evaporator. 2. Kesetimbangan massa dan energi pada Turbin. 3. Kesetimbangan massa total pada Kondenser. 4. Kesetimbangan massa air pendingin pada Kondenser. 5. Kesetimbangan massa dan energi pada HT Recuperator, LT Recuperator. 6. Kesetimbangan massa pada Feed Pump. 7. Kesetimbangan massa pada Cooling Water Pump. Secara garis besar proses perhitungan kalkulasi termodinamik Cycle Tempo5.0 seperti pada gambar berikut. Gambar 3.3. Diagram Proses Perhitungan Cycle Tempo 4

3.4 PROSES PERHITUNGAN EXERGI PADA CYCLE TEMPO 5.0 Proses perhitungan energi melibatkan proses perhitungan energi masuk, perhitungan energi keluar, perhitungan konsumsi energi, dan perhitungan efisiensi sistem. 3.4. Kesetimbangan Energi pada Heat Exchanger dan Kondenser Persamaan energi atau heat transmit adalah n ( in. m, in ) ( out ( ). m, out ( ))... (3.) ( ) ( ) ( ) P = E i = h j Φ j h j Φ j j= j= n Contoh perhitungan energi pada Evaporator : Data input : Brine water T = 2 0 C P = 0 bar, h = 508.59 kj/kg, mass flow = 90 kg/s Data pipa 2 T 2 = 80 0 C P 2 = 0 bar, h 2 = 335.7 kj/kg, mass flow = 90 kg/s Data pipa 7 T 7 = 8 0 C P 7 = 3. bar, h 7 = 38.49 kj/kg, mass flow = 6.444 kg/s Data pipa 6 T 6 = 67 0 C P 6 = 32.4 bar, h 6 = 92.29 kj/kg, mass flow = 6.444 kg/s Heat transmit Q = m ( h h ) t 2 Qt = 90(508.59 335.7) Q = 5559.2 kwatt t 42

Heat absorb Qa = m ( h h ) 7 6 Qa = 6.444(38.49 92.29) Qa = 5559.3 kwatt (a) (b) Gambar 3.4. (a) adalah skema Evaporator, (b) preview hasil perhitungan dengan Cycle Tempo 3.4.2 Kesetimbangan Energi pada Kondenser h, m h, m 5 5 h, m 2 2 h, m 4 4 h, m 3 3 Gambar 3.5. Gambar skematik kondenser m m + m m = m = 3 = 2, 4 5 Q deliver = Q absorb m m c h + m2h2 m3h3 = m5h5 m4h4 m h h ) + m ( h h ) = m c ( h ).... (3.2) ( 3 2 2 3 5 h4 43

3.4.3 Kesetimbangan Energi pada Turbin h T, P ), m ( Gambar 3.6. Gambar skematik turbin uap h T, P ), m 2 ( 2 2 P P η turbine generator m m, e = = η mm ( h h2 )...(3.3) = η P m, e turbine η = efisiensi mekanis turbine efisiensi mekanikal elektrikal generator Gambar 3.7. Proses ekspansi turbin uap h h2 η i =. (3.4) h h h 2s ηi = efisiensi isentropik = 2s entalpi proses isentropik 44

3.4.4 Kesetimbangan Energi pada Separator atau Drain Tank ṁ, h ṁ 3,.h 3 ṁ 2.h 2 ṁ 4,h 4 Gambar 3.8. Skematik separator atau drain tank Perhitungan drain tank adalah perhitungan kesetimbangan energi dan dianggap tidak ada kerugian kalor pada drain tank. Perhitungan kesetimbangan energi adalah m + + (3.5) h m2h2 = m3h3 m4h4 3.4.5 Kesetimbangan Energi pada Pompa Cairan ṁ,h 2 2 ṁ,h Gambar 3.9. Gambar skematik pompa Perhitungan energi pada pompa selalu memperhatikan nilai efisiensi mekanikal dan efisiensi isentropik, perhatikan gambar. m = m = m P 2 pump m ( h4 h3 )... (3.6) = η m, e Gambar 3.0. Proses penaikan tekanan cairan pada pompa 45

