PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :
|
|
- Fanny Yulia Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO Oleh : Febryana T. Rahayu, Prof.Dr.Enos Taruh, M.Pd*,Nova E.Ntobuo, S.Pd,M.Pd** Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Alamat : Jalam Jendral Sudirman No.6 Kota Gorontalo, KP feni.rahayu@ymail.com ABSTRAK Febryana Trifeny Rahayu Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr.Enos Taruh, M.Pd dan Pembimbing II Nova Ntobuo, S.Pd, M.Pd. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni bagaimanakah persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Se Kota Gorontalo. Selanjutnya, yang menjadi tujuan penelitian ini yakni, untuk mengetahui persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan kepentingan pembahasan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument pengamatan yakni teknik angket dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa : persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo termasuk dalam persepsi positif ( sangat baik ). Hal ini terlihat pada persentase masing masing indikator sebagai berikut : i) Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo pada indikator pandangan sebesar 89,25%. ii) Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan sebesar 87,60%. iii) Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada kategori perasaan yakni 85,74%. Kata Kunci: Persepsi Guru, Penerapan Pendidikan Karakter.
2 PENDAHULUAN Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia yang bersumber dari agama. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti apabila berpijak dari nilainilai karakter dasar tersebut. Beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah cinta kepada Allah dan ciptaan-nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, kerja sama, percaya diri kreatif, kerja keras, pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai serta cinta persatuan. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilainilai karakter yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter, yaitu mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penelitian sehingga mengangkat formulasi judul sebagai berikut Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Pendidikan karakter perlu diterapkan sejak usia dini agar membentuk karakter anak yang baik. 2. Kemampuan Guru terhadap penerapan pendidikan karakter, sebagai pedoman bagi siswa untuk terbiasa menerapkan perilaku yang memiliki nilai- nilai pendidikan karakter disekolah. 3. Siswa masih kurang menunjukkan perilaku yang tercantum dalam nilai nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kelas. Adapun Rumusan Masalah adalah sebagai berikut : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Se Kota Gorontalo?. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3 Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Adapun manfaat yang diharapkan setelah dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi pengembangan konsep-konsep dalam penelitian selanjutnya, terutama bagi yang mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter. b. Sebagai bahan pertimbangan ilmiah terutama dalam mengkaji persepsi guru terhadap penerapan pendidikan karakter di sekolah-sekolah. c. Untuk meningkatkan penerapan pendidikan karakter disekolah khususnya dalam membentuk karakter siswa d. Dapat menambah wawasan pengetahuan para guru dan warga sekolah tentang pentingnya pendidikan karakter bagi siswa. 2) Manfaat Praktis a. Bagi sekolah Dapat meningkatkan karakter siswa umumnya dalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat dan dapat lebih meningkatkan penerapan pendidikan karakter, khususnya dalam lingkungan sekolah dan kelas. b. Bagi penulis Sebagai latihan untuk membentuk sikap ilmiah dalam mengkaji masalah-masalah dalam pendidikan karakter. c. Bermanfaat bagi guru dalam upaya peningkatan pendidikan karakter siswa di sekolah. d. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan khususnya terhadap penerapan pendidikan karakter disekolah sehingga menimbulkan persepsi yang baik. KAJIAN TEORI Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Menurut Ishak (dalam Arifin, 2005: 6) mengemukakan bahwa
4 persepsi dapat diartikan juga sebagai tanggapan, pandangan, perasaan seseorang terhadap sesuatu perkara mengikut pengetahuan yang ada pada orang itu. Menurut Depdiknas (2001:259), persepsi adalah tanggapan atau temuan gambaran langsung dari suatu atau temuan gambaran langsung dari suatu serapan seseora ng dalam mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Dalam pengertian ini jelas, bahwa persepsi adalah kesan gambaran atau tanggapan yang dimiliki seseorang setelah orang tersebut menyerap untuk mengetahui beberapa hal (obyek), melalui panca indera. Pendapat di atas tersebut sejalan dengan kamus besar bahasa indonesia (Balai Pustaka, 2002) yang mendefinisikan bahwa Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Menurut Leavit (dalam Faradina Triska, 2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi memiliki pengertian dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit persepsi diartikan sebagai penglihatan, yaitu bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas persepsi diartikan sebagai pandangan, bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan perasaan menurut Ahmadi dan Widodo (dalam Arifin, 2005: 7) didefinisikan sebagai Fungsi jiwa untuk mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang, sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, sebagai pernyataan jiwa Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka persepsi dapat diartikan bahwa, persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, dan pendapat, melalui indera penglihat, pendengar, perasa dan peraba sehingga membentuk tanggapan, pandangan atau perasaan yang ditimbulkan oleh indera individu tersebut yang merasakan sesuatu berdasarkan informasi yang di dapatkan dari lingkungannya. Menurut Lickona (dalam Wibowo, 2012: 32) ia berpendapat bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. Menurut Suyanto (dalam Wibowo, 2012: 33) dirinya mengatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Hal ini sejalan dengan Kemendiknas
