BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan wawancara mendalam dengan Kasubbag Humas dan Kepala Seksi Sosialisasi dan menganalisis data yang diperoleh tentang upaya humas dan subbagian promosi Ditjen HKI dalam menyosialisasikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual periode tahun 2011 peneliti dapat menarik kesimpulan berdasarkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh Humas dan Subbagian Promosi sebagai berikut: 1. Fase Formatif research a. Analisa situasi, situasi yang menjadi fokus humas dan subbagian promosi adalah masalah pembajakan. b. Analisa organisasi, kegiatan sosialisasi yang dilakukan humas sudah cukup baik, sudah sesuai dengan visi dan misi, sudah melibatkan persepsi publik, namun masih mimiliki kekurangan untuk SDM. c. Analisa publik, publik sasaran sosialisasi tahun 2011 sudah tepat berdasarkan situasi yang ada, hubungan dengan publik cukup baik 2. Fase strategi a. Menentukan sasaran dan tujuan, untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi tujuan dan sasaran sudah sesuai meliputi awareness, penerimaan, dan aksi. 125
126 b. Formula aksi dan respon strategi, untuk kegiatan proaktif sudah dilakukan dengan baik, masyarakat pun mendukung, namun untuk kegiatan reaktif belum didakan. c. Menggunakan komunikasi efektif, Ditjen HKI menggunakan slogan Nikmati ciptaannya, Hargai penciptannya, lindungi HKInya pesan ini cukup efektif dan dapat dipahami oleh masyarakat. 3. Fase Taktik 1. Taktik interpersonal, sudah dilakukan meliputi seminar, workshop dan special event meskipun masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui kegiatan ini. 2. Taktik media organisasi, Humas dan Subbagian promosi sudah menerbitkan beberapa media seperti majalah HKI, Komik HKI namun belum menjangkau publiknya secara luas. 3. Taktik news media, dokumentasi foto and caption dilakukan oleh humas untuk dokumentasi website, newsrelease dibagikan kepada wartawan, media kit pada saat seminar, bisa dibilang bahwa publikasi yang dilakukan masih kurang luas dan intensif sehingga sering terlewatkan oleh khalayak sasaran. 4. Taktik advertising Ditjen HKI pernah mengadakan iklan di media TV seperti TVRI, Metro TV, dan TV One, pemberitaan di media surat kabar (Koran Bisnis Indonesia) tetapi belum cukup efektif untuk menyosialisasikan HKI sementara iklan di media TV sudah tidak diadakan lagi.
127 4. Implementasi rencana strategis, sejauh ini penetapan jadwal sosialisasi sudah cukup baik, kendala pada saat pelaksanaan sosialisasi sudah dapat diantisipasi dengan baik oleh Humas dan Subbagian promosi. 5. Fase riset evaluasi Evaluasi perencanaan strategi, metode yang digunakan adalah kuisioner disamping pengamatan terhadap pemberitaan di media juga menganalisa grafik pendaftaran HKI setiap tahunnya, metode ini dapat dikatakan belum efektif apalagi tidak adanya tim kusus untuk menangani evaluasi ini. 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk Ditjen HKI setelah melakukan penelitian melalui wawancara mendalam dengan narasumber kunci dan empat narasumber pembanding erkait dengan upaya Humas dan Subbagian Promosi Ditjen HKI dalam menyosialisasikan perlindungan Hak Kekayan Intelektual periode tahun 2011, yaitu : 5.2.1 Saran Akademis Penulis menyarankan bagi mahasiswa komunikasi yang ingin meneliti fenomena yang sama dengan penelitian ini untuk lebih melihat perbandingan tugas dan fungsi Humas dengan Subbag Promosi. Hal ini mengingat berdasarkan hasil wawancara dengan humas dan promosi yang peneliti lakukan terdapat kesamaan tugas dan peran terutama dalam hal sosialisasi sementara humas dan subbagian promosi tidak berada pada Divisi yang sama, dimana Humas berada pada Divisi Sekretariat sedangkan Promosi berada pada Divisi Kerjasama dan Promosi. Sehingga penelitian tersebut akan sangat membantu Humas dan
128 Subbagian Promosi agar nantinya bisa menjadi masukan untuk Ditjen HKI menempatkan Humas dan Promosi pada satu Divisi agar lebih mudah dalam pengurusan pembagian kerja dan sesuai teori kehumasan bahwa Promosi merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh Humas. 5.1.3 Saran Praktis 1) Pada tahap formative research yang dilakukan humas dalam menganalisas situasi belum maksimal, terlebih tidak adanya tim kusus untuk pelaksanaan tahap ini, untuk itu peneliti mengusulkan agar dibentuk tim management isu yang bertugas mencari dan mengelola isu dan situasi yang sedang marak atau bermunculan terutama yang mengenai HKI. 2) Pada Fase Taktik, untuk ke empat Taktik yang dilakukan oleh Humas dan Subbagian Promosi belum maksimal, dimana seharusnya taktik ini melibatkan banyak publik tetapi sejauh ini kegiatan yang diadakan untuk kelas menengah ke atas sehingga publik HKI atau masyarakat umum belum banyak yang mengetahui kegiatan ini, penyelenggaraan pameran HKI diperbanyak lagi, taktik media advertising belum maksimal, peneliti menyarankan untuk pengadaan iklan layanan masyarakat kembali, meskipun biayanya cukup besar tetapi taktik ini mudah diterima masyarakat. 3) Mengingat key person dalam menyampaikan pesan HKI (slogan HKI) meliputi internal Ditjen HKI, maka peneliti mengusulkan agar diadakanya pelatihan dan seminar kepada karyawan tentang pesan ini agar pemahaman
129 karyawan bertambah sehingga nantinya memudahkan penyampaian sosialisasi ke masyarakat umum. 4) Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber kunci diketahui bahwa SDM dalam subbag Humas dan Promosi masih belum maksimal dkarenakan background mereka kebanyakan bukan dari komunikasi, untuk itu peneliti mengusulkan adanya pelatihan lebih mendalam kepada staff humas dan promosi terutama tentang ilmu komunikasi dan kehumasan agar nantinya dalam menjalankan tugas tidak menemui kendala. 5) Fase Evaluasi, selama ini Ditjen HKI melakukan evaluasi dengan membagikan kuisioner dan berdasarkan pengamatan media, sementara metode ini belum dapat maksimal karena belum menjangkau ke publiknya secara umum apalagi tidak adanya tim untuk menangani evaluasi ini, peneliti mengusulkan agar dibentuknya tim kusus untuk mengevaluasi hasil sosialisasi setiap tahunnya agar didapat data yang lebih akurat.