BAB I PENDAHULUAN I-1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pemasakan. Kapasitas produksi mencapai 4000 ton per hari. Sound Level Meter dengan 9 titik pengukuran yang berdasarkan European

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan manfaat namun juga dampak risiko yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

TINGKAT KEBISINGAN DAN SUHU PADA USAHA STONE CRUSHER PT. X, KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tata letak pabrik merupakan landasan utama dalam pengaturan tata letak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

BAB I PENDAHULUAN. suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan teknik pengontrolan besaran.

BAB I PENDAHULUAN I-1

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

SISTEM KERJA. Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. International Labour Organization (ILO) (ILO, 2003) diperkirakan di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber. Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011).

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang dibutuhkan oleh manusia. Pertumbuhan industri yang pesat dan tanpa upaya pengaman efek samping adalah penyebab timbulnya berbagai masalah seperti penyakit akibat kerja, cacat dan kematian pada para pekerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh lingkungan kerja yang tidak aman seperti ventilasi, penerangan, kebisingan, atau suhu yang tidak aman melampaui ambang batas. Selain itu, kecelakaan kerja juga dapat bersumber dari manusia yang melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau material (Soehatman, 2010). Kebisingan di industri telah lama menjadi perhatian dan permasalahan. Pemaparan kebisingan ditempat kerja diperkirakan 120 juta orang memiliki kehilangan daya dengar di Amerika Serikat, tahun 1981 lebih dari 9 juta orang terpapar bising ditempat kerja pada tingkat 85 db atau lebih setiap harinya, pada tahun 1990 angka ini meningkat hingga 30 juta orang, yang umumnya adalah pekerja pada industri manufaktur, sedangkan Jerman dan Negara-negara berkembang lainnya sebanyak 4-5 juta orang, 12 15 % dari keseluruhan pekerja terpapar bising pada tingkat 85 db atau lebih (Latar, 2012). Kebutuhan akan keselamatan dan kesehatan manusia sebagai pekerja merupakan hal yang mutlak untuk diperhatikan. Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja. Maka tenaga kerja harus di jaga, dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya. I-1

Dalam hal ini kesehatan pekerja merupakan hal yang penting. Kesehatan pendengaran merupakan salah satu segi kualitas hidup dan pendengaran sangat perlu dilindungi. Bunyi atau suara yang tidak dikehendaki karena mengganggu atau timbul di luar dari kemauan seseorang maka bunyi atau suara ini dikatakan sebagai kebisingan. Dalam perlindungan kesehatan tenaga kerja, kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pada pendengaran atau telinga (Suma mur, 2009). Pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Agro Sarimas Indonesia (ASI) Sungai Sejuk, Indragiri Hilir-Riau merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan sawit pada budidaya lahan gambut dan industri pengolahan minyak kelapa sawit. Perusahaan ini terletak di daratan sumatra bagian tengah tepatnya berada di Jl. Lintas Rengat Tembilahan Desa Sungai Gantang Kec. Kempas Kab. Indragiri Hilir Riau. PT. Agro Sarimas Indonesia didirikan pada tahun 2003 dan mulai berproduksi pada 2007. Selain memproduksi Crude Palm Oil (CPO) PT. ASI juga memproduksi inti sawit yang juga dipasarkan ke berbagai daerah di sumatera seperti Padang dan Dumai. Dalam menunjang proses produksi guna memenuhi tuntutan peningkatan produktivitas dan penurunan tenaga kerja, baik dalam sektor perkebunan maupun di sektor industri, maka pabrik kelapa sawit telah menerapkan sistem mekanisasi pada alat dan mesin industri pengolahan buah sawit yang berpotensi menimbulkan potensi bahaya dalam pengolahan buah sawit. Dengan penerapan mesin produksi tersebut, tanpa disadari dapat menimbulkan dampak kurang baik bagi kesehatan tenaga kerja dan lingkungannya jika tidak diperhatikan dengan baik. Proses produksi yang dijalankan oleh tenaga kerja yang bekerja sebagai operator untuk mengoperasikan serta mengontrol operasional produksi berbagai peralatan maupun mesin, pekerja-pekerja pemeliharaan, pengawas dan lainnya, secara lansung dan tidak lansung dapat merugikan kesehatan. Secara umum kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh lingkungan kerja yang tidak aman seperti ventilasi, penerangan, kebisingan atau I-2

