RatnaDjamil, WiwiWinarti, Indah Yuniasari FakultasFarmasiUniversitasPancasila, Jakarta 12640,Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Fraksi n-butanol Taraxacum officinale, Asteraceae

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

ABSTRAK. Kata kunci : Flavonoid, fase n-butanol, Averrhoa bilimbi Linn, oxalidaceae, penapisan fitokimia, spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L)

Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Simplisia Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius, Poepp)

Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), Euphorbiaceae

Ratna Djamil, Wiwi Winarti, Nurul Istiqomah Fakultas farmasi universitas pancasila ABSTRAK

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Fraksi n-butanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) secara Spektrofotometri UV-Cahaya Tampak

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JENIS SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE BUTANOL DARI EKSTRAK METANOL DAUN DARUJU

Isolasi dan Identifikasi Jenis Senyawa Flavonoid dalam Fase n-butanol Daun Murbei (Morus alba L.) secara Spektrofotometri

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID PADA DAUN KATU (Sauropus androgynus (L.) Merr)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

UNIVERSITAS SETIA BUDI FAKULTAS FARMASI Program Studi S1 Farmasi Jl. Letjen. Sutoyo. Telp (0271) Surakarta 57127

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

TELAAH KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK N-HEKSANA DAUN KINA (Cinchona ledgeriana L)

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Afriani Kusumawati

UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF GOLONGAN SENYAWA ORGANIK DARI KULIT DAN KAYU BATANG TUMBUHAN Artocarpus dadah Miq.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

PERBANDINGAN SPEKTRUM KLT-DENSITOMETRI dari EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Rosc) dengan PELARUT ETANOL yang BERBEDA KONSENTRASINYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Julia Ratnawati, Yesi Desmiaty, Iin Inayati JURUSAN FARMASI UNJANI CIMAHI ABSTRAK

UJI PENDAHULUAN KANDUNGAN KIMIA BAHAN ALAM. Dikocok. H 2 SO 4 2 N 10 tts. Dikocok. Filtrat. Fase Air. Pereaksi Meyer. + Alkaloid Jika Terdapat Endapan

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN KEMBANG BULAN (TITHONIA DIVERSIFOLIA) DENGAN METODE PEREAKSI GESER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB IV PROSEDUR KERJA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Pemeriksaan dengan Kromatografi Lapis Tipis HASIL DAN PEMBAHASAN Pencirian Bahan Baku Separasi dengan Kromatografi Kilas

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI SENYAWA LUTEIN DARI DUA JENIS BUNGA KENIKIR LOKAL

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

Ros Sumarny, Ratna Djamil, Afrilia Indira S. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA rosaries15@yahoo.com ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

Transkripsi:

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK METANOL HERBA JOMBANG, Taraxacum officinale Wiggers. (ASTERACEAE) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Visibel RatnaDjamil, WiwiWinarti, Indah Yuniasari FakultasFarmasiUniversitasPancasila, Jakarta 12640,Indonesia ratnadj_ffup@yahoo.co.id ABSTRAK Herba jombang merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional antara lain untuk mengobati radang, kencing manis, kanker. Pada penelitian ini telah dilakukan identifikasi jenis senyawa flavonoid yang terdapat dalam ekstrak metanol herba jombang, Taraxacum officinale Wiggers. (Asteraceae) secara spektrofotometri ultraviolet-vis. Isolasi dilakukan dengan menggunakan kromatografi kertas preparatif, dengan fase diam air yang terikat pada selulosa dan fase gerak BAA (n-butanol-asam asetat glasial-air). Isolat yang diperoleh diidentifikasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak didapat hasil bahwa isolat NB-Ia diduga senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,7 oksigenasi pada 6 atau 8 dan isolat NB-III diduga senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,7 oksigenasi pada posisi 6 atau 8 serta gugus o-di OH pada cincin B. Kata kunci: Identifikasi, flavonoid, herbajombang, Taraxacum officinale Wiggers. PENDAHULUAN Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun demikian, penelitian sekaligus pengembangan tanaman obat Indonesia dirasakan belum maksimal. Sementara, di negara lain kini sedang gencar-gencarnya menggunakan pengobatan tradisional, dengan mencari upaya pengobatan melalui bahan-bahan yang tersedia dialam. Saat ini Indonesia mulai membuka mata atas potensi yang terkandung di dalamnya. Salah satu upayanya dengan memperkenalkan tanaman obat sebagai obat tradisional, selain menggunakan bahan ramuan dari tanaman tertentu yang mudah didapat disekitar lingkungan, juga resiko yang ditimbulkan lebih kecil. Tanamantanaman yang berkhasiat sebagai obat telah dipelajari secara ilmiah dan hasilnya mendukung

