BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB III METODE PENELITIAN. (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur Penelitian, (7) Analisis Data, dan (8)

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

520 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB III METODE PENELITIAN

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB II LANDASAN TEORI

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... v. UCAPAN TERIMAKASIH... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

STRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI

Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. dalam ruang lingkup sekolah konsep engagement meliputi beberapa bagian, yang

METODE PENGUMPULAN DATA

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

P IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

penelitian. Pendeskripsian meliputi mencatat dan meneliti novel Ipung 1 karya Prie

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan

BAB III METODE PENELITIAN. mana dalam pengerjaannya menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran, dan tenaga pengajar yang mulai memasukan nilai-nilai pendidikan karakter. SDN 2 Pasirtamiang berlokasi di Dusun Landeuh Desa Pasirtamiang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis Jawa Barat. 2. Subjek Penelitian Dalam pandangan pendekatan kualitatif, Sugiyono (2012 : 285) menyatakan bahwa : gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menempatkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek ; tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berintreaksi secara sinergis. Sesuai dengan pernyataan diatas, maka subjek penelitian ini berpusat pada : 1. Tempat (place) : bertempat di SDN 2 Pasirtamiang. Kelas yang akan diteliti adalah siswa kelas IV. 2. Pelaku (actor) : yang bersangkutan adalah guru sebagai pembimbing dan fasilitator, serta siswa sebagai subjek belajar. 3. Aktivitas (activity) : berfokus kepada aktivitas model pembelajaran berbasis kognitif moral dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai kepada evaluasi. Maka dapat ditarik simpulan bahwa fokus penelitian adalah model pembelajaran berbasis kognitif moral pada siswa kelas IV SDN 2 Pasirtamiang. 30

31 Subjek penelitian adalah siswa kelas IV, selain studi kasus model kognitif moral ini terjadi pada kelas IV, hal ini pun sesuai dengan pertimbangan bahwa kelas IV adalah kelas tinggi pertama dan satu tingkatan diatas kelas rendah yang rata-rata usia mereka 9-10 tahun. Teori perkembangan Piaget mengemukakan usia 6-12 tahun adalah usia resiprositas (Sarbaini 2012 :9). B. Desain Penelitian dan Justifikasi Pemilihan Penelitian yang dilakukan di SDN Pasirtamiang 2 menggunakan pendekatan kualitatif yang pada hal ini akan meneliti sebuah studi kasus. Peneliti melakukan studi pendahulan, dan mendapatkan suatu permasalahan dimana Sekolah Dasar tersebut menggunakan model pembelajaran berbasis kognitif moral pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Secara tidak langsung proses pembelajaran seperti ini menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan karakter yang terarah. Sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia yang mengusung pendidikan karakter serta sesuai dengan visi dan misi Sekolah Dasar tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan penelitian yakni mengobservasi secara langsung proses kegiatan pembelajaran dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang kemudian mendapatkan hasil data dari siswa berupa speaking dan writing yang berkaitan dengan 18 karakter yang berkaitan pendidikan karakter. Data tersebut diolah dan disesuaikan dengan kajian pustaka ataupun teori yang telah dipaparkan sebelumnya. Kemudian dianalisis sehingga mendapatkan data bahwa penelitian yang telah dilakukan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data yang telah cukup diperoleh kemudian disimpulkan. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Salah satu konsep kunci pendekatan kualitatif adalah pemahaman (Margono, 2009:44). Oleh karena itu model pembelajaran kognitif moral menanamkan pemahaman terhadap siswa terkait karakter yang harus ada dalam diri kita. Ini merupakan hal umum dalam kegiatan pembelajaran.

32 Model-model pembelajaran sering digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud, selanjutnya pendekatan ini bersifat fleksibel karena kejadian tersebut telah terlaksana sehingga peneliti secara alamiah meneliti kejadian yang nampak. Desain dalam metode kualitatif ini berkembang dan muncul dalam proses penelitian, itu berarti peneliti bisa melakukan penelitian lebih dari satu kali, data yang didapatkan pun akan snowball dan terus berkembang. Pendekatan kualitatif ini digunakan dengan justifikasi bahwa penelitian ini memiliki tiga ciri khusus dalam desain penelitian sesuai dengan apa yang dipaparkan di atas, yaitu umum, fleksibel serta berkembang dan muncul dalam proses penelitian (Sugiyono, 2012, hlm.23). Sehingga permasalahan yang terjadi di Sekolah Dasar yang diteliti cocok menggunakan metode penelitian ini (Kualitatif, studi kasus). D. Definisi Operasional Definisi operasional ini merumuskan setiap variabel yang diteliti kemudian akan dipaparkan dalam instrumen penelitian. Pada penelitian ini, definisi operasional dari setiap variabelnya adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran berbasis kognitif moral Model pembelajaran biasa digunakan dalam perencanaan seorang guru sebelum proses pembelajaran (dalam RPP). Model pembelajaran ini sebagai suatu contoh atau desain yang meng-cover kegiatan belajar. Dalam hal ini model pembelajaran berbasis kognitif moral merupakan model pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai moral sebagai suatu pegangan yang dimiliki oleh individu melalui pemikiran kognitif (penalaran). Siswa tidak hanya memiliki daya nalar yang berpengetahuan akan tetapi memiliki alasan yang bermoral dari setiap keputusan yang diambilnya. Diharapkan rancangan model pembelajaran ini dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