suhu yang tidak aman melampaui ambang batas. Selain itu, kecelakaan kerja juga dapat bersumber dari manusia yang melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau meterial (Moeljosoedarmo, 2010) Proses mekanis pengolahan sawit pada PT. ASI dengan menggunakan mesin-mesin dan alat-alat kerja yang disertai suara yang keras terus menerus akan meningkatkan pemaparan suara pada tenaga pekerja serta menambah risiko bahaya terhadap para tenaga pekerja. Pemakaian mesin-mesin pada PKS PT. ASI seringkali menimbulkan kebisingan, baik kebisingan rendah, kebisingan sedang maupun kebisingan tinggi. Kebisingan tersebut dapat mengganggu lingkungan pekerjaan dan merambat melalui udara kepada tenaga kerja. Pada peraturan pemerintah Indonesia terhadap kawasan industri yaitu nilai ambang batas (NAB) kebisingan yang diperbolehkan sebesar 85 db dalam pemaparan selama 8 (delapan) jam sehari dan 5 (hari) kerja atau 40 kerja dalam seminggu, hal ini merupakan ketentuan standar pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari. NAB kebisingan yang tertera merupakan ketentuan dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep- 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas di tempat kerja dan merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-7063-2004 Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi ultra ungu di tempat kerja (Suma mur, 2009). Pada Pabrik kelapa sawit PT. Agro Sarimas Indonesia yang telah dilakukan penelitian pendahuluan, diperoleh hasil sampel pengukuran kebisingan intensitas kebisingan menggunakan alat sound level meter, nilai tingkat kebisingan pada beberapa stasiun pengolahan minyak kelapa sawit terdapat beberapa titik dari nilai kebisingan yang berada diluar nilai ambang batas kebisingan yang diperkenankan pada kawasan industri. Pada tabel dibawah ini adalah sampel pengukuran kebisingan intensitas kebisingan pada beberapa stasiun adalah sebagai berikut: I-3

Tabel 1.1 Nilai Sampel intensitas kebisingan pada beberapa stasiun. Titik Intensitas Suara Nilai Ambang Stasiun Sampel (db) Batas 1 Perebusan 96 85 2 Threser 94 85 3 Tangkos 89 85 4 Pengempaan 82 85 5 Kernel 96 85 6 Klarifikasi 82 85 7 Boiler 99 85 (Sumber: Data Primer, 2013) Untuk waktu nilai tenaga kerja bekerja pada lantai produksi, waktu yang diperoleh hasil berdasarkan kondisi tenaga kerja yang bekerja berada pada lantai produksi, waktu bekerja 7 hari dalam 1 minggu. Shift atau waktu kerja bergilir di bagian produksi dibagi menjadi tiga, shift pagi : 08.00-16.00, shift sore : 16.00-24.00 dan shift malam : 24.00-08.00. Pergantian shift tersebut akan ditukar setiap 1 minggu sekali. Kondisi ini berlansung selama 8 jam/hari dan 7 hari dalam seminggu di setiap hari kerja. Sehingga dapat diketahui hal ini melampaui nilai batas ambang kebisingan yang diizinkan pada peraturan pemerintah Indonesia terhadap kawasan industri yaitu nilai ambang batas (NAB) kebisingan yang diperbolehkan sebesar 85 db dalam pemaparan selama 8 (delapan) jam sehari dan 5 (hari) kerja atau 40 kerja dalam seminggu. Dalam studi pendahuluan juga telah dilakukan wawancara dengan penyebaran kuesioner pendahuluan untuk mengetahui presepsi tenaga kerja terhadap potensi bahaya kebisingan yang ada pada tempat mereka bekerja, kuesioner ini diberikan kepada responden sebanyak 30 orang, selain itu kuesioner ini juga menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan gangguan dan keluhan subjektif pada tenaga kerja akibat kebisingan tempat kerja yang di timbulkan oleh mesin-mesin dan alat-alat yang ada pada perusahaan. Hasil kuesioner dapat ditampilkan lampiran C. Hasil wawancara menggunakan kuesioner yang dilakukan kepada 30 responden semua adalah berjenis kelamin laki-laki I-4

mengatakan bahwa suara bising yang ditimbulkan cukup mengganggu para pekerja, pekerja juga mengalami gangguan pendengaran, gangguan komunikasi, rasa pusing dan kurang konsentrasi. Hal ini dikarena beberapa tenaga kerja terpapar kebisingan yang tinggi dan hampir keseluruhan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri untuk telinga saat bekerja serta terpapar secara terus menerus yaitu 8 jam/hari. Permasalahan kebisingan tersebut, diketahui kebisingan pada perusahaan pada bagian lantai produksi dengan adanya permasalahan yang terjadi berkaitan dengan kebisingan, diketahui bahwa kebisingan diluar NAB yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh lingkungan di tempat kerja sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan serta dapat mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu kerja secara terus menerus, maka perlu dilakukan identifikasi tingkat kebisingan pada perusahaan di tempat kerja. Data yang diperoleh dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan analisis menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan upaya pengedalian kebisingan dan guna melindungi pekerja akibat paparan kebisingan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan pengukuran terhadap intensitas kebisingan di perusahaan pada lantai produksi pengolahan minyak kelapa sawit yang ada pada lingkungan kerja sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman terhadap tenaga kerja efek negatif dari kebisingan yang ditimbulkan guna melindungi para tenaga kerja dari paparan kebisingan. Dengan adanya uraian di atas sehingga peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul tentang Analisis Tingkat Kebisingan Pada Lantai Produksi Dengan Metode Pola Sebaran Pemetaan Kebisingan (Studi Kasus: PT. Agro Sarimas Indonesia). 1.2 Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang diatas dari permasalahan tersebut maka perlu perumusan masalah ini yaitu bagaimana tingkat intensitas kebisingan di tempat kerja dan bagaimana upaya pengendalian kebisingan pada proses pengolahan minyak kelapa sawit PKS Agro Sarimas Indonesia? I-5

