PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG Halimatus Sa diyah 1, Sofia Edriati 2, Lita Lovia 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat Diyahima49@gmail.com ABSTRACT This research is based on students' reasoning ability and low mathematical communication. This study was aims to know whether the students' reasoning and mathematical communication by applying cooperative learning model Think Talk Write type is better than the students' reasoning and mathematical communication with scientific learning. Research type is an experiment with random research design to subject. The population of the research is the students' of class VIII in one of SMPN Padang. The sample consists of two classes: experimental class and control class. The instrument used in this research is the ability of reasoning test and mathematical communication in the form of an essay. The data analysis technique used is one-tailed t'-test. Based on the data analysis, it is found that the students' mathematical reasoning and communicating ability by using cooperative model learning think talk write type is better than the students' mathematical reasoning and communicating ability by using scientific learning. Keywords: Ability of Mathematical Reasoning and Communicating, Cooperative Learning, Think Talk Write PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia, mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif, kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Matematika juga merupakan ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir siswa dan melatih kemampuan penalaran dalam memecahkan berbagai masalah kehidupan. Pola pikir tersebut dapat terbentuk dalam pembelajaran matematika apabila
setiap siswa mampu memahami matematika dengan baik. Kenyataan yang ditemukan, pada beberapa sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), hasil belajar siswa yang rendah masih menjadi permasalahan bagi pihak sekolah. Rendahnya hasil belajar merupakan salah satu faktor yang dapat menunjukkan bahwa kemampuan penguasaan siswa terhadap komponen kemampuan matematis masih relatif rendah. Dalam kegiatan pembelajaran siswa cenderung mempertahankan pendapat sendiri. Ketika guru melontarkan pertanyaan ke siswa, semua siswa ingin menjawab pertanyaan. Tapi tidak semua siswa yang mampu mempertanggungjawabkan jawaban tersebut. Sehingga menimbulkan keributan antar siswa dan suasana kelas tidak kondusif. Ini berarti model pembelajaran yang digunakan perlu dikembangkan lagi. Salah satu model pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dalam matematika diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif dalam matematika. Menurut Suyatno (2009:51) saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasisosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak cara yang dapat dilakukan dengan langkah yang berbeda-beda dalam berdiskusi salah satunya adalah dengan tipe Think Talk Write. Menurut Yamin dan Ansari (2009:84) suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa adalah strategi Think Talk Write. Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini melibatkan beberapa langkah menurut Shoimin (2014:119) yaitu: 1. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya. 2. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu,
peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan dalam bahasa sendiri 3. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa). 4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas yang diberikan. 5. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi. 6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini sebagai motivator dan fasilitator. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini, bisa membuat komunikasi matematis siswa menjadi lebih baik. Shadiq (2009:13) mengatakan komunikasi yaitu siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan. Kemudian juga dijelaskan penalaran yaitu siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write lebih baik daripada kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran scientific. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMPN kota Padang. Sampelnya terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, setelah
melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan ratarata. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Juli-2 Agustus 2017. Instrumen penelitian ini adalah tes akhir berupa soal esai yang mengandung indikator kemampuan penalaran dan komunikasi matematis. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji satu pihak dengan merujuk pada Sudjana (2005: 241). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh gambaran kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa kelas sampel seperti Tabel 1. Tabel 1. Analisis Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas S Sampel Eksperimen 8,61 2,02 7,10 2,17 Kontrol 7,74 9,76 4,06 0,29 Keterangan: rata-rata S = simpangan baku Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, untuk simpangan bakunya pada kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal ini berarti kemampuan siswa kelas eksperimen memiliki keragaman nilai yang kecil, sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata. Kelas sampel berdistribusi normal namun tidak homogen sehingga Pengujian hipotesis menggunakan uji satu pihak. Berdasarkan analisis diperoleh = 7,58 sedangkan = 1,70, karena > maka hipotesis yang diajukan diterima. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen terlihat bahwa siswa kelas ekperimen lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. Hal ini disebabkan karena siswa termotivasi dengan LKS yang diberikan guru dan di akhir pembelajaran guru memberikan reward kepada siswa yang aktif. Demikian juga dalam membaca dan melengkapi jawaban atau catatan kecil yang ada pada LKS (think) siswa terlihat antusias dan fokus dalam mengerjakan LKS. Berikut ini contoh jawaban atau catatan kecil yang dibuat siswa.
siswa membuat latihan. LKS dan latihan yang diberikan pada setiap pertemuan memuat indikator penalaran dan komunikasi matematis siswa. Berikut contoh latihan yang dibuat oleh siswa. Gambar 1. Contoh jawaban atau catatan kecil yang dibuat siswa Tahap berdiskusi (talk) siswa saling berinteraksi dan menerima pendapat teman dalam anggota kelompoknya. Siswa terlihat fokus dan tertib dalam diskusi. Selanjutnya siswa menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi (write) bersama kelompok mereka secara individu. Berikut ini contoh kesimpulan yang dibuat oleh siswa. Gambar 2. Contoh kesimpulan yang dibuat siswa Selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kesimpulan, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan. Setelah itu Gambar 3. Contoh Latihan yang Dikerjakan Siswa Tahap akhir penelitian ini diberikan tes pada kedua kelas sampel. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa pada kedua kelas sampel. Berdasarkan analisis data tes akhir diperoleh bahwa komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write lebih baik daripada komunikasi matematis siswa kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran scientific. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan
Diberty (2014) diperoleh kesimpulan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think talk write berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 14 Padang. Selanjutnya dalam penelitian Ainun, Ikhsan, Munzir (2015) diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa Madrasah Aliyah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write lebih baik daripada kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN kota Padang. DAFTAR PUSTAKA Ainun, Ikhsan, Munzir. (2015). Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Siswa Madrasah Aliyah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament. Jurnal Didaktik Matematika; Vol 2(1): 71-83. Diberty, Brama. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 14 Padang. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Yamin dan Ansari. (2009). Taktik mengembangkan kemampuan individual siswa. Jakarta: gaung persada press.