Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-1

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 950

JURUSAN SIPIL F AKUL T AS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016

9- STRUKTUR BASEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi high risk building tentu memerlukan metode. Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses

PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TOP-DOWN

STUDI KASUS TERHADAP PELAKSANAAN BASEMENT 5 LANTAI DI WILAYAH SURABAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Metode pelaksanaan pekerjaan sub struktur yang umum atau sering digunakan adalah

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT. Saat penulis mulai melakukan kerja praktik pada pembangunan proyek Verde

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya :


LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROYEK AKHIR RC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. basement. Pekerjaan basement adalah pekerjaan yang paling krusial dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. borepile, pile cap, raft foundation, tie beam dan dinding penahan tanah. Serta

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB IV DATA DAN ANALISA. pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower

ANALISA PERBANDINGAN METODE TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PADA PROYEK FAVE HOTEL KETINTANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT. aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

BAB II DASAR TEORI. 4. Keselamatan Kerja Banyak kegiatan pekerjaan yang rawan terhadap kecelakaan, baik disebabkan oleh

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

RINTA ANGGRAINI

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

TUGAS AKHIR ANALISA METODE TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SUB STRUKTUR DENGAN KONSTRUKSI SISTEM SEMI TOP DOWN (STUDI KASUS PROYEK MNC MEDIA TOWER J.


ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI KONVENSIONAL DAN HOLLOW CORE FLOOR PANEL (HCFP)

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

Bottom-Up Construction pada Gedung 48 Lantai dengan 5 Besmen Plaza Indonesia II Jakarta

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG RUSUNAWA ITB JATINANGOR

PENERAPAN METODE PENJADWALAN BERULANG (REPETITIVE SCHEDULLING METHOD) PADA PROYEK PRINCETON TOWER EDUCITY RESIDENCE SURABAYA

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

ANALISIS PRODUKTIVITAS CONCRETE PUMP PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI

Transkripsi:

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259 Desember 2015, Vol. 8 No. 2, hal. 163-168 ANALISIS PEKERJAAN BASEMENT (PEKERJAAN GALIAN DAN DIAPHRAGM WALL) PADA METODE TOP - DOWN DENGAN ALAT BERAT DITINJAU DARI ASPEK TEKNIK, WAKTU, DAN BIAYA Siti Choiriyah FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya email: sipil@untag-sby.ac.id Abstraks Pembangunan basement yang dilakukan dewasa ini dengan mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi dibidang konstruksi untuk mendapatkan alternatif metode konstruksi dari yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. Metode yang dapat diterapkan yaitu metode top down dengan pekerjaan basement dimulai dari basement yang teratas dan dilanjutkan lapis demi lapis sampai kedalam basement yang diinginkan bersamaan dengan pekerjaan galian, didasari luas lahan yang terbatas dan mencegah pencemaran lingkungan. Pekerjaan basement ada beberapa diantaranya pekerjaan galian dan diaphragm wall dengan dibantu alat berat untuk memudahkan pekerjaan tersebut. Pekerjaan galian alat berat yang digunakan excavator dan dump truck untuk alat angkut,sedangkan pekerjaan diaphragm wall alat berat yang digunakan Clamshell, Crawler Crane, Pipa Tremi yang bisa dianalisa produktivitas dari alat berat tersebut berikut biaya yang dibutuhkan serta aspek teknik yang harus dikerjakan dilapangan. Penelitian ini dilakukan di salah satu mall yang terletak di Surabaya timur, dengan luasan 5.625 m², basement 2 lantai, dengan kedalaman galian 1 sebesar 1,85 m dan kedalaman galian 2 sebesar 5,35 m. Volume galian 40.500 m³. Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan galian dengan volume diatas memerlukan biaya sebesar Rp. 393.688.014 dengan waktu 210 hari. Sedangkan pekerjaan pemasangan diaphragm wall dengan ketebalan panel 0,5 m dan tinggi 22 m untuk pekerjaan galian, pekerjaan pembuangan, biaya mobilisasi, sewa mesin concrete, pembesian, penyediaan beton K- 300, CWS, dan upah pekerja menghabiskan total biaya Rp. 13.184.745.940 dengan kebutuhan waktu selama 75 hari. Sumber daya manusia yang dibutuhkan dari 6 grup yang setiap grupnya memerlukan 1 mandor, 4 tukang, 2 kenek untuk group penggalian dan 1 mandor, 10 tukang, 1 kenek untuk group pengecoran. Kata kunci : basement, top down, diaphragm wall I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan basement pada gedung bertingkat menjadi semakin populer saat ini seiring dengan ketersediaan lahan yang sangat terbatas tetapi kebutuhan akan lahan parkir terus meningkat akibat dari jumlah kendaraan yang terus bertambah. Basement (struktur bawah tanah) merupakan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Konstruksi basement memerlukan kriteria tersendiri dalam desain maupun dalam tahapan pelaksanaan konstruksi. Untuk tahapan pelaksanaan, metode konstruksi yang digunakan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan. Metode pekerjaan basement akan menetukan ketepatan jadwal pelaksanaan proyek dikarenakan basement merupakan proses pertama dari pembangunan gedung bertingkat serta tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam pelaksanaannya. Selain itu seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi metode yang dapat digunakan yaitu dengan Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