5 (dalam Wibowo, 2012: 35) yang menjelaskan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pemerintah Indonesia telah merumuskan kebijakan dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun ditegaskan bahwa karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Nilai-nilai karakter yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik; 2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif; 3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih; dan 4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. Menurut Kemendiknas (2010), nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia ini, adalah sebagai berikut : 1. Religius, yaitu sikap dan perilaku dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
6 4. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif, yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8. Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air, yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat / komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya, 16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alamyang sudah terjadi. 17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
7 18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Demi tercapainya pendidikan karakter yang berhasil di sekolah, tidaklah logis jika tuntutan itu hanya dialamatkan pada peserta didik. Tanggung jawab yang seharusnya lebih besar lagi justru terletak di pundak kita, para guru, karena bagaimana pun setiap peserta didik atau siswa yang kita bina akan melihat contoh nyata pelaksanaan karakter yang kita ajarkan tidak lain dari perilaku maupun perkataan kita sehari-hari. Oleh sebab itu, guru harus menjadi teladan atau pelaku pertama dari karakter yang diajarkan kepada setiap anak didiknya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Se Kota Gorontalo dengan lokasi penelitian yakni 1) SMA Negeri 1 Gorontalo, 2) SMA Negeri 2 Gorontalo, 3) SMA Negeri 3 Gorontalo, dan 4) SMA Negeri 4 Gorontalo. Penentuan lokasi di atas didasarkan bahwa sekolah tersebut telah menerapkan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas, Pabundu (2005: 24). Oleh karena itu, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi sejumlah 9 (sembilan) orang yang berada di SMA Negeri Se Kota Gorontalo. Yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari jumlah populasi (sampel total). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang terbatas yaitu berjumlah 9 responden yang semuanya adalah guru geografi yang terdapat di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo. Variabel dalam penelitian ini yaitu, persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Se-Kota Gorontalo. Menurut Ishak (dalam Arifin, 2005: 6) mengemukakan bahwa persepsi dapat diartikan juga sebagai tanggapan, pandangan, perasaan seseorang terhadap sesuatu perkara mengikut pengetahuan yang ada pada seseorang itu. Sehingga variabel dalam penelitian ini memiliki indikator persepsi yang disesuaikan dengan pendapat di atas yaitu sebagai berikut. 1. Pandangan adalah pendapat guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo.
8 2. Tanggapan merujuk pada hasil pengamatan tentang penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. 3. Perasaan sebagai peristiwa yang dihayati dengan suka atau tidak sukanya guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan seperangkat status variabel persepsi guru terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Yang informasinya dikumpulkan dari guru geografi yang terdapat di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Angket yang digunakan merupakan jenis angket tertutup yang terdiri dari 36 item. Teknik dokumentasi yang digunakan untuk mengambil data persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo berupa silabus dan RPP berkarakter mata pelajaran geografi. Terkait dengan penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo Menurut Arikunto (2005: 167) mengatakan bahwa Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Tingkat kevalitan suatu angket akan dicapai apabila terdapat kesesuaian antara isi angket dengan indkator-indikator yang telah ditetapkan pada kisi-kisi angket. Reliabilitas suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur apa saja yang akan diukur dan sejauh mana alat pengukuran tersebut dapat membandingkan antara kisikisi angket yang mengandung indikator pencapaian yang digunakan sehingga dapat dipercaya penggunaannya dan reabilitas yang berhubungan dengan kesalahan angket Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini, dianalisis menggunakan teknik analisis data statistika deskriptif. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam teknik ini adalah proses tabulasi (proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel). Selanjutnya menghitung frekuensi dan persentase total guru geografi berdasarkan persepsi yang diberikan baik dalam setiap item angket maupun dalam setiap indikator persepsi.