s = 3 s3s η = i h3 s h 4 h h 3 3.(3.7) η η = efisiensi isentropis h m, e i 3s = efisiensi mekanikal elektrikal = entalpi proses isentropik pompa 3.4.6 Efisiensi Energi Sistem Gross thermal efficiency = Total produced electric/ mechanical power... (3.8) Total energy input Net thermal efficiency = Total produce elect/mech power - total own consumption Total energy input (3.9) Total produced electric/mechanical power = P generator Total own consumption = jumlah total energi yang digunakan untuk menjalankan pompa = total P pump. Total energi input = total heat absorbed pada Evaporator. 3.5 PROSES PERHITUNGAN EXERGI PADA CYCLE TEMPO Dalam analisa exergi dari proses dan sistem termodinamika melibatkan perhitungan exergi yang diabsorb oleh sistem atau apparatus, exergi yang dideliver, serta besarnya kerugian (losses) pada proses tersebut. Losses ini dapat disebabkan oleh drainage dan degradation energi. Besarnya jumlah losses dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi exergi dari proses, komponen, atau sistem. Efisiensi exergi dapat digunakan untuk menganalisa dan mengoptimasi proses dan sistem. Optimasi dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi exergi melalui pengurangan kerugian exergi (exergi losses). Efisiensi exergi juga dapat menunjukkan kualitas dari konversi energi pada sistem pembangkit. Untuk menghitung nilai exergi, pertama harus ditentukan dahulu referensi atau kondisi lingkungan ketika perhitungan dilakukan. Misalnya suhu dan tekanan lingkungan To dan Po. 46

3.5. Kesetimbangan Exergi pada Heat Exchanger Persamaan exergi yang mengalir pada sistem adalah Ex Ex = ( h h ) T ( s s )... (3.0) ph ph2 2 0 2 Contoh perhitungan exergi pada Evaporator, dengan data sama seperti contoh perhitungan energi sebelumnya. Data input : Dengan temperatur dan tekanan lingkungan adalah 303 K dan.0325 bar Brine water T = 2 0 C P = 0 bar, h = 508.59 kj/kg, mass flow = 90 kg/s Data pipa 2 T 2 = 80 0 C P 2 = 0 bar, h 2 = 335.7 kj/kg, mass flow = 90 kg/s Data pipa 7 T 7 = 8 0 C P 7 = 3. bar, h 7 = 38.49 kj/kg, mass flow = 6.444 kg/s Data pipa 6 T 6 = 67 0 C P 6 = 32.4 bar, h 6 = 92.29 kj/kg, mass flow = 6.444 kg/s Exergi absorb Ex = ( h h ) T ( s s ) Ex a a 2 o 2 = (335.7 508.59) 303.5(.0748.5379) Ex = 32.49235 kj / kg a Ex. m = 32.49235x90 = 2924.25kW a Tanda negatif berarti exergi diserap dari brine water 47

Exergi deliver Ex = ( h h ) T ( s s ) Ex d d 5 7 6 o 7 6 = (38.49 92.29) 303.5(3.5637 0.95) Ex = 53.856845 kj / kg d Ex. m = 53.856845x6.444 = 2530.02959kW d Exergi losses ( Ex m Ex m ) a d 5 2924.25 2530.02959 = 394.9 kw Dari gambar 3.. terlihat kesetimbangan exergi losses dengan menggunakan software (a) (b) e 4,m2 e,m e 2 e 3 (c) Gambar 3.. (a) skema Evaporator, (b) preview hasil perhitungan exergi dengan Cycle Tempo, (c) kesetimbangan exergi pada heat exchanger 48

