HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Oleh: Wahyu Hidayat ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

Gambar 4-1. Histogram X3

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semester ganjil Tahun Ajaran pada semester ganjil. bulan (Desember-Januuari 2014) Tahun Ajaran

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. LKMD Kec. Tapung Hulu Kab.Kampar.Pemilihan lokasi ini berdasarkan

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

Gambar 3.10 Tampilan Confirmation of Course Selection. Setelah mengklik "Confirm" maka akan muncul tampilan Successful

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, peneliti menghimpun informasi. menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 07 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan penelitian ini, tujuannya adalah untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BINUS University. Jurusan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. budaya kerja, komitmen dan kinerja aparatur. Sedangkan penelitian verifikatif

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

Kontribusi Pengawasan n Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Di Kecamatan Koto Tangah Padang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diperoleh setelah data mentah dari 50 responden diolah melalui program

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

Total 202 orang 100 %

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Semester 2 MIA. SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan penelitiannya Sugiyono (1999:7) Berdasarkan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

Tabel 1. Tabel Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE JURNAL HASIL PENELITIAN OLEH: ROSNAWATI GG1 15 018 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 017 1

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN OLEH: ROSNAWATI 1 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) hubungan antara kompetensi pedagogik dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe; ) hubungan antara kompetensi profesional dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe; dan 3) hubungan antara kompetensi pedagogik dan profesional secara bersama-sama dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dewan guru yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas Negeri se Kecamatan Wawotobi yang berjumlah 104 orang yang tersebar di dua sekolah, yakni: SMAN 1 Wawotobi dan SMAN Wawotobi. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik probability sampling yang berjumlah 5 orang orang. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik guru dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe dengan koefisien korelasi 0,938; ) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe, dengan koefisien korelasi 0,846; dan 3) terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-sama antara kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe, dengan koefisien korelasi 0,95. Hal ini dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran guru yang bermutu dan maksimal dapat ditentukan oleh kompetensi pedagogik secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pemahaman dan pelaksanaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru, makin tinggi pula kualitas pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Begitu juga sebaliknya, makin rendah tingkat kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, makin rendah pula tingkat kualitas pembelajaran guru. Kata kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Kompetensi Profesional Guru, Kualitas Pembelajaran guru. 1 Guru SMA Negeri 1 Konawe

A. PENDAHULUAN Pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas (006: ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Realitas yang terjadi sehubungan dengan kapabilitas dan kompetensi guru masih perlu peningkatan lagi. Masih ada guru yang memiliki kompetensi rendah, khususnya mengenai kompetensi pedagogik dan profesionalnya. Dengan demikian, maka wajarlah bilamana terdapat guru yang mengajar di beberapa bidang studi yang tidak sesuai dengan keilmuannya. Akibatnya proses pembelajaran cenderung tidak menarik perhatian siswa untuk intens menyimak serta memahami materi pembelajaran. Komunikasi yang terjadi antar siswa dengan guru cenderung masih satu arah, yakni: instruksi, interaksi, dan transaksi. Hal ini berindikasi bahwa apa yang disampaikan guru kurang mampu mendorong siswa bernalar yang berimplikasi pada kurangnya daya kreativitas siswa. Menjelaskan bahwa secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata yang dicapai hasil UKG pada tahun 015 di Kabupaten Konawe adalah 47,77. Nilai rata-rata tersebut cukup rendah untuk dapat mencapai target Kebijakan Umum Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 015-019 yakni: (1) penguatan peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan aparatur institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan, () pemberdayaan pelaku budaya dalam melestarikan kebudayaan, (3) peningkatan akses pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan masyarakat dan keluarga, serta pendidikan anak dengan kebutuhan khusus, (4) peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter, (5) peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan diplomasi kebudayaan serta pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan, dan (6) peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik. Secara khusus, perolehan rata-rata hasil UKG pada tahun 015 di SMAN 1 Wawotobi dan SMAN Wawotobi adalah 54,53. Nilai rata-rata kompetensi pedagogik sebesar 54, 98, dan nilai rata-rata kompetensi professional sebesar 54,33. Target capaian nilai rata-rata ketuntasan secara nasional tahun 015 yang ditetapkan dalam renstra Kemdikbud yaitu sebesar 55. Dengan demikian, dari 64 orang guru yang mengikuti UKG hanya 33 orang yang dinyatakan tuntas dan sisanya 31 dinyatakan tidak lulus ( Sumber Data : UKG 015 Dikmen Diknas Kab. Konawe). Mengingat begitu pentingnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksaguru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis. Setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Di sekolah, guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran selain unsur siswa dan fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan siswanya melalui kegiatan pembelajaran. Namun demikian posisi strategis guru untuk 3

meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan pedagogik dan profesionalnya. Keberhasilan proses pembelajaran dapat tercapai jika seorang guru menguasai kompetensi pedagogik dan profesionalnya. Guru akan mampu berinovasi sehingga membuat siswa senang dan bergairah dalam belajar. Bila seorang guru dengan keterampilannya dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyajikan suatu materi pelajaran, maka hal itu dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, jika guru tidak profesional dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran, maka hal ini dapat penghambat pencapaian tujuan pembelajaran yang dialami siswa. Permasalahan yang terakhir adalah kurang maksimalnya kinerja guru. Rendahnya kinerja guru ditunjukkan dengan: (1) kemampuan guru mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak maksimal sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menarik, () k emampuan dalam pengelolaan kelas masih kurang, sehingga belum tercipta suasana kondusif di kelas dan proses pembelajaran yang menyenangkan, (3) guru belum maksimal dalam memanfaatkan media sehingga hasil dalam meyalurkan pesan (materi pelajaran) kepada siswa tidak maksimal, (4) kurang variasi metode pembelajaran, sehingga terjadi kejenuhan siswa saat kegiatan pembelajaran. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMANegeri se- Kecamatan Wawotobi ditemukan beberapa permasalahan, di antaranya: 1) dalam pelaksanaan tugas-tugasnya masih banyak guru yang belum mampu berinovasi membuat bahan ajar, media pembelajaran, dan menggunakan TIK sebagai sarana penunjang, ) sebagian guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas tanpa membawa RPP, yang mengindikasikan bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan sekedar menggugurkan kewajiban, 3) minimnya budaya inisiatif dari guru untuk membuat proses pembelajaran terkesan PAIKEM, pembelajaran terkesan monoton dan tidak menarik, serta terkesan kurang memberikan nilai tambah bagi siswa. Hal inilah yang mendorong penulis memilih judul: Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik dan Profesional Dengan Kualitas Pembelajaran Guru di SMA Negeri se- Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. B. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilakukan di seluruh SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori, yaitu: 1) kualitas pembelajaran guru (Y) sebagai variabel terikat, dan ) kompetensi pedagogik (X 1 ) sebagai variabel bebas pertama dan kompetensi profesional (X ) sebagai variabel bebas kedua. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dewan guru yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas Negeri se Kecamatan Wawotobi yang berjumlah 104 orang, yang terdiri dari: 1) SMAN 1 Wawotobi berjumlah 66 orang (Sumber: Data Guru SMAN 1 Wawotobi), dan ) SMAN Wawotobi berjumlah 38 orang (Sumber: Data Guru SMAN Wawotobi) 4

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling. Sampel diambil dari populasi guru tiap sekolah ( Riduwan dan Kuncoro, 006: 45) Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 104 x 50% = 5 orang guru, dengan rincian sebagai berikut: (66 x 50%) + (38 x 5 0%) = 5. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket), dokumen sekolah, dan RPP guru. Teknik pengolahan data yaitu dengan prosedur: (1) Editing, yaitu kegiatan untuk pemeriksaan kembali atas seluruh data yang diperoleh dari jawaban responden, () Tabulasi, yaitu kegiatan memasukkan data kedalam tabel tertentu sesuai dengan peruntukkannya, dan (3) Interprestasi, yaitu menjelaskan hasil pengolahan data dari program komputer. Teknik pengolahan data yaitu dengan menggunakan: (1) uji validitas Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan taraf kepercayaan (significance level) sebesar 0,05. Uji validitas instrumen digunakan model analisis korelasi Product Moment Person. Menurut Cronbach (1970) dalam Azwar ( 010: 153), koefisien korelasi yang memuaskan minimal 0,30 ( 0,30). Sedangkan untuk menghasilkan indeks atau angka koefisien korelasi pada instrumen ini akan menggunakan program SPSS versi 0.0 (Statistical Product and Service Solution), () uji reliabilitas instrumen dikatakan reliabel jika dapat mengukur variabel berulangkali, yang akan menghasilkan data yang sama atau hanya sedikit bervariasi (Azwar, 010: 153). Uji reliabilitas untuk menguji kosistensi instrumen menggunakan koefisien Alpha Cronbach ( ). Instrumen telah memiliki tingkat keandalan atau reliabilitas yang dapat diterima jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah 0,60 atau 60%, (3) analisis desktiptif yaitu analisis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, dianalisis secara bertahap sesuai dengan tujuan penelitian masing-masing dan diarahkan pada pengujian hipotesis. Analisis data diawali dengan statistik deskriptif, yakni mencari harga rata-rata, median, modus, simpangan baku, jangkauan, nilai maksimum, dan nilai minimum. Selanjutnya ditabelkan dalam distribusi frekuensi dan divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi, (4) analisis inferensial yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Pengujian normalitas dilaksanakan dengan menggunakan Uji Lilliefors. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa L hitung < L tabel, maka data yang diuji berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Bartlett. Jika hasil pengujian menunjukkan, maka data yang dimiliki memiliki varians yang homogen. hitung tabel Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Teknik Korelasi dan Regresi Sederhana, Korelasi Parsial, Korelasi Ganda, dan selanjutnya analisis keberartian korelasi. Semua pengujian dilakukan pada taraf signifikansi ά = 0,05. 5

