BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul Pengertian Judul Pusat Wisata Kuliner Danau Toba dengan Pendekatan Eko Wisata menurut kamus 1 adalah : Pusat : tempat yang letaknya di bagian tengah ; titik yang di tengah-tengah benar ; pusar ; pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan ; orang yang membawahkan berbagai bagian ; orang yang menjadi pumpunan bagian-bagian, Wisata : bepergian bersama-sama ; bertamasya ; piknik Kuliner : merupakan suatu bagian dari hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari hari. kuliner juga dapat di artikan sebagai hasil olahan yang berupa masakan. dan masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan / panganan serta minuman 2. Danau Toba : sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia 3. Ekowisata : salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan 4. Ekologi : ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya) 1. Ekosistem : keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsisebagai satuan ekologi di alam. 1 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa 1.4.2.3.7 c 2010 Ferli Deni Iskandar 2 (http://www.rumahreview.com/glossary/definisi-tentang-kuliner.html) 3 (http://id.wikipedia.org/wiki/danau_toba) 4 (http://id.wikipedia.org/wiki/ekowisata) 1
B. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan memiliki letak gografis yang strategis, berupa potensi sumber daya alam yang melimpah dan keragaman budaya yang merupakan suatu potensi bernilai ekonomis tinggi yang dapat dikelola untuk kesejahteraan bersama, karena lokasi Sumatera Utara berdekatan dengan tiga negara, yakni Singapura, Thailand, dan Malaysia. Sumatera Utara juga telah mempersiapkan diri dalam menghadapi kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA), dengan mengandalkan segala potensi yang ada di Sumatera Utara termasuk di sektor pariwisata 5. Dengan sektor andalan di bidang jasa komoditi yaitu bidang pariwisata, dengan wisata alam yang terkenal yaitu Danau Toba dan Pulau Samosir 6. Hal ini menjadikan Sumatera Utara merupakan tujuan utama para wisatawan local maupun mancanegara. Namun seiring berjalannya waktu, potensi wisata ini mulai tidak diminati oleh wisatawan-wisatawan. Wisatawan mulai bosan dengan keberadaan Pariwisata Sumatera Utara yang begitu-begitu saja. Kenyataanya nama besar Danau Toba sebagai Danau Vulkanik Terbesar di Asia Tenggara ini tidak begitu dipandang lagi oleh semua wisatawan. Pemerosotan jumlah wisatawan ini menjadi titik balik semua insan di Sumatera Utara untuk perbaikan ke depannya, selain konsep Danau Toba yang akan dijadikan Taman Dunia, konsep Poda Na Lima juga menjadi kombinasi untuk perbaikan wilayah ini. Selain isu perbaikan Lingkungan dan Pariwisata, menciptakan ruang wisata baru menjadi konsep baru di daerah ini 6. Banyaknya jenis pengolahan makanan-makanan hasil dari pertanian, perikanan, perkebunan Sumatera Utara, belum dikenalkan ke dunia pariwisata. Potensi di bidang kuliner ini adalah menjadi senjata utama nantinya untuk konsep wisata yang baru di Danau Toba yang menarik pengunjung local maupun mancanegara untuk datang ke sana. Tentunya hal ini membutuhkan sebuah ruang baru untuk dapat menjadi pusat dimana dikenalakannya berbagai sisi kelebihan Sumatera Utara khususnya di daerah Danau Toba. Oleh karena itu, solusinya adalah membuat pusat wisata kuliner di Danau Toba dengan berwawaskan lingkungan. 5 http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=59715:potensi-provinsisumatera-utara&catid=66:pariwisata&itemid=50 6 http://www.academia.edu/7522419/danau_toba_kondisi_kekinian_permasalahan_dan _PENGELOLAANNYA_Jaya_Arjuna 2
