BAB IV KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

V. ULASAN PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN




BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS


BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN


BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB II METODE PERANCANGAN

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN MEJA KERJA PENJUAL KOPI, ES, TEH DAN ROKOK KELILING YANG MENGGUNAKAN SEPEDA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.



I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

BAB II METODE PERANCANGAN


BAB II METODE PERANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi)

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:

BAB ll METODE PERANCANGAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

II. METODE/PROSES PERANCANGAN

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN


PERANCANGAN RUANG DALAM


DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB lv KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB ll METODE PERANCANGAN

Elemen Elemen Desain Grafis

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN


KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN


Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP DESAIN


Transkripsi:

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu solid yang semakin banyak selain merusak lingkungan juga berharga tinggi karena membutuhkan satu batang pohon utuh, karena itu penulis dalam meminimalisir kerusakan lingkungan akibat penggunaan kayu solid yang berlebihan, lebih memilih material dari kayu lapis atau disebut plywood yang terbuat dari lembaran lembaran kayu yang sudah diolah sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak kayu solid. Sebuah rancangan produk furnitur seperti rak, selain berpengaruh kepada lingkungan juga berpengaruh dalam menentukan komunitas atau pengguna yang nantinya akan menggunakan produk tersebut. Hal ini terjadi karena rak merupakan salah satu furnitur yang dapat menunjukan karakteristik pemiliknya melalui bentuk, warna dan cara pengaplikasian dari rak tersebut. Calon pengguna dari rak dinding dengan tema pop art yang dibuat, merujuk kepada sebuah komunitas dan golongan tertentu. Penulis merujuk pada masyarakat dengan kehidupan masa remaja di era 90 an, dengan memberikan mereka nilai memorabilia kepada benda benda yang sering dijumpainya di masa lampau. Seseorang cenderung lebih memilih produk yang menyampaikan pesan yang sama kepada semua indera kita. Konsistensi tayangan akan menyebabkan peningkatan akurasi identifikasi (Zellner, Bartoli, & Eckard, 1991). Bentuk rak yang unik, warna rak yang mencolok, serta sistem penempatan rak yang bisa ditempatkan dimanapun, dirasa pantas bila rak dinding tersebut diletakan di ruangan utama seperti ruang tamu dan ruang 18

makan, sehingga menjadi pusat perhatian bagi pemilik rumah maupun tamu bila berada pada ruangan tersebut. B. Tataran Sistem Berdasarkan kebutuhan akan rak yang minimalis dan tidak memakan ruang serta mempertimbangkan sisi estetika dari rak tersebut, penulis harus menemukan sistem yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan calon pengguna rak. Dari hasil pengamatan yang penulis telah lakukan, ditentukanlah membuat rancangan rak dengan sistem gantung, sebuah sistem peletakan rak yang memanfaatkan dinding sebagai media penopang dari rak sehingga masih menyisakan ruang pada bagian bawah rak dan memberikan kesan yang minimalis. Cara kerja dari sistem gantung rak dinding yang penulis buat adalah dengan memanfaatkan dua sudut yang sama dari bagian rangka pada bagian tulang belakang rak dan bagian pengait pada dinding, kedua sudut yang sama tersebut memberikan konstruksi penahan rak yang kokoh dan mampu menopang beban dari rak dan isi dari rak itu sendiri. Gambar 4. 1 Sistem Penopang Rak 19

Demi kemudahan pada saat proses pemasangan maupun proses pengangkutan dari rak dinding yang penulis buat, rak tersebut juga memakai sistem bongkar pasang. Rak dinding dapat dipisah menjadi dua bagian, bagian pertama adalah bagian dari kiri rak yang terdiri dari 4 kolom dan bagian kanan rak yang terdiri dari 3 kolom dan 1 lengkungan. Sistem bongkar pasang ini dikunci dengan 2 sekrup dan 1 bidang pengunci pada bagian rangka rak. Pada bagian belakang rak juga terdapat pengunci tambahan berupa sebuah papan kayu pada rak bagian kanan dengan ukuran yang pas dengan sebuah lubang pada rak bagian kiri, sehingga menjadi sebuah pengait yang pas bagi kedua bagian rak. Gambar 4. 2 Sistem Bongkar Pasang dan Penguncian Rak Gambar 4. 3 Sistem Penguncian Rak Bagian Belakang 20