bahwa tanaman obat memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Herba jombang, merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Herba dari suku Asteraceae ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit antara lain untuk sakit maag, radang amandel, radang usus buntu, gondongan, abses payudara, radang kandung empedu, kencing manis, infeksi saluran kencing, tumor pada sistem pencernaan, kanker payudara, kanker paru-paru (1,2).Menurut data pustaka, herba jombang memiliki kandungan kimia seperti taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol, asparagin, vitamin (A, B 1, B 2, C, dan D), lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium, kalsium, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur, triterpen, dan flavonoid. Flavonoid adalah salah satu golongan fenol alam terbesar. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau dan merupakan metabolit sekunder yang menunjukkan berbagai khasiat farmakologi dan aktivitas biologik. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengisolasi senyawa flavonoid yang terdapat pada herba jombang. Penelitian yang dilakukan meliputi penapisan fitokimia, pembuatan ekstrak, partisi ekstrak, pemeriksaan pendahuluan ekstrak, isolasi senyawa flavonoid, dan identifikasi senyawa isolat dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak. BAHAN DAN METODE BAHAN Herba jombang, n-heksan, etil asetat, n-butanol, metanol, amonia 25%, kloroform, pereaksi Dragendorff, asam klorida (1:10 v/v), pereaksi Mayer, serbuk magnesium, asam klorida pekat, amil alkohol, asam klorida 2N, besi (III) klorida 1%, pereaksi Stiassny, natrium hidroksida 1N, eter, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, amonia 10%, asam asetat glasial, aquadest, kertas Whatman No. 3. METODE Penapisan Fitokimia Penapisan fitokimia senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, kuinon. steroid dan triterpenoid, kumarin, dan minyak atsiri.

Pemeriksaan Pendahuluan Senyawa Flavonoid Reaksi warna dilakukan terhadap fase n-butanol untuk memastikan ada atau tidaknya senyawa flavonoid dalam fase tersebut. 1. Reaksi Pew. Sejumlah 1 ml larutan dari fase n-butanol diuapkan sampai kering ditambahkan 1-2 ml etanol 95%, 400 mg serbuk zink dan 2 ml asam klorida 2N, lalu didiamkan selama 1 menit, kemudian ditambahkan 0,5 ml asam klorida p. adanya flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah intensif 2-5 menit. 2. Reaksi Shinoda. Sejumlah 1 ml larutan dari fase n-butanol diuapkan sampai kering. Sisa ditambahkan 1 ml etanol 95 %, 100 mg serbuk magnesium dan 0,5 ml asam klorida. Bila terbentuk warna merah jingga sampai warna merah ungu menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid. Bila berwarna kuning jingga menunjukkan adanya senyawa flavonoid golongan flavon, auron atau khalkon. 3. Reaksi Wilson-Taubock. Sejumlah 1 ml larutan fase n-butanol diuapkan sampai kering, lalu ditambahkan aseton, asam borat dan asam oksalat. Diuapkan hati-hati diatas tangas air. Sisa ditambahkan 10 ml eter, kemudian diamati dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 366 nm. Jika terlihat pendaran warna kuning intensif menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid. Kromatografi Kertas Pemeriksaan senyawa flavonoid dalam fase n-butanol dilakukan secara kromatografi kertas, menggunakan Whatman No.3 dengan fase gerak yang sesuai, diamati perubahan warna sebelum dan sesudah diuapi dengan ammonia. Isolasi Senyawa Flavonoid Isolasi senyawa flavonoid dilakukan secara kromatografi kertas preparatif. Pertama-tama fase n- butanol yang berupa ekstrak kental ditambahkan dengan metanol secukupnya. Kemudian ekstrak tersebut ditotolkan dengan arah memanjang seperti pita pada batas awal eluasi pada kertas Whatman No.3 sampai jenuh. Selanjutnya kertas preparatif dieluasi menggunakan fase gerak pertama yaitu BAA (n-butanol-asam asetat glasial-air dengan perbandingan 4:1:5), setelah batas eluasi kertas preparatif diangkat dan dikeringkan. Kemudian masing-masing pita yang terbentuk digunting menjadi potongan-potongan kecil dan diekstraksi dengan metanol. Sebelum