9 HASIL PENELITIAN Untuk mendapatkan data tentang persepsi guru terhadap pendidikan karakter di SMA khususnya pada indikator pandangan, maka pernyataan pada angket penelitian ini dibagi menjadi dua yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berdasarkan kedua pernyataan pada angket penelitian ini, maka data hasil penelitian pada indikator pandangan ini dapat digambarkan yakni untuk masing-masing responden total skor maksimal adalah 60. Pada responden 1 jumlah skor yang diperoleh yakni 53 dengan persentase capaian 88,33%, responden 2 diperoleh skor yakni 53 dengan persentase capaian 88,33%, responden 3 diperoleh skor yakni 59 dengan persentase capaian 98,33%, responden 4 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase capaian 96,66%, responden 5 diperoleh skor yakni 55 dengan persentase capaian 91,67%, responden 6 diperoleh skor yakni 53 dengan persentase capaian 88,33%, responden 7 diperoleh skor yakni 47 dengan persentase capaian 78,33%, responden 8 diperoleh skor yakni 59 dengan persentase capaian 98,33%, dan responden 9 diperoleh skor yakni 45 dengan persentase capaian 75,00%. Jadi secara umum skor total yang diperoleh dari 9 responden yakni 482, dengan skor maksimal secara keseluruhan yakni 540, sehingga persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo pada indikator pandangan ini yakni 89,25%. Tanggapan merupakan salah satu indikator dari persepsi guru terhadap pendidikan karakter di SMA. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data tentang tanggapan guru terhadap pendidikan karakter di SMA Se- Kota Gorontalo, maka indikator pernyataan yang digunakan pada angket penelitian ini dibagi menjadi dua yakni, pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berdasarkan kedua pernyataan pada angket penelitian ini, maka data hasil penelitian pada indikator ini dapat digambarkan yakni untuk masing-masing responden total skor maksimal adalah 60. Pada responden 1 jumlah skor yang diperoleh yakni 52 dengan persentase capaian 86,66%, responden 2 diperoleh skor yakni 52 dengan persentase capaian 86,66%, responden 3 diperoleh skor yakni 56 dengan persentase capaian 93,33%, responden 4 diperoleh skor yakni 56 dengan persentase capaian 93,33%, responden 5 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase capaian 96,67%, responden 6 diperoleh skor yakni 50 dengan persentase capaian 83,33%, responden 7 diperoleh skor yakni 46 dengan persentase capaian 76,66%, responden 8 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase
10 capaian 96,67%, dan responden 9 diperoleh skor yakni 45 dengan persentase capaian 75,00%. Jadi secara umum skor total yang diperoleh dari 9 responden pada indikator tanggapan ini yakni 465, dengan skor maksimal secara keseluruhan yakni 540, sehingga persentase capaian persepsi guru geografi terhadap Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator tanggapan ini yakni 87,60%. Perasaan yang dialami oleh guru terhadap penerapan pendidikan karakter merupakan bagian dari persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter itu sendiri. Untuk mendapatkan data tentang persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan, maka pernyataan pada angket penelitian ini dibagi menjadi dua yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berdasarkan kedua pernyataan pada angket penelitian ini, maka data hasil penelitian pada indikator perasaan ini dapat digambarkan yakni untuk masing-masing responden total skor maksimal adalah 60. Pada responden 1 jumlah skor yang diperoleh yakni 51 dengan persentase capaian 85,00%, responden 2 diperoleh skor yakni 50 dengan persentase capaian 83,33%, responden 3 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase capaian 96,66%, responden 4 diperoleh skor yakni 54 dengan persentase capaian 90,00%, responden 5 diperoleh skor yakni 57 dengan persentase capaian 95,00%, responden 6 diperoleh skor yakni 49 dengan persentase capaian 81,66%, responden 7 diperoleh skor yakni 44 dengan persentase capaian 73,33%, responden 8 diperoleh skor yakni 57 dengan persentase capaian 95,00%, dan responden 9 diperoleh skor yakni 43 dengan persentase capaian 71,66%. Jadi secara umum skor total yang diperoleh dari 9 responden pada indikator tanggapan ini yakni 463, dengan skor maksimal secara keseluruhan yakni 540, sehingga persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan yakni 85,74%. Berdasarkan data hasil penelitian (Lihat 4.3 Hasil Analisis Data) maka dapat diperoleh gambaran kesimpulan melalui tabel berikut :