metode top down. Metode top down tidak dimulai dari lantai basement paling bawah (dasar galian). Tepatnya, titik awal pekerjaan dimulai dari pelat lantai satu (ground level atau muka tanah). Pelaksanaan struktur bawah dilakukan dari basement yang teratas dan dilanjutkan lapis demi lapis sampai kedalaman basement yang diinginkan yang bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Pekerjaan struktur bawah ini bisa simultan dengan pekerjaan struktur atas. Dalam penelitian ini peninjauan dilakukan pada pelaksanaan proyek pembangunan Basement Gedung Parkir salah satu mall di Surabaya Timur yang direncanakan konstruksi gedung 2 lantai basement sampai kedalaman 7,2 meter di bawah muka tanah yang digunakan sebagai lahan parkir. Selain itu lokasi proyek berdekatan dengan pemukiman masyarakat, sehingga pelaksanaan tidak boleh mengganggu lingkungan dan rumah rumah di sekitarnya. Pembuatan basement terdapat beberapa pekerjaan yang diantaranya dalam penelitian ini ditinjau secara khusus yaitu pekerjaan galian dan pemasangan diaphragm wall. Di dalam pekerjaan galian dan diaphragm wall menggunakan alat berat yaitu excavator, dump truck, clamshell, crawler crane, dan pipa tremi. Alat berat tersebut akan dianalisis guna mengetahui produktivitas yang efektif dalam pelaksanaan. Dimana akan dilihat dari segi biaya, waktu, dan teknik 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana aspek aspek teknik yang terjadi pada pekerjaan basement yaitu galian dan diafragma wall dengan metoda top down 2. Seberapa besar biaya dan waktu untuk pekerjaan penggalian basement dan diafragma wall dengan metoda top down 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui aspek aspek teknik yang terjadi pada pekerjaan basement yaitu penggalian dan diafragma wall dengan metoda top down. 2. Mengetahui besar biaya dan waktu pekerjaan penggalian basement dan diafragma wall dengan metoda top down. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Top Down Pada metode top down, pelaksanaan struktur basement dilakukan dari basement yang teratas dan dilanjutkan lapis demi lapis sampai kedalaman basement yang diinginkan yang bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan pelat lantai dimulai dari atas ke bawah didukung oleh tiang baja yang disebut king post. King post adalah bagian dari tiang pondasi pada posisi kolom basement, yang biasanya terbuat dari profil baja atau dapat juga menggunakan pipa baja. King post ini berfungsi untuk mendukung pelat lantai, balok dan kolom sementara, yang nantinya diperkuat agar berfungsi sebagai kolom permanen. Pada metode ini dibuat dinding penahan tanah yang dikerjakan sebelum ada pekerjaan galian tanah. Dinding penahan tanah yang biasa digunakan berupa dinding diaphragm wall yang berfungsi sebagai cut off dewatering juga sebagai dinding basement. Untuk penggalian basement dipergunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil. Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton dijadikan sebagai kolom permanen. Di dalam pekerjaan galian menggunakan alat berat berupa excavator dan dump truck, sedangkan pada pekerjaan pemasangan diaphragm wall menggunakan excavator untuk menggali, dump truck untuk pembuangan, crawler crane untuk pengangkatan dan pipa tremi untuk pengecoran. Alat berat disini digunakan untuk mempermudah pekerjaan sehingga dari aspek teknis, waktu an biaya bisa dioptimalkan. Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 164