diidentifikasi dengan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak senyawa yang diidentifikasi haruslah berupa senyawa murni. Untuk memastikan bahwa pita-pita yang diperoleh sudah merupakan pita tunggal, maka pita-pita yang sudah dilarutkan dalam metanol kemudian ditotolkan kembali pada kertas whatman No.3 dan dieluasi dengan fase gerak kedua. jika pita sudah tunggal pita tersebut diambil, digunting kecil-kecil dan diekstraksi dengan metanol dan selanjutnya diidentifikasi secara spektrofotometri Ultraviolet-Cahaya tampak. Identifikasi Identifikasi golongan dan jenis senyawa flavonoid dilakukan menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak. Mula-mula isolat murni yang mengandung senyawa flavonoid dilarutkan dalam metanol pa kemudian dilihat spektrumnya menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak. Jika spektrumnya terlihat pada rentang 240-285 nm (pita II) dan 300-550 nm (pita I) maka isolat positif merupakan senyawa flavonoid dan selanjutnya dilakukan penambahan pereaksi geser seperti aluminium klorida, asam klorida, natrium hidroksida, natrium asetat dan asam borat lalu diamati pergeseran panjang gelombang maksimum sesudah dilakukan penambahan pereaksi geser. HASIL DAN DISKUSI Penapisan Fitokimia Pada penapisan fitokimia serbuk herba jombang menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin, tanin, kumarin, steroid/triterpenoid dan minyak atsiri. Reaksi Warna Hasil identifikasi senyawa flavonoid dengan reaksi warna menunjukkan hasil positif pada reaksi Shinoda dan Wilson-Taobock serta negatif pada Pew. Tabel 1.Hasil reaksi warna terhadap fase n-butanol untuk mengidentifikasi flavonoid Reaksiwarna Pengamatan HasilPercobaan Pew Tidak berwarna - Shinoda Kuning jingga + Wilson Taubock Kuning intensif +

Isolasi dengan Kromatografi Kertas Fase n-butanol yang sudah dilarutkan dengan metanol ditotolkan bentuk pita pada kertas Whatman No.3 kemudian dieluasi dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan n-butanol-asam asetat glasial-air (BAA) dengan perbandingan 4:1:5 diperoleh 9 pita selanjutnya kromatogram diberi uap ammoniadan diamati warna yang timbul sebelum dan sesudah diuapi ammonia menghasilkan Sembilan pita. Kesembilan pita yang diperoleh dipotong kecil-kecil, lalu diekstraksi dengan metanol, kemudian kesembilan isolat dieluasi kembali dengan fase gerak kedua yaitu asam asetat 15% memberikan hasil 9 pita yang telah tunggal. Identifikasi Isolat Isolat yang diperoleh dari hasil isolasi kemudian diidentifikasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak. Dari hasil spektrum ternyata yang memberikan panjang gelombang serapan maksimum disimpulkan bahwa isolat NB-Ia adalah senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,7 oksigenasi pada 6 atau 8 dan isolat NB-III adalah senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,7 oksigenasi pada 6 atau 8 serta gugus o-di OH pada cincin B. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap herba jombang Taraxacum officinale Wiggers. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada pemeriksaan kandungan senyawa metabolit sekunder serbuk herba jombang menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin, tanin, kumarin, steroid/triterpenoid dan minyak atsiri. 2.Berdasarkan hasil identifikasi spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak dalam fase n- butanol dari ekstrak methanol herba jombang bahwa isolat NB-Ia diduga senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,7 oksigenasi pada 6 atau 8 dan isolat NB-III diduga senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,7 oksigenasi pada posisi 6 atau 8 serta gugus o-di OH pada cincin B.

DAFTAR PUSTAKA 1. Dalimartha, S. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid II. Jakarta : Puspa Swara; 2003. hal. 96-102. 2. Markham KR. Cara Mengidentifikasi flavonoid. Diterjemahkan Padmawinata K. Bandung. ITB; 1988. hal. 1-27,38-53. 3. Harborne J.B. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Alih bahasa Padmawinata K, Soediro I, Terbitan II. Bandung: ITB. 1987. hal 1-15,21-7,69-76. 4. Gritter R.J., Bobbit J.M., Schwarting A.E. Pengantar Kromatografi. Terbitan II. Terjemahan Padmawinata K. Bandung: ITB; 1991. hal 6-8,157-8. 5. Perry LM. Medical plants of East and South East Asia. Cambridge, Massachussetts, London, England: The Mitt Press; 1980. hal. 99. 6. Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ, editors. Plant resources of South-East Asia 12. Medicinal and poisonous plant 1. Bogor, Bogor Indonesia; 1999. hal.475-9.