11 Tabel 9. Data Analisis Persentase Total Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo Skor Per Indikator Responden Pandangan Tanggapan Perasaan Jumlah Skor Max Jumlah Skor Max % Capaian 89,25 87,60 85,74 87,53 100% Pada tabel di atas menunjukan bahwa jumlah skor maksimal masing-masing indikator persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo yakni 540. Pada indikator pandangan jumlah skor yang diperoleh dari 9 responden yakni 481 dengan persentase capaian yakni 89,74%, untuk indikator tanggapan jumlah skor yang diperoleh dari 9 responden yakni 465 dengan persentase capaian yakni 86,11%, dan untuk indikator perasaan jumlah skor yang diperoleh dari 9 responden yakni 464 dengan persentase capaian yakni 85,92%. Jadi jumlah skor yang diperoleh secara keseluruhan untuk persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo yakni dengan skor masksimal 1.620, sehingga persentase capaian adalah 87,53%. Berdasarkan gambaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo termasuk dalam kategori sangat baik. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik simpulan bahwa. Persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo termasuk dalam kategori persepsi positif ( sangat baik ). Hal ini terlihat pada persentase masing masing indikator sebagai berikut :
12 Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo pada indikator pandangan sebesar 89,25%. Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap tanggapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator tanggapan sebesar 87,60%. Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan sebesar 85,74%. Adapun yang menjadi saran bagi pembaca dalam penelitian ini yakni sebagai berikut. 1. Perlu adanya peningkatan penerapan pendidikan karakter di SMA sehingga mampu membentuk karakter yang baik bagi seluruh siswa. 2. Dari pihak kepala sekolah SMA Se-Kota Gorontalo hendaknya memberikan sosialisasi ataupun seminar seminar kepada guru dan siswa mengenai pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi siswa baik dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas maupun di lingkungan sekolah agar kedepannya anak didik kita menjadi lebih baik dan berguna bagi bangsa. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya. Daftar Pustaka Anonim Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, Edisi Revisi. Aqib, Zainal Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama Widya. Arifin, Novita Persepsi Guru Terhadap Masalah-masalah Yang Dihadapi Dalam Proses Pembelajaran Fisika. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Basir, Abdul Penerapan Pendidikan Karakter Disekolah. Jawa Tengah : PGRI Kabupaten Brebes. Pabundu, Tika Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Riduwan Dasar dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Rakhmat, Jalaludin Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
13 Slameto Belajar dan Faktor Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Walgito, Bimo Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Wibowo, Agus Pendidikan Karakter. Jakarta : Pustaka Pelajar
14
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciGRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP. 19731006 20011 2 001 Disampaikan dalamsrawung Ilmiah jurusan POR FIK UNY 16 Februari2012 ! GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaannya proses pembelajaran didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciProf. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal
PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM MENYIAPKAN TENAGA KEPENDIDIKAN YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten
A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih
MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap
Lebih terperinciTema Lomba: Menyiapkan Generasi Satu Abad Indonesia Merdeka
LOGO Tema Lomba: Menyiapkan Generasi Satu Abad Indonesia Merdeka Penilaian Lomba Slogan Skala Nilai 5-10 1. Jika ditemukan ada slogan yang sama, panitia akan memilih slogan pengirim pertama 2. Menandatangani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 13Fakultas EMAIL FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi PRODI MANAJEMEN Pendidikan Kewarganegaraan Kebijakan dan Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP : 08161193748
Lebih terperinciDESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO
DESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO 1. Sukmawati Saleh Mahasiswa Program Studi Fisika 2. Dr. Nawir Sune, M.Si Dosen Universitas Negeri Gorontalo 3. Nova
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperincibukan sekedar baju seragam di hari Sabtu! Dodi Nandika
Catatan Tentang KEPRAMUKAAN bukan sekedar baju seragam di hari Sabtu! Dodi Nandika Semarang, 26 Maret 2011 1 GERAKAN PRAMUKA MEMILIKI SEJARAH YANG AMAT PANJANG DI TANAH AIR SUDAH MENGAKAR DAN MEMASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tes merupakan sebuah instrumen yang berfungsi sebagai media evaluasi. Tes biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama periode tertentu. Tes di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA Heri Supranoto Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP PADA MATERI AJAR BUNYI. Oleh:
1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP PADA MATERI AJAR BUNYI (Suatu uji coba di SMP N 5 Gorontalo kelas VII C ) Oleh: Helmi suleman. 1 Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd. 2 Nova Elisya Ntobuo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciOleh: LITA AYU SOFIANA A
IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciP IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
P - 105 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK Endang Listyani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY listy_matuny@yahoo.co.id Abstrak Komitmen nasional tentang