( e e ) m = ( e e m +... (3.) 2 4 3) 2 I t ( h h2 To ( s s2 )) m = ( h4 h3 To ( s4 s3 )) m 2 + I h.. (3.2) I h = Exergy losses heat exchanger 3.5.2 Kesetimbangan Exergi pada Kondenser e,m e, m 5 5 e, m 2 2 I c e4,m 4 e, m 3 3 Gambar 3.2. kesetimbangan exergi pada kondenser m m = 4 = 5 m c e m e m e m = e m e m + + 2 2 3 3 5 5 4 4 I c ( h To s) m + ( h2 Tos2 ) m 2 ( h3 Tos3 ) m 3 = ( h5 Tos5 ) m 5 ( h4 Tos4 ) m 4 + Ic h To s ) m + ( h Tos ) m ( h Tos ) m 2 2 2 3 3 3 = h5 h4 To ( s5 s ) + Ic..(3.3) ( 4 I c = exergi losses pada kondenser 3.5.3 Kesetimbangan Exergi pada Turbin e, ṁ W aktual It e 2, ṁ2 Gambar 3.3. Kesetimbangan exergi pada turbin 49

m m = m = 2 e e m ) = W aktual + I t. (3.4) ( 2 ). (3.5) ( h h2 To ( s s2 )) m = ( h h2 m + I t I t h h2 ) To ( s s2 ) = ( h h ) +... (3.6) m ( 2 I t = mt ( s ) 2 s... (3.7) o I t = exergi losses turbin Nilai efisiensi exergi dari turbin dapat dihitung dengan rumus... (3.8) 3.5.4 Kesetimbangan Exergi pada Separator atau Drain Tank e,m e, m 3 3 I d e 2,m 2 e 4,m 4 Gambar 3.4. Kesetimbangan exergi pada drain tank e m e m = e m + e m + (3.9) + 2 2 3 3 4 4 I d ( h + I Tos) m + ( h2 Tos2 ) m2 = ( h3 Tos3 ) m3 + ( h4 Tos4 ) m4 d.(3.20) I d = exergi losses pada drum 50

3.5.5 Kesetimbangan Exergi pada Pompa Cairan I p e2,m 2 e,m W aktual Gambar 3.5. Kesetimbangan exergi pada pompa cairan m m = m = 2 m + Waktual = e m 2 I p (3.2) e + I p h Tos) + ( h2 h ) = ( h2 ToS ) + m ( 2 I p h h2 ) + To ( s2 s) = ( h h ) + m ( 2 I p = mt ( s ) 2 s.. (3.22) o 3.6 PARAMETER INPUT PERHITUNGAN ENERGI DAN EXERGI APPARATUS PADA SIKLUS KALINA Perhitungan energi dan exergi pada pemodelan dengan Cycle Tempo 5.0 dilakukan dengan memaasukkan parameter input yang dibutuhkan untuk melakukan proses perhitungan dan iterasi software. Untuk perhitungan exergi pertama-tama harus dimasukkan terlebih dahulu environment definition yaitu kondisi termodinamik lingkungan, temperatur dan tekanan yang akan dimasukkan sebagai referensi perhitungan exergi. 5

3.6. Parameter Input Kesetimbangan Energi dan Exergi pada Heat Exchanger Gambar 3.6. General heat exchanger [3]. Gambar 3.7. T-Q diagram heat exchanger [3] Parameter input: EEQCOD = menghitung aliran massa 2 Menghitung nilai entalpi masuk dan keluar TIN = temperatur masuk sisi primer (bagian yang dipanaskan) TOUT 2 = temperatur keluar sisi sekunder (bagian yang didinginkan) DELTL = perbedaan temperatur antara TOUT 2 dan TIN TIN 2 = temperatur masuk sisi sekunder (bagian yang didinginkan) 52