C. Tataran Produk 1. Konsep Perancangan Pengertian konsep menurut Soedjadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menyimpan klasifikasi atau kategorisasi umumnya dinyatakan dengan istilah atau serangkaian kata. Sedangkan desain mempunyai beberapa pengertian: pertama, desain sebagai proses pemecahan masalah yaitu tindakan mendesain; kedua, hasil dari tindakan tersebut (berupa rancangan, model, atau gambar dan ketiga, pengertian umum sebagai pengganti kata pola atau juga gaya. Sebagai benda, desain berkonotasi pada nilai kegunaan, nilai budaya, nilai ekonomi, nilai sosial, nilai teknis, nilai etis dan nilai ekologis; Sedangkan sebagai proses, desain mempunyai konotasi pada kreatifitas, kemampuan, mentalitas, integritas, dan inovasi (Imam BZ, 2001:1). Dari kedua pengertian diatas dapat diartikan konsep desain adalah sebuah ide dalam memecahkan permasalahan yang ada serta memiliki nilai keindahan dan kreatifitas melalui sebuah benda. Sesuai dengan pengertian dari konsep desain dalam proses merancang sebuah rak penulis beserta kelompok membuat sebuah konsep desain yang berangkat dari permasalahan atau kebutuhan sebuah rak dan juga penggayaan visual yang kreatif, sebagai nilai estetika dari produk rak yang akan dibuat, adapun kebutuhan desain yang ada sebagai berikut: 1. Portabel Yaitu suatu konsep desain untuk memudahkan dalam pengangkutan dan pengaplikasian rak. 2. Nilai memorabilia Gaya visual harus memberikan nilai memori dan dapat dijadikan pusat perhatian dalam sebuah ruangan. 21

3. Kekuatan Rak harus dapat menahan beban benda yang akan diletakan pada rak dan juga sanggup menahan beban rak itu sendiri 2. Proses Perancangan Proses perancangan rak dinding dengan tema pop art, melalui beberapa proses dari awal sampai hasil jadi akhir, adapun beberapa proses yang dilakukan dalam perancangan rak dinding tersebut adalah: a. Membuat sketsa desain Dalam perancangannya penulis membuat beberapa sketsa kasar yang dimaksudkan agar dapat menjawab kebutuhan desain rak serta mengeksplor kreatifitas untuk memenuhi nilai estetika rak dinding b. Digitalisasi sketsa desain Setelah menemukan beberapa sketsa kasar dari produk rak yang akan dibuat, dilanjutkan ke tahapan digitalisasi sketsa tersebut, agar desain lebih jelas berikut pewarnaan dari rencana rak yang akan dibuat No Desain Kelebihan Kekurangan 1 2 Memiliki desain yang mudah di produksi Desain putus putus membuat kesan yang unik Balok yang tidak rata memberikan kesan yang unik Konstruksi yang kokoh Tidak butuh penopang Konstruksi yang putus putus menguragi kekuatan rak Harus diberi penguat pada rangka dari rak Desain yang kurang menarik/monot on 22

3 tambahan Memiliki ruang rak yang bervariasi untuk ragam ukuran buku dan pajangan Desain yang kurang menarik/monot on Tingkat kesulitan dalam produksi tinggi Tabel 4.1 : Kelebihan dan kekurangan dari sketsa digital Sumber : Penulis c. Menentukan sketsa desain final Setelah mengkaji dan melalui tahap revisi maka ditentukanlah desain nomor 1 sebagai sketsa desain yang akan dikembangkan, alasan dalam pemilihan sketsa desain nomor 1 adalah karena memiliki desain yang dinamis dan menarik. Sementara itu, untuk mengatasi kelemahan dari desain nomor 1 diatasi dengan mengurangi pola putus putus pada bagian lengkungan, serta menambahkan alas penopang pada sisi belakang dari rak akan yang dijadikan tempat untuk menaruh sistem pengait penopang rak tersebut. Gambar 4. 4 Sketsa Desain Final 23

d. Menentukan ukuran desain rancangan Ukuran adalah salah satu hal yang penting dalam merancang sebuah rak dinding, karena ukuran akan mempengaruhi berat dan kemampuan penyimpanan dan kekuatan penopang dari rak yang akan dibuat. Karena itu dalam menentukan ukuran rak penulis terlebih dahulu meneliti mengacu pada beberapa hal yaitu standar ukuran rak yang ideal, berat rak dengan penggunaan material plywood dan juga kebutuhan seseorang akan jumlah barang yang akan di simpan pada rak dinding. Setelah dilakukan beberapa kali melewati proses revisi dan penyesuaian mengenai ukuran rak, maka didapatkan ukuran yang dirasa sesuai dengan kebutuhan. Gambar 4. 5 Detail Ukuran Rak 24