Lebih terperinciNilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR
Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A Andri Hernandi Ketua Presidium Pusat Periode
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK Oleh: NI NYOMAN PADMADEWI Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha Email:padmadewi@pedulisesamaphilanthropicwork.org Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN
NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Studi Kasus di MTs Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti mengindahkan
BAB II LANDASAN TEORI A. Apresiasi Novel 1. Pengertian Apresiasi Novel Apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai (Aminuddin, 1995: 34). Sedangkan menurut
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO Siti Maisyaroh, Mujiyem Sapti, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciOleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D (materi pengenalan etika pada mahasiswa baru FISIP 2013)
Etika pergaulan & Akademis di Kampus Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D (materi pengenalan etika pada mahasiswa baru FISIP 2013) Bagaimana pendapat Anda? 1. Si A ingin menggunakan lift. Ketika lift terbuka,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA
PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) Standar Kompetensi Lulusan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
Lebih terperinciBUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)
BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Ary Kristiyani, M.Hum. PBSI, FBS, UNY arykristiyani@uny.ac.id atau ary_kristiyani79@yahoo.com Disampaikan pada Seminar Internasional di Hotel
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,
Lebih terperinciKETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA
KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Prof. Dr. Abdul Rahman, M.Pd. Jurusan Matematika FMIPA UNM Makassar Email : abdul.rahman@unm.ac.id Abstrak: Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciUsulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR (Studi Kasus Semua Guru Selain Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Colomadu, Kecamatan
Lebih terperinciNILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati
NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciAbdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK
PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK Identitas suatu bangsa dapat dilihat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciPENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.
1 2 PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI. Dra. Siti Fatimah, M.Si. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya ABSTRAK Pendidikan budaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam Bab
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012)
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA Ayu Khairunnisa, Fakhruddin, Mitri Irianti adzkia.annisa@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia; demikian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakter dimaknai sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak (Depdiknas, 2010). Adapun berkarakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA.
ANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA Arif Yanuar Musrifin 1 ; Andi Anshari Bausad 2 1,2 Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciDR. CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR. Disajikan pada Bimbingan Teknis Karakter Bangsa bagi Kepala Sekolah SMK, 27 Maret Hotel Basro - Padang
DR. CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR Disajikan pada Bimbingan Teknis Karakter Bangsa bagi Kepala Sekolah SMK, 27 Maret 2012. Hotel Basro - Padang Quinn (Greer, 2001: 210) Upaya untuk mengintegrasikan tujuan,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)
PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I) Modul ke: 08 Udjiani Fakultas EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Etika B. Etika Pancasila Hatiningrum, SH.,M Si Program Studi Manajemen A. Pengertian Etika. Pengertian
Lebih terperinciSTRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH DR. CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR Disajikan pada Bimbingan Teknis Karakter Bangsa bagi Kepala Sekolah SMK, 28 Maret 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, kebijakan pendidikan memang diarahkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi kualitatif dengan tujuan pengkajian dan pendeskripsian permasalahan yang diteliti. Metode ini digunakan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap lembaga pendidikan sekolah, yang mempuyai tujuan membentuk bangsa yang teguh, kompetitif, berahlak mulia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciSTUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU
STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI
JURNAL PENELITIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
Lebih terperinciBAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali
BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan
Lebih terperinci