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Deskripsi data yang akan disajikan terdiri dari: 1) variabel dependent atau variabel terikat adalah kualitas pembelajaran guru (Y), da n ) variabel independent atau variabel bebas yang meliputi: (a) kompetensi pedagogik guru (X 1 ), dan (b) kompetensi profesional guru (X ). Uji normalitas yaitu: Uji persyaratan analisis yaitu H 0 : Y Yˆ berdistribusi normal ; H 1 : Y Yˆ tidak berdistribusi normal statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji Liliefors (L). Rangkuman Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran L hitung L tabel ( 0, 05) Kesimpulan Y atas X 1 0,098 0,13 Normal Y atas X 0,093 0,13 Normal Uji homogenitas Galat db hitung ( 0,05) Taksiran tabel Kesimpulan Y atas X 1 6 14,16 38,885 Homogen Y atas X 38 7,69 55,758 Homogen Pengujian persyaratan analisis yaitu: (1) hipotesis pertama Hasil perhitungan menunjukkan persamaan regresi antara Y atas X 1 adalah Yˆ 43,57 0,839X 1. Uji Linieritas dan signifikan koefisien arah regresi menggunakan uji F; () uji hipotesis ke dua yaitu hasil perhitungan menunjukkan persamaan regresi antara Y atas X adalah Yˆ 88,83 0,431X. Uji Linieritas dan signifikan koefisien arah regresi menggunakan uji F; (3) Dalam pengujian hipotesis penelitian yang ketiga ini, teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik (X 1 ) dan kompetensi profesional guru (X ) secara bersama sama dengan kualitas pembelajaran guru (Y) adalah regresi ganda. Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasinya adalah r Y.1. = 0,95. Hubungan antara ketiga variabel tersebut ditunjukkan oleh persamaan regresi ganda Yˆ 48,13 0,648X 1 0, 136X.. Pembahasan Hipotesis pertama disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kualitas pembelajaran guru, ditunjukkan oleh nilai r y1 sebesar 0,938 dan t hitung = 0,79 > t t(0,01;50) =,407. Pola hubungan antara kedua variabel tersebut dinyatakan dengan persamaan regresi linier Yˆ 43,57 0,839X 1 yang divisualisasi melalui diagram pencar dan garis regresi linier. Persamaan tersebut menginformasikan bahwa setiap perubahan satu satuan unit skor kompetensi pedagogik guru diikuti oleh perubahan skor kualitas pembelajaran 6

guru sebesar 0,839 pada konstanta 43,57. Dengan kata lain, makin tinggi kompetensi pedagogik guru, makin tinggi pula kualitas pembelajarannya. Sebaliknya, makin rendah kompetensi pedagogik, makin rendah kualitas pembelajaran guru. Hasil penelitian tersebut di atas akan menjadi cerminan bagi guru, khususnya guru-guru SMAN se-kecamatan Wawotobi, bahwa perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan perbaikan proses pembelajaran sangat dibutuhkan yang diawali dengan penguasaan guru akan kompetensi pedagogiknya. Sasaran utamanya adalah mempreskripsikan strategi pembelajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan belajar siswa. Desain pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar. Perancangan program pembelajaran harus didasarkan pada hasil identifikasi dan analisis tentang semua variabel yang secara teoritik dan empirik mempengaruhi belajar. Variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya perilaku belajar dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil belajar. Hipotesis ke dua menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dengan kualitas pembelajaran guru SMAN se Kecamatan Wawotobi, yang ditunjukkan oleh nilai r y sebesar 0,846 dan t = 11,895 t (0,01;50) =,407. Pola hubungan antara kedua variabel dinyatakan dengan persamaan regresi linier Yˆ 88,83 0,431X. Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa selain kompetensi pedagogik, kompetensi profesional juga memegang peran penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas khususnya di SMAN se-kecamatan Wawotobi. Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruuan. Kompetensi ini merupakan hal yang sangat penting, sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Sementara itu guru profesional mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah; bersikap adil; percaya dan suka kepada siswanya; sabar dan rela berkorban; memiliki wibawa di hadapan siswa; penggembira; bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; bersikap baik terhadap masyarakat; benar-benar menguasai mata pelajarannya; suka dengan mata pelajaran yang diberikannya; dan berpengetahuan luas (Nur dan Wahyuningsih, 00: 31). Hipotesis ketiga disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama sama antara kompetensi pedagogik dengan kompetensi profesional guru terhadap kualitas pembelajaran guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai r y1. sebesar 0,818 dan F hitung = 36,09 F tabel(0.01;49 ) = 5,07. Pola hubungan ketiga variabel dinyatakan dengan persamaan regresi multipel Yˆ 48,13 0,648X 1 0, 136X. Pola hubungan ini memberikan informasi bahwa skor kualitas pembelajaran guru akan berubah sebesar 0,784 (0,648 + 0,136) pada konstanta 48,13. Dengan kata lain makin tinggi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, makin tinggi pula kualitas pembelajaran guru. Sebaliknya, makin rendah kompetensi profesional guru dan kompetensi pedagogik, makin rendah pula kualitas pembelajaran guru SMAN se Kecamatan Wawotobi. D. PENUTUP 7