1 Gambar 4. 6 Sususnan Rangka Rak 3. Proses Produksi Setelah semua konsep dan sketsa final sudah ditentukan, maka produk siap untuk memasuki proses produksi. Tahapan dalam proses produksi produk rancangan adalah sebagai berikut : No Foto Proses Produksi Keterangan 1 Langkah awal dari pembuatan produk adalah pemotongan lembaran plywood dengan berbagai ukuran, sesuai dengan besar yang diinginkan menggunakan meja potong. 2 Bagian bagian plywood yang sudah terpotong lalu disatukan menggunakan lem kayu dan dipaku agar menambah kekuatan antar potongan kayu 25

3 Lapisan plywood dilapisi dengan triplek melamin pada bagian luar untuk membuat produk yang tahan air, anti rayap dan memberikan tekstur permukaan yang halus 4 Pada setiap bagian siku dari rak, dibuat berbentuk rounded menggunakan gerinda, agar memberi kesan dinamis serta mengurangi resiko cidera pada saat pemakaian rak tersebut 5 Untuk membuat bagian lengkungan,beberapa kayu berbentuk persegi panjang secara teratur disusun sampai mendekati bentuk setengah lingkaran yang sempurna. 6 Setiap celah dan lubang yang ada pada bagian sambungan kayu ditutup menggunakan dempul, membuat permukaan yang rata pada setiap sisi rak. 7 Bagian yang didempul dan sudah kering, dihaluskan kembali menggunakan amplas sampai permukaan rak halus dengan sempurna. 26

8 Setelah selesai di amplas proses pengecatan dilakukan beberapa kali, pertama rak di cat dengan warna dasar putih, lalu garis pada pinggir rak ditutupi dengan selotip kertas, setelah itu baru di cat dengan warna kuning ke seluruh permukaan rak. Bila cat sudah kering barulah selotip kertas tadi dicabut sehingga mengeluarkan warna putih pada pinggiran rak Tabel 4.2 : Proses produksi rak Sumber : Penulis D. Tataran Elemen 1. Warna Warna dalam produk interior merupakan elemen yang amat penting warna pada produk interior berpengaruh terhadap ruangan tempat produk tersebut diletakan. Warna sering dibedakan sebagai hangat atau dingin. Warna-warna pada roda warna mudah dipisahkan menjadi warna-warna hangat dan sejuk. merah, oranye, dan kuning dianggap sebagai warna hangat sementara hijau, biru dan ungu sebagai warna dingin, istilah hangat dan dingin menjadi lebih berguna sebagai perbandingan relatif daripada deskripsi mutlak. Pengaruh warna dingin dan panas pada produk interior memberikan pengaruh emosional pada ruangan (Jonathan Poore,1994) Dalam memilih warna cat untuk proses pewarnaan dari rak dinding, penulis memakai warna kuning sebagai warna yang dominan dan putih pada list rak dengan beberapa aspek yaitu: a. Hubungan warna dengan makna warna Warna kuning memberikan citra yang muda, ceria dan kreatif pada sebuah furnitur, sedangkan warna putih memberikan kesan netral dan penyeimbang dari warna kuning yang dominan. 27

b. Hubungan warna dengan gaya visual Warna kuning merupakan warna kontras dan mencolok, dirasa cocok dengan gaya visual pop art dengan ciri yang memakai warna warna yang berani dan menarik perhatian. c. Hubungan warna dengan fungsi produk Sebagai rak dinding yang bertujuan menjadi pusat perhatian di dalam sebuah ruangan, bila sebuah rak dinding dengan warna yang kuning dan kontras dengan dinding diharapkan dapat mencuri perhatian bagi setiap orang yang berada di sebuah ruangan. d. Hubungan warna dengan benda asli Berbeda dengan di Indonesia yang memakai sisa batu bata sebagai alat untuk membuat garis dari permainan taplak gunung,taman bermain pada negara negara di eropa membuat garis permainan taplak gunung secara permanen menggunakan cat yang rata rata berwarna kuning atau putih, dengan alasan itulah penulis memakai kedua warna tersebut sebagai warna pada rak dinding yang dibuat. 2. Bentuk Bentuk rak buku yang menyerupai permainan taplak gunung terbentuk dari gabungan kubus atau segi empat,hal ini bertujuan agar daya penyimpanan buku lebih optimal dan maksimal dalam menyimpan dan mengambil buku. Bentuk rak buku inovatif ini didesain melalui proses pendekatan cara penyimpanan buku, ukuran buku, penggayaan visual dan pemanfaatan ruang 3. Tekstur Dengan dilapisi triplek melamin serta finishing menggunakan cat yang mengkilat, didapatkan tekstur permukaan yang halus di keseluruhan bagian rak, dan akan lebih menarik bila terkena pantulan cahaya lampu bila diletakan di sebuah ruangan. 28