TEORI-TEORI SIBERNETIKA-1

dokumen-dokumen yang mirip
SRI RAHAYU SI Konsep teknologi: (sistem). Teori sistem dan sibernetika

Nim : MIND MAP 6: Konsep teknologi: Sistem Teori system dan sibernetika Prinsip sibernetika: feedback, aksi mencapai tujuan, regulasi diri

Pertemuan ke-3 TRADISI - TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan

III KERANGKA PEMIKIRAN

Pertemuan ke-6. TEORI KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

ini. TEORI KONTEKSTUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

TEORI-TEORI SIBERNETIKA-2 TEORI-TEORI KONSISTENSI 3/28/2013

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

SEBUAH PENGANTAR DALAM BELAJAR TEORI-TEORI SIKAP 1. Neila Ramdhani 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

BAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. berupa kontribusi dalam keilmuan dan implikasi kebijakan. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

Ringkasan Paper Nama : Agung Firmansyah ( X), Muhammad Ilman Akbar ( ) Kelompok : 316

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji

RPS Mata Kuliah Teori Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Halaman 1 dari 12

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

The Presentation of Entrepreneurship Training Information in Shaping the Partisipants Atitude on Melati Program

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

Bab 2. Landasan Teori

THEORY OF REASONED ACTION

Memahami Pengalaman Komunikasi Guru dalam Pembelajaran Perilaku Anak Autis pada Jenjang Taman Kanak Kanak di SLB Widya Bhakti Semarang SUMMARY SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau hubungannya dengan judul yang akan diteliti yaitu Peranan Komunikasi

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE

Kecakapan Antarpersonal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

Memahami Komunikasi Kesehatan. :: komkes.wordpress.com

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

MANAGEMENT. (Chapter 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK. Oleh : Novy Purnama N*)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN. terkumpul, maka analisis dapat dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut sudah

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB II KAJIAN TEORISTIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

1. Pengetahuan atas pajak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap sikap atas pajak. Temuan hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menelaah data yang telah di peroleh dari beberapa

Transkripsi:

TEORI-TEORI SIBERNETIKA Teori Komunikasi-I, Session 06 TEORI-TEORI SIBERNETIKA-1 Manajemen Makna Terkoordinasi TEORI-TEORI PENGGABUNGAN INFORMASI: Teori Nilai Ekspektansi, Teori Tindakan Beralasan (Icek Ajzen) Tradisi sibernetika memandang komunikasi sebagai mata rantai untuk menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu sistem. Tradisi sibernetika mencari jawaban atas pertanyaan How can we get the bugs out of this system? Ide komunikasi untuk memproses informasi dikuatkan oleh Claude Shannon dengan penelitiannya pada perusahaan Bell Telephone Company. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa informasi hilang pada setiap tahapan yang dilalui dalam proses penyampain pesan kepada penerima pesan. Sehingga pesan yang diterima berbeda dari apa yang dikirim pada awalnya. Bagi Shannon, informasi adalah sarana untuk mengurangi ketidakpastian. 1 2 1

Tujuan dari teori informasi adalah untuk memksimalkan jumlah informasi yang ditampung oleh suatu sitem. Dalam hal ini, gangguan (noise) mengurangi jumlah kapasitas informasi yang dapat dimuat dalam suatu sistem. Shannon mendeskripsikan hubungan antara informasi, gangguan (noise) dan kapasitas sistem dengan persamaan sederhana, yaitu : kapasitas sistem = informasi + gangguan (noise). Tradisi sibernetika dimengerti sebagai sebuah teori yang mempelajari sebuah hubungan timbale balik. Ada dua pendekatan untuk teori sibernetika yang sudah dikenal dalam subab pelaku komunikasi. Pertama, information-integration atau satu kelompok teori yang menggabungkan beragam informasi. Kedua, consistency theories atau umumnya disebut sebagai teori konsistensi. Coordinated Management of Meaning W.Barnett Pearce Dalam percakapan dan selalu membuat pesan-pesan yang kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia sosial kita, kita menggunakan berbagai atuan untuk mengonstruksi dan mengkoordinasikan makna. Maksunya, aturan-aturan membimbing komunikasi yang terjadi di antara orang-orang. CMM berfokus pada relasi antara individu-individu dengan masyarakatnya, melalui sebuah struktur hierakis, orang-orang mengorgnisasikan makna dari beratus-ratus pesan yang diterimanya dalam sehari. 3 4 2

