MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR METODE GRAVITASI

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. TEORI DASAR. kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 6): Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m 1 dan m 2.

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

PENGUKURAN GAYA BERAT DI G. BATUR PEBRUARI - MARET 2009

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

III. TEORI DASAR. Dasar dari metode gayaberat adalah hukum Newton tentang gayaberat dan teori

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

KOREKSI-KOREKSI KONVERSI HARGA BACAAN KOREKSI PASANG SURUT KOREKSI DRIFT

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPTENSI APLIKASI METODE GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

EKSPLORASI GAYA BERAT, oleh Muh Sarkowi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

PEMODELAN DINAMIKA MASSA RESERVOIR PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

Unnes Physics Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIC

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. 23 Juli 2012 Lutfia P.I.A

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Gravity Di Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju Malang Selatan

Studi Anomali Gayaberat Free Air di Kota Surabaya

Unnes Physics Journal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

GEODESI FISIS Isna Uswatun Khasanah

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendugaan Struktur Kantong Magma Gunungapi Kelud Berdasarkan Data Gravity Menggunakan Metode Ekivalen Titik Massa

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan 2½ Dimensi di Kawasan Gunungapi Kelud Berdasarkan Survei Gravitasi

Geodesi Fisis. Minggu II,III : Review Medan Gayaberat Bumi Metode Pengukuran Gayaberat. Isna Uswatun Khasanah

BAB III METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

STUDI POTENSI ENERGI GEOTHERMAL BLAWAN- IJEN, JAWA TIMUR BERDASARKAN METODE GRAVITY

Quantitative Interpretation of Gravity Anomaly Data in Geothermal Field Seulawah Agam, Aceh Besar

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

Identifikasi Zona Patahan di Sebelah Barat Gunung Api Seulawah Agam Berdasarkan Nilai Anomali Gravitasi

Survei Magnetotellurik dan Gaya Berat Daerah Panas Bumi Bittuang, Provinsi Sulawesi Selatan

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

Transkripsi:

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH 1. Tutik Annisa (H1E007005) 2. Desi Ari (H1E00700 ) 3. Fatwa Aji Kurniawan (H1E007015) 4. Eri Widianto (H1E007024) 5. Puzi Anigrahawati (H1E007029) PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2010 PENDAHULUAN Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumber daya alam tersebut memang menjadi kendala bagi kita untuk melakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik. Metode yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Metode Gravitasi (gayaberat). Metode gravitasi dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan rapat masa mineral dari daerah sekeliling (ρ =gram/cm 3 ). Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Pemisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan koreksi matematis atau koreksi geofisika. Pengambilan data dilakukan di permukaan bumi dengan menggunakan Gravitymeter yang memiliki ketelitian tinggi (mgal), sehingga kita tidak akan kesulitan untuk manganalisa anomali yang berukuran kecil. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap

titik observasi lainnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya. INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI Tahapan survei metode gravitasi dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pengukuran data, pengolahan data dan interpretasi. 1. Tahap Pengukuran Pengukuran dilakukan di lokasi gunung Batur yang bertempat di daerah Bali menggunakan Gravitymeter dan GPS. Data yang diperoleh dilapangan adalah posisi tempat pengukuran dalam lintang dan bujur (derajat, menit, detik) dan ketinggian tempat pengukuran (elevasi). 2. Pengolahan data Nilai percepatan gravitasi pada tiap titik pengamatan yang diperoleh dilapangan masih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bumi yang tidak bulat sepenuhnya, variasi elevasi, rapat massa dan kedudukan bumi terhadap tata surya terutama kedudukan bulan dan matahari yang menyebabkan pasang surut bumi. Untuk memperoleh harga gravitasi yang mengacu pada bidang ekuipotensial, maka harga pengamatan perlu direduksi atau dikoreksi. Koreksi yang harus dilakukan terhadap harga gravitasi pengamatan meliputi koreksi drift, koreksi udara bebas, koreksi lintang, koreksi ketinggian, koreksi Bouguer, koreksi topografi dan koreksi pasang surut.

1. Konversi Pembacaan Gravitymeter Hasil pembacaan alat di lapangan merupakan angka-angka yang tidak berdimensi, sehingga harus dikonversi ke dalam mgal. Di dalam mengkonversi mgal masing - masing alat mempunyai konversi sendiri-sendiri. 2. Koreksi-koreksi Koreksi-koreksi yang dilakukan dalam pengolahan data metode gravitasi sebagai berikut: a. Koreksi Apungan (Drift Correction) Koreksi ini diperlukan untuk menghasilkan kesalahan penyimpangan harga medan gravitasi akibat pengaruh goncangan. Gaya pegas yang melemah selama transportasi menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Pergeseran pembacaan titik nol ini disebut drift. b. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction) Koreksi pasang surut digunakan untuk menghilangkan efek gaya gravitasi benda-benda diluar bumi, misalnya efek bulan dan matahari. Efek gaya gravitasi bulan dan matahari menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi dipermukaan bumi secara periodik. Koreksi pasang surut tergantung dari kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. c. Koreksi Lintang (Latitude Correction) Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi medan gravitasi disetiap lintang geografis karena nilai medan gravitasi disetiap tempat berbeda, hal ini akibat dari gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoid bumi. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gravitasi. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gravitasi observasi dengan medan gravitasi teoritis (gravitasi normal). d. Koreksi udara bebas (Free-Air Correction)