33 2. Pendidikan Karakter Kurikulum terbaru di Indonesia yang telah digunakan dibeberapa Sekolah Dasar adalah kurikulum 2013, namun pendidikan karakter ini telah disematkan pada KTSP tahun 2006, sehingga guru dan siswa melanjutkan dan siap menyambut kurikulum baru. Dalam kurikulum 2013 aspek afektiflah yang dimunculkan. Menurut Suharso Afektif berkenaan dengan perasaan, mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi (2013, hlm.18) sehingga afektif dapat dikatakan sebagai sikap yang ada pada seseorang dan sikap yang berketerusan akan menjadi karakter dalam diri seorang individu. Dalam hal ini perlu adanya pendidikan karakter dalam setiap pelaksanaan kurikulum. Pengimplementasian pendidikan karakter, Muhammad Rohman mengatakan bahwa pendidikan karakter dimulai dari guru yang harus memiliki karakter yang baik, yang memiliki nilai-nilai kehidupan dan mencintai para muridnya (2012, hlm. 233) sehingga awal penanaman karakter yang baik terhadap siswa adalah dimulai dari guru sebagai teladan yang baik. Pendidikan karakter ini mengedepankan nilai-nilai dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan penuh makna dan guru menempatkan siswa sebagai subjek. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh M.Rohman guru berkarakter mengajar dengan pengajaran biofil, yang mengedepankan nilai-nilai dan jiwa yang hidup, dengan cinta dan kasih sayang (2012, hlm. 233). Sehingga pendidikan karakter yang dicita-citakan bangsa Indonesia dapat terwujud melalui proses pembelajaran siswa di sekolah. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti itu sendiri. Sebagaimana diungkapkan dalam Jurnal Penelitian oleh Pupu Saepul Rahmat (2009 : 4) bahwa peneliti sebagai alat penelitian pada 15 ciri penelitian kualitatif. Artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara. Pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan dipaparkan secara lebih jelasnya pada pembahasan selanjutnya.

34 F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. 1. Observasi Peneliti mengobservasi proses model pembelajaran berbasis kognitif moral di kelas IV SDN 2 Pasirtamiang. Mencatat semua kegiatan dari mulai perencanaan; dengan melihat kesiapan guru dari mulai pembuatan RPP berkarakter sampai pada pengkondisian persiapan belajar dimulai, pelaksanaan; peneliti akan mengobservasi tahapan-tahapan pembelajaran (sintaks) yang dilaksanakan oleh siswa dan guru, mencatat setiap kejadian yang terjadi pada siswa, seperti keaktifan siswa, pola berpikir siswa tentang kisah dilema moral yang diberikan oleh guru serta alasan siswa dalam mengemukakan pendapat yang ada kaitannya dengan moral dan karakter yang ditentukan (18 karakter yang diharapkan). dan pada tahap evaluasi ; peneliti akan mengobservasi hasil jawaban siswa dari tulisan, mengenai kisah dilema moral dan dilihat apakah ada kaitannya dan dapat mewujudkan pendidikan karakter dari setiap stimulus yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan belajar. Persiapan komponen observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai contoh kecilnya adalah selalu menyiapkan alat tulis, maupun alat rekam di setiap jadwal penelitian. 2. Wawancara Wawancara yang dilakukan kepada guru kelas IV SDN 2 Pasirtamiang sebagai pembimbing dan fasilitator yang memimpin proses pembelajaran. Selain itu wawancara pun dilakukan kepada siswa kelas IV SDN 2 Pasirtamiang yang mengikuti proses kegiatan belajar secara langsung. Hal-hal yang akan ditanyakan seputar pembelajaran berbasis kognitif moral yang kemungkinan siswa belum pernah mengalami model belajar seperti ini. Dilanjut kepada wawancara semi struktur ketika siswa melaksanakan pembelajaran dan mengerjakan tugas kognitif moralnya. Adapun batasan dalam pertanyaan yang akan diajukan adalah :