CM Mberfokus pada diri dan hubungannya dnegan orang lain, serta mengkaji bagaimana seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan. Teori ini penting karena berfokus pada hubungan antara individu dengan masyarakatnya (Philipsen,1995). Teori ini didasarkan pada konsep-konsep komunikasi, realitas sosial, dan makna. Manajemen Makna Terkoordinasi menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimakna. Perace dan Cronen menggunakan metafora teater tanpa sutradara, mereka yakin bahwa di dalam kehidupan sebagaimana teater, terdapat aktor-aktor yang mengikuti semacam perilaku dramatis dan aktor lainnya menghasilkan kekacauan yang memiliki titiktitik pertalian yang terpisah. Asumsi-Asumsi Manajemen Makna Terkoordinasi Manusia hidup dalam komunikasi Seperti pendapat Pearce (1989), bahwa komunikasi adalah, dan akan selalu, menjadi penting bagi manusia dari yang seharusnya. Maksudnya manusia hidup dalam komunikasi. Hal ini merupakan sebuah pertentangan dari teori komunikasi konvensional yang beranggapan bahwa komunikasi selalu bersifat linier. Tetapi para teoritikus CMM menilai bahwa setiap situasi sosial diciptakan melalui interaksi. Ini berarti bahwa dalam asumsi ini, terdapat suatu proses komunikasi yang terjadi dalam interaksi individu dengan yang lain. 5 6 3

Manusia saling menciptakan realitas sosial Transaksi informasi bergantung kepada makna pribadi dan interpersonal Kepercayaan orang-orang dalam menciptakan realitas sosial dalam percakapan disebut sebagai konstruksionisme sosial. Realitas sosial merujuk pada pandangan seseorang mengenai bagaimana makna dan tindakan sesuai dengan interaksi interpersonalnya. Beberapa orang yang sudah saling mengenal pun akan berbeda interpretasi jika mereka jarang bertemu. Hal ini banyak menimbulkan realitas sosial baru yang mungkin menjadi realitas bersama yang akan mereka pahami di masa yang akan datang. Pada asumsi ini teori manajemen makna terkoordinasi berhubungan dengan cara seseorang mengendalikan percakapan atau interaksi dengan orang lain. Terdapat makna pribadi dalam setiap interaksi seseorang. Makna pribadi dan interpersonal sering kali didapat secara tidak sengaja dalam percakapan. Dalam percakapan makna interpersonal harus sering dikedepankan, sehingga pemahaman ruang lingkup pribadi lebih dapat diminimalisir dengan adanya penggunaan standar yang dimengerti bersama. 7 8 4

Hierarki Makna yang Terorganisir Hierarki dalam teori ini digambarkan seperti piramida terbalik, dimana di dalam piramida tersebut terdapat asumsi-asumsi: Isi Merupakan langkah awal dimana data mentah dikonversikan menjadi makna Tindak tutur Tindakan-tindakan yang dilakukan individu dengan cara berbicara dengan orang lain. Episode Merupakan rutinitas komunikasi yang memiliki awal, pertengahan dan akhir yang jelas. Dalam level ini, kita mulai mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak dan mulai melihat pengaruh dari konteks terhadap makna. Hubungan Dimana dua orang menyadari potensi dan betasan mereka sebagai mitra dalam sebuah hubungan. 9 10 5

Naskah kehidupan Diartikan sebagai kelompokkelompok episode masa lalu dan masa kini. Maksudnya kita dapat menjadi seperti apa yang kita rasakan dikarenakan naskah kehidupan kita yang pernah kita jalani. Pola budaya Manusia mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok tertentu dalam kebudayaan tertentu. Setiap individu pasti berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. TEORI-TEORI PENGGABUNGAN Berpusat pada cara kita mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap sejumlah objek. Model ini bermula dengan konsep kognisi yang digambarkan sebagai sebuah kekuatan sistem interaksi. Terdapat dua variabel, yang mempengaruhi perubahan sikap. Pertama, valence (arahan) dan bobot yang Anda berikan terhadap informasi. 11 12 6

Sesuai judul dari teori ini, pelaku komunikasi lebih fokus pada bagaimana mereka mengakumulasikan dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi, dan gagasan yang membentuk sikap. Atau, dapat pula diartikan sebagai kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Jadi, teori ini secara sederhana menjelaskan bagaimana pembentukan informasi dan perubahan sikap. Terdapat dua variabel yang memiliki peranan penting dalam memengaruhi sebuah sikap. Yakni, valence atau arahan dan bobot. Untuk yang pertama, dilihat apakah informasi dapat memberikan dukungan atau sebaliknya sebuah sangkalan terhadaqp keyakinan pelaku komunikasi. Dikatakan positif, jika informasi tersebut dapat mendukung individu. Sebaliknya dikatakan negatif bila informasi itu menyangkal keyakinan. Sedangkan variabel bobot menitik beratkan pada kegunaan sebuah informasi dan terkiat erat dengan kredibilitas. Informasi berbobot tinggi jika informasi yang diterima pelaku komunikasi dianggap sebagai sebuah kebenaran. Dan informasi akan berbobot rendah bila dipandang memiliki nilai kebenaran yang minim. Semakin tinggi bobot informasi maka semakin besar pula dampaknya terhadap keyakinan seorang individu penerima informasi. 13 14 7