2.2. Metode Konstruksi Top Down Tahapan pelaksanaan dengan metode top down pada pekerjaan basement gedung parkir salah satu mall di Surabaya Timur tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah yang digunakan adalah diaphragm wall. Data teknis diaphragm wall adalah sebagai berikut : Tebal : 0,5 m Kedalaman : 22 m Tebal panel : 5 m 2. Pekerjan Galian : Kedalaman galian pertama adalah 1,85 m dan kedalaman galian kedua adalah 5,35 m. Pekerjaan galian menggunakan metode open cut. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan tanah hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu. 3. Pekerjaan Pemasangan Diaphragm Wall: Pekerjaan pemasangan diaphragm wall terdiri dari beberapa pekerjaan yaitu : a) Mobilisasi, dimana dalam pekerjaan tersebut menggunakan alat gali dan crawler crane. b) Penggalian, menggunakan excavator untuk melakukan pekerjaan galian c) Pembuangan, menggunakan dump truck d) Pembesian, yang dilakukan dengan mengutamakan ketelitian dalam pelaksanaannya e) Pengecoran, yang dilakukan menggunakan concrete pump. 1.1. Pekerjaan Galian MULAI Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Analisis Teknis, waktu dan biaya Hasil Analisis Kesimpulan SELESAI 42 Pekerjaan Diapraghm Wall Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Bangunan Basement gedung parkir mall tersebut terdiri dari 2 lantai basement dengan kedalaman galian 1 sebesar 1,85 m dan kedalaman galian 2 sebesar 5,35 m. Dengan luasan galian 5.625 m² dan volume galian 40.500 m³. III. METODE PENELITIAN Sistematika metodologi penelitian tersebut digunakan bertujuan untuk menjelaskan langkah langkah yang akan digunakan dalam penelitian tersebut, apabila dibuat dalam diagram alir, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.1 Denah Galian Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 165

Gambar 4.2 Denah Galian dan Diaphragm Wall Gambar 4.3 Alur Pengerjaan Diaphragm Wall Gambar 4.5 Pekerjaan Diaphragm Wall 4.2. Produktivitas Analisa waktu dimulai dengan menghitung produktivitas dari alat yang digunakan. Sedangkan produktivitas pekerja didapat dari hasil di lapangan. Untuk menghitung durasi masing masing pekerjaan pada kedua metode yaitu dengan cara membagi volume pekerjaan dengan produktivitas alat/pekerja. a.) Pekerjaan Galian Tabel 4.1 Produktivitas Pekerjaan Galian Alat Berat Satuan Produktivitas Excavator m³/jam 210 Dumptruck m³/jam 142 b.) Pekerjaan Diaphragm Wall Tabel 4.2 Durasi Penggalian dan Pembuangan Area Volume Pekerja (m³/jam) Alat Berat /hari Durasi I 825 m³ 1 grup 2 alat 136 jam II 825 m³ 1 grup 2 alat 134 jam III 825 m³ 1 grup 2 alat 136 jam IV 825 m³ 1 grup 2 alat 134 jam Total 3300 m³ 540 jam Gambar 4.4 Desain Diaphragm Wall Keterangan : 1 grup : 1 mandor, 4 tukang, 2 mandor Alat : Clamshel Total durasi pekerjaan penggalian adalah 540 jam Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 166