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat dan menganalisa pola peta sebaran nilai tingkat intensitas kebisingan dilantai produksi pada proses pengolahan minyak kelapa sawit. 2. Mengukur dan menganalisa nilai intensitas suara paparan yang diterima oleh tenaga kerja dan waktu paparan tenaga kerja yang diperkenankan berada dalam lingkungan kerja berdasarkan nilai ambang batas kebisingan yang sesuai dengan standar ketenagakerjaan. 3. Memberikan upaya pengendalian kebisingan sebagai upaya mengurangi akibat paparan kebisingan. 1.4 Batasan Masalah Diperlukan ruang lingkup atau batasan yang jelas dalam melakukan penelitian Tugas Akhir agar pembahasan dapat lebih terarah dan jelas. Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada lantai produksi pengolahan minyak kelapa sawit PKS Agro Sarimas Indonesia pada stasiun perebusan, pemisahan, pencacahan, pengempaan, pemurnian, pengempaan tangkos, boiler dan pemisahan biji dan kernel. 2. Pengukuran penelitian ini dilakukan pada intensitas kebisingan yang diteliti sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER. 13/MEN/X/2011 dan SNI 16-7063-2004. 3. Dalam penelitian ini tidak membahas tentang biaya keuangan. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tenaga kerja bekerja sesuai dengan tugas pekerjaannya yang telah ditentukan pihak perusahaan dan tidak berpindah dari area kerjanya yaitu 8 jam/hari. 2. Waktu paparan tenaga kerja pada penelitian sama diantara shift yang ada. I-6

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian Tugas Akhir yang akan dilakukan nantinya, antara lain sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui dan memperluas pandangan penulis sekaligus melakukan perbandingan antara ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai oleh pihak perusahaan sebagai upaya untuk memberi masukan, usulan dan pertimbangan yang bermanfaat sehingga dapat membantu dalam mengembangkan pelaksanaan Higiene Industri, Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja terutama pada masalah kebisingan. 3. Hasil penelitian juga diharapkan dapat digunakan sebagai bekal pengalaman dan keterampilan kerja di sektor informal khususnya dalam bidang hiperkes, keselamatan dan kesehatan kerja serta penelitian lanjutan yang berkaitan dengan kebisingan ditempat kerja. 4. Sebagai upaya untuk mempererat kerja sama antara instansi terkait dengan Jurusan Teknik Industri UIN SUSKA. 1.6 Posisi Penelitian Penelitian mengenai kebisingan industri juga pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa orang peneliti. Agar dalam penelitian ini tidak terjadi penyimpangan dan penyalinan maka perlu ditampilkan posisi penelitian, pada tabel 1.2 menampilkan posisi penelitian. I-7

Tabel 1.2 Posisi Penelitian Tugas Akhir Peneliti Judul Tahun Objek Tujuan Norra Phersiana Dedy Fredianta G Sitta Suanda Pohan Analisis Dan Pemetaan Kebisingan Akibat Aktifitas Kerja PT. XYZ Analisis Tingkat Kebisingan Untuk Mereduksi Dosis Paparan Bising Di PT. Xyz Analisis Tingkat Kebisingan Pada Lantai Produksi Dengan Metoda Pola Sebaran Pemetaan Kebisingan (Studi Kasus: PT. Agro Sarimas Indonesia 2010 2012 2013 Pabrik XYZ Pada Unit Produksi Area Produksi Lantai Produksi Proses Pengolahan Buah sawit - Mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi di kawasan PT. XYZ akibat operasional pabrik. - Memperoleh pemetaan kebisingan di unit produksi kawasan PT XYZ - Menentukan tingkat kebisingan di area produksi. - Menganalisa sebaran tingkat kebisingan - Alternatif pengendalian kebisingan di area produksi. - Membuat dan menganalisa pola peta sebaran nilai tingkat intensitas kebisingan dilantai produksi pada proses pengolahan minyak. sawit. - Mengukur dan menganalisa nilai intensitas suara paparan yang diterima oleh tenaga kerja dan waktu paparan tenaga kerja yang diperkenankan berada dalam lingkungan kerja berdasarkan nilai ambang batas kebisingan yang sesuai dengan standar ketenagakerjaan. - Membuat pengendalian sebagai upaya mengurangi akibat paparan kebisingan I-8 I-8

1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian Tugas Akhir dapat dilihat sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, posisi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung permasalahan, sehingga peneliti memiliki dasar dalam melakukan penelitian dan dapat menyelesaikan masalah yang dibahas. METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan dan menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini, dijabarkan semua data-data yang diperlukan dalam penelitian, baik itu data primer maupun data sekunder. ANALISA Bab ini memuat pembahasan terhadap hasil pengumpulan dan pengolahan data. PENUTUP Menguraikan tentang kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian dan pembahasan serta mencoba memberikan saran-saran sebagai langkah untuk menyelesaikan masalah yang ada. I-9