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa valence menunjukkan bagaimana informasi memengaruhi sistem keyakinan seseorang, sedangkan bobot menggambarkan seberapa banyak pengaruh itu bekerja. Dua variabel di atas dapat digabungkan, yang pada ujungnya dapat memengaruhi keyakinan seseorang. Peluasan teori ini pun kemudian diperkenalkan menjadi dua teori, yaitu teori nilai ekspektasi dan teori tindakan yang beralasan. Perluasan teorii itu didasarkan pada ide dasar dibalik teori penggabungan informasi yang bergantung pada keseimbangan keyakinan, valence dan kredibilitas. Valence mengacu pada apakah informasi mendukung keyakinan Anda atau menyangkal mereka. Ketika informasi mendukung keyakinan Anda, maka informasi tersebut memiliki valence positif. Ketika tidak menyokong, maka nilai valence-nya negatif. Sedangkan bobot adalah sebuah kegunaan dari kredibilitas. Jika Anda berpikir bahwa informasi tersebut adalah benar, maka Anda akan memberikan bobot lebih tinggi pada informasi tersebut. Jika tidak, maka bobotnya menjadi lebih rendah. Jadi valence mempengaruhi bagaimana informasi mempengaruhi sistem keyakinan Anda dan bobot mempengaruhi seberapa banyak pengaruh itu bekerja. Ide dasar dari penggabungan informasi bergantung pada keseimbangan keyakinan, valence dan kredibilitas. 15 16 8

Sebagai teori mengenai pelaku komunikasi, tradisi sibernetika maupun sosiopsikologi bergabung sebab keduanya berasal dari berbagai penelitian mengenai psikologi sosial dan keduanya menggunakan metode penelitian yang berfokus pada prediksi perilaku individu. Teori Nilai Ekspektasi Martin Fishbein Teori ini diperkalkan oleh Martin Fishbein. Ia menyoroti sifat kompleks dari perilaku yang diketahui sebagai teori nilai ekspektasi (expectrancy-value theory), yang dibagi menjadi dua macam keyakinan: yakin pada satu hal dan yang kedua yakin tentang. Perbedaanya terletak pada menyakini sesuatu dan yang lainnya mengenai perasaan seorang individu pada kemungkinan bahwa hubungan tertentu ada di antara dua hal. Kalau seorang individu menyakini sesuatu itu ada, ia akan mengatakan bahwa hal itu ada. Sedangkan keyakinan mengenai tentang adalah berbicara menganai manfaat informasi terhadap keyakinan seseorang. 17 18 9

Dari segi evaluatif, Fishbein membedakan antara keyakinan dan sikap. Dikatakannya, sikap berhubungan dengan keyakinan dan membuat seseorang berprilaku dengan cara tertentu terhadap sikap objek. Sikap juga diatur, sehingga sikap umum diperkirakan dari cara spesifik dalam sesuatu yang ringkas. Secara ringkat, Fishbein ingin mengatakan, perubaha sikap dapat berasal dari tiga sumber. Pertama, informasi dapat mengubah kemampuan untuk meyakini atau bobot terhadap keyakinan terentu. Kedua, informasi juga dapat mengubah valence dari sebuah keyakinan. Ketiga, informasi dapat menambah keyakinan yang baru terhadap struktur sikap. Fishbein lantas menyajikan hubungan antara keyakinan dan sikap dengan rumus: A0 = ni (Bi ai) A 0 = sikap terhadap objek o B i = kekuatan keyakinan i tentang o ( mungkin atau tidak mungkin bahwa o diasosiasikan dengan konsep lain x) a i = aspek evaluative terhadap B (evaluasi dari konsep x) n = jumlah kepercayaan tentang o Martin Fishbein 19 20 10

Teori Tindakan yang Beralasan Icek Ajzen Teori Tindakan yang Beralasan (Planned Behavior Theory) Bersama Icek Ajzen, Fishbein memperluas cakupan dari teori ekspektasi dengan menambahkan faktor intense dalam rumus. Secara specifik, intens dari perilaku tertentu ditentukan oleh sikap individu terhadap perilaku dan kumpulan keyakinan tentang bagaimana orang lain ingin seseorang berperilaku. Icek Ajzen 21 22 11

Setiap faktor sikap seorang individu dan opini orang lain diberi bobot menurut kepentingannya. Sering kali terlihat sikap diri sendiri yang paling penting, terkadang opini orang lain yang paling penting, atau kadang-kadang sikap diri sendiri dan orang lain lebih atau kurang setra dalam bobotnya. Untuk menjelaskan hal ini, formula yang dikembangkan adalah: BI = A B ω 1 + (SN) ω 2 BI = intense perilaku A B = sikap terhadap perilaku SN = norma subjektif (apa pikiran orang lain) ω 1 = bobot sikap ω 2 = bobot normal subjektif Formula di atas memprediksikan intense dari perilaku seseorang, tetapi tidak secara utuh memperkirakan perilaku sebenarnya. Mengapa? Karena kita tidak selalu berperilaku berdasarkan intense orang lain. Sebab, manusia dikenal sulit untuk melawan maksud baik mereka sendiri. Jelaslah, teori penggabungan informasi berhubungan dengan sistem faktor. Yang jelas, apa yang dipikirkan seseorang tentang isu dan bagaimana ia berprilaku, dihasilkan dari sebuah interaksi kompleks di antara variabel. 23 24 12