1. Kesimpulan a. Terdapat hubungan positif antara kompetensi pedagogik guru dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Atau dengan kata lain makin tinggi kompetensi pedagogik, makin tinggi pula kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Demikian pula sebaliknya, makin rendah kompetensi pedagogik, makin rendah pula tingkat kualitas pembelajarannya. b. Terdapat hubungan positif antara kompetensi profesional dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Hal ini berarti, makin tinggi kompetensi profesional guru, makin tinggi pula kualitas pembelajaran yang terlaksana. Demikian pula sebaliknya, makin rendah kompetensi profesional, makin rendah pula kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Selanjutnya keeratan hubungan antara variabel kompetensi profesional guru dengan kualitas pembelajaran tetap signifikan setelah dilakukan pengujian korelasi parsial dengan mengontrol variabel kompetensi pedagogik guru. Artinya bahwa secara parsial kualitas pembelajaran guru dapat dijelaskan oleh kompetensi profesional guru. c. Terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Atau dengan kata lain, makin tinggi kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional, makin tinggi pula kualitas pembelajaran guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Begitu juga sebaliknya, makin rendah tingkat kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, makin rendah pula tingkat kualitas pembelajaran guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran guru dapat ditentukan oleh kompetensi pedagogik secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru.. Saran a. Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi siswa, maka guru-guru di SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendalam tentang kompetensi pedagogik melalui kajian dan pelatihan. Oleh karena itu pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Konawe disarankan: (a) menyelenggarakan pelatihan pengembangan dan peningkatan pengetahuan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan memanfaatkan tenaga instruktur yang tersedia baik berasal dari tingkat nasional, tingkat provinsi maupun yang ada di tingkat kabupaten: (b) mengutus guru-guru SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe SD untuk mengikuti pelatihan pengembangan dan peningkatan pengetahuan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional di lembaga mitra kerjasama dalam hal ini LPMP yang jaraknya memungkinkan; (c) pembinaan secara intensif kepada guru-guru SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi dalam melaksanakan dan mengaplikasikan kualitas pembelajaran yang bermutu 8

dengan jalan mengadakan pemeriksaan, revisi, dan penyempurnaan perangkat pembelajarannya setiap semester. b. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru-guru SMA Negeri se Kecamatan Wawotobi, maka pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Konawe perlu: ( a) Melakukan pembinanan profesional guru melalui wadah Pemantapan Kerja Guru (PKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru atau Pemantapan Kerja Guru (KKG/PK G), dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS); (b) Peningkatan profesionalisme guru melalui studi lanjutan (Diploma ke Sarjana/S1 atau Pascasarjana/S-S3) dengan memanfaatkan perguruan tinggi setempat; (c) Menyelenggarakan pelatihan tentang kurikulum (K-13) dengan melibatkan para guru yang lebih banyak mengetahui duduk persaoalan yang berkaitan dengan pemanfaatan waktu/hari belajar, efektivitas KBM/PBM dan pemecahan masalah-masalah praktis yang dihadapi sehari-sehari di sekolah; ( d) Meningkatkan kesejahteraan guru dengan jalan memperbaiki insentif dalam bentuk tunjangan jabatan fungsional serta mengurangi intervensi yang berlebihan dari pihak pemerintah ke pihak sekolah yang dapat mengganggu proses pembelajaran di sekolah. 9

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 0 Tahun 003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional cet. Ke-4. Jakarta: Sinar Grafika Nur, Sunardi dan Wahyuningsih, Sri. 00. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo Riduwan dan Kuncoro, A., E. 006. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta 10