TOUT = temperatur keluar sisi primer (bagian yang dipanaskan) DELTH = perbedaan temperatur TOUT dan TIN 2 DELP = kerugian tekanan sisi primer aliran DELP2 = kerugian tekanan sisi sekunder aliran counter flow. Dalam pemodelan jenis heat exchanger, default yang dipakai adalah tipe Perhitungan nilai efisiensi exergi adalah sebagai berikut Ex primary out Exp rimary in η ex =... (3.23) Ex Ex sec ondary in sec ondary out 3.6.2 Parameter Input Kesetimbangan Energi dan Exergi pada Kondenser Gambar 3.8. Skema model kondenser [3] Parameter-parameter input : EEQCOD = menghitung aliran massa 2 Menghitung temperatur, nilai entalpi masuk dan keluar SATCOD = 0 apabila aliran keluar dari secondary flow berada pada titik saturasi. RPSM = ratio antara aliran massa primer dan sekunder. 53

DELTH = perbedaan temperatur antara temperatur saturasi sekunder dengan aliran keluar primer. ( o C) DELTL = perbedaan temperatur antara aliran keluar sekunder dengan aliran masuk primer. ( o C) DTSUBC = perbedaan temperatur antara temperatur saturasi sekunder dengan aliran keluar sekunder. ( o C) DELE = aliran energi ke enviroment (losses) (kw) Perhitungan pada kondenser melibatkan perhitungan keseimbangan energi dan keseimbangan massa. Perhitungan ini dapat diperoleh dari perhitungan dalam software dengan langkah sebagai berikut. Persamaan energi untuk kondenser dapat dihitung dengan dua cara :. Cara pertama adalah dengan menggunakan EEQCOD (Energy Equation Code) =. Pada cara ini, yang dihitung adalah aliran massa pada kondenser atau sistem secara keseluruhan dan digunakan untuk menghitung kuantitas aliran air pendingin yang butuhkan. Persamaan ini dapat diselesaikan dengan mengetahui entalpi masuk dan keluar dari kondenser. Entalpi tersebut dihitung jika perbedaan tekanan dan salah satu dari tekanan masuk/keluar diketahui. Berikut adalah tabel yang menunjukkan variabel-variabel yang harus diketahui dan tidak harus diketahui dalam memperhitungkan persamaan jika massa tidak diketahui : Tabel III.. Variabel-variabel pada Kondenser untuk EEQCOD = [3] dimana U = tidak perlu diketahui K = perlu diketahui 54

2. Cara kedua adalah dengan menggunakan EEQCOD = 2, persamaan energi digunakan untuk menghitung temperatur dan entalpi dari kondenser atau sistem secara keseluruhan. Tabel untuk menyelesaikan persamaan jika entalpi tidak diketahui : Tabel III.2. Variabel-variabel pada Kondenser untuk EEQCOD = 2 [3] dimana : U = tidak perlu diketahui K = perlu diketahui Efisiensi exergi pada kondenser dapat dihitung dengan : η dimana : Ex( condenser ) EX p, in / p, out EX s, in / s, out EX = EX EX p, in p, out EX s, in s, out.....(3.24) EX = exergi masuk/keluar dari aliran primer. EX = exergi masuk/keluar dari aliran sekunder. Perhitungan kesetimbangan energi dan massa juga bisa melibatkan faktor dimensi dan desain kondenser. Untuk perhitungan dalam studi ini faktor dimensi dan desain kondenser tidak masuk dalam proses perhitungan 3.6.3 Parameter Input Kesetimbangan Energi dan Exergi Turbin Penggunaan berbagai jenis turbin disesuaikan dengan kondisi dan parameter serta batasan-batasan dalam pemodelannya. Tipe yang akan digunakan dalam simulasi ini adalah tipe back pressure turbine, berbeda dengan tipe condensing turbine yang tekanan keluar turbin uap mencapai 0. bar yang umum digunakan pada Siklus Rankine. Back Pressure Turbine memiliki tekanan keluar turbin masih cukup besar dan berupa campuran dua fase vapor-liquid. Tekanan 55