Potensi wisata kuliner akan menjadi andalan utama sektor pariwisata di daerah Danau Toba karena : Menurut Hall dan Sharples (2003:1) makanan adalah elemen penting dalam pengalaman wisata. Di San Fransisco belanja wisata untuk makanan dan minum mencapai 28 % dari seluruh total belanja wisata, dan di New Mexico mencapai 25,5 %. Prosentase tersebut menunjukkan pentingnya peran belanja makanan dan minuman dalam kegiatan wisata. Di Bali belanja wisata untuk makan dan minum mencapai 12% (Fandeli, 2002). Di Indonesia secara umum urutan pengeluaran terbesar adalah akomodasi yaitu 21,77% dari total pengeluarannya, diikuti pengeluaran untuk makanan dan minuman sebesar 10,96%, belanja 10,36% dan penerbangan domestic sebesar 10,14% (Saptatyningsih, 2003:2). Daya tarik makanan dan minuman yang cukup besar untuk mendorong turis asing datang ke Indonesia, tidak hanya pendapatan negara dan daerah meningkat, tapi juga akan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat lokal. Pasar wisata makanan makin terbuka dengan berkembangnya para gourmands (pencinta makanan dengan cita rasa khas) yang rela bepergian ke berbagai daerah/wilayah untuk mencoba beragam makanan lokal, bukan sekadar berbelanja atau mengunjungi tempat wisata yang eksotis. Pengembangan wisata makanan (food tourism) juga terbuka pasarnya di dalam negeri. Peningkatan kesejahteraan masyarakat telah mendorong timbulnya perilaku makan di luar sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat khususnya di perkotaan. Banyak keluarga yang mengisi liburan ke berbagai daerah untuk mencicipi menu lokal yang baru yang menarik. Perilaku tersebut mendorong berkembangnya obyek wisata kuliner di berbagai daerah. di Indonesia potensi food tourism nampaknya belum digarap dengan serius sebagai aset wisata, jika dibanding negara lain. Di negara lain seperti Malaysia, Singapore, Thailand, Jepang, Korea, Australia, sudah sajak awal menawarkan kuliner sebagai produk wisata andalan. Bahkan negara tetangga seperti Singapore rutin memilikievent festival makanan lokal sebagai kegiatan rutin pariwisata. Dalam event tersebut turis diajak berpetualang 3
menikmati berbagai makanan/minuman lokal dengan harga khusus. Event ini dipromosikan secara terus menerus sehingga efektif menarik wisatawan. 7 Danau Toba adalah lokasi yang sangat tepat untuk menjadikannya tujuan wisata dengan surga kuliner, dengan menyajikan makanan dan memadukannya dengan keindahan alam dari danau vulkanik terbesar itu. Potensi itu menjadi alasan utama menciptakan pusat wisata kuliner di Danau Toba, menyajikan ruang baru yang menawarkan kuliner dan keindahan alam di Danau Toba. 7 http://endah-parwis-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-70449-artikel- Potensi%20Wisata%20Makanan%20(food%20tourism).html 4
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diperoleh berdasarkan fakta yang ada, maka dirumuskan beberapa permasalahan terkait perancangan yang akan dilakukan sebagai solusi untuk menjawab keadaan. Permasalahan itu dibagi menjadi 2, yaitu umum dan khusus. Permasalahan umum mengacu pada perancangan berdasarkan kaidah tipologi bangunan dan permasalahan khusus mengacu pada kaitan antara fungsi Pusat Wisata dengan lokasi yang ada nantinya. Rumusan masalah yang dihasilkan tersebut dapat dilihat sebagai berikut. 1. Permasalahan Umum Aktivitas kuliner yang belum terwadahi dengan baik, yang ada sekarang hanya sekadar warung kecil di teras rumah warga. Keluhan Wisatawan akan susahnya mencari makanan khas Danau Toba, khususnya makanan dari ikan, yang notabene adalah terkenal sebagai penghasil utama ikan mujair, pora-pora, ikan mas. Kekayaan kuliner yang belum dikembangkan dan dikenalkan kepada wisatawan. Semakin rendahnya minat wisatawan untuk datang ke wisata Danau Toba karena minimnya fasilitas Danau Toba sebagai daerah wisata, khususnya di bidang kuliner 2. Permasalahan Khusus Bagaimana menciptakan sebuah pusat wisata kuliner yang bisa memberi kenyamanan dalam menikmati jenis-jenis makanan dan minuman yang dijual, dan fasilitas wisata kuliner yang mampu menarik minat pengunjung untuk datang ke lokasi wisata. Bagaimana menciptakan pusat wisata kuliner Danau Toba yang ramah lingkungan dengan menjaga kelestarian lingkungan serta hubungan antara bangunan, sistem, dan fungsi yang baik terhadap ekosistem yang ada, Bagaimana menjadikan taman wisata kuliner selaras dengan fungsi wisata alam Danau Toba dan menyelaraskan fungsi bangunan yang baru dengan bangunan tradisional yang ada di sekitarnya, untuk tetap mempertahankan nilai nilai budaya di daerah Danau Toba. 5