Koreksi udara bebas diperlukan untuk menghilangkan efek pengurangan harga medan gravitasi terhadap ketinggian dari suatu bidang datar, tanpa memperhatikan efek massa batuan. Setelah dilakukan koreksi udara bebas, akan diperoleh anomali udara bebas ditopografi. e. Koreksi Bouguer ( Bouguer Correction ) Koreksi Bouguer dilakukan untuk memperhitungkan efek massa batuan diantara titik pengamatan dengan bidang datum yaitu dengan menganggap lapisan batuan yang mempengaruhi mempunyai rapat massa seragam dan melebar sampai tak hingga. Dengan mengambil permukaan laut rata-rata sebagai bidang acuan, maka harga koreksi bouguer harus dikurangkan terhadap harga pengamatan untuk titik pengamatan yang berada diatas datum. Pendekatan untuk menghitung koreksi Bouguer adalah dengan mengasumsikan bahwa massa diantara datum dan titik amat dianggap massa silinder datar dengan radius tak berhingga, dengan ketebalan sama dan jarak vertikal antara titik amat, datum dan rapat massa disekitar titik amat adalah konstan.

Gambar 1. Anomali Bouguer Sederhana f. Koreksi medan (Terrain Correction) Koreksi medan diakibatkan karena adanya efek massa disekitar titik pengamatan,misalnya gunung, gedung, lembah dan lain-lain yang menyebabkan berkurangnya tarikan ke bawah ( gravitasi ). Koreksi medan untuk titik amat adalah jumlah seluruh koreksi disetiap zona dan sektor. Anomali Bouguer sederhana yang telah dikoreksi dengan koreksi medan disebut anomali Bouguer lengkap. g. Pemisahan anomali Residual Regional Pemisahan anomali residual dan regional dapat menggunakan dengan beberapa metode antara lain metode pencocokan permukaan (surface fitting), metode grafis dari Griffin, second derivate, filter frequency. 3. INTERPRETASI

Pemodelan merupakan hal yang penting dalam analisa data gravitasi, dengan model dapat diperkirakan konfigurasi benda penyebab anomali. Khususnya dalam model dua dimensi pemilihan arah penampang merupakan sesuatu yang penting. Dari peta anomali Bouguer yang mempunyai pola kontur memanjang relatif dalam satu arah, benda anomalinya dapat didekati dengan menggunakan pola kontur tersebut. Gambar 2.Anomali Bouguer Lengkap

Gambar 3.Anomali Bouguer di Topografi Gambar 3 merupakan anomali Bouguer lengkap di topografi yang memperlihatkan pembelokan dan pengkutuban anomali dibeberapa tempat. Kondisi demikian mengindikasikan adanya SESUATU disekitar lokasi penyelidikan. Setelah diketahui ada sesuatu disekitar lokasi penyelidikan maka tahap selanjutnya adalah melakukan pemisahan anomali Bouguer dari kecenderungan regionalnya (struktur dalam/regional), sehingga nantinya akan diperoleh medan anomali gravitasi residual (struktur dangkal ) daerah penyelidikan.

Gambar 4. Anomali Regional Gambar 4 merupakan kontur anomali regional mencerminkan adanya pengaruh struktur geologi regional yang melandasi batuan diatasnya pada kedalaman tertentu yang mengalami suatu proses kejadian setiap tingkatan ordenya. Gambar di atas mempelihatkan pola liniasi medan anomali gravitasi regional yang berarah hampir barat laut- timur laut dan nilai anomali cenderung mengecil ke arah tenggara dan timur.

Gambar 5. Anomali Residual Gambar 5 merupakan kontur anomali residual merupakan pemisahan antara anomali Bouguer dengan anomali regional yang mencerminkan bentuk struktur geologi lokal/dangkal. Anomali residual ini masih ada pengaruh dari anomali regional karena pada anomali regional penyebaran anomalinya hampir merata.

KESIMPULAN Survei geofisika dengan metode gravitasi dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan rapat masa mineral dari daerah sekeliling (ρ =gram/cm 3 ). Ada 3 tahap dalam metode geofisika yaitu tahap pengukuran/pengambilan data, pengolahan data dan interpretasi. Interpretasi merupakan hal yang penting dalam analisa data gravitasi, dengan model dapat diperkirakan konfigurasi benda penyebab anomali.