yang masih cukup besar ini dimaksudkan agar temperatur kondensasi cairan ammonia-water di kondenser tidak lebih kecil dari temperatur masuk cooling water. Hal ini penting supaya cairan ammonia-water yang keluar dari kondenser benar-benar dalam keadaan saturasi (saturated liquid) dengan quality vapor 0%. Penggunaan turbin jenis ini serta pengontrolan tekanan yang keluar dari turbin yang harus benar-benar diperhatikan supaya didapatkan suatu sistem yang workable dan optimal. Parameter input yang digunakan sebagai data input dalam perhitungan Cycle Tempo untuk apparatus turbin adalah sebagai berikut : PIN : Tekanan masuk turbin TIN : Temperatur masuk turbin TOUT : Temperatur keluar turbin DELT : Penurunan temperatur antara temperatur masuk dan keluar turbin. GDCODE : Kode yang mengindikasikan adanya (GDCODE = 2) atau tidak adanya (GDCODE = ) governing stage (default ). ETHAI : Efisiensi isentropik ETHAM : Efisiensi mekanik DIAIN : Pitch diameter dari governing stage DIAOUT : Pitch diameter dari baris terakhir blades SLENG : Panjang Blade terakhir DESMAS : Design inlet mass flow rate (kg/s) PINCND : Tekanan antara bagian medium dan low POUTDS : Design value of the outlet pressure POUTRT : Pressure just downstream of the governing stage; (default = 0.625*PIN) (bar) DELH : Isentropic enthalpy drop at design conditions (kj/kg) TUCODE : 5 Digit kode t t2 t3 t4 t5 56

Tabel III.3. Tipe-tipe turbin yang tersedia pada pemodelan Cyle Tempo [3] 3.6.4 Parameter Input Kesetimbangan Energi dan Exergi Drain Tank Komponen utama dalam sistem drain tank adalah drum. Di dalam drum ini terjadi pemisahan antara fase uap dan cair dari inlet stream yang akan dipisahkan. 57

Dalam aplikasi pemisahan ammonia-water, drum berfungsi untuk mengalirkan fase uap yang kaya ammonia ke atas (vapor stream) yang memiliki massa jenis lebih ringan dan fase cair yang kaya akan H 2 O terkumpul pada saluran bagian bawah drum (liquid stream) karena sifatnya yang lebih berat. Gambar 3.9. Gambar skematik drum [3] Parameter input: PIN : tekanan masuk drum (bar) POUT : tekanan keluar drum (bar) DELE : kebocoran atau penambahan energi pada sistem. (default = 0) dianggap energi yang masuk ke drum sama dengan energi yang keluar drum. CRATIO : rasio sirkulasi antara circulating flow dengan main flow. Nilai resiprokal CRATIO = /CRATIO adalah kualitas uap yang masuk dari bagian circulating flow. Dalam simulasi biasanya pipa yang keluar dan masuk ke drum didefinisikan terlebih dahulu kualitas uapnya, terutama pipa vapor stream dan liquid stream/down stream. Perhitungan nilai efisiensi exergi pada drum adalah Exout, main flow Exin, main flow η ex =.. (3.25) Ex Ex in, circ out, circ 58

3.6.5`Parameter Input Kesetimbangan Energi dan Exergi Pompa Gambar 3.20. skematik model pompa [3] Parameter input : ETHAI = efisien isentropik. ETHAM = efisiensi mekanikal. ETHAE = efisiensi elektrikal. Dalam pemodelan digunakan range efisiensi isentropik antara 70-90%, begitu juga dengan efisiensi isentropik turbin. Untuk efisiensi mekanial, elektrikal digunakan nilai 99%, begitu juga dalam memodelkan turbin dan generator. Nilai efisiensi exergi pompa dapat dihitung dengan rumus... (3.26) Jika losses yang terjadi pada penyaluran listrik dengan electromotor dihitung, maka efisiensi exergi menjadi :... (3.27) 59