35 a. Kepada guru : bertanya semi struktur mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa yang di dalamnya terdapat karakter yang diharapkan melalui model pembelajaran berbasis kognitif moral. b. Kepada siswa : bertanya semi struktur mengenai apa yang ditulis siswa. Sehingga tulisan dan ucapan siswa akan match serta bertanya mengenai jawaban siswa dari kisah dilema moral serta alasannya. 3. Dokumentasi Pada teknik pengumpulan data ini, peniliti mendokumentasikan proses kegiatan model pembelajaran berbasis kognitif moral baik dalam bentuk foto, rekaman maupun hasil jawaban siswa dalam lembar kertas jawaban serta dokumenter visi dan misi sekolah yang merujuk pada pendidikan karakter. Halhal diluar dugaan yang terjadi di kelas dan relevan terhadap penelitian ini, akan di dokumentasikan baik berupa foto maupun video. G. Analisis Data Teknik pengolahan data kualitatif adalah analisis non statistik. Margono mengatakan sehingga data yang dikumpulkan bukanlah secara random atau mekanik. Apa yang ditemukan pada suatu saat adalah satu pedoman yang langsung terdapat apa yang akan dikumpulkan berikutnya dan dimana akan dicari (2009, hlm.190). Maka dari itu teknik analisis data didapat dari serentetan observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti. Pupu Saeful Rahmat dalam jurnal penelitian kualitatif pun menyatakan bahwa mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjut dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai. (2009 : 4). Selain itu dilakukan pula analisis data pada empat komponen utama yaitu : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/ verifikasi.

36 a. Pengumpulan Data Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa kalimatkalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang di peroleh masih berupa data yang mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur. Pada penelitian ini, pengumpulan data terjadi saat pembelajaran berlangsung. Dari mulai guru mengangkat kisah dilema sampai siswa menyimpulkan serta menuliskan karakter apa yang ia rasakan selama proses belajar. b. Reduksi Data Merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan abstraksi dari field note (data mentah). Reduksi data dilakukan saat guru menganalisis hasil tulisan berupa jawaban dan alasan siswa mengenai permasalahan yang dimunculkan. c. Sajian Data Merupakan pengorganisasian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. Sajian data dilakukan dengan menyiapkan komponen nilai-nilai pendidikan karakter yang kemudian dihubungkan dengan hasil belajar selama proses pembelajaran. d. Penarikan Simpulan Kesimpulan akhir akan di peroleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat kembali field note ( data mentah) agar kesimpulan yang di ambil lebih kuat dan bisa di pertanggung jawabkan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan kembali dengan teliti seperti memberikan kembali soal kisah dilemma moral yang sederhana dan siswa menjawab secara individu beserta alasannya. Penarikan kesimpulan pun secara umum akan menyimpulkan jawaban siswa secara tertulis dan lisan dan kaitannya dengan karakter yang diharapkan dari 18 nilai luhur budaya bangsa serta kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan model pembelajaran berbasis kognitif moral.

Tabel 3.1 Nilai, Deskripsi dan Indokator dalam Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Karakter di SDN 2 Pasirtamiang No. NILAI DESKRIPSI INDIKATOR 1 Religius 2 Jujur 3 Toleransi 4 Disiplin 5 Kerja keras Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan nilai religius seperti berdoa, mengucapkan syukur dan lain-lain. Siswa bersikap jujur dalam menjalankan kegiatan yang diamanahkan salah satunya dalam mengerjakan ulangan atau mengisi lembar evaluasi siswa. Siswa menunjukkan sikap terbuka, menghargai terhadap menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan dan tertib. Seperti tertib berbaris, duduk dan mengemukakan pendapat dan lain-lain. Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan optimal dan sungguh-sungguh. Salah satunya mengerjakan tugas di sekolah dan di rumah. 37

38 6 Kreatif 7 Mandiri 8 Demokratis Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Siswa melakukan sesuatu dengan berbeda, member nilai tambah yang labih baik dari sesuatu yang telah ada. Seperti memutuskan sesuatu dengan pilihannya sendiri. Siswa berperilaku dengan pendiriannya, melaksanakan tugas dengan kemampuannya. Siswa dapat bersikap mengahrgai hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Siswa memiliki rasa ingin tahu misalnya bertanya dalam pembelajaran, 10 Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Siswa menunjukkan sikap terbuka dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara. 11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa. Siswa menunjukkan rasa cinta tanah air. Salah satunya dengan hafal lagu wajib nasional, kepedulian terhadap bahasa nasional dan hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan negara. 12 Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan Siswa menunjukkan rasa tenggang rasa terhadap tindakan orang lain. Salah satunya mendengarkan orang lain

39 mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. berpendapat, tidak gaduh saat pembelajaran. 13 Bersahabat / komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Siswa menunjukkan sikap terbuka, dan dapat bergaul dengan orang lain. Seperti mudah menjalin komunikasi tidak eksklusif dan lain-lain. 14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Siswa menunjukkan sikap mau berdamai, tidak mencari keributan atau menempatkan dirinya sebagai seseorang yang baik terhadap orang lain. 15 Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Siswa memiliki kebiasaab untuk mau dan senang membaca. 16 Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Siswa menunjukkan rasa peduli, seperti menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnnya, menjalankan kewajiban membersihkan kelas. 17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Siswa menunjukkan sikap empati terhadap sesama. Seperti mau memberikan bantuan kepada orang lain. 18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Siswa menunjukkan rasa siap melaksanakan kegiatan yang baik dengan rasa komitmen atas apa yang dilakukan. Salah satunya siswa memilih menunaikan kewajibannya terlebih dahulu, siswa siap mendapat resiko atas tindakannya.