Tabel 4.3 Durasi Pengecoran Area Volume Pekerja / hari Alat Berat /hari Durasi I 825 m³ 2 grup 2 alat 66 jam II 825 m³ 2 grup 2 alat 66 jam III 825 m³ 2 grup 2 alat 66 jam IV 825 m³ 2 grup 2 alat 66 jam Total 3300 m³ 264 jam 8 9 Upah grup penggalian Upah grup pengecoran grup 3.00 2,010,000 0,02 grup 3.00 3,390,000 0,03 Keterangan : 1 grup: 1 mandor, 10 tukang, 1 kenek Alat : Concrete Pump Total Durasi pekerjaan pengecoran adalah 264 jam Tabel 4.4 Durasi Pembesian Area Volume / m³ Pekerja / hari Alat Berat /hari Durasi / jam I 111.041,55 2 grup 2 alat 59,25 II 111.041,55 2 grup 2 alat 59,25 III 111.041,55 2 grup 2 alat 59,25 IV 111.041,55 2 grup 2 alat 59,25 Total 444.166,2 237 Keterangan : 1 grup : 1 mandor, 4 tukang, 2 kenek Alat : Crawler Crane Total durasi pekerjaan pembesian adalah 237 jam Selanjutnya dengan menggunakan Microsoft Project dan berdasarkan pekerjaan yang telah dibuat dapat diketahui total waktu pelaksanaan untuk pekerjaan tersebut. Dari hasil penjadwalan didapatkan total durasi untuk metode top down untuk pemasangan diaphragm wall adalah 75 hari. Tabel 4.5 Rencana Biaya Pekerjaan Diaphragm Wall N Nama Satu Volu o. Pekerjaan an me Harga total Bobot 1 Mobilisasi Is 1,00 65,000,000 0,49 2 Galian m³ 3,300. 00 2,970,000,000 22,53 3 Pembuangan m³ 3,300. 00 313,500,000 2,38 4 Sewa concrete hari 33,00 148,500,000 1,13 pump 5 Beton K-300 m³ 3,300. 00 5,808,000,000 44,05 Besi 444,1 6 kg Tulangan 66.20 3,864,245,940 29,31 7 CWS buah 10.00 10,100,000 0,08 Gambar 4.6 Time Schedule Pemasangan Diaphragm Wall Jadi durasi pekerjaan galian dengan menggunakan excavator 210 hari dan menggunakan dumptruck 142 hari. V. KESIMPULAN Berdasarkan data dan produktivitas alat berat serta pekerjaan strukturnya pada pekerjaan basement dengan Metode Top Down yang meliputi penggalian basement dan pemasangan diaphragm wall diperoleh hasil analisa untuk optimalisasi alat berat yang ditinjau dari aspek teknis, waktu, dan biaya di dapat hasil : 1) Aspek Teknis : a) Pekerjaan Galian : Dalam pekerjaan galian menggunakan alat berat yaitu : Excavator dan Dump Truck. b) Pemasangan Diaphragm Wall : Dalam pemasangan Diaphragm wall terdapat pengerjaan pengecoran yang menggunakan concrete pump, selain itu terdapatan pekerjaan penggalian yang menggunkan alat berat clamsheel, power shovel, dragline, dan backhoe. Sedangkan Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 167

pekerjaan pengecoran menggunakan alat pengecoran. 2) Aspek Biaya : a) Dari aspek biaya pekerjaan penggalian mempunyai total biaya Rp. 393.688.014 dari biaya alat berat excavator dan dump truck b) Pekerjaan pemasangan Diaphragm Wall yang terdiri dari pekerjaan penggalian, pengecoran, pembesian, dan pembuangan mempunyai nilai total biaya Rp. 13.184.745.940 yang dapat di lihat di Microsoft Project Rencana dan biaya pemasangan diaphragm wall. c) Jadi Dari segi aspek biaya pembuatan basement yang terdiri dari penggalian dan pemasangan diaphragm wall mempunyai nilai total = Rp 13.578.433.954 3.) Aspek Waktu : a) Pekerjaan galian pada basement : Dengan menggunakan excavator (210 hari) dan dumptruck (142 hari) b) Pekerjaan Pemasangan diaphragm wall dengan Microsoft project didapatkan waktu selama 75 hari dengan jumlah grup penggalian 6 grup ( 1 mandor, 4 tukang, 2 kenek) dan grup pengecoran 6 grup (1 mandor, 10 tukang, 1 kenek) VI. DAFTAR PUSTAKA Gambui, M. dan Chiffoleau, Y. Seminar Sehari Dinding Diafragma Untuk Ekskavasi Besmen. Majalah Konstruksi. Hidayat, Arif (2011). Penelitian tentang pemilihan pekerjaan Basement pada bangunan bertingkat tinggi menggunakan Metode Top Down sebagai inovasi metode pelaksanaan ( Studi kasus Proyek Sudirman Suites Hotel and Apartment Jakarta) Howe, Jone; Brown, Geoff. One Day Seminar On Top Down Construction. 1993. Weathered Howe PTY.LTD, Australia Makarim, Chaidir A, Dr.Ir..; Sall,.S.P. Lima, Ir,M.Sc; Long, Gouw Tjie. 1991. Dinding Diafragma Untuk Ekskavasi Besmen. Majalah Konstruksi. Prawidiawati, Fitri dan Nurcahyo, Cahyono Bintang, 2015. Analisa Perbandingan Metode Bottom Up dan Metode Top Down Pekerjaan Basement Pada Gedung Parkir Apartemen Skyland City Education. Surabaya Rochmanhadi, 1983. Kapasitas dan Produksi Alat Alat Berat, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Rostiyanti, Susy Fatena,.M.Sc.Ir 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi 2. Renika Cipta. Rumpaidus, Hans R (2014). Analisis Biaya, Waktu dan jumlah penggunaan alat berat pada proyek pematangan lahan Institut Pertambangan Nemangkawi Timika Papua. Zeniya, Virda Akmalia (2007). Pencanaan dinding diafragma wall sebagai struktur penahan tanah dinding basement pada studi kasus Hi Tech Center Surabaya. Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 168