BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah Daerah Irigasi Tada yang berada di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. 3.2 Lokasi Penelitian Daerah Irigasi (DI) Tada merupakan daerah irigasi yang terletak di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong memiliki luas areal 1672 Ha. Wilayah sungainya masuk pada wilayah sungai Lambunu Buol. Jaringan irigasi Tada terdiri dari 6 bangunan bagi/sadap, 26 bangunan sadap, dan 53 bangunan pelengkap. Daerah Irigasi Tada terletak pada titik koordinat 0 0 28.73 S 120 2 17.47 T Gambar 3.1 Peta Wilayah Sungai Lambunu Buol III-1
Gambar 3.2 Daerah Aliran Sungai Tada 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Formulir Isian Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi ( SIPAI ) Garis besar formulir SIPAI terdiri dari 4 jenis data yang perlu dikumpulkan yaitu : 1) Data Identitas Daerah Irigasi 2) Data sekunder berisi : Ketersediaan air Skema irigasi dan skema bangunan Harga harga satuan pekerjaan setempat, dan Data lahan 3) Data tentang saluran, dan data tentang bangunan 4) Data tentang pendukung pengelolaan irigasi III-2
Yang dapat dirinci lebih detail lagi sebagai berikut : 1) Data Identitas Daerah Irigasi a. Nama daerah Irigasi ( DI ) b. Koordinat Bendung c. Lokasi Administratif d. Penggunaan jaringan e. Pola tanam f. Luas potensial g. Luas Terbangun Jaringan Utama h. Luas Terbangun Jaringan tersier i. Luas Tanam / Intensitas Tanam 2) Data saluran a. Keterangan umum b. Dimensi c. Foto d. Umur e. Nilai aset f. Kondisi g. Fungsi h. Usulan Pekerjaan Perbaikan 3) Data Bangunan ( idem (2) ) III-3
3.4 Pekerjaan Survey Di Lapangan 3.4.1 Strategi Implementasi Strategi implementasi PDSDA-PAI disesuaikan dengan kondisi di lokasi dimana PDSDA-PAI akan diimplementasikan. Strategi ini dikelompokkan sebagai berikut: 1. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi 2. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi tetapi sudah ada hardcopy sketsa jaringan irigasi 3. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi tetapi belum berdasarkan titik koordinat bumi 4. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi yang sudah berdasarkan titik koordinat bumi. 3.4.2 Lokasi Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : III-4
Walkthrough Back end Menuju ke bangunan dan saluran GPS? Tidak Sketsa Buat (Tidak Georeferensi) (Tidak Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.3 Diagram Alir Survey Lokasi Yang Belum Memliki File Digital Jaringan Irigasi Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum memiliki file digital jaringan irigasi : 1. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka buat sketsa skema irigasi Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran Ambil foto III-5
Ambil video, jika dirasakan perlu 2. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI 3.4.3 Lokasi Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Memiliki Hardcopy Sketsa Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : III-6
Walkthrough Back end Menuju ke bangunan dan saluran GPS? Tidak Pencocokan Sketsa Skema Irigasi Buat (Tidak Georeferensi) (Tidak Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.4 Diagram Alir Survey Lokasi yang Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Memiliki Hardcopy Sketsa Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi sudah mempunyai hardcopy sketsa jaringan irigasi : 1. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy sketsa skema irigasi dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki sketsa skema irigasi III-7
Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran Ambil foto Ambil video, jika dirasakan perlu 2. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI III-8
3.4.4 Lokasi Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Belum Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : Walkthrough Back end Cetak hardcopy skema irigasi eksisting Menuju ke bangunan dan saluran Perbaiki file Skema Irigasi yang tidak sesuai (Tidak Georeferensi) Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile GPS? Tidak Pencocokan Sketsa Skema Irigasi (Tidak Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.5 Diagram Alir Survey Lokasi Memiliki File Digital Jaringan Irigasi Tetapi Belum Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) belum berdasarkan pada titik koordinat titik bumi : 1. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey 2. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat III-9
bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki skema irigasi Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran Ambil foto Ambil video, jika dirasakan perlu 3. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Perbaiki skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan software yang sesuai Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI III-10
Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI 3.4.5 Lokasi Memiliki file Digital Jaringan Irigasi yang Sudah Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut : III-11
Walkthrough Back end Cetak hardcopy skema irigasi eksisting Menuju ke bangunan dan saluran Perbaiki file Skema Irigasi yang tidak sesuai (Georeferensi) Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile GPS? Tidak Pencocokan Sketsa Skema Irigasi (Georeferensi) Ya Download File GPS Konversi ke Shapefile Cleaning Shapefile Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran (Georeferensi) Isi Formulir Survey Isi Atribut Bangunan / Saluran Ambil Foto Download File Foto Input File Foto Ambil Video Download File Video Input File Video Gambar 3.6 Diagram Alir Survey Lokasi Memiliki file Digital Jaringan Irigasi yang Sudah Berdasarkan Titik Koordinat Bumi Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file digital jaringan irigasi dan layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) sudah berdasarkan pada titik koordinat titik bumi : 1. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey 2. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir Jika survey diperlengkapi dengan GPS 1, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking III-12
Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki skema irigasi Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran. Ambil foto. Ambil video, jika dirasakan perlu. 3. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA- PAI, sebagai berikut: : a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS Download file GPS Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS Perbaiki skema irigasi (georeferensi) dengan menggunakan software yang sesuai Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran) Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran III-13
sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI 3.5 Rekomendasi Jika lokasi dimana PDSDA-PAI dijalankan memiliki GPS untuk survey, maka direkomendasikan untuk melakukan identifikasi titik-titik koordinat bumi dari bangunan dan saluran dengan menggunakan GPS, meskipun sudah memiliki skema irigasi yang mempunyai georeferensi. Hal ini dikarenakan alasan antara lain : a. Georeferensi dari skema irigasi eksisting seringkali bukan didapat dari survey GPS melainkan melalui proses digitasi yang keakuratannya bervariasi sesuai dengan skala petanya. Biasanya yang paling sering terjadi adalah bahwa georeferensinya mengacu ke peta rupa bumi Indonesia. b. Jika terdapat bangunan atau saluran baru, sementara georeferensi dari skema irigasi eksisting berbeda dengan hasil GPS, maka bangunan atau saluran baru tersebut akan bergeser dari skema irigasi eksistingnya c. Menggunakan Google Earth sebagai sarana untuk mengkalibrasi keakuratan peta yang dihasilkan. Titik-titik koordinat yang didapat dari GPS sudah sesuai dengan sistem proyeksi yang digunakan oleh Google Earth. III-14
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Mulai Persiapan Survey di Lapangan Perekaman Koordinat GPS Dokumentasi Validasi Data Pemasukan Data ke Komputer Penyusunan laporan Inventarisasi Selesai Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian III-15
Diagram Alir Analisis Pada Program PDSDA-PAI adalah sebagai berikut : Mulai Masuk Software PDSDA-PAI Penginputan Data Pengisian Data Aset Irigasi Pengisian Data Ketersediaan Air Cetak hasil Input Pengisian Data Aset Bangunan Pengisian Data Aset Saluran Cetak Output Pembuatan Summary Selesai Gambar 3.8 Diagram Alir Analisis pada Program PDSDA-PAI III-16