D. Tujuan dan Sasaran Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan maka diharapkan hasil dari penulisan dapat memiliki tujuan dan sasaran yang berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan. Tujuan dan sasaran tersebut kemudian menjadi garis besar proses penulisan dan hasil akhir yang didapatkan sebagai kesimpulan penulisan ini. Tujuan dan sasaran yang diharapkan ialah sebagai berikut. 1. Tujuan Menyusun konsep rancangan dan pengembangan arsitektur di bidang wisata kuliner di daerah Danau Toba yang nantinya mampu mengangkat citra baru Danau Toba dengan wisata kulinernya, yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan potensi yang ada, yang menjadi daya tarik wisatawan local dan mancanegara, dan mampu menjaga kelestarian kuliner Sumatera Utara yang juga memberi kontribusi dalam menambah pendapatan daerah dan lapangan pekerjaan baru. 2. Sasaran Menghasilkan gagasan-gagasan konsep dasar perencanaan dan perancangan Pusat wisata kuliner di pinggiran Danau Toba sehingga menjadi factor utama lahirnya kembali wisata kuliner di daerah alam Danau Toba, serta dapat digunakan untuk proses selanjutnya. E. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam tulisan ini adalah melalui pengumpulan data, analisis, dan sintesis. 1. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data tertulis mengenai bangunan wisata kuliner, teori perancangan dan preseden banguna yang ada. 2. Analisis dilakukan dengan pengamatan langsung pada kawasan site yang dipilih dan preseden wisata kuliner di tempat lain. 3. Menyusun konsep dasar rancangan dengan menyelaraskan hasil analisis dengan situasi dan data yang ada. 6
F. Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang penulisan judul, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode pembahasan, keaslian penulisan, dan kerangka berpikir. 2. Bab II Tinjauan Pustaka dan Faktual Wisata Kuliner Berisi tentang tinjauan mengenai wisata kuliner meliputi objek yang akan didesain, fungsi, tipe, preseden, serta hubungannya dengan wisata yang berwawasan ekologis. 3. Bab III Tinjauan Lokasi Site Berisi tinjauan mengenai lokasi yang akan digunakan yang meliputi kondisi geografis wilayah, keadaan penduduk, rencana pemerintah dalam pengembangan wilayah, serta potensi yang dimiliki. 4. Bab IV Analisis Pendekatan Berisi hasil analisis penulis berdasarkan studi pustaka dan studi lapangan sebagai dasar pendekatan konsep perancangan makro, messo, dan mikro. 5. Bab V Konsep Perencanaan dan Perancangan Membahas rumusan konsep dasar perencanaan dan perancangan arsitektur Pusat Wisata Kuliner di Danau Toba dengan pendekatan Eko Wisata. G. Keaslian Penulisan Penulisan tugas akhir yang memiliki pembahasan tema yang berkaitan dengan pusat kuliner atau bangunan sejenis telah banyak dilakukan. Sehingga keaslian penulisan sangat jelas. 1. Pusat Kuliner Jogja (One-Stop Jogja Culinary Center) berbasis pendekatan Eco- Mimicry, 2011, Nur Muslimah Latifah 07/250187/TK/32336. Fokus pembahasan pada perancangan bergaya cepat saji. 2. Pusat Kulier Klaten berkarakter Jawa Tengah, 2013, Pranoto Wiyugo Hari 09/281599/TK/35081. Fokus pembahasan pada perancangan kuliner berbudaya dan nuansa Jawa Tengah. Penulisan yang dilkakukan berbeda dengan yang telah dilakukan sebelumnya, 3. Pusat Wisata Kuliner Danau Toba di Silalahi dengan Pendekatan Ekowisata, 2015, Imanuel Siburian 11/314066/TK/38036. Fokus pembahasan pada wisata kuliner yang ekologis dan berwawaskan Danau Toba. 7
H. Kerangka Berpikir